Kelas : 1A
Matkul : Psikologi
Ringkasan Materi Psikologi sesuai RPS
1. Konsep dasar psikologi
a. Sejarah Psikologi
Menurut asalnya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: “ψυχή” (Psychēyang
berarti jiwa) dan “-λογία” (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis,
psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Psikologi tidak
mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi
psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa
tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga psikologi dapat didefinisikan sebagai
ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi
mental manusia secara ilmiah.
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam
kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam,
akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami.
Sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, psikologi boleh dikatakan sebagai
ilmu yang masih muda dibandingkan dengan ilmu lainnya seperti ilmu alam, biologi dan
lain-lain, karena baru pada akhir abad ke 19 psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri
dalam hal isi, metode dan penggunaannya.
Wilhelm Wundt dapat dikatakan sebagai bapak psikologi modern, ia telah berusaha untuk
menjadikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (otonom). Sebelum
abad ke-19, psikologi merupakan bagian dari filsafat. Perbedaan cara memecahkan
masalah jiwa dimasa lampau dengan dimasa modern, terutama terletak dalam cara
pendekatannya. Pendekatan dimasa lampau bersifat filosofis dan atomistik, sedangkan
masa modern dengan pendekatan scientific (ilmiah), yaitu melalui penelitian-penelitian
empirik.|Dikutip dari berbagai sumber.
b. Ruang Lingkup Psikologi
Secara umum yang menjadi ruang lingkup Psikologi Pendidikan adalah :
1. Peserta didik, proses belajar, dan situasi belajar.
2. Mencakup semua penerapan prinsip-prinsip psikologis dalam proses pendidikan dan
pembelajaran peserta didik di kelas, di berbagai institusi pendidikan, baik di
lembagapendidikan formal (di lingkungan sekolah), non formal (di lingkungan
masyarakat), dan informal (di lingkungan keluarga).
Sedangkan menurut Good & Broopy (1997), ruang lingkup psikologi pendidikan
meliputi:
1. Psikologi perkembangan, merupakan bidang studi psikologi yang mempelajari
perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak
lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi
sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks
adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena
perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.
2. Psikologi sosial, bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi
tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat).
studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap
sosial, perilaku meniru dan lain-lain.
studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan
kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.
3. Psikologi kepribadian, adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku
manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian
berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial,
karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan
bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
4. Psikologi kognitif, yaitu bidang studi psikologi yang mempelajari
kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi,
kemampuan bahasa dan emosi.
c. Keuntungan Psikologi
Menurut para ahli psikologi di Dunia, manfaat psikologi pendidikan bagi para pendidik,
yaitu sebagai berikut:
1. Peka terhadap perilaku dan kebutuhan manusia untuk belajar.
2. Mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada diri peserta didik.
3. Mengetahui gejala-gejala yang di timbulkan oleh peserta didik dalam proses belajar
mengajar.
4. Mengembangkan diri sendiri untuk menjadi manusia pembelajar dan dapat membagi
ilmunya pada orang lain secara profesional.
5. Mengetahui teknik-teknik yang tepat untuk memaksimalkan potensi belajar anak
didik.
6. Mampu menganalisis kekurangan dan kelebihan dalam metode belajar mengajar baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain serta berupaya untuk terus memperbaikinya.
Sedangkan manfaat mempelajari ilmu psikologi pendidikan bagi para siswa didik,
diantaranya yaitu:
1. Meningkatkan kemauan dan niat utk mencari dan mendapatkan ilmu.
2. Mengenali naluri dan potensi belajar.
3. Mengembangkan diri mjd manusia pembelajar.
4. Bertekad utk meningkatkan harkat dirinya lebih baik dibandingkan dengan generasi
sebelumnya.
c. Jenis-jenis perilaku
1. Perilaku Kognitif
Perilaku kognitif atau terapi perilaku kognitif merupakan hal yang berkaitan
dengan beberapa aspek intelektual atau berpikir yang terdiri dari pengetahuan
atau knowledge, pemahaman atau comprehension, penerapan atau application,
memadukan atau synthesis dan penilaian atau evaluation.
