Disusun oleh :
I1A018071
2018
BAB I
Ki Hajar Dewantara memilliki kekayaan bahwa pendidikan bagi bangsa indonesia harus
dilakukan melalui tiga lingkungan yaitu, keluarga , sekolah, dan organisasi .Pendidikan
sekolah adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah
( kemendikbud, 2010)
Karakter memiliki tiga dimensi , yaitu dimensi pribadi (manusia) , dimensi pemerintah
(goverment) , dan karakter nasional (nasional character). Karakter mencakup akan nilai
kejujuran, kebenaran, anti kekerasan, saling menghormati, tidak egois (selfish), suka
menolong (helpful), berani dan siap menjadi contoh bagi orang lain. Proses pentahapan
itulah yang sering disebut sebagai character building.
Pembentukan warga negara yang cerdas berkarakter kuat dalam konteks global menjadi
sebuah keharusan. Warga negara yang cerdas (smart and good citizenship) merupakan
proses integral dari berbagai intership idealita warga negara. Menurut Inazo Nitobe (2001)
dalam Budihardjo (2010) bahwa nilai-nilai pembentukan karakter yang baik ada 7 hal ,
yaitu :
1. Justice (keadilan)
2. Courage (kebenaran)
3. Politennes (kesopanan)
4. Sincerity (ketulusan)
5. Honour (kehormatan)
6. Loyality (kesetiaan)
7. Self control (pengendalian diri)
Dalam tataran nasional sebenarnya nilai nilai tersebut semua sudah terakomodasi
dalam dasar negara, yaitu Pancasila. Oleh karena itu pendekatan strategi pengembanganya
di masyarakat adalah kejujuran dan keikhlasan semua komponen bangsa untuk tetap kokoh
berpegang teguh pada ideologi negara, yaitu Pancasila sebagai pemersatu bangsa yang
berkarakter indonesia. Keberhasilan tersebut tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan
Unsoed mengembangkan jatidirinya yang elemen utamanya adalah nilai kejuangan
Panglima Besar Jendral Soedirman.
Manusia sebagai makhluk yang berakal budi yang mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya dalam rangka melaksanakan amanah dan
penghambaan kepada tuhan. Manusia mempunyai sisi rohani dan jasmani, keduanya
berinteraksi dan memengaruhi mutu serta produktivitas kinerja perikehidupannya.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk membuat keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik, mewujudkan dan
menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari sehari dengan sepenuh hati.
1.2 Tujuan
2.1 Pendahuluan
Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa pendidikan tinggi harus diarahkan untuk
mengembangkan karakter bangsa Indonesia dan bertujuan memiliki kepribadian yang
berbudi luhur, berwawasan IPTEK, dan membentuk manusia menjadi akhlaq yang mulia.
Kesatuan antara pikiran, rasa, karsa dan raga merupakan wujud karakter yang kuat pada
seorang dan karakter ini dibentuk untuk menjadi insan yang bermoral.
Oleh karena itu mata kuliah di atas bertujuan mengembangkan nilai, karakter baik seperti
kejujuran, disiplin, tekun, kesadaran bermasyarakat, empati dan rendah hati.
bangsa Indonesia
Bahasa Indonesia : Mengembangkan rasa dan daya cipta
Kecerdasan tanpa kejujuran tidak memiliki integritas dan berbahaya, penanaman nilai
profesionalitas dan kejujuran pada mahasiswa tersebut akan membentuk insan yang
berkualitas secara akademik dan berbudi pekerti luhur.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan
dalam perilaku.
2. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta karsa
seseorang atau sekelompok orang.
3. Karakter merupakan ciri khas seseorang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas
moral, serta ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
“... pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh
dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita ...” (Ki Hajar
Dewantara, Pahlawan Nasional)
4. Pengelolaan Diri
5. Wawasan Kebangsaan
7. Kesadaran Hukum
Manusia adalah makhluk yang berakal budi . Manusia memiliki sisi rohani dan jasmani.
