Anda di halaman 1dari 6

blogspot.

com
Tentang Pendidikan Dan Kesehatan

 Pendidikan
 Jasa
 Jual Hardware
 Jual Sepatu Sport
 Kesehatan

Kamis, 22 Mei 2014


Mampukah Pkn Menjadi Lokomotif yang Tangguh untuk Menarik “Nation
Competition” Yang Tertinggal dari Negara Lain.

Pentingnya pendidikan Kewarganegaraan sebagai  pendidikan karakter tertuang dalam


undang-undang yang dinyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”

Anak adalah warganegara hipotetik, yakni warganegara yang “belum jadi” karena masih harus
dididik menjadi warganegara dewasa yang sadar akan hak dan kewajibannya. Oleh karena itu
masyarakat sangat mendambakan generasi mudanya dipersiapkan untuk menjadi warganegara
yang baik dan dapat berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan negaranya.
Seluruh rakyat hendaknya menyadari bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat
penting untuk mempertahankan kelangsungan demokrasi konstitusional. Sebagaimana yang
selama ini dipahami bahwa ethos demokrasi sesungguhnya tidaklah diwariskan, tetapi dipelajari
dan dialami.
Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya menjadi perhatian utama. Tidak ada tugas yang
lebih penting dari pengembangan warga negara yang bertanggung jawab, efektif dan terdidik.
Demokrasi dipelihara oleh warganegara yang mempunyai pengetahuan, kemampuan dan
karakter yang dibutuhkan.
Sampai saat ini Pendidikan Kewarganegaraan sudah menjadi bagian inheren dari
instrumentasi serta praksis pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor “value-based education”. Konfigurasi atau kerangka sistemik Pendidikan
Kewarganegaraan dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut:
1.      Pendidikan kewarganegaraan secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga Negara Indonesia yang
berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggungjawab.
2.      Pendidikan kewarganegaraan secara teoretik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling
terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan
yang demokratis, dan bela negara.
3.      Pendidikan kewarganegaraan secara programatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai dan pengalaman belajar dalam bentuk berbagai
perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup
bagi warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Jadi dengan adanya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya dapat
mempersiapkan para peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik dan cakap karakter,
berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.
Selain itu adapun yang menjadi tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan itu adalah
sebagai berikut:
1)      Menghasilkan mahasiswa yang berfikir analitis dan kritis terhadap setiap kebijakan dan
tindakan legislatif, yudikatif, dan eksekutif.
2)      Membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan
politik di ingkat local, nasional, maupun lokal.
3)      Menjadikan warga negara yang menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
4)      Mengembangkan kultur demokrasi, dan
5)      Membentuk warga Negara yang Pancasilais.

Dengan Karakter bangsa yang kuat dan berlandaskan kesatuan dalam keanekaragaman sangat
diperlukan untuk menghadapi tantangan dunia global tersebut. Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang terbentuk dari keanekaragaman budaya, karakter, ciri fisik dan nonfisik yang
memiliki keunikan masing-masing. Pembangunan nasional pun harus selalu
mempertimbangkan ciri khas bangsa yang memiliki keanekaragaman karakter tersebut. Hal
ini menjadi faktor kekuatan untuk membangun daya saing bangsa di tingkat global. Selain
karakter, Iptek berperan penting dan menentukan dalam kehidupan skala global sebagai daya
penggerak kehidupan manusia. Pada sisi lain, laju perkembangan iptek yang sangat pesat,
juga akan mempercepat pengusangan (obsolence) berbagai bidang kehidupan. Oleh karena
itu, tak dapat dielakkan lagi, setiap manusia dan masyarakat/bangsa, dan institusi lainnya
harus terus menerus menyesuaikan diri pada kondisi lingkungannya yang terus berubah
dengan cepat.
Untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang cepat tersebut, setiap
manusia tidak dapat terlepas dari tuntutan profesionalisme dalam bidangnya masing-masing,
termasuk tenaga pendidik dan kependidikan sebagai ujung tombak dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang handal. Hal inilah yang akan menjadi titik penentu daya
saing masyarakat Indonesia, sehingga dapat memposisikan dirinya dengan dunia global.
Dengan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat akhir-akhir ini, tentu saja
profesionalisme saja tidak cukup. Setiap manusia harus memiliki karakter yang kokoh dan
positif untuk menunjang profesionalisme sehingga mereka memiliki martabat yang baik pula
di kalangan masyarakat global.
 Log in
 Upload File

