Anda di halaman 1dari 44

PENDAHULUAN

 Pendidikan karakter kini menjadi salah satu wacana utama dalam


kebijakan nasional di bidang karakter Pendidikan.
 Seluruh kegiatan belajar serta mengajar yang ada dalam negara
indonesia harus merujuk pada pelaksanaan pendidikan Karakter.
 Ini juga termuat di dalam Naskah Rencana Aksi Nasional
Pendidikan Karakter yang diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan pada tahun 2010. Dalam naskah tersebut dinyatakan
yakni pendidikan karakter menjadi unsur utama dalam pencapaian
visi dan misi pembangunan Nasional yang termasuk pada RPJP
2005-2025.
 Pasal 3 UU SIKDIKNAS menyebutkan:
 “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membantu
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa.
 Bertujuan untuk berkembangnya potensi, peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
 Krisis bangsa adalah krisis sumber daya manusia, utamanya krisis
karakter.
Karakter adalah perilaku relatif permanen yang bersifat baik atau
kurang baik.
 Karakter Generasi Emas 2045 adalah kekuatan utama membangun
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, jaya dan
bermartabat.
 Karakter merupakan pendukung utama dalam pembangunan
bangsa, kata Bung Karno.
Beliau mengatakan: “Bangsa ini harus dibangun dengan
mendahulukan pembangunan karakter (character building).
 Karena character building inilah yang akan membuat Indonesia
menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya serta bermartabat. Kalau
character building tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan
menjadi bangsa kuli”.
 Dalam perspektif filosofis dikatakan bahwa education without
character, this is sins the basis for misery in the world, The
essence of education is to recognize truth. Let your secular
education go hand in hand with spiritual education
(Sathya, 2002:83)
APA SIH PENDIDIKAN KARAKTER ITU ?

 Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam


mengembangkan potensi peserta didik.
 Pendidikan menurut Prof. Dr. John Dewey merupakan suatu proses
pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, maka
pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia tanpa
dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian
pada setiap fase dan menambah kecakapan dalam perkembangan
seseorang melalui pendidikan.
 Pendidikan menurut M.J. Langeveld yaitu upaya dalam
membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan.
Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk
melakukan tugas-tugas hidupnya agar senantiasa mandiri dan
bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan sebagai
usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab
 Ki Hajar Dewantoro Menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah
bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-
tingginya.
KARAKTER

 Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap


pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia
atau makhluk hidup lainnya.
 Karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebijakan yang diyakini dan dipergunakan sebagai cara
pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari.
 Pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan
pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi atau
kelompok yang unik baik sebagai warga negara.
Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Para Ahli

1. Menurut Suyanto
 Pendidikan karakter adalah cara berfikir dan berprilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.
2. Menurut Kertajaya
 Pendidikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu
benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar
pada kepribadian benda atau individe tersebut, serta merupakan
“mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak,
bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.
3. Menurut Kamus Psikologi
 Menurut kamus psikologi pendidikan karakter adalah kepribadian
ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran
seseorang, dan berkaitan dengan sifat-sifat yang tetap
4. Menurut Thomas Lickona
 Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
 Fungsi pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan potensi
dasar seorang anak agar berhati baik, berperilaku baik, serta
berpikiran yang baik.
 Dengan fungsi besarnya untuk memperkuat serta membangun
perilaku anak bangsa yang multikultur.
 Selain itu pendidikan karakter juga berfungsi meningkatkan
peradaban manusia dan bangsa  yang baik  di dalam pergaulan
dunia. 
 Pendidikan karakter dapat dilakukan bukan hanya di bangku
sekolah, melainkan juga dari berbagai media yang meliputi
keluarga, lingkungan, pemerintahan, dunia usaha, serta media
teknologi.
Tujuan pendidikan karakter

 Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang


tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, bekerja sama
atau bergotong royong.
 Selain itu Pendidikan karakter juga membentuk bangsa
mempunyai jiwa patriotik atau suka menolong sesama,
berkembang dengan dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan
serta teknologi, beriman dan bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa.
 Pendidikan karakter di sekolah yang diimplementasikan pada
pendidikan pengembangan diri antara lain; melalui kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, semisal : pengurus OSIS,
Pramuka, PMR, PKS, KIR, Olahraga, Seni, Keagamaan dan
lainnya.
 Dengan kegiatan ekstrakurikuler ini sangat menyentuh, mudah
dipahami, dan dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran minat
dan dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran minat dan bakat
yang dapat dikembangkan sebagai perwujudan pendidikan karakter
bangsa.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 87 TAHUN 2017
TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya


disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab
satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM).
Pasal 2,
PPK memiliki tujuan:
a. membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas
Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter
yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan;
b. mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan
pendidikan bagi Peserta Didik dengan dukungan pelibatan publik yang
dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal
dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia; dan
c. merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik,
tenaga kependidikan, Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan
keluarga dalam mengimplementasikan PPK.
Pasal 3
PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai
religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungjawab.
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Presiden tentang Penguatan Pendidikan
Karakter meliputi:
a. penyelenggaraan PPK yang terdiri atas:
1. PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal;
2. PPK pada Satuan jalur Pendidikan Nonformal;
3. PPK pada Dauan jalur Pendidikan Informal,
b. pelaksana dan tanggungjawab; dan
c. pendanaan.
Pasal 5
PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dilakukan dengan
menggunakan prinsip sebagai berikut:
a. berorientasi pada berkembangnya potensi Peserta Didik secara
menyeluruh dan terpadu;
b. keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-
masing lingkungan pendidikan; dan
c. berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam
kehidupan sehari-hari.
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
GENERASI EMAS 2045