Kepribadian adalah organisasi dinamik sistem psikofisik yang memberikan corak yang khas
dalam cara menyesuaikan diri dalam lingkungan. Jatidiri merupakan tata nilai yang konkret
dan dapat dikembangkan sehingga dapat memberikan gambaran kinerja kehidupan
masyarakat yang baik.
a. Berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan/ atau Teknologi untuk
memenuhi kepentingan nasional.
Pendidikan tinggi harus mampu membangun pribadi individu yang berkepribadian kokoh
dan berkarakter yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup di masa mendatang.
Sedangkan pendidikan karakter menjadi alternatif solusi bagi perbaikan perilaku dan moral
bangsa yang mengalami krisis etika dan identitas diri, dan dalam menyelesaikan konflik di
berbagai kalangan dalam berbagai aspek kehidupan.
Nilai adalah konsep (abstraksi atau gambaran) mengenai masalah dasar yang sangat penting
dan bernilai dalam kehidupan manusia.
Nilai kejuangan bermakna nilai yang terkandung dalam usaha dengan penuh kesukaran dan
bahaya untuk merebut sesuatu. Nilai kejuangan tersebut bermakna pula nilai luhur hasil
wujud interaksi social termasuk dalam berbagai persaingan konflk.
Adapun nilai kejuangan Panglima Besar Jendral Soedirman dari fakta yang telah diterima
masyarakat:
4. Panglima besar Jendral Soedirman mempunyai sifat prajurit (Soedirman Sang Prajurit)
Keempat nilai yang dilakukan Jendral Soedirman dapat menjadi suatu jati diri yang akan
dimunculkan dalam sikap dan perbuatan mahasiswa Unsoed yang disebut Jati Diri Unsoed.
Jati diri tersebut diharapkan muncul dalam bentuk antara lain:
Jati diri adalah ciri,gambaran, atau keadaan khusus seseorang : identitas, kepribadian, inti
dan jiwa, semangat, daya gerak dari dalam serta spiritualitas.
Jati diri adalah keptibadian atau personality, yaitu susunan unsur akal dan jiwa yang
menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan tiap-tiap individu (manusia).
Wawasan kebangsaan adalah hasrat yang sangat kuat untuk kebersamaan dalam mengatasi
segala perbedaan dan diskriminasi.
Wawasan kebangsaan kita dimulai sejak timbulnya kesadaran kebangsaan yaitu sejak
berdirinya Boedi Oetmo pada 20 Mei 1908. Gerakan kebangsaan Boedi Oetomo berkemban
dan meluas sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda tahun 1928 lalu puncaknya pada
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
1. Keseimbangan hidup
3. Bersikap efektif
4. Memegang kepemimpinan
Pedoman tersebut dapat membantu kita untuk mendapatkan apakah yang kita perbuat lebih
baik, memuaskan atau seperti apa yang kita inginlan atau kita butuhkan.
Hukum adalah karya manusia yang berupa norma-norma, dan berisikan petunjuk-petunjuk
tingkah laku. Hukum mengandung rekaman ide-ide yang dipilih oleh masyarakat tempat
hukum itu diciptakan. Ide-ide tersebut adalah keadilan.
PENDIDIKAN KARAKTER
Olah pikir menghasilkan karakter yang cerdas yaitu kritis, kreatif, inovatif, dll
Olah hati menghasilkan karakter jujur, yaitu beriman, bertakwa dan amanah, dll
Olah rasa/karsa menghasilkan karakter peduli, yaitu ramah, saling menghargai, toleran, dlla
Olah raga menghasilak karakter tangguh, yaitu bersih dan sehat, disiplin, sportif
Tujuan pendidikan karakter adalah mengembangkan karakter peserta didik agar mampu
mewujudkan nilai-nilai luhur pancasila dan berkarakter yang baik. Ruang lingkup sasaran
pendidikan karakter melalui satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat.
1. Karaker Jujur dengan model pembelajaran yang bersifat individu, misalnya penugasan
atau pembuatan laporan.
2. Karakter cerdas dengan model pembelajaran mencari dan menemukan sendiri apa yang
menjadi masalah dalam proses pembelajaran kita.
