Anda di halaman 1dari 15

Nama : Muhammad rezky

Nim :-

Prodi : PJKR 1 ( satu )

Mata kuliah : pisikologi pendidikan

Pengarang. : Edy Susanto s.kom


Jumlah halaman : 168
Katagori : buku aja

1. Pengertian  Psikologi
Menurut arti kata-katanya maka psikologi maka psikologi sering di
terjeahkan menjadi ilmu jiwa . Yakni dari kata psyche  yang berarti jiwa, roh,
dan logos  yang berarti ilmu. Sebernya tersebut kurang tepat, karena bertitik
tolak dari pandangan dualiame manusia, yang menganggap bahwa manusia
itu terdiri dari dua bagian jasmani dan rohani.
Dengan singkat dapat dapat kita katakan bahwa psikologi ialah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia , tingkah laku disini di artikan secara luas
ialah segala kegiata, tindakan perbuatan manusia yang maupun yang tidak
kelihatan,yang disadari maupun tidak disadarinya. Termasuk di dalamnya:
cara berbicara, berjalan, berpikir/atau mengambil keputusan, cara ia
mengambil sesuatu, caranya beraksi terhadap segala sesuatu yang datang
dari luar dirinya, maupnun dari dalam dirinya.
2.     Obyek Psikologi Dan Macam-Macamnya
 a.     Obyek Material Yakni yang di pandang dengan keseluruhan. Adapun
obyek material dari psikologi ialah manusia, disamping menjadi obyek
psikologi  juga bagian obyek bagi ilmu-ilmu yang
lain.seperti, sosiologi, antropologi,sejarah, biologi, ilmu kedokteran, ilmu
hukum, ilmu mendidik, semuanya obyenya adalah manusia.
b.     Obyak Formal
      Jika di pandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam
penyelidikan psikologi itu.  Dalam hal ini maka  obyek formal psikogi adalah
berbeda-beda menurut perubahan zaman dan dan pandangan para ahli
masing-masing. Pada zaman yunani sampai dengan abad pertengahanyang
menjadi obyek formalny ialah hakekat jiw.  Kemudian pada masa Descartes
obyek psikologi itu ialah gejala-gejala kesadaran .
Secara agak sistamatis macam-macam psikologi itu dapat kita susun
sebagai berikut:
1)    Psikologi matafisika,  yang menyelidiki hakekat jiwa seperti yang di lakukan
oleh plato dan aristetoles.
2)    Psikologi empiri,  yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku
manusia dengan menggunakan pengamatan (observasi).
Psikologi empiri dapat dibagi lagi dengan dua bagian antara lain:
 Psikologi  umum, yang menyelidiki /mempelajari gejala-gejala kejiwaan
manusia pada umumnya.
 Psikologi khusus, yang menyelidiki  gejala-gejala kejiwaan manusia
menurut aspek-aspek tertentu sesuai dengan pandangan serta
tujuaannya.
3.     Hubungan Psikologi Dengan Ilmu-Ilmu Lainya
a)    Psikologi dan Antropologi
      Secara etimologis, antropologi berarti tentang manusia, antropologi
sebagai ilmu yang masih muda yang mempunyai perhatian terhadap semua
cabang pengatahuan yang berhubungan dengan manusia.
b)    Psikologo dan Sosiologi
      Pra ahli psikologi terutama memusatkan perhatian kepada tingkah laku
kelompok. Ia mempelajari pengaruh-pengaruh kelompok terhadap individu-
individu yang termasuk kedalam kelompok itu.masalah-masalah yang
diselidiki oleh sosiologi antara lain masalah-masalah kejahatan,
kenakalan/kejahatan anak-anak, percerai/talak, perkembangan atau
perubahan sifat-sifat keluarga dan sebagainya.
c)     Psikologo dan Fisiologi
      Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi berbagai organ yang
ada dalam tubuh manusia (seperti : fungsi perut dan hati, limpa dan empedu)
dan berbagai sistem peredaran (seperti peredaran darah,makanan,
pengeluaran  sisa-sisa pembakaran dan sebagainya). Juga mempelajari
bagaimana organ-organ dan sistem-sistem peredaran itu bisa berinteraksi
satu sama lain.
4.     Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
     Mengingat bahwa psiklologi pendidikan merupakan ilmu yang
memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-
teknik psikologi kedalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi
pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan
pendidikan.
     Yang merupakan ruang lingkup psikologi  pendidikan, antara lain:
1)    Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang
perpengaruh  terhadap belajar
2)    Sifat-sifat dari proses belajar
3)    Hubungan dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
4)    Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam
kecepatan dan keterbatasan belajar
5)    Perubahan-perubahan jiwa (inner Changes) yang terjdi selama dalam belajar.
6)    Hubungan antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar.
7)    Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.
8)    Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan
Pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap individu.
9)    Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal sekolah.
terhadap sikap para sisiwa.