 Most Popular
 Art & Photos
 Automotive
 Business
 Career
 Data & Analytics
 Design
 Education
 Hi-Tech

+ Browse for More


 Home
 Documents
 Mampukah Pkn Menjadi Lokomotif Yang Tangguh Untuk Menarik

Mampukah Pkn menjadi lokomotif yang tangguh untuk menarik


“Nation competition” yang tertinggal dari negara lain.
Pentingnya pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter tertuang dalam
undang-undang yang dinyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
1
[2]
Anak adalah warganegara hipotetik, yakni warganegara yang “belum jadi” karena
masih harus dididik menjadi warganegara dewasa yang sadar akan hak dan kewajibannya.
Oleh karena itu masyarakat sangat mendambakan generasi mudanya dipersiapkan untuk
menjadi warganegara yang baik dan dapat berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan
negaranya.
Seluruh rakyat hendaknya menyadari bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan demokrasi konstitusional. Sebagaimana
yang selama ini dipahami bahwa ethos demokrasi sesungguhnya tidaklah diwariskan, tetapi
dipelajari dan dialami.
Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya menjadi perhatian utama. Tidak ada tugas
yang lebih penting dari pengembangan warga negara yang bertanggung jawab, efektif dan
terdidik. Demokrasi dipelihara oleh warganegara yang mempunyai pengetahuan, kemampuan
dan karakter yang dibutuhkan.
Sampai saat ini Pendidikan Kewarganegaraan sudah menjadi bagian inheren dari
instrumentasi serta praksis pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia melalui koridor “value-based education”. Konfigurasi atau kerangka sistemik
Pendidikan Kewarganegaraan dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut:
1. Pendidikan kewarganegaraan secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga Negara Indonesia
yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggungjawab.
1
2. Pendidikan kewarganegaraan secara teoretik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau
saling terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral pancasila,
kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.
3. Pendidikan kewarganegaraan secara programatik dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai dan pengalaman belajar dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan
tuntunan hidup bagi warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Jadi dengan adanya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya dapat
mempersiapkan para peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik dan cakap karakter,
berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.
Selain itu adapun yang menjadi tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan itu
adalah sebagai berikut:
2
[3]
1) Menghasilkan mahasiswa yang berfikir analitis dan kritis terhadap setiap kebijakan dan
tindakan legislatif, yudikatif, dan eksekutif.
2) Membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan
politik di ingkat local, nasional, maupun lokal.
3) Menjadikan warga negara yang menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
4) Mengembangkan kultur demokrasi, dan
5) Membentuk warga Negara yang Pancasilais.
Dengan Karakter bangsa yang kuat dan berlandaskan kesatuan dalam keanekaragaman sangat
diperlukan untuk menghadapi tantangan dunia global tersebut. Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang terbentuk dari keanekaragaman budaya, karakter, ciri fisik dan nonfisik yang
memiliki keunikan masing-masing. Pembangunan nasional pun harus selalu
mempertimbangkan ciri khas bangsa yang memiliki keanekaragaman karakter tersebut. Hal
ini menjadi faktor kekuatan untuk membangun daya saing bangsa di tingkat global. Selain
karakter, Iptek berperan penting dan menentukan dalam kehidupan skala global sebagai daya
penggerak kehidupan manusia. Pada sisi lain, laju perkembangan iptek yang sangat pesat,
juga akan mempercepat pengusangan (obsolence) berbagai bidang kehidupan. Oleh karena
2
prev
next
1

out of 3
Mampukah Pkn Menjadi Lokomotif Yang
Tangguh Untuk Menarik

LinkedIn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mampukah Pkn Menjadi Lokomotif Yang Tangguh Untuk Menarik