Pengetahuan [knowledge]: Aspek kognitif terendah namun paling mendasar
dimana nantinya individu bisa mengenal dan mengingat sebuah objek, konsep,
inde prosedur, nama, definisi, tahun, peristiwa, teori, rumus, daftar atau
kesimpulan.
Pemahaman [comprehension]: Kegiatan mental intelektual untuk
mengorganisasikan materi yang sudah diketahui.
Penerapan [application]: Memakai pengetahuan untuk memecahkan masalah atau
menggunakan pengetahuan dalam kehidupan sehari hari.
Penguraian [analysis]: Menentukan bagian dari masalah dan memperlihatkan
hubungan antara beberapa bagian sekaligus menentukan penyebab dengan cara
memberikan argumen.
Memadukan [synthesis]: Menggabungkan atau merangkai beberapa informasi
menjadi satu kesimpulan.
Penilaian [evaluation]: Mempertimbangkan dan menilai benar atau salah sebuah
keputusan, baik dan buruk serta bermanfaat atau tidak.
2. Perilaku Afektif
Perilaku afektif merupakan perilaku yang berhubungan dengan sikap dan juga
nilai.Perilaku afektif tersebut meliputi watak perilaku termasuk perasaan, sikap,
minat, nilai dan juga emosi yang jika berlebihan makan bisa
menyebabkan perilaku abnormal terjadi.Beberapa ahli mengatakan jika sikap
seseorang nantinya bisa diprediksi dari segi perubahannya jika seseorang sudah
mempunyai kekuasaan kognitif dalam tingkat tinggi. Sedangkan untuk ciri ciri
dari hasil belajar afektif nantinya akan terlihat dari peserta didik lewat berbagai
tingkah laku.
3. Perilaku Psikomotorik
Perilaku psikomotorik adalah perilaku yang berhubungan dengan keterampilan
atau skill atau kemampuan dalam bertindak sesudah seseorang mendapatkan
sebuah pengalaman belajar dengan menggunakan cara belajar efektif menurut
psikologi. Hasil dari belajar psikomotor tersebut sebetulnya adalah lanjutan dari
hasil belajar kognitif dan hasill dari belajar afektif.Perilaku psikomotor
merupakan hubungan antara aktivitas fisik seperti menari, berlari, melompat,
melukis, memukul dan lain sebagainya.
4. Perilaku Tampak dan Tidak Tampak
Perilaku tidak tampak merupakan perilaku yang tidak bisa ditangkap oleh indera
namun harus menggunakan alat pengukur tertentu seperti psikotes atau berpikir
tanggapan sikap persepsi emosi dalam psikologi dan pengetahuan.Sementara
perilaku tampak contohnya adalah berpakaian, berbicara, bereaksi dan lain
sebagainya.Perilaku dan gejala tampak pada kegiatan organisasi yang
dipengaruhi dengan faktor intern dan ekstern.Beberapa faktor intern diantaranya
adalah konsepsi dasar atau modal untuk mengembangkan perilaku makhluk
hidup.Sedangkan faktor ekstern adalah kondisi berkembangnya perilaku.
5. Perilaku Molekuler
Perilaku molekuler atau perilaku moral adalah perilaku yang terjadi secara tiba
tiba tanpa memikirkan akan sesuatu. Sebagai contoh, Adi memukul tongkat ke
mata Deni dan Deni kemudian menutup matanya secara sekaligus. Sedangkan
perilku morel adalah kebalikan dari perilaku molekuler yakni perilaku manusia
yang terjadi lewat proses berpikir.