BAB II
PEMBAWAAN, KETURUNAN DAN LINGKUNGAN

1.     Soal Pembawaan Dan Lingkungan


Soal pembawaan ini adalah soal yang btidak mudah dan
dengan  demikian memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit.
Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli bologo, ahli psikologi,  dan
lain-lain pemikiran dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan
perkembangan manusia itutergantung pada pembawaan ataukah pada
lingkungan.
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu disini di
kemukakan adanya beberapa pendapat:
a.     Aliran Nativisme

Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah


di tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang
telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil
perkembangannya. Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah
sifat-sifat pembawaannya.
b.     Aliran Empirisme
Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi
manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh
pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Pendapat
kaum  empiris ini terkenal dengan nama optimisme paedagogis.
c.      Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William
Strem.  Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan  kedua-daunya
menentukan perkembangan manusi.dalam aliran yang menganut aliran
konvergansi itu sendiri masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang dalam
hukum konverginsi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan dari
pada pengaruh lingkungan.
2.     Pembawaan Dan Keturunan
a.     Keturunan
Kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seseorang  anak
adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri  tersebut diwariskan atau
diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain.
Banak para ahli yang berusuha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia
yang berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu
masih belum dapat dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun beberapa faktor
yang menyulitkan pelaksanaan penyelidikan tersebut dengan baik,antara lain :
 Pada manusia tidak dapat di lakukan persilangan (kruising) mrnurut
rencana tertentu umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat
berlainan asalnya seperti yang dapat dilakukan terhadap binatang atau
tumbuhan-tumbuhan.
 Masa perkembangan manusia yhang sangat lama, sehingga
mengakibatkan sifat-sifat yang ada yang terjadi karena keturunan dapat
tersembunyi dengan lamanya, sebelum sifat-sifat itu menampakkan diri
pada suatu individu yang tertentu.
 Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si penyelidik
tdak akan mungkin akan mengdakan pengamatan-pengamatan terhadap
lebih dari satu kerturunan.
 Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan hanyan
sedikit sekali).
b.     Pembawaan
  Agar lebih jelas lagi pengartian kita tentang turunan dan bagaimana
hubungannya atau adakah perbedaannya antara turunan dan pembawaan,
marilah kita ikuti uraian yang berikut.
       Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapatlah kiranya kita mengatakan :”
pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang
dapat suatu individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar
dapat diwajutkan (direalisasikan)
       Hanya dengan memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability). Bentuk
wataknya dan tingkah laku sesuatu individu sajalah kita dapat mengambil
kesimpulan tentang sesuatu pembawaan yang tentu ada pada individu itu.
  Struktur Pembawaan
       Sifat-sifat pembawaan atau kesanggupan-kesanggupan yang termasuk
dalam struktur pembawaan  itu tidak semuanya dapat berkembang atau
menunjukkan diri dalam perwujudannya. Lalent atau tersembunyi ; jadi tetap
tinggal sebagai kemungkinan saja, yang tidak mewujudkan diri.
       Adapun yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat pembawaan itu
sehingga menjadi wujud (actual ability) atau tetap tinggal terpendannya
suatu sifat pembawaan (potensial ability), ialah faktor-faktor dari luar
(umpamanya karena mendapat kesempatan atau ltihan atau pengajaran
yang cukup) maupun faktor-faktor dari dalam (umpamanya konstitusi badan
yang demikian rupa sehingga tidak memungkinkan perkembangannya sifat-
sifat pembawaannya itu).
 Pembawaan Dan Keturunan
       Dimuka telah ai katakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan
yang terkandung dalam sel benih yang akan berkembang mencapai sebagai
perwujudannya.
       Pembawaan ( yang dibawa si anak sejak lahirnya) adalah potensi-potensi
yang aktif dan paasif, yang akan terus berkembang mencapai
perwujudannya.
       Jadi kesimpulannya ialah ; semua yang dibawa oleh si anak sejak lahir
adalah diterima kerena kelahirannya, jadi adalah mamang pembawaan.
Tetapi pembawaan itu  tdaklah semuanya diperoleh  karena keturunan.
Sebaliknya, semuanya yang diperoleh karena keturunan adalah dapat
dikatakan pembawaan, atau lebih tepat lagi pembawaan keturunan.  
    