3. Karakter peduli dengan model pembelajaran yang bersifat kelompok dan dengan terjun
langsung ke lapangan.
4. Karakter tangguh dengan model pembelajaran yang menantang misalkan dalam hal fisik
atau pembelajaran kisah orang sukses.
Rencana Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Karakter Jatidiri Unsoed terdiri atas 16 kali
tatap muka, termasuk di dalamnya ujian tengah semester, oral report tugas individu, oral
report tugas kelompok, dan ujian akhir semester.
Pendidikan Karakter Jatidiri Unsoed (PKJU) dimuai dengan perkenalan dan menjelaskan
Rencana Pembelajaran PKJU mulai dari latar belakang sampai dengan evaluasi
keberhasilan dan proses pembelajaran. 4 nilai utama yang akan dikembangkan adalah :
a) Kejujuran
b) Kepedulian
c) Tangguh
d) Cerdas
1) Keteladanan
3) Pembiasaan
Nilai yang dikembangkan difokuskan juga pada nilai yang mendasari karakter baik
dengan mengacu pada 18 pilar nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, yaitu :
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratif, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, tanggung jawab. Dan 17 nilai
kejuangan yang dimikili Panglima Besar Soedirman, yaitu : beriman dan bertakwa, luhur,
jujur, tabah, sederhana, keras hati, memiliki rasa percaya diri, keberanian yang luar biasa,
semangat baja, membela pendiriannya, ketenangan dalam memutuskan, ketegasan dalam
memimpin, memiliki wawasan persatuan dan kesatuan yang tinggi, taat pada putusan
pemerintah, panutan dalam bersikap dan bertindak, menampilkan contoh kemenangan jiwa
yang kuat atas raga yang lemah, tidak mengenal lelah, mengabdi untuk nusa dan bangsa,
berpedoman pada cita-cita Negara, dan wafat meninggalkan semarak kebesaran jiwa.
PKJU pada semua program studi, dijadwalkan dalam bentuk kuliah di semester awal
dengan bobot 2 sks. Pengajar PKJU adalah dosen yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan. PKJU memiliki rencana pembelajaran semester dengan 16 kali tatap muka.
Umpan balik diupayakan melalui menyelesaikan tugas terstruktur, baik yang individual
maupun yang berkelompok, diarahkan untuk mengaktualisasikan 10 core of thingking skill.
8. Efektivitas aktualisasi
BAB V
Manusia adalah mahluk yang berakal budi yang mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya dalam rangka melaksanakan amanat dan penghambaan
kepada Allah ta’ala. Manusia mempunyai sisi rohani dan jasmani, keduanya berinteraksi
dan memengaruhi mutu serta produktivitas kerja perikehidupannya. Budaya merupakan
hasil kinerja antara interaksi sisi rohani,jasmani,dan lingkungan. Kepribadian adalah
organisasi dinamik sistem psikofisik pada seseorang yang memberikan corak yang khas
dalam cara menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Relevansi membahas tentang hakekat
manusia,kepribadian dan pengendalian diri yaitu kajian yang sangat berguna sebagai
tambahan bekal awal untuk mendorong kegiatan sivitas akademika utamanya komponen
mahasiswa dalam aktivitas pembelajaran.
Surat Keputusan Presiden No.195 tanggal 23 September 1963 dan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No.153 tanggal 12 September
1963, lahirlah Universitas Jenderal soedirman pada tanggal 23 September 1963 di kota
Purwoketo. Unsoed pada awalnya memiliki Fakultas Pertanian yeng merupakan
pelimpahan dari Universitas Diponegoro. Fakultas Biologi dan Fakultas Ekonomi didirikan
pada 1963/1964 dengan SK Menteri PTIP No.127/1963 tanggal 9 Oktober 1963 setelah FP
berdiri kurang lebih 1 tahun. Di samping itu,mengingat bahwa ultimate goal dari
pengembangan suatu wilayah adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat, maka Fakultas
Ekonomi diarahkan untuk melaksanakan pengembangan SDM yang memiliki kemampuan
untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan akses ekonomi bagi masyarakat
terhadap sumberdaya yang dimilikinya dalam rangka meninkatkan kesejahteraannya.Pada
tahun 2014 dilakukan penataan kembali organisasi yang ada di Unsoed. Melalui Surat
Keputusan Rektor no 1600/UN23/OT.01/2014 maka ditetapkan sejumlah 6 fakultas baru di
lingkungan Universitas Jenderal Soedirman sehingga total Fakultas di Unsoed berjumlah 12
fakultas.
