Pendidikan pada zaman sekarang sangatlah penting dan sangat berpengaruh
dalam suatu negara. Jika Pendidikan dalam negara tersebut bagus, maka kemungkinan negara tersebut untuk maju besar. Demikian dengan sebaliknya, apabila pendidikannya buruk, maka kemungkinan negara tersebut untuk maju juga kecil. Pendidikan dalam peradaban, memiliki nilai yang tinggi dalam menjalankan hidup. Dengan adanya Pendidikan, seseorang menjadi lebih mengerti dan lebih berpengalaman dalam hidup. Ketika seseorang melakukan Pendidikan, ia akan memiliki bekal dalam menjalankan kehidupannya, baik dalam hal interaksi sosial, ekonomi maupun budaya. Prof. dr. H.M. Quraish Shihab menyatakan “Hasil pendidikan mencerminkan keadaan pribadi dan masyarakat. Jika kini kita mengeluh tentang kualitas dan perilaku peserta didik atau masyarakat kita, maka tentulah ada yang salah dalam pendidikan kita, baik kesalahan tersebut kita lemparkan pada kecanggihan Iptek atau Revolusi Informasi dan semacamnya, maupun karena kegagalan kita dalam mendidik atau bahkan memahami apa yang kita maksud dengan pendidikan, termasuk pendidikan agama”.
Tidak hanya itu, Pendidikan merupakan kebutuhan bagi bangsa Indonesia
dalam membentuk manusia yang berdaya guna dan berkualitas, yang berguna dalam negri maupun luar negri. Pendidikan sendiri mencangkup banyak hal yang salah satunya yaitu Pendidikan karakter. Dengan adanya itu, kenyataan pada zaman sekarang, dalam hal Pendidikan karakter mempunyai permasalahan yang terjadi di dalam negara dan membahayakan bangsa karena sumber daya manusia yang minim, berdasarkan buku Desain Induk Pembangunan Karakter bangsa (2010) dapat di identifikasi sebagai berikut; (1), Disorientasi dan belum Dihayatinya Nilai-nilai Pancasila sebagai Filosofi dan Ideologi Bangsa; (2), Keterbatasan Perangkat Kebijakan Terpadu dalam Mewujudkan Nilai-nilai Esensi Pancasila; (3), Bergesernya Nilai-nilai Etika dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara; (4), Memudarnya Kesadaran terhadap Nilai-nilai Budaya Bangsa; (5), Ancaman Disintegrasi Bangsa; (6), Melemahnya Kemandirian Bangsa. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan, terlebih dengan permasalahan yang mengenai remaja.
Pendidikan memiliki peranan yang besar sebagai pusat untuk mempersiapkan
karakter pada manusia dalam menghadapi tantangan global. Dengan kondisi tersebut, maka diharuskan bagi para pengajar di dalam sekolah bertanggung jawab dalam karakter setiap peserta didiknya. Demi mewujudkan peserta didik yang berkualitas, kreatif dan kompetitif. Sehingga pelaksaan pendidikan nasional dapat tercapai secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana ter-cantum dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2002 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3, bahwa; “pendidikan nasional mempunyai peran dan fungsi dalam mengembangkan setiap potensi yang dimiliki peserta didik, serta membentuk karakter sebagai bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehi-dupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta ber- tanggungjawab”.
Pendidikan yang ada di Indonesia sesuai tujuan di atas berorientasi untuk
menghasilkan penerus bangsa yang berwawasan luas dengan melalui proses pengoptimalan setiap potensi peserta didik dan membentu manusia yang berkarakter seperti halnya berakhlak mulia, beriman, sehat jasmani dan rohani, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggungjawab. Kemudian, melihat masyarakat pada zaman sekarang, Ketika budaya barat masuk ke Indonesia maka Sebagian masyarakat tidak mampu menyaring budaya luar yang bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, pengaruh dari budaya barat tersebut, memberikan dampak negative terhadap peserta didik baik sikap maupun perilakunya. Hal ini sama dengan pendapat Judiani dalam penelitiannya tentang implementasi pendidikan karakter di SD bahwa, “Peserta didik pada saat sekarang, tidak memiliki sopan santun, suka tawuran, minum-minuman keras, narkotika, serta kebut-kebutan di jalan raya”.
Permasalahan di atas menunjukan bahwa Pendidikan karakter sangat urgen
untuk diterapkan, khususnya dalam Lembaga Pendidikan anak usia dini. Karena peserta didik pada masa ini, memerlukan Pendidikan karakter, sehingga peserta didik mengetahui suatu hal baik maupun yang buruk, yang mana harus dilakukan maupun yang harus di jauhi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock bahwa, “Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah, sehingga belum mampu menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar dan salah”. Maka dari itu, Pendidikan karakter di sekolah seharusnya memiliki perhatian khusus untuk membentuk pondasi iman peserta didik dan menciptakan pribadi yang berakhlakul kalimah. Hal ini, sebagai seorang pengajar atau guru mempunyai tanggu jawab dalam mendidik para peserta didik. Seorang guru harus mengajarkan nilai-nilai Pendidikan kepada para peserta didik, terlebih dengan menerapkan nilai-nilai Pendidikan islam. Permasalahan yang sering terjadi adalah bahwa Pendidikan agama islam yang ada di perkotaan ataupun pedesaan, baik melalui kegiatan belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas terkesan kurang bermanfaat dan sangat membosankan yang hanya menarik perhatian sementara saja. Dengan terjadinya hal tersebut, karena peserta didik dihadapkan dengan kehidupan bermasyarakat dan pergaulan budaya kota yang materialistis.
Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Penguatan Karakter Profil Pelajar Pancasila Pada Peserta Didik Di SDN 01 Sawah Besar Gayamsari Kota Semarang