 Pembawaan Dan Bakat
       Seenarnya kedua istilah itu pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang
sama maksudnya, umumnya dalam buku-buku psikologi kita dapati kedua
istilah itu sejajar, sama-sama dipakai untuk satu pengertian yaitu pembawaan
(aanleg). Untuk menggantikan kata aanleg kauda istilah tersebut dapat
ddigunakan sama-sama dengan maksud yang sama pula.
       Titik berat  perrbedaannya terletak pada luas pengertiannya; yang satu
mengandung pengertian yang lebih luas dari pada yang lain.
3.     Beberapa Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan
  a.     Perlu pula kiranya disini kita singgung sedikit beberapa macam
pembawaan, antara lain:
 Pembawaan Jenis
 Pembawaan Ras
 Pembawaan Jenis Kelamin
 Pembawaan Perseorangan
     Daya pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai-
nilai atau benda-benda yang perfaedah bagi organisme(jasad).
b. dorongan nafsu egois
      nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan
kepada diri sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan
tanggung jawab. Hidup dorongan nafsu egois ini berhasrat mempertinggi aku,
artinya tertuju kepada perkembangan dan kesempurnaan diri.
c. dorongan nafsu social
      hidup dorongan nafsu social, mendorong manusia berkumpul dan
mengadakan kontak dengan manusia lain berupa persahabatan, perkawinan
dan sebagainya yang memungkinkan hidup masyarakat.
d.       Dorongan Nafsu Super Social
     Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk yang lain. Dorongan
nafsu diarahkan kepada penghayatan atas perhubungan dengan yang
Mayakuasa, sebagai asal mula yang ada.
  2. Daya-Daya/Alat-Alat Interaksi Manusia Dengan Dunia Luar
a.     Pengamatan
     Suatu daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar melalui/dengan
menggunakan alat dria.seperti : melihat,mendengar, mencium, meraba
sesuatu dan sebagainya.pengamatan merupakan dasar bagi setiap
pengalaman dan pengatahuan seseorang.
b.     Ingatan
     Kesan-kesan yang tertinggal dari pengamatan di dalam diri manusia yang
berupa tanggapan-tanggapan maupun pengartian itu disimpan sewaktu-
sewaktu dikeluarkan lagi. Daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kesa-
kesan itu disebut daya ingatan.
c.      Fantasi
     Daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan
yang baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada.
     Ada dua pendapat yang bertentangan terhadap perkembangan dan
gunanya Fantasi itu bagi mannusia;
     Montesori,  berpendapat bahwa fantasi itu tidak baik dikembangkan pada
diri anak-anak karena pendapatnya melatih fantasi pada anak-anak itu berarti
mengajar berdusta. Akan tetapi Frobel  yang juga sebagai ahli didik (jerman)
yang mendirikan taman kanak-kanak (Kindergaten) berpendapat yang
sebaliknya. Menurut Frobel fantasi itu perlu dan penting sekali dikembangkan
pada diri anak.
d.     Perasaan
     Persaan adalah gema pisikis yang biasanya selalu menyertai setiap
pengalaman dan daya psikis yang lain.
Jenis-jenis perasaan, antara lain ;
1.     Perasan Intelek  ialah perasasn yang kita haayati bila kita memeperoleh
pengetahuan tenteng sesuatu.
2.     Perasaan Estetis(Keindahan ) ialah persaan yang kita hayati diwaktu kita
berpendapat bahwa sesuatu itu bagus atau jelek, indah atau tidak.
3.     Persaan Etis(Kesusilaan)  ialah persaan yang kita hayati diwaktu menilai
sesuatu itu baik atau buruk, dalam arti susila.
4.     Persaan Social(Kemasyarakatan)  ialah perasaan yang menyertai pendapat
seseorang tentang orang lain dan pengalaman-pengalaman dengan orang
lain.
5.     Perasaan Relegius (Keagamaan),  ialah persaan yang kita hayati diwaktu kita
merasa diri bersatu dengan alam semasta sedang menghadap kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa seperti pada waktu kita bersembahyang.
6.     Perasaan Harga Diri , ialah perasaan yang kita hayati di waktu menilai tinggi
rendahnya diri kita terhadap orang lain di dalam pergaulan sehari-hari.