Kondisi dan potensi Unsoed yang pertama adalah tenaga dosen yang berjumlah
1027 orang yang memiliki spesifikasi dari S1 sampai dengan S3. Rasio dosen dan
mahasiswa secara keseluruhan di Unsoed adalah 1:20.Penelitian Unsoed atau perguruan
tinggi bertugas menggali dan mengembangkan IPTEK, maka penelitian menjadi tolak ukur
penilaian kualitas perguruan tinggi adalah produk-produk riset yang disertai
publikasinya. Pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk mengembangkan dan
menyukseskan pembangunan menuju tercapainya masyarakat yang maju, adil, makmur dan
sejahtera. Berbagai bentuk KKN tersebut adalah banyak mendapatkan apresiasi dari
berbagai wilayah dan secara nasional telah diapresiasi. Kondisi objektif tersebut secara
tidak langsung juga ikut mengangkat citra dan eksistensi Unsoed melalui dharma
pengabdian kepada masyarakat.
Pada saat kekuatan bersenjata kita masih terpecah dalam kestuan-kesatuan yang berdiri
sendiri, maka satu-satunya kekuatan yang dapat mengikat kekuatan rakyat kita adalah
semangat patriotisme yang tidak mengenal menyerah melawan musuh. Panglima Besar
Jenderal Soedirman adalah sosok patriot yang tak kenal menyerah. Walaupun kesehatan
pribadinya sangat parah dan terus menerus di kejar-kejar musuh, namun sebagai Panglima
Besar, ia berhasil menanamkan semangat, menggariskan strategi perlawanan rakyat
semseta dan secara langsung memimpin perang gerilya. Perlawanan yang tak kenal
menyerah itu akhirnya memaksa belanda mengembalikan pemerintahan Republik Indonesia
sebagai pemerintahan yang berdaulat ke Ibukota perjuangan Yogyakarta. Oleh karena
itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman dihormati sebagai bapak Tentara Nasioanl
Indonesia selain itu dihormati juga sebagai pemimpin perjuangan yang terkemuka.
Panglima Besar Jenderal Soedirman selaku Panglima Besar TNI telah dikenal dalam
masyarakat sebagai tokoh perjuang nasional yang berkepribadian luhur, tabah, jujur, dan
sederhana serta memiliki wawasan persatuan dan kesatuan yang tinggi. Pada masa perang
kemerdekaan, beliau menjadi panutan masyarakat dalam berikap dan bertindak baik dalam
bidang politik maupun strategi perjuangan lainnya demi kejayaan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Panglima Besar Jenderal Soedirman yang bertaqwa dan taat
kepada Tuhan, jujur dalam pikiran dan perbuatan, mencintai anak buah, patuh pada kata
mufakat, dan setia terhadap sumpah dan janjinya kepada Angkatan Perang, Tanah
Air, Bangsa dan umat manusia. Di dalam diri beliau kita temukan watak perwira TNI yang
sejati. Panglima Besar Jenderal Soedirman adalah pribadi yang mempunyai rasa percaya
diri sendiri, beriman, pantang menyerah, serta memiliki keberanian dan ketenangan dalam
mengambil langkah-langkah strategis. Ketegasannya dalam memimpin anak
buah, keyakinannya bahwa dengan perang gerilya Indonesia pasti menang, serta
ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa membuatnya tetap tegar secara heroik dan
patriotik dalam pengabdiannya untuk nusa dan Bangsa Indonesia.