 Generasi 2045 berhadapan dengan tantangan yang sangat


kompleks. Globalisasi dengan dukungan teknologi informasi yang
begitu pesat membuat kehidupan semakin kompleks sehingga sulit
dipahami dan diprediksi.
 Karakter Generasi Emas 2045 seharusnya diarahkan kepada
orientasi hidup kualitatif spiritual yang menjadi kekuatan
membangun negara besar, maju, jaya dan bermartabat.
 Masa depan sebuah bangsa bukanlah sebuah tempat yang akan di
tuju, melainkan dibangun.
 Lintasan menuju ke sana, bukan ditemukan, melainkan harus
dibuat.
 Saat pembuatan lintasan itu terjadi perubahan baik bangsa yang
semakin matang, maupun perubahan masa depan yang lebih baik
lagi.
 Karakter menentukan kualitas hidup masa depan, artinya,
efektivitas menghadapi tantangan masa depan sebuah bangsa,
membutuhkan karakter yang baik.
 Karakter Generasi Emas 2045 merupakan kekuatan utama
membangun masa depan bangsa.
 Pendidikan menyongsong tahun 2045 fokus seyogianya
membangun karakter Generasi Emas 2045 agar memiliki sikap
positif, polapikir esensial, komitmen normatif dan kompetensi
abilitas.
 Sikap positif adalah representasi perilaku tentang nilai Pancasila
dan nilai kemanusiaan.
 Pola pikir esensial adalah perilaku tidak hanya berlandaskan
pertimbangan rasional dan pembuktian empirik, melainkan juga
suprarasional.
 Komitmen normatif adalah kesetiaan atau loyalitas berbasis spirit
internal.
 Kompetensi abilitas adalah profesionalitas pada tingkat seni.
 Karakter Generasi Emas 2045 diharapkan menunjukkan sosok
kepribadian yang utuh, dan orisinil, di mana ucapan sesuai dengan
perbuatan.
 Karakter Generasi Emas 2045 dapat
dibangun secara utuh dan orisinil, apabila
berbasis IESQ (kecerdasan intelektual-IQ,
emosional-EQ dan spiritual-SQ).
 IQ merujuk kepada kecepatan dan ketepatan aktivitas kognitif
dalam memahami, menyelesaikan berbagai masalah, tantangan
maupun tugas-tugas.
 EQ merujuk pada potensi kemampuan personal dan interpersonal.
 Kemampuan personal meliputi kecepatan memahami emosi diri
sendiri, mengelola suasana hati, memotivasi diri sendirI (kesadaran
aktif),
 Kemampuan interpersonal meliputi kemampuan memahami
perasaan orang lain (empati), kemampuan menyesuaikan diri,
disukai, kemampuan memecahkan masalah antarpribadi,
keramahan, setiakawan, dan sikap hormat. (Goleman, 1995:46-47).
 SQ merujuk pada sifat-sifat mulia dan nilai-nilai kemanusiaan,
merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan masalah makna
dan nilai.
 SQ adalah fundasi yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan
EQ secara efektif. Inilah kecerdasan tertinggi manusia.
 Pendidikan karakter terdiri atas pengembangan sikap positif, pola
pikir esensial, komitmen normatif, dan kompetensi
abilitas yang harus berlandaskan IESQ.
 Sikap positif meliputi pemahaman (thought),
perbuatan (action) dan kebiasaan (habit).
 Landasan utama pemahaman adalah IQ, perbuatan adalah IEQ dan
kebiasaan landasannya
adalah IESQ terutama SQ.
 Polapikir esensial terdiri dari pendekatan praktis,
pendekatan teoretis dan pendekatan esensial.
 Landasan utama pendekatan praktis adalah IQ, pendekatan teoretis
adalah IEQ dan landasan pendekatan esensial adalah IESQ
terutama SQ.
 Komitmen terdiri dari kontinuans, afektif dan normatif. Landasan
utama kontinuans adalah IQ, afektif landasan utamanya IEQ, dan
normatif landasannya IESQ terutama SQ.
 Kompetensi terdiri dari pemahaman konsep (knowledge),
keterampilan (skill) dan abilitas (abilities).
 Landasan utama pemahaman konsep adalah IQ, keterampilan
menerapkan konsep adalah IEQ dan landasan abilitas adalah IESQ
teutama SQ.
 Karakter Generasi Emas 2045 berlandaskan IESQ meliputi empat
dimensi sebagai berikut.
 § Sikap positif terhadap nilai Pancasila dan nilai kemanusiaan
menjadi kebiasaan
hidup keseharian. Sikap ini efektif dikembangkan dalam kegiatan
intra dan ekstra kurikuler serta atmosfir satuan pendidikan.
 § Polapikir esensial menggunakan pendekatan esensi dalam
menyelesaikan masalah dan tugas-tugas kehidupan. Polapikir ini
efektif dikembangkan terutama dalam kegiatan intra dan ekstra-
kurikuler
 Komitmen normatif yakni kesetiaan dan kesediaan berkorban
untuk institusi atau kepada bangsa. Komitmen ini efektif
dikembangkan pada atmosfir satuan pendidikan, utamanya
kebermaknaan setiap individu untuk kepentingan lembaga.
 Kompetensi abilitas, menjalankan tugas profesional sebagai seni.
PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER MELALUI
PERAN PENDIDIK UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI
EMAS INDONESIA TAHUN 2045

DISAMPAIKAN OLEH :
Dr. H. TRI KUAT, M,Pd.
( Dosen Pascasarjana UAD Yogyakarta
dan Dosen FKIP UMS Surakarta )
KESIMPULAN

Saya sebagai pengajar menyimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan


pendidikan yang dikembangkan dari peserta didik atau anak-anak yang telah dan
memiliki karakter-karakter terlalau dan memupuknya supaya karakter tersebut tidak
lemah sehingga tumbuh dengan subur.

Karakter merupakan cirikhas manusia itu sendiri dan kepribadinyannya,.