BAB III
BERFIKIR

1.     Pengertian Berfikir
       Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan
penemuan yang terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan
pemahaman atau pengertian yang kita kehendaki.
2.     Bahasa Dan Berfikir
     Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang
membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena mempunyai
bahasa, hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah seperti  bahasa yang dimiliki
manusia. Bahasa hewan adalah bahasa instink  yang tidak perlu dipelajari dan
di ajarkan. Bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari
dan di ajarkan.
     Bahasa adalah alat yang terpenting bagi berfikir.  Tanpa bahasa manusia
tidak dapat berfikir. Karena erat hubungannya antara bahasa dan berfikir itu,
Plato pernah mengatakan dalam bukunya Sophistes “ berbicara itu berfikir
yang keras ( terdengar ), dan berfikir itu adalah “ berbicara batin”.

3.     Pendapat Beberapa Aliran Psikologi Tentang Berfikir


a.     Psikologi Asosiasi,  berpebdapat bahwa dalam aam kejiwaan yang
penting ialah terjadinya, tersimpannya dan bekerjanya tanggapan-taggapan.
Keaktifan pribadi manusia  itu sendiri diabaikan karma menurut pendapat
inilah yang kemudian menimbulkan pendidikan dan pengajaran yang
bersifat Intelektualistis  dan Verbalistis.
b.     Aliran Behaviorisme,  berpendapat bahwa berfikar adalah gerakan-
gerakan reaksi yang dilakukan oleh urat sharaf dan otot-otot bicara seperti
halnya bila kita mengucapkan buah pikiran. Jadi menurut behaviorisme
berpikir adalah tidak lain adalah berbicara
c.      Psikologa Gestalt,  memandang psikolodi gestalt berpendapat bahwa
proses berpikir sepeti proses gejala-gejala psikis yang lain merupakan suatu
kebetulan psikologi gestalt itu memandang berpikir merupakan ke aktifan
psikis yang abstrak, yang prosesnya tidak kita amati dengan alat indra kita.
4.     Beberapa Macam Berfikir
a.     berpikir induktif: ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari
khusus menuju ke umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu
dari berbagai fenomena contoh sebagai penjelasan: seseorang ahli psikologi
mengadakan pendidikan dengan observasi. Bayi A setelah dilahirkan segera
menangis, bayi B juga begitu dan seterusnya.
b.     Berpikir deduktif: ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke
khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori maupun
prinsip atupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum.
Contoh sebagai penjelasan: 1. manusia semua akan mati(kesimpulan umum)
jamilah adalah manusia (kesimpulan khusus)jamilah akan mati(kesimpulan
deduksi).
c.      Berpikir analogis: ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau
memperbandingkan fenomena –fenomena yang biasa atau yang pernah di
alami. Contoh: setiap hari kira-kira jam 11.00 udara di atas kota bogor