6. Perilaku Stereotip
Perilaku stereotip adalah gambaran tetap yang dibentuk dalam pikiran seseorang
mengenai praktik, orang atau fenomena sosial lain atas dasar sikap, pengalaman,
nilai dan juga kesan tanpa pengalaman langsung yang akhirnya
menghasilkan macam macam tingkah laku dalam psikologi. Perilaku stereotip ini
akan membantu untuk mengetahui bagaimana seseorang bisa melihat banyak
kelompok orang atau berlatih. Stereotip sendiri memiliki beberapa karakteristik
seperti kesamaan anggota termasuk pada kelompok yang memiliki stereotip
serupa, arah nantinya bisa positif dan bisa negatif, intensitas akan
memperlihatkan kekuatan stereotip dan kualitas nantinya mengacu pada konten
dengan jenis gambar yang sudah disediakan stereotip tersebut.
7. Perilaku Tertutup
Perilaku tertutup atau convert behavior merupakan respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk yang terselubung atau tertutup yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan convert. Respon pada stimulus ini bisa terbatas hanya pada
perhatian, pengetahuan, persepsi, kesadaran dan juga sikap yang terjadi pada
individu yang menerima stimulus tersebut dan belum bisa diamati oleh orang lain
dengan jelas dan harus menggunakan salah satu dari macam macam gaya
belajar manusia.
8. Perilaku Terbuka
Perilaku terbuka atau overt behavior merupakan respon seseorang pada simulus
berbentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon pada stimulus ini sudah
berbentuk jelas dalam tindakan atau praktek yang nantinya akan sangat mudah
bisa dilihat oleh orang lain.
9. Perilaku Refleks
Perilaku refleks merupakan kemampuan yang berada diluar kemampuan orang
tersebut yang hanya dilakukan manusia secara otomatis. Terkadang perilaku ini
dilakukan tanpa disadari sama sekali dan biasanya terjadi untuk menghindari
sebuah ancaman yang bisa merusak keberadaan individu sehingga individu
tersebut bisa berperilaku dengan normal dan menghasilkan macam macam sifat
manusia.
10.Perilaku Refleks Bersyarat
Perilaku refleks bersyarat bisa terjadi karena sebuah rangsangan yang wajar dan
merupakan bawaan dari manusia serta bisa dipelajari atau bisa diperoleh dari
pengalaman. Dengan begitu, gerak refleks merupakan kesatuan dari kelauan dan
berdasarkan kelakuan tersebut nantinya akan tersusun kelakuan manusia
kompleks dengan berbagai tingkatan. Jika timbulnya rangsangan berulang kali,
maka perilaku releks bersyarat nantinya akan melemah.
13.Perilaku Id
Perilaku id merupakan komponen kepribadian yang dimiliki sejak lahir yang
sepenuhnya sadar dan termasuk dalam perilaku naluriah dan primitif.Freud
mengatakan jika id merupakan sumber energi psikis yang menjadi komponen
utama dari kepribadian.Perilaku id ini didorong dengan kesenangan agar bisa
mendapatkan kepuasan secepatnya.Apabila kebutuhan ini menghasilkan
ketidakpuasan, maka nantinya membuat individu merasa cemas dan tegang
serta ciri ciri depresi berat.
14.Perilaku Ego
Ego merupakan bagian dari kepribadian yang bertugas untuk menangani sesuatu
dengan realistis. Ego ini berkembang dari id dan memastikan jika dorongan dari
id bisa dinyatakan dengan cara yang bisa diterima dalam dunia nyata. Ego ini
juga berfungsi dalam pikiran sadar, prasadar dan juga tidak sadar. Ego akan
bekerja berdasarkan prinsip realitas yang berusaha untuk memuaskan keinginan
id dengan beberapa cara realistis dan sosial yang sesuai. Dalam beberapa kasus,
impuls id ini bisa terpenuhi lewat proses menunda kepuasan dan pada akhirnya
ego akan memungkinkan perilaku namun hanya untuk waktu dan tempat yang
tepat saja.
15.Perilaku Superego
Perilaku superego merupakan aspek kepribadian yang menampung segala
standar internalisasi moral dan juga cita cita yang diperoleh dari kedua orang tua
dan juga masyarakat. Dengan adanya kekuatan bersaing yang sangat banyak,
maka akan mudah untuk melihat bagaimana konflik bisa menimbulkan antara
ego, id dan juga superego yang akhirnya bisa memunculkan kepribadian
impulsif.