Pengelolaan diri adalah suatu pengaturan bagi setiap individu dalam mengarungi kehidupan
saepanjang hayat. Kegiatan pengelolaan diri belum banyak dilakukan oleh setiap individu
termasuk mahasiswa apalagi dijadikan suatu kebiasaan yang melekat dalam kehidupan hari-
hari. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana menjadikan perbuatan yang akan di perbuat
lebih baik dari apa yang telah dilakukan. Mengatasi pelbagai tuntutan kehidupan bagaikan
meminkan bola dalam suatu permainan sirkus, seperti pemain bola dalam sirkus hampir
semua pemain harus tetap mempertahankan keseimbangan bola agar bola tersebut tetap
dalam keadaan seimbang. Kalau anda mengenali gejala-gejala ini, tinjaulah kembali cara
anda mengatur diri. Tak ada situasi yang tidak dapat diperbaiki. Tidak penah ada waktu
yang salah untuk memulai. Anda tidak perlu merasa bahwa itu tidak mungkin atau sangat
terlambat.
Untuk mengatur diri sebaik-baiknya,anda harus memiliki waktu dan tenaga untuk
menentukan arah dan memutuskan apa yang anda inginkan. Begitu anda telah memutuskan
apa yang penting anda harus memeriksa apa saja yang dikerjakan dan apakah itu
merupakan hal yang seharusnya anda kerjakan serta perlu melakukan semuanya seorang
diri. Dengan bersikap teratur, anda tidak akan melupakan tugas utama sedangkan
seandainya untuk beradaptasi terhadap berubahan dapat memastikan bahwa anda tidak
pernah ketinggalan zaman. Dengan mencoret tanggung jawab yang tidak perlu anda tidak
lagi perlu terbebani. Membatasi diri berarti bahwa anda membebaskan diri,ini akan
memberi kebebasan untuk melakukan apa yang seharusanya anda lakukan.
Mempunyai pandangan yang baik tentang diri anda sendiri, mengetahui cara untuk
mendapatkan apa yang anda inginkan tanpa merasa bersalah atau membuat sedih perasaan
orang lain,tetap gigih saat anda ingin mencapai pelbahai hal dan melakukan tindakan untuk
mengusir stres memungkinkan anda untuk memegang kepemimpinan atas diri anda sendiri
serta menyelesaikan pekerjaan yang anda ingin kerjakan. Untuk membina hubungan yang
baik dengan orang lain anda perlu melakukan kontrol terhadap diri sendiri. Dengan
memilih cara anda memandang orang lain anda sebetulnya menentukan cara anda
berperilaku terhadap mereka. Cara anda berperilaku terhadap orang lain mempunyai
pengaruh langsung terhadap cara memberikan respon kepada anda. Anda perlu mengetahui
ikatan perilaku anda dan pengaruhnya terhadap hubungan meraka.
Tujuan utama dari mengatur diri adalah merasa nyaman dan mencapai apa yang
anda inginkan. Ingatlah selalu bahwa anda mempunyai pilihan,kalau anda merasa tidak
nyaman, dapat jadi anda ini juga merupakan pilihan anda sendiri. Jadi pastikan bahwa anda
memilih sikap yang positif sikap yang dapat menentukan keberhasilan anda. Jatidiri
merupakan sifat asli manusia sebagai mahluk yang berakal budi. Agar dapat mencapai
tujuan perikehidupan yang baik maka sebaiknya setiap individu dapat melaksanakan
pengendalian diri, yakni menghindarkan sifat-sifat yang tercela dan mengembangkan sifat-
sifat yang terpuji.