keliatan berawan tebal dan tidak lama sesudah itu hujan lebat di sore hari.
5.     Hasil-Hasil Penyelidikan Berfikir
a.     oswald kulpe: mendapatakan kesimpulan sebagai berikut
 Bahwa di dalam diri manusia terdapat adanya gejala-gejala psikis
yang tidak dapat digunakan.
 Bahwa pada waktu berpikir aku atau pribadi orang itu memang
peranan yang
 Bahwa berpikir itu mempunyai arah tujuan yang tertentu(determine
rende tendens). Arah tujuan berpikir itu di tentukan atau dipengaruhi
oleh soal atau masalah yang harus di pecahkannyan.
b.     Frohn dan kawan-kawanya: berpikir ialah bekerja dengan unsur-unsur
yang abstrak dan bergerak ke arh yang ditentukan oleh soal atau masalah
yang dihadapi.
c.      Otto  Selz dn Willwoll : Selz  tanggapan-tanggapan konkrit tidak
mempunyai pengaruh sama sekali atau hanya sedikit sekali pengaruhnya
dalam proses berpikir.
  Willwoll  bahwa tanggapa-tanggapan konkrit dapat menunggu jalannya
berpikir.
       Pendapat  atau kesimpulan lain dari Selz Dan Willwoll  yang terpenting bagi
kita ialah :Berfikir adalah soal kecakapan yang menggunakan metode-metode
(cara-cara) menyelesaikan masalah yang dihadapi.

BAB IV
INTELIJENSI

1.     Pengertian Intelijensi
Intelijensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelinjensi ialah
kesanggupan untukmenyesuaikan diri pada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat yang berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
Daribatasan yang di kemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa :
a.     intelijensi itu ialah factor total. Berbagai macam daya jiwa erat
bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,perhatian, minat dan
sebagainya turut mempengaruhi intelijensi seseorang).
b.     Kita hanya dapat mengatahui intelijensi, dari tingkah laku atau perbuatanya
yang tampak. Intelijensi hanyan dapat kita ketahui dengan cara tidak tidak
langsung, melalui “kelakuan intelijensinya”.
c.      Bagi suatu perbuatan intelijensi bukan hanya kemampuan yang dibawa
sejaklahir sajayang penting. Foktor-faktor dan pendidikan pan memang
peranan.
d.     Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan
tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara
untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.

2.     Ciri-Ciri Intelijensi
 Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang
baru yang bersangkutan.
 Perbuatan intelijensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis.
 Masalah yang dihadapi, harus mengandung tingkat kesulitan bagiyang
bersangkutan.
 Keterangan pemecahannya  harus dapat diterima oleh masyarakat.
 Dalam berbua tintelijensi sering kali menggunakan daya
mengabstraksi.
 Perbuatan intelijensi bercirikan kecepatan
 Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan
yang mengganggu jalannya pemecahan masalah yang sedang di
hadapi.