2. Istirahat
7. Tepat waktu
Pernahkan anda melihat seseorang yang begitu menghargai yang namanya
waktu, tentu orang tersebut akan terbiasa tepat waktu. misalkan tepat waktu
dengan janji bersama kerabat, karena terbiasa melakukan hal tersebut akan
timbul perilaku yang sama ketika seorang individu membuat janji meski dengan
orang yang berbeda sekalipun, dari sini kita bisa melihat antara hubungan
perilaku dengan kebiasaan yang menumbuhkan psikologi kepribadian.
8. Tidur
Tidur juga merupakan sebuah kebiasaan yang akan menimbuklan perilaku,
contohnya apabila sesorang individu terbiasa tidur pada waktu pagi, keesokan
harinya pun orang tersebut akan melakukan hal yang sama sehingga timbul
keterkaitan antara perilaku dengan kebiasaan.
9. Boros
Kebiasaan boros merupakan hal yaang sangat negatif, sayangnya bagi sebagian
orang yang memiliki kebiasaan tersebut akan sulit merubah dan
menghilangkan cara menghilangkan kebiasaan buruk sehingga kebiasaannya
sehingga dia akan berperilaku hal yang sama ketika dihadapkan dengan sesuatu
yang sifatnya konsumtif. Dari sini kita bisa melihat hubungan antara perilaku dan
kebiasasn.
10. Emosi
Emosi dalam psikologi merupakan sebuah perilaku, dan ternyata dari perilaku
tersebut akan menimbulkan kebiasaan secara berulang, contohnya apabila
seorang mudah tersulut emosi apabila dikait-kaitkan dengan hal yang tidak
disukainya, dengan begitu orang tersebut akan melakukan hal yang sama ketika
mendengar seseorang mengkaitkan sesuatu mengenai hal yang tidak disukanya.
Dari sinlah dapat terlihat adanya hubungan antara perilaku dengan kebiasaan.
11. Membersihkan rumah
Membersihkan rumah juga merupakan suatu kebiasaan yang akan menimbulkan
perilaku, contohnya, seorang ibu rumah tangga yang terbiasa melakukan kegiatan
bersih-bersih rumah. Orang tersebut pun akan melakukan hal yang sama di hari
berikutnya sehingga dari kebiasaannya akan meniimbulkan perilaku yang rajin,
rumah pun menjadi bersih akibat dari efek kebiasaan yang dilakukannya. Dari
sini juga kita bisa melihat hubungan antara perilaku dengan kebiasaan.
13. Belajar
Belajar tentunya sebuah perilaku yang positif dan masuk ke dalam ruang lingkup
psikologi pendidikan dan akan menimbulkan kebiasaan secara terus menerus
yang dilakukan oleh para siswa. Dari sini juga kita dapat melihat antara
hubungan perilaku dengan kebiasaan.
14. Menyepelekan orang lain
Menyepelekan orang lain merupakan sebuah kebiasaan yang pada akhirnya akan
menimbulkan perilaku yang tidak menyenangkan bagi orang lain. Contohnya
ketika seorang individu di dalam sebuah pertemuan atau rapat ketika melakukan
diskusi dia terbiasa menyepelekan pendapat dari orang lan, tentu hal tersebut
akan menimbulkan prilaku yang tidak menyenangkan pada lawan diskusinya,
dari sini kita bisa melihat keterkaitan antara hubungan perilaku dengan
kebiasaan.