3. Tercapainya kesejahteraan yang adil lahir batin bagi seluruh masyarakat indonesia.
Perguruan tinggi adalah suatu embaga yang di dalamnya terdiri atas sivitas
akademika (tenaga/dosen dan mahasiswa) dan tenaga kependidikan. Begitu calo mahasiswa
mulai untuk memasuki lembaga perguruan tinggi, maka banyak hal yang harus dikenalnya
sehingga mereka akan dapat menjadi bagian dari lembaga tersebut. Sebagai suatu sistem,
perguruan tinggi membentuk masyarakat yang dikenal dengan sebutan masyarakat kampus
dan dalam masyarakat ini berbagai hal baru akan ditemui oleh mahasiswa baru. Mahasiswa
baru akan mengenal fasilitas yang tersedia dan dapat dimanfaatkan ketika mereka belajar di
perguruan tinggi, mereka akan mulai mengenal para senior dan dosen-dosennya, mereka
akan mengenal sistem pelayanan dan merekapun akan mengenal hak dan kewajibannya
sebagai anggota masyarakat kampus. Oleh sebab itu, para mahasiswa baru akan belajar
tentang bagaimana harus bersikap agar mereka menjadi bagian dari sistem perguruan tinggi
atau masyarakat kampus. Mereka akan mengenal dan mengikuti etika dan tata karma
pergaulan kampus.
Etika dalam masyarakat kampus atau dapat disebut sebagai etika akademik bersifat
universal karena etika berdasarkan kepada ilmu dan kearifan, sedangkan tata karma
pergaulan kampus akan berbeda dari suatu tempat ke tempat lain. Tata karma didasarkan
pada adat dan kebiasaan serta kesepakatan dalam suatu masyarakat sehingga adat kebiasaan
lokal tempat kampus tersebut berada akan memengaruhi tata pergaulan dalam kampus
tersebut. Pengetahuan tata karma yang bersifat local ini bagaimanapun akan memengaruhi
tabiat dan perilaku anggota sivitas akademika yang tercermin dalam sikapnya. Namun
demikian, perilaku serta tatanan pergulan yang harus diijalankan dan merupakan ciri dalam
kehidupan masyarakat kampus adalah sikap dan etika akademik.
Sikap akademik dipengaruhi oleh tingkat penguasaan ilmu dan luasnya wawasan
seseorang. Semakin tinggi tingkat keilmuan yang dimiliki dan semakin luas wawasan
seseorang akan semakin baik sikap akademik seseorang. Perilaku seorang pakar yang
berpengalaman dan lebih berkompeten di bidangnya tentunya atau seharusnya memilik
kadar akademis yang lebih tinggi dibandingkan para mahasiswa baru yang baru memasuki
dunia kampus. Sikap akademik, dengan demikian, sangat memerlukan penguasaan ilmu
dan aplikasinya dalam kehidupan juga oleh pengalaman empiriknya.
Ilmu melandasi etika akademik. Ilmu dikembangkan menggunakan metode ilmiah,
logika, otoritas, dan instuisi sebagaimana akan dijelaskan dalam sub-subbab berikut,
Metode Ilmiah
Ilmu pada hakikatnya mencari jawabn yang benar atas berbagai pertanyaan dan cara
menyusun pengetahuan yang benar, disebut epistemologi. Landasan epistemologi ilmu
adalah metode imiah yang telah dikembangkan sejak kurang lebih empat abad yang lalu.
Logika
Proses verifikasi mencakup penarikan kesimpulan yang merupakan proses berpikir dengan
menggunakan logika atau penalaran. Proses penarikan kesimpulanndalam metode ilmiah
menggunakan logika deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum
menjadi kasus yang bersifat individual, dan logika induktif, yaitu penarikan kesimpulan
dari kasus-kasus individual menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Suatu penarikan
kesimpulan yang sahih(valid) dilakukan dengan kedua logika tersebut.
Otoritas
Manusia juga dapat mengandalkan pada otoritas dalam mengembangkan pengetahuannya.
Otoritas dapat berupa penjelasan orang lain yang kredibilitas keilmuannya dapat
dipertanggungjawabkan. Sebagai contoh, kalu seseorang berkata: “Di bulan tidak ada
kehidupan”, sesungguhnya orang tersebut mengatakan: “saya yakin di bulan tidak ada
kehidupan”. Sepertinya orang tersebut bersandar pada fakta, tetapi sebenarnya ia bersandar
pada penjelasan orang lain yang membuktikan bahwa di bulan tidak dijumpai adanya
kehidupan. Jadi, orang tersebut mengetahui sesuatu melalui tangan kedua dan kebanyakan
pengetahuan manusia memang diperoleh melalui tangan kedua.