3.     Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelijrnsi Seseorang


a.     Pembawaan :  pembawaan ditantukan oleh sifat-sifat dan cirri yang dibwa
sejaksejaklahir.
b.     Kematangan : tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Tiap orang (fisik maupan psikis) dapat dikatakan
telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing.
c.      Pembentukan : pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri
seseorang yang mempengaruhi intelijensi.
d.     Minat pembawaanyang khas : minat mengarahkan perbuatan kepada suatu
tujuan dan merupakan pendorong bagi perbuatan itu.
e.      Kebebasan : kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memyang milih
metode-metode yang tertentu dalammemecahkan masala-masalah.
Semua faktor tersebut diatasbersangkut paut sama lain. Untuk
menentukan intelijensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat hanya
berpedoman kepada salah satu faktor tersebut di atas. Intelejensi adalah
fator total.keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan
intelejensi seseorang.
4.     Tes Intelijensi
Tes biner simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang
telah dikelompokkan menurut umur(untuk anak-anak umur 3-5tahun)
pertanyaan –prtanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang
tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah. Seperti:
a.     mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
b.     mengulang dereatan angka-angka
c.      memperbandingkan berat timbangan
d.     menceritakan isi gambar-gambar
e.      menyebutkan nama bermacam-macam warna
f.       menyebut nama harga mata uang

5.     Hasil-Hasil Penyelidikan Intelijensi


Dari hasil penyelidikan intelenjensi yang dilakukan oleh para ahli
psikologi, didapat beberapa kesimpulan yang sangat penting bagi pendidikan
dan pengajaran.
a.     Mungkin ada benarnya pendapat yang mengatakan intelenjensi itu
bergantung kepda dasar dan keturunann(hereditas).
b.     Tercapai atau tidaknya batas kecerdasan atau kemampuan pikiran
seseorang dipengaruhi pula oleh factor-faktor dari luar.
c.      Adanya kekeutan tumbuhan dari dalam itu harus kita akui, tiap-tiap anak
mengalami perkembangan dalam pertumbuhan intelejensinya.
d.     Mendapatkan sendiri suatu paham yang baru adalah jauh lebih sukar dari
pada pemahaman pandapat-pendapat orang lain yang sudah ada. Dengan
kata lain: pada umumnya manusia lebih banyak dan mudah menggunakan
intelejensi eksekutif(kemempuan mengikuti pikiran orang lain) dari pada
intelijensi kreatif atau itelijensi inventifnya.

6.     Bagaimana Hubungan Intelijensidengan Kehidupan Seseorang


Intelijensi bukanlah satu-satunya faktor yan g menentukan sukses
tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi factor yang lainnya.
Faktor Kesehatan  dan ada tadaknya Kesempatan , tidakdapat kita
abaikan. Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelijensinya tinggi dapat
gagaldalam usaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian
pula meskipun cerdas jika ada kesempatan mengembangkan dirinya dapat
gagal pula.
Watak  (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan.
Banyakdi antara orang-orang yang sebenarnya memiliki intelijensi yang cukup
tinggi, tetapi tidak mendapat kemajuan dalam kehidupan. Ini di bedakan
kerena kurang mampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam masyarakat,
atau kurang memiliki cita-citayang tinggi, sehingga tidak/kurang adanya
usaha untukmencapainya.
Sebagai kesimpulan dapat kita katakan: kecerdasan atau intelijensi
seseorang memberi kemungkinan bergerak dan berkambang dalambidang
tertentu dalam kehidupannya. Sampai di mana kemungkinan tadi dapat
direalisasikan, tergantung pulapada kehendak dan pribadi serta kesempatan
yang ada.

BAB V
MOTIVASI

1. Pengertian Motivasi
     Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan,
pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti
mendorong menyebapkan dan merangsang.
     Perkataan motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan
aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.
 2. Macam-Macam Motivasi
     Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas du
sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri
yang di sebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar
seseorang yang disebut ”motivasi ekstrinsik”
     1. Motivasi intrisik
     Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidakprlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu  sudah ada dorongan untuk melekukan sesuatu..
     2. Motivasi ekstrinsik
     Motivasi ekstrisik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic.  Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik
menempatkan tujuan belajarnya diluar factor-faktor situasi belajar. Anakdidik
belajar karena ingin mencapai tujuan yang terlatak di luar hal yang
dipelajarinya misalnya, untuk mencapai angka
tinggi,diploma,gelar,kehormatan,dan sebagainya.
    