- Bayi sangat merasa ketidaknyamanan dan rasa tersebut menyebabkan tangisan. Pada
masa ini juga, akan terjadi adaptasi tidur, yaitu adaptasi tidur disaat malam hari, jadi bayi
yang baru lahir menangis pada malam hari disaat mau tidur, itu merupakan hal yang
wajar
- Bayi juga bisa membedakan cahaya dan suara, karena itu bayi akan bisa membedakan
antara suara ibu dengan suara ayah
- Bayi cenderung hanya bisa menggerakan jari-jari tangan dan kaki
- Bayi akan mengenali wajah orang tuanya, dan merasa gelisah jika bertemu orang asing,
jadi jika bayi menangis melihat orang lain, maka itu hal wajar
- Gerakan motoric bayi akan lebih aktif, yaitu dengan cara tengkurap, tangannya mulai
menggengam sesuatu, dan jika sudah berusia kurang lebih 6 bulan, bayi akan berusaha
belajar untuk duduk dengan bantuan dirinya sendiri. Dan perlu diperhatikan karena
tulang belakang bayi mungkin tidak kuat, maka harus selalu kita perhatikan
- Bahasa bayi mulai terbentuk dari suara yang ia kenal dalam bentuk guaman
4. Usia 9-12
- Bayi akan mulai berkata “nggak” atau “mau” ketika ia memilih makanan yang ia suka
atau tidak
- Bayi akan mulai berteriak kepada ibunya jika ada sesuatu yang membuat dirinya tidak
nyaman
- Bayi akan mencoba beberapa langkah saat berjalan dan berpegangan di benda-benda
disekitarnya
b. Anak
1. Usia 1-2 Tahun
- Anak mulai berjalan dengan stabil, untuk mempermudah, maka orang tua harus sering
mendampingi
- Anak akan meniru Bahasa yang sering diucapkan oleh orang tuanya, maka orang tua
harus berhati-hati jika mengatakan sesuatu
- Orang tua agar melatih anaknya untuk toilet training selama 1,5 jam. Yaitu melatih agar
anak biasa duduk di toilet atau jongkok
- Anak akan mulai bisa menolak apa yang membuatnya tidak suka, dan ajak anak ke taman
atau ke pantai agar si anak merasa bahagia
c. Remaja
1. Usia 11-14
- Pada masa ini, remaja akan sering membandingkan dirinya dengan teman sebayanya
- Akan berganti-ganti sikapnya terhadap teman sebaya atau lawan jenis
- Tidak ada atau kecil kemungkinan adanya konflik dikeluarga
2. Usia 14-17
- Hampir seperti pada masa usia sebelumnya
- Dari segi keluarga, pada masa ini akan sering terjadi konflik. Karena pada masa ini
remaja akan merasa bisa mengkontrol dirinya sendiri
3. Usia 17-20
- Remaja akan mulai konsisten dengan perbuatan yang dilakukan maupun ucapan yang ia
katakan
- Dari segi keluarga, akan sama seperti masa sebelumnya, namun pada masa ini ramaja
akan sadar diri sendiri
c. Dewasa
1. Usia 20- 30
- Saat dewasa, pola pikir mulai berubah, mereka akan mulai berfikir untuk kebutuhannya
- Sudah mulai membutuhkan pasangan untuk hidup bersama
2. Usia 30-50
- Pada masa ini, akan terjadi kemunduran ingatan, terutama pada ingatan jangka panjang
- Terjadi menopause pada wanita
- Pergerakan tubuh mulai berkurang
c. Lanjut usia
1. Usia 50-74
- Pergerakan dan ingatan akan berkurang
- Lemahnya kekuatan
Faktor Motorik :
Bagian tubuh luar yang masih berfungsi
Saraf-saraf yang masih berfungsi
5. Fase terminal
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau diobati secara memadai dan
diharapkan secara wajar mengakibatkan kematian pasien.
Istilah ini lebih umum digunakan untuk penyakit progresif seperti kanker atau
penyakit jantung lanjut daripada untuk trauma.
Dalam penggunaan populer, ini menunjukkan penyakit yang akan berkembang
hingga kematian dengan kepastian mutlak, terlepas dari perawatan.
Seorang pasien yang memiliki penyakit seperti itu dapat disebut sebagai pasien
terminal, sakit parah atau terminal sederhana.
Tidak ada harapan hidup standar bagi pasien untuk dipertimbangkan sebagai
terminal, walaupun umumnya berbulan-bulan atau kurang
Harapan hidup untuk pasien terminal adalah perkiraan kasar yang diberikan
oleh dokter berdasarkan data sebelumnya dan tidak selalu mencerminkan umur
panjang yang sebenarnya.