Transcript

Mampukah Pkn menjadi lokomotif yang tangguh untuk menarik Nation competition yang
tertinggal dari negara lain.Pentingnya pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter
tertuang dalam undang-undang yang dinyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. [footnoteRef:2][2] [2: ] Anak adalah warganegara hipotetik,
yakni warganegara yang belum jadi karena masih harus dididik menjadi warganegara dewasa
yang sadar akan hak dan kewajibannya. Oleh karena itu masyarakat sangat mendambakan
generasi mudanya dipersiapkan untuk menjadi warganegara yang baik dan dapat berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Seluruh rakyat hendaknya menyadari bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan
demokrasi konstitusional. Sebagaimana yang selama ini dipahami bahwa ethos demokrasi
sesungguhnya tidaklah diwariskan, tetapi dipelajari dan dialami.Pendidikan Kewarganegaraan
seharusnya menjadi perhatian utama. Tidak ada tugas yang lebih penting dari pengembangan
warga negara yang bertanggung jawab, efektif dan terdidik. Demokrasi dipelihara oleh
warganegara yang mempunyai pengetahuan, kemampuan dan karakter yang dibutuhkan.Sampai
saat ini Pendidikan Kewarganegaraan sudah menjadi bagian inheren dari instrumentasi serta
praksis pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor
value-based education. Konfigurasi atau kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut:1. Pendidikan kewarganegaraan secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu
agar menjadi warga Negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan
bertanggungjawab.2. Pendidikan kewarganegaraan secara teoretik dirancang sebagai subjek
pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat
konfluen atau saling terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral pancasila,
kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.3. Pendidikan kewarganegaraan secara
programatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung
nilai-nilai dan pengalaman belajar dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga Negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Jadi dengan adanya pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan hendaknya dapat mempersiapkan para peserta didik untuk menjadi warga
negara yang baik dan cakap karakter, berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung
jawab.Selain itu adapun yang menjadi tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan itu adalah
sebagai berikut:[footnoteRef:3][3] [3: ] 1) Menghasilkan mahasiswa yang berfikir analitis dan
kritis terhadap setiap kebijakan dan tindakan legislatif, yudikatif, dan eksekutif.2) Membentuk
kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik di ingkat
local, nasional, maupun lokal.3) Menjadikan warga negara yang menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara.4) Mengembangkan kultur demokrasi, dan5) Membentuk warga Negara yang
Pancasilais.Dengan Karakter bangsa yang kuat dan berlandaskan kesatuan dalam
keanekaragaman sangatdiperlukan untuk menghadapi tantangan dunia global tersebut. Bangsa
Indonesia adalahbangsa yang terbentuk dari keanekaragaman budaya, karakter, ciri fisik dan
nonfisik yangmemiliki keunikan masing-masing. Pembangunan nasional pun harus
selalumempertimbangkan ciri khas bangsa yang memiliki keanekaragaman karakter tersebut.
Halini menjadi faktor kekuatan untuk membangun daya saing bangsa di tingkat global.
Selainkarakter, Iptek berperan penting dan menentukan dalam kehidupan skala global sebagai
dayapenggerak kehidupan manusia. Pada sisi lain, laju perkembangan iptek yang sangat
pesat,juga akan mempercepat pengusangan (obsolence) berbagai bidang kehidupan. Oleh
karenaitu, tak dapat dielakkan lagi, setiap manusia dan masyarakat/bangsa, dan institusi
lainnyaharus terus menerus menyesuaikan diri pada kondisi lingkungannya yang terus
berubahdengan cepat.Untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang cepat
tersebut, setiapmanusia tidak dapat terlepas dari tuntutan profesionalisme dalam bidangnya
masing-masing,termasuk tenaga pendidik dan kependidikan sebagai ujung tombak dalam
meningkatkankualitas sumber daya manusia yang handal. Hal inilah yang akan menjadi titik
penentu dayasaing masyarakat Indonesia, sehingga dapat memposisikan dirinya dengan dunia
global.Dengan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat akhir-akhir ini, tentu
sajaprofesionalisme saja tidak cukup. Setiap manusia harus memiliki karakter yang kokoh
danpositif untuk menunjang profesionalisme sehingga mereka memiliki martabat yang baik pula

Anda mungkin juga menyukai