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar

4. FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR


         Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya
dorongan untuk belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar
Pengaruh alam sekitar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
mempunyai arti yang penting. Sekalipun cara bekerjanya tidak dengan
kehendak, kesadaran dan tidak teratur. Oleh karena itu disebut fungsional
bagi masyarakat. Pendidikan tensional, artinya pengaruh yang diadakan
dengan sengaja, oleh orang dewasa kepada anak, supaya dengan
pertolongan itu anak dapat mencapai tujuan pendidikan.
:

5.      BENTUK- BENTUK MOTIVASI DALAM BELAJAR

Disampin itu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan


pencapaian Penerapan tugas sebagai salah satu bentuk/cara untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa tentu dibutuhkan kehandalan guru
sebagai penggerak untuk bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk
melakukan tugas-tugas yang diberikan yaitu

1. Memberi angka.
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak
siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat
kuat.
2. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
3. Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual
maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.
4. Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting.
5. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang
positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
6.      Hukuman
Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.

BAB VI
BELAJAR

1.     Pengertian Minat
Secara  bahasa  minat  berarti  “kecenderungan  hati  yang  tinggi
terhadap sesuatu.” Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Minat juga
dapat diartikan sebagai  suatu tanda kematangan dan kesiapan seseorang
untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya bersifat subyektif
karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat
disebabkan oleh keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali hubungannya
dengan perasaan suka atau  tidak suka, tertarik atau tidak tertarik,
senang  atau tidak senang.
2.     Pengertian Sikap
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai
perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain.
Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak
sukanya seseorang pada sesuatu.
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan
dalam tiga model, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon
afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu
pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud
seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif
terhadap suatu objek. Kebanyakan individu berperilaku dari hasil belajar
sosial dari lingkungannya.

3.     Pengertian Belajar
Belajar  adalah  mereaksi  terhadap  semua  situasi  yang  ada  di  sekit
ar individu.  Belajar  adalah  proses  yang  diarahkan  kepada  tujuan,  proses
berbuat  melalui  berbagai  pengalaman.  Belajar  adalah  proses  melihat,
mengamati, memahami sesuatu.”
Dari  pengertian  belajar  yang  telah  dikemukakan  di
atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  belajar  adalah  suatu
perubahan  tingkah  laku  individu  dari  hasil  pengalaman  dan  latihan.
Perubahan  tingkah  laku  tersebut,  baik  dalam  aspek  pengetahuannya
(kognitif), keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif). 

A.   Tehnik Membangkitkan Minat dan Sikap dalam Belajar


1.  Perhatian
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik,
dan hal  ini akan berpengaruh pula  terhadap minat dan sikap siswa dalam
belajar. Perhatian  dapat berpengaruh banyak atau sedikit untuk
kesadaran  seorang siswa yang  menyertai  sesuatu  aktivitas  yang dilakukan.
Perhatian
adalah  pemusatan  tenaga  atau  kekuatan  jiwa  tertentu  kepada  suatu
obyek,  atau  pendayagunaan  kesadaran  minat dan sikap
untuk  menyertai  suatu aktivitas.
2.  Perasaan
Unsur  yang  tak  kalah  pentingnya  adalah  perasaan  dari  anak
didik  terhadap  pelajaran  yang  diajarkan  oleh  gurunya.  Perasaan
didefinisikan  “sebagai  gejala  psikis  yang  bersifat  subjektif  yang
umumnya  berhubungan  dengan  gejala-gejala mengenal  dan  dialami dalam
kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.”
Tiap  aktivitas  dan  pengalaman  yang  dilakukan  akan  selalu diliputi
oleh  suatu perasaan, baik perasaan  senang maupun perasaan
tidak  senang.  Perasaan  umumnya 
bersangkutan  dengan  fungsi
mengenal  artinya  perasaan  dapat  timbul  karena  mengamati,  menganggap,
mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu. 
3.  Motifasi
Kata  motifasi diartikan  sebagai  daya  upaya  yang  mendorong
seseorang untuk melakukan  sesuatu. Motifasi dapat dikatakan “sebagai
daya  penggerak  dari  dalam  dan  di  dalam  subyek  untuk melakukan
kreativitas tertentu   demi mencapai suatu  tujuan.” Motifasi adalah keadaan
dalam pribadi orang yang mendorong  individu  untuk  melakukan  aktivitas-
aktivitas  tertentu guna mencari suatu tujuan.”
karena  itu  guru  harus  bisa  membangkitkan  minat  anak  didik.
Sehingga  anak  didik    yang  pada  mulanya  tidak  ada  hasrat  untuk
belajar,  tetapi  karena  ada    sesuatu  yang  dicari muncullah minatnya untuk
belajar.  