Penyakit yang seumur hidup tetapi tidak fatal adalah kondisi kronis
6. Persepsi dan Motivasi
1) Pengertian persepsi, motif, motivasi, minat dan bakat
Persepsi :
Menurut Sarlito W.Sarwono (2009: 24) Persepsi merupakan proses perolehan,
penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi.
Menurut Deddy Mulyana (2003: 168) Persepsi meliputi pengindraan (sensasi)
melalui alat-alat indra kita (yakni indra peraba, indra penglihat, indra pencium,
indra pengecap, dan indra pendengar), atensi dan interpretasi. Persepsi manusia
sebenarnya terbagi menjadi dua yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik)
dan persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat
dinamis.
Menurut Slameto (2010:102) Persepsi adalah proses yang menyangkut 19
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi
manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar,
peraba, perasa, dan pencium.
Menurut Desmita (25: 108) Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh
setiap individu dalam memahami informasi yang datang dari lingkungan melalui
inderanya.
Sedangkan menurut Chaplin yang dikutip dari Desmita (2005: 108) “Persepsi
adalah proses mengetahui objek dan kejadian objek dengan bantuan indera”.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005: 863) Persepsi adalah tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu atau serapan dan merupakan seseorang
mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi pada dasarnya
menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya bagaimana ia mengerti
dan menginterpretasikan stimulus yang ada di lingkungannya.
Motivasi :
Motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat
motivasi dalam belajar
Minat dan Bakat
Minat adalah ketertarikan seseorang pada suatu kegiatan dan
menggembangkannya untuk menjadi nilai lebih
Bakat adalah keahlian pada suatu bidang tersendiri yang didapat secara alami
maupun katena ketekunan
2) Faktor yang memengaruhi persepsi, motivasi, minat dan bakat
Persepsi:
Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus
dapat datang dari luar individu yang mempersepsi
Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat
kesadaran.Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian
yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek
3) Usaha untuk meningkatkan persepsi, motivasi, minat dan bakat
7. Konsep Emosi dan Stress
PENGERTIAN EMOSI, STRESS, DAN ADAPTASI
EMOSI :
Emosi adalah hal yang begitu saja terjadi dalam hidup kita.Bisa perasaan marah, takut,
sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan dll sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi
pada kita. Munurut Daniel Golemen, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-
pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak.
STRESS :
Menurut Selye tahun 1976, Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik
mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan.
Menurut Hans Selye tahun 1950, Stres adalah respons tubuh tubuh yang bersifat tidak
spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban di atasnya.
ADAPTASI :
Adaptasi adalah suatu perubahan yang menyertai individu dalam berespons terhadap
perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara
fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif
1. Sifat stresor
Sifat stresor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stresor.
Sifat stesor ini dapat berupa tiba-tiba atau berangsur-angsur, sifat ini pada setiap individu
dapat berbeda tergantung dari pemahaman tentang arti stresor.
2. Durasi stresor
Lamanya stresor yang dialami klien akan mempengaruhi respons tubuh. Apabila stresor
yang dialami lebih lama, maka respons yang dilaminya juga akan lebih lama dan dapat
mempengaruhi dari fungsi tubuh yang lain.
3. Jumlah stresor
Jumlah stresor yang dialami seseorang dapat menentuka respons tubuh. Semakin banyak
stresor yang dialami pada seseorang, dapat menimbulkan dampak besar bagi fungsi tubuh
juga sebaliknya dengan jumlah stresor yang dialami banyak dan kemampuan adaptasi
baik, maka seseorang akan memiliki kemampuan dalam mengatasinya.
4. Pengalaman masa lalu
Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stresoryang dimiliki.
Semakin banyak stresor dan pengalaman yang dialami dan mampu menghadapinya, maka
semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptifnya akan semakin baik
pula.
5. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap stresor. Apabila
seseorang yang memiliki tipe kepribadian A, maka lebih rentan terkena stress
dibandingkan dengan tipe kepribadian B. tipe kepribadian A memiliki ciri ambisius,
agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah,
memiliki kewaspadaan yang berlebihan, berbicara cepat, bekerja tidak kenal waktu,
pandai berorganisasi dan memimpin atau memerintah, lebih suka bekerja sendirian bila
ada tantangan, kaku terhadap waktu, ramah, tidak mudah dipengaruhi, bila berlibur
fikirannya ke pekerjaan dan lain-lain. Sedangkan tipe kepribadian B memiliki sikap tidak
agresif ambisinya wajar-wajar, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah
marah, cara berbicara tidak tergesa-gesa, perilaku tidak interaktif, lebih suka kerjasama,
mudah bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe kepribadian A.
6. Tingkat perkembangan
Tingkat perkembangan pada individu ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh di
mana semakin matang dalam perkembangannya, maka semakin baik pula kemampuan
untuk mengatsinya.Dalam perkembangannya kemampuan individu dalam mengatasi
stresor dan respons terhadapnya berbeda-beda.
1. Olahraga
Selain membuat tubuh sehat, olahraga juga bisa meredakan stres. Satu cara
yang sederhana dapat berupa berjalan kaki atau bersepeda mengitari komplek
rumah.
2. Meditasi
Meditasi bisa membantu Anda menenangkan pikiran. Anda bisa mencoba
olahraga seperti yoga yang juga mengajarkan cara bermeditasi.
3. Jalani hobi Anda
Coba pikirkan apa saja kegiatan yang disukai? Apakah belanja, jalan-jalan di
mal, karaoke, nonton film, berkebun, memasak, atau pergi ke taman bermain?
Anda bisa melakukan apa saja yang bisa membuat tubuh dan pikiran menjadi
rileks, namun kegiatan itu harus positif agar tidak menimbulkan masalah baru.
4. Jalani hidup pada masa sekarang
Anda tidak perlu berkutat pada kehidupan masa lalu, terutama jika hal itu
membuat Anda sedih.Hiduplah di masa sekarang. Lupakan pula ekspektasi
negatif mengenai kehidupan di masa depan. Biarlah hidup mengalir apa
adanya. Percayalah, jika Anda menjalani masa sekarang dengan bahagia dan
positif, maka itu akan berdampak pula kepada kehidupan masa depan Anda.
5. Jaga diri Anda
Tidur yang cukup dan senantiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan
bergizi.Hindari merokok, mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan
terlarang.
Adapun beberapa strategi dalam penatalaksanaan stress (Stress management) yang bisa
diterapkan meliputi:
Pengembangan sebuah kebijakan tentang stress (stress policy) dan memonitor efektifitasnya.
Pelaksanaan sebuah survey untuk mengetahui faktor-faktor penyebab stress di lingkungan
kerja.
Pelaksanaan upaya perbaikan design pekerjaan dan lingkungan kerja.
Pelaksanaan perbaikan terhadap pola komunikasi lingkungan kerja agar lebih efektif dan
berfokus pada penyelesaian masalah.
Melakukan pertemuan dengan karyawan dalam upaya mendiskusikan berbagai permasalahan
yang memungkinkan terjadinya stress.
Mengadakan training tentang penatalaksanaan stress di tempat kerja (occupational stress
management) bagi para pimpinan unit kerja sehingga diharapkan mereka dapat lebih sensitive
terhadap penyebab-penyebab dan symptom awal dari stress di lingkungan kerja mereka.
Pelaksanaan berbagai kegiatan yang bersifat informal yang merujuk pada tujuan peningkatan
upaya relaksasi bagi karyawan, seperti happy hours, afternoon tea, outbound activities, tamasya
keluarga, Tirta yatra, dll.
9. Adaptasi Psikologi
PENGERTIAN DAN TUJUAN ADAPTASI
Menurut W.A Gerungan, penyesuaian diri / mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan atau mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplasti), sedangkan
mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan diri, sifatnya aktif (alloplasti).
