Anda di halaman 1dari 8

Warga Negara yang Baik dan Pintar

Lecturers Notes

Dr. M. Yahya Arwiyah, S.H., M.H.


Warga Negara yang Baik dan Pintar

• Manusia Indonesia yang berkarakter kuat adalah manusia yang memiliki


sifat-sifat:
• Religius; yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian taat beribadah,
jujur, terpercaya, dermawan, saling tolong menolong, dan toleran;
• Moderat; yang dicirikan oleh sikap hidup yang tidak radikal dan tercermin
dalam kepribadian yang tengahan antara individu dan sosial, berorientasi
materi dan ruhani, serta mampu hidup dan kerjasama dalam
kemajemukan;
• Cerdas; yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian yang rasional,
cinta ilmu, terbuka, dan berpikiran maju; dan
• Mandiri; yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian merdeka, disiplin
tinggi, hemat, menghargai waktu, ulet, wirausaha, kerja keras, dan
memiliki cinta kebangsaan yang tinggi tanpa kehilangan orientasi nilai-nilai
kemanusiaan universal dan hubungan antarperadaban bangsa-bangsa.
Budimansyah (2010: 2), menyatakan bahwa, penumbuhan terhadap generasi muda
menjadi warga negara yang baik menjadi perhatian utama, tidak ada tugas yang lebih
penting dari pengembangan warga negara yang bertanggungjawab, efktif dan terdidik.
Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembinaan Warga Negara yang Baik
dan Pintar

Kerr David ( dalam Winataputra dan Budimansyah,


2012:4) menyatakan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk
mencakup proses penyiapan generasi muda untuk
mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai
warga negara, dan secara khusus, peran pendidikan
termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran,
dan belajar, dalam proses penyiapan warga negara
tersebut.
Membangun Karakter Warga Negara yang Baik dan Pintar

Terbentuknya karakter manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu nature


(faktor alami atau fitrah) dan nurture (melalui sosialisasi dan
pendidikan).
• Faktor lingkungan yaitu usaha memberikan pendidikan dan sosialisasi
dapat menentukan ”hasil” seperti apa nanti yang dihasilkannya dari
seorang anak. Jadi karakter seseorang dapat dibentuk dari
pengasuhan, pendidikan, dan sosialisasi positif dari lingkungannya.
• Karakteristik bawaan merupakan karakteristik dimiliki sejak lahir, baik
yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis.

Helen Keller (1904) mengungkapkan “Character cannot be develop in


ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul
be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved”.
Apakah dengan upaya paksa , dapat diciptakan
harmoni antara negara dan Warga negara ?

• Harmoni akan tercipta, jika proses pemenuhan hak dan


kewajiban justru didorong oleh kerelaan. Pada hakekatnya ,
antara pemilik hak yakni warga negara dan penguasa dalam hal
ini pemerintah, adalah warga negara yang berbeda posisi .
• Ketika warga negara melepaskan sebagian haknya untuk
diperintah oleh pemerintah/rezim yang diberi kuasa, keduanya
terikat oleh Grundnorm yang disebut dengan konstitusi.
• Persoalan inilah sebenarnya yang merupakan tujuan utama
diselenggarakannya pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap adanya memperberat vonis untuk pelaku korupsi
dapat diikuti hakim lain dalam memutus untuk pelaku korupsi dapat diikuti hakim lain dalam memutus
perkara korupsi seperti Angelina Sondakh.
Peran Generasi Muda dalam Upaya Pembinaan
Smart and Good Citizen

• Generasi muda Indonesia haruslah insan yang tidak hanya berkompeten


dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), tetapi juga generasi
yang memiliki kekuatan iman dan takwa (IMTAK) serta berperilaku moral
yang luhur.
• Ketika aspek-aspek tersebut terpenuhi maka akan muncul generasi masa
depan yang peduli terhadap kemajuan Indonesia, mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan dan santun dalam bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
• Karakter dan nilai-nilai yang sudah menyerap kedalam diri dan diaplikasikan
kedalam lingkungan masyarakat juga dapat berdampak pada perilaku yang
tidak melanggar norma dan nilai agama, hukum, dan budaya.

Terkait dengan globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi, muncul


persoalan yang terkait dengan karakter para pemuda pada masa kini. pemuda yang
cenderung individualis dan kurang mendasarkan perilakunya pada nilai-nilai budaya bangsa
menjadi sorotan tajam dalam masyarakat.
Urgensi PKn bagi Generasi Muda

Revolusi industri 4.0 banyak membawa perubahan dalam


kehidupan manusia. Revolusi industri 4.0 secara
fundamental telah mengubah cara beraktivitas manusia
dan memberikan pengaruh yang besar terhadap perilaku
dan kebiasaan warganegara khusunya pemuda. Oleh
karena itu pentingnya pembelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraanuntuk membangun generasi muda
smart and good citizenship.

Bahwa keilmuwan formal adalah penting, namun apa jadinya kalau ilmu yang dimiliki
tidak disertai dengan akhlak yang mulia. pembangunan akhlak ini juga yang akan
menjadi benteng dalam memantapkan nilai-nilai budaya bangsa dari dampak negatif
budaya barat atau westernisasi.
Esensi Pembelajaran PKn dalam Membina Warga Negara Muda
yang Baik dan Pintar

Esensi Pembelajaran PKn dalam Membina Warga Negara


Muda yang Baik dan Pintar adalah upaya memoderasi
kearifan bangsa Indonesia dengan Kearifan yang
berkembang bersama dengan kemajuan peradaban
manusia di dunia; memperkuat rasa kebangsaan dan cinta
tanah air dalam rangka memperkuat eksistensi bangsa dan
negara di mata dunia; membulatkan tekad dan minat
menuntut Ilmu demi pengabdian bela negara; dan
Mempelajari Indonesia sebagai negara hukum demi
mewujudkan kehidupan yang berkeadilan.
Dalam Konstruksi sosial dan ilmiah, kepemudaan cenderung dipandang sebagai
periode “transisi”—dari anak-anak menuju masa dewasa, dari pendidikan menuju
pekerjaan, dari keluarga asal ke keluarga tujuan (Lloyd 2005, Roberts 2009).

Anda mungkin juga menyukai