B.   Fungsi Minat dan Sikap dalam belajar


     Fungsi minat dan sikap bagi kehidupan peserta didik sebagai berikut :
a. Minat dan sikap mempengaruhi bentuk intensitas (kemauan dan
kemampuan) cita-cita.
b.  Minat dan sikap sebagai tenaga pendorong yang kuat.
c.  Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas (kemauan dan
kemampuan).
d.  Minat dan sikap yang terbentuk sejak kecil
C.   Faktor-Faktor  yang  Mempengaruhi  Minat dan Sikap Belajar
Minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan
oleh  banyak  hal  mempengaruhi  minat dan sikap
belajar,  sehingga  ia  dapat  belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama
sekali. Demikian juga halnya dengan minat dan sikap siswa  terhadap
mata  pelajaran,  ada  siswa  yang minatnya
tinggi  dan  ada  juga  yang  rendah.  Hal  tersebut  akan  sangat  mempengaru
hi aktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran.
Adapun  faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara
garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1.  Faktor Intern
Faktor ini meliputi :
a.  Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
sangat  berpengaruh  terhadap minat, sikap dan aktivitas belajarnya. Faktor
kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima
dan  tidak  dalam  keadaan  sakit  atau  lelah,  akan  sangat membantu  dalam
memusatkan  perhatian  terhadap  pelajaran.  Sebab  pelajaran memerlukan
kegiatan mental yang tinggi, menuntut banyak  perhatian  dan  pikiran  jernih.
Oleh  karena  itu  apa  bila  siswa mengalami kelelahan atau
terganggu  kesehatannya,  akan  sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir
jernih. 
b.  Pengalaman belajar di jenjang pendidikan sebelumnya
Pengalaman  belajar  sangat  berkaitan  dengan  kemampuan awal (entry
behavior). Kemampuan awal adalah pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi,  yang merupakan prasyarat yang  dimiliki  untuk  dapat
mempelajari suatu pelajaran baru atau lebih lanjut.
2.  Faktor Ekstern
a.  Metode dan gaya mengajar
Metode  dan  gaya  mengajar  guru  juga  memberi  pengaruh
terhadap  minat  dan sikap siswa  dalam  belajar  . Oleh karena itu hendaknya
guru dapat menggunakan metode dan gaya mengajar yang dapat
menumbuhkan minat  dan  perhatian  siswa.  
Guru  adalah  kreator  proses  belajar  mengajar.  Guru  adalah orang yang
akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji  apa  yang
menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan  kreativitasnya  dalam  batas
-batas  norma-norma  yang ditegakkan secara konsisten.
  c.  Situasi dan kondisi lingkungan
Situasi  dan  kondisi  lingkungan  turut  memberi  pengaruh
terhadap  minat  belajar  siswa  dalam  pelajaran.  Faktor  situasi  dan
kondisi  lingkungan yang dimaksud di sini adalah  faktor situasi dan
kondisi  saat  siswa  melakukan  aktivitas  belajar  Matematika  di sekolah,
baik fisik ataupun sosial.  

Anda mungkin juga menyukai