Maka dari itu, sebagai pendidik hendaknya merupakan vigur atau mode dimana anak
akan menirunya jadi sebagai yang dikembangkan adalah karakter yang baik dalam
diri anak, untuk masa depan dimana akan di hadapanya masa yaitu masa emas bagi
bangsa Indonesia atau masa jaya jayanya gemilau bangsa Indonesia serta tekonologi
yang canggih.
Penilaian PPK

Religiusitas, diantaranya: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, taat
beribadah, bersyukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, dll.

Integritas, diantaranya: jujur, rendah hati, santun, tanggung jawab,


keteladanan,komitmen moral, cinta kebenaran, menepati janji, anti korupsi, dll.

Satuan pendidikan dapat merumuskan dan mengembangkan nilai operasional dari


Nilai Utama Karakter sikap sosial tersebut secara bersama-sama.

Dan berikut adalah contoh catatan perilaku sikap spiritual yang bisa dicatat pada
jurnal pengamatan sikap KI 1

Religiusitas - Ketaatan Beibadah - Selalu tepat waktu dalam menjalankan Ibadah - -


Religiusitas - Ketaatan Beibadah - Menjalankan perintah Agama dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab -
Religiusitas - Ketaatan Beibadah - Selalu terlibat dalam kegiatan peringatan atau
perayaan keagamaan -
Religiusitas - Ketaatan Beibadah - Selalu mengeluh dalam menjalankan ibadah -
Mengajak siswa selalu optimis dan bersyukur - Sudah bisa berubah.
Religiusitas - Ketaatan Beibadah - Bercanda saat sholat berjamaah - Menasehati agar
tidak bercanda saat sholat - Sudah mampu meningkatkan sikap ketaatan beribadah.

Religiusitas - Berdoa - Mengobrol saat berdoa - menasehaati agar tdak mengobrol


lagi; hari berikutnya diminta untuk memimpin doa di kelas - sudah bisa berubah,
tidak terlihat mengobrol di saat berdoa.
Religiusitas - Berdoa - Mengajak temanya untuk berdoa sebelum makan - -

Religiusitas - Bersyukur - Membuang makanan yang masih layak makan  -


Memberikan bacaan yang menyentuh hati - Sudah mampu meningkatkan perilaku
syukur

Integritas - Jujur - Tidak pernah mencontek


Integritas - Jujur - Menemukan uang di lingkungan sekolah dan menyerahkan kepada
guru kelasnya
Integritas - Rendah hati - Menunjukan sikap rendah hati dan sayang terhadap semua
teman, baik seagama maupun tidak seagama.
Integritas - Tanggung Jawab - Ada atau tidak ada guru, selalu membuang sampah
pada tempatnya.
Penilaiajn PPK

Nasionalisme, diantaranya: cinta tanah air, semangat kebangsaan, menghargai


kebhinekaan, menghayati lagu nasional dan lagu daerah, cinta produk Indonesia, cinta
damai, rela berkorban, taat hukum, dll.

Kemandirian, diantaranya: disiplin, percaya diri, rasa ingin tahu, tangguh, bekerja
keras, mandiri, kreatif-inovatif, pembelajar sepanjang hayat, dll.

Gotong royong, diantaranya: suka menolong, bekerjasama, peduli sesama, peduli


lingkungan, kebersihan dan kerapian, kekeluargaan, aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan, dll.

Integritas, diantaranya: jujur, rendah hati, santun, tanggung jawab, keteladanan,


komitmen moral, cinta kebenaran, menepati janji, anti korupsi, dll.

Satuan pendidikan dapat merumuskan dan mengembangkan nilai operasional dari


Nilai Utama Karakter sikap sosial tersebut secara bersama-sama.

Kemandirian - Disiplin - Terlambat datang ke sekolah - Dinasehati agar bisa datang


lebih awal - Masih belum berubah

Kemandirian - Displin - Datang ke sekolah paling awal - -

Kemandirian - Percaya diri

Anda mungkin juga menyukai