Menurut Soeharto Herdjan, menjelaskan tentang penyesuaian diri sebagai suatu usaha
atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan.
Tujuan adaptasi :
• Adaptasi merupakan respon individu terhadap suatu perubahan yang ada di lingkungan yang
dapat memengaruhi keutuhan tubuh.
• Secara umum tujuan adaptasi adalah agar individu mampu menghadapi tuntutan keadaan
secara sadar, realistik, objektif, dan rasional.
PROSES ADAPTASI
ADAPTASI DIBAGI 2 : Menurut Hans Selye
A. LAS (Lokal Adaptasion Syndrome) respon setempat dan berjangka pendek. Karakteristik dari
LAS adalah:
1) respon setempat dan tidak melibatkan semua sistem;
2) respon bersifat adaptif, diperlukan stresor untuk menstimulasikannya;
3) respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus
4) respon bersifat restoratif /penyesuaian.
Contoh : respon nyeri,inflamasi
B. GAS (General Adaptasion Syndrome). Respon yang terlibat di dalamnya adalah
sistem saraf otonom dan sistem endokrin sindrom
Terdiri dari 3 Fase :
a. Fase alarm : (pengaktifan hormone) cepat perhitungan menit, bila tetap resisten
b. Fase resisten (stabil): (melawan) penanggulangan dan pemecahan masalah
mengatur strategi bila gagal lelah
c. Fase exhaustion(kelelahan) stres blum tertanggulangi energi menipis /habis
Pemecahan masalah adalah suatu proses yang harus dilakukan dalam menghadapi suatu
permasalahan. Biasa disebut dengan problem solving (PS) yaitu individu yang
dihadapkan kepada persoalan/problem yang mendesak perlu dilakukan pemecahan
masalahnya/solusi dengan pemikiran.Dalam PS suatu masalah dapat digunakan
insight/pemahaman.
Terdapat berbagai derajat retardasi mental, mulai dari ringan hingga sangat berat.Kemampuan
intelegensi biasanya diukur dengan menggunakan skor IQ.Seseorang dikatakan retardasi
mental apabila didapati skor IQ < 70.
KLASIFIKASI INTELEGENSI
1) Inteligensi Linguistik (linguistic intelligence) Inteligensi linguistik merupakan
kemampuan seseorang dalam menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan,
untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang dimilikinya. Orang yang
mempunyai kecerdasan linguistik tinggi akan berbahasa lancar, baik dan lengkap. Ia
mudah untuk mengetahui dan mengembangkan bahasa dan mudah mempelajari
berbagai bahasa.
2) Inteligensi Matematis-Logis (logic-mathematical intelligence) Inteligensi matematis-
logis merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan penggunaan bilangan
dan logika secara efektif.Termasuk dalam kecerdasan ini adalah kepekaan pada pola
logika, abstraksi, kategorisasi dan perhitungan.
3) Inteligensi Ruang (spatial intelligence) Inteligensi ruang atau inteligensi ruang visual
adalah kemampuan seseorang dalam menangkap dunia ruang visual secara tepat, seperti
yang dimiliki oleh seorang dekorator dan arsitek.Yang termasuk dalam kecerdasan ini
adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan
perubahan bentuk benda dalam pikiran dan mengenali perubahan tersebut,
menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata
serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.
4) Inteligensi Kinestetik-Badani (bodily-kinesthetic intelligence) Inteligensi kinestetik-
badani merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-
bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah.Orang
yang mempunyai kecerdasan ini dengan mudah dapat mengungkapkan diri dengan
gerak tubuh mereka.Apa yang mereka pikirkan dan rasakan dengan mudah dapat
diekspresikan dengan gerak tubuh.
5) Inteligensi Musikal (musical intelligence) Inteligensi musikal merupakan
kemampuan untuk mengembangkan dan mengekspresikan, menikmati bentuk-bentuk
musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi dan intonasi serta kemampuan
memainkan alat musik, menyanyi, menciptakan lagu dan menikmati lagu.