Intuisi
Descrates, seorang filsof Perancis (1596-1650), telah menunjukkan kekurangan-kekurangan
logika dan menganjurkan untuk kembali kepada cahaya yang ada dalam pikirannya. Jadi,
selain logika dan otoritas, maka manusia juga menggunakan intuisi dalam mencari
kebenaran untuk mengembangkan pengetahuannya. Akan tetapi, hanya intuisi orang-orang
yang sudah berpengalaman banyak dan mendalami bidang ilmu yang dikuasainya yang
dapat diandalkan. Kita tidak akan mengandalkan pada pendapat intuitif Einstein dalam
bidang kimia, misalnya, waluapun dia adalah ilmuwan besar, seab kira tahu bahwa ia
adalah pakar fisika dan matematika yang terkenal dengan teori relativitasnya. Kita tidak
akan bersandar pada intuisi seseorang yang bukan pakarnya. Jadi, imu dikembangkan
dengan logika, otoritas, dan intuisi para pakar di bidangnya.
Ilmu Melandasi Etika
Manusia mengembangkan ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan yang
dihadapi di kehidupannya. Ilmu yang dikembangkan menawarkan berbagai kemudahan dan
pemecahan masalah kehidupan manusia. Menggunakan ilmu dalam pemecahan masalah,
manusia dapat meramalkan dan mengendalikan fenomena alam.
Oleh sebab itu, sering dikatakna bahwa dengan ilmu manusia memanipulasi dan menguasai
alam serta memecahkan permasalahan hidup yang dihadapinya.
Sikap dan Etika Akademik
Sikap adalah perbuatan, perilaku, gerak-gerik yang berdasarkan pada pendirian.
Seseorang yang memiliki sikap akan selalu melakukan perbuatan yang dilandasi oleh
pendirian yang jelas, pendapat dan keyakinan yang jelas pula. Jadi, perbuatan seseorang
yang memiliki sikap jika ia tak berpendirian, tidak memiliki pendapat atau keyakinan.
Akademik berarti mengandung kearifan dan dilandasi dengan ilmu. Tidak saja ilmu, tetapi
juga kearifan dan kecendekiaan, yaitu pemahaman dan penerapan ilmu dalam konteks
humaniora menjadi sifat dasar dari sesuatu yang akademik. Masyarakat akademik terdiri ata
individu-individu yang memiliki dan menerapkan ilmu dan kearifan dalam segala
aktivitasnya, aktivtas berpikir, berbicara, maupun aktivitas-aktivitas motoriknya.
Di dalam suatu masyarakat yang segala sesuatunya harus akademik, yakni di
perguruan tinggi, dikenal pula adanya hak dan kewajiban, kebesan dan tata aturan yang
akademik pula. Di dalam kampus kita mengenal adanya kebebasab akademik.
Makin tebal rasa kesadaran hukum bagi masyarakat makin besar pula sifat dan langkah
keaktifannnya. Menjadi suatu tantangan bagi pemerintah untuk selalu beusaha membawa
masyarakat tadi ke alam yang tingkat kesadarannya lebih tinggi untuk dapat menumbuhkan
rasa kesadaran hukum yang tinggi pula. Pembudayaan kesadaran hukum sebaiknya
dilakukan dengan moral dan etika yang tinggi serta tenggang rasa yang dalam dan
sebaiknya dipelajari sejak dini dalam lingkunagn keluarga dan sekolah melalui mata
pelajaran budi pekerti dan sopan santun.Dengan pembangunan nasional yang menjadi tekad
seluruh bangsa Indonesia terutama sekali di alam reformasi seperti sekarang ini. Peranan
masyarakat semakin besar dan mendapatkan tempat seyogyanya keterbukaan dan
transparansi dari aparat pemerintah dalam setiap langkah-langkah penegakkan hukum perlu
selalu ada.