Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER SANTRI MILINEAL DI PONDOK


PESANTREN BUSTANUL ARIFIN

Dosen Pengampu:
H. Haris Iriyanto, A. Md, S.Sos, M.Pd

OLEH:

KELOMPOK 16 LAMPUNG
Mohamad Zaini Arifin
Inabatul Fitriyah
Nur Asti
Ahmad Amirudin
Imron Rosyadi
Niti Sabilal Haq

PROGRAM TAFSIR TARBAWI

SEKOLAH TINGGI ZAWIYATUL QUR’AN


2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................2

Latar Belakang Masalah...............................................................................2

Tujuan Penelitian.........................................................................................3

Manfaat Penelitian.......................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................4

Pengertian dan Perbedaan Istilah Tafsir dan Ta’wil....................................4

Metodologi yang Digunakan dalam Penafsiran Al-Qur’an..........................7

Corak-corak dalam Tafsir Al-Qur’an...........................................................9

Keterkaitan Ayat Dengan Disiplin Keilmuan............................................14

BAB III PENUTUP......................................................................................15

Kesimpulan.................................................................................................15

DAFTAR RUJUKAN...................................................................................17

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakter merupakan sebuah daya juang yang mengandung nilai-nilai dalam


diri manusia. Karakter ini kemudian menjadi pondasi dalam bersikap dan
menjadi pendorong manusia dalam bertingkah laku. Karater individu yang
berproses secara terus-menerus dan saling bekerja sama akan membentuk
sebuah kelompok yang melahirkan karakter bangsa. Karakter bangsa ini
menjadi sebuah perwujudan dari implementasi Warga Negara Indonesia
dalam mengamalkan ideologi Pancasila.

Seiring berjalannya kemajuan teknologi dan perubahan zaman, karakter


penduduk Indonesia sedikit-demi sedikit ikut mengalami perubahan.
Anggapan bahwa Indonesia memiliki penduduk yang ramah dan sopan
santun semakin hari semakin terkikis. Keadaan ini berkaitan dengan
penyimpangan moral siswa di bangku sekolah, seperti kurangnya rasa
hormat terhadap guru, ikut serta dalam tawuran, hilangnya kejujuran,
mengkonsumsi narkoba, dan penyimpangan-penyimpangan lainnya yang
merusak moral bangsa. Untuk mencegah terjadinya hal ini, diperlukan
tindakan nyata dalam membentuk pribadi yang unggul dan berbudi pekerti.

Pendidikan menjadi sarana penting untuk menumbuhkan kembali karakter


bangsa yang berakhlakul karimah. Tidak hanya di sekolah, pendidikan
karakter ini bisa bahkan harus dimulai sejak dini. Diantara pendidikan yang
tersebar luas di Indonesia adalah pendidikan pesantren dimana santrinya
tidak hanya ditanamkan nilai religius saja akan tetapi dididik penuh menjadi
pribadi yang berdedikasi untuk negara, bangsa dan agama.

2
Pendidikan tidak akan sempurna jika hanya melahirkan manusia yang cerdas
tanpa moral yang baik. Oleh karena itu SDM (Sumber Daya Manusia) yang
berkualitas terus diharapkan untuk membangun program-program negara
demi tercapainya cita-cita bangsa sesuai yang termaktub dalam UUD 1945.

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dan implementasi nilai-nilai karakter pada
santri milenial di pesantren Bustanul Arifin
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan pendidikan karakter pada santri di
Ponpes Bustanul Arifin
3. Menumbuhkan kesadaran bahwa nilai karakter harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
4. Mengetahui faktor penghambat dan penunjang nilai karakter santri ponpes
Bustanul Arifin

C. Manfaat Penelitian
1. Membantu Ponpes Bustanul Arifin dalam menerapkan nilai karakter pada
santri
2. Menambah wawasan serta pengalaman dalam membentuk nilai karakter
santri
3. Tambahan bahan referensi dalam mendidik, memotivasi dan referensi
untuk karya ilmiah lainnya.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan Karakter


Pengertian pendidikan menurut Ahmad D. Marimba yang dikutip oleh
Syamsul Kurniawan yaitu “merumuskan pendidikan sebagai bimbingan
atau didikan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan anak
didik, baik jasmani maupun rohani untuk menuju terbentuknya
kepribadian yang utama”.1 Pengertian tersebut sangat sederhana meskipun
secara substansi telah mencerminkan pemahanan tentang proses
pendidikan. Pendidikan hanya terbatas pada pengembangan pribadi anak
didik oleh pendidik.
Sebagaimana dinyatakan Indrakusuma yang dikutip oleh Moh. Fachri
tentang pengertian pendidikan yaitu “bantuan yang diberikan dengan
sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk
mencapai tingkat dewasa.2
B. Tujuan Pendidikan Karakter
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa arah tujuan pendidikan bangsa indonesia
adalah sebagai pembentukan watak, sehingga bapak Presiden Joko
Widodo dalam nawacitanya merumuskan tentang penguatan pendidikan
karakter. Hal ini bertujuan untuk merealisasikan generasi bangsa yang
berkepribadian dan berkebudayaan dalam mempersiapkan generasi emas
tahun 2045 yang bertaqwa, cinta tanah air, tangguh, mandiri, dan
mempunyai kualitas yang kompetitif secara global.
Sementara itu, istilah karakter yang dalam bahasa Inggris character berasal

1
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasinya secara Terpadu di
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2013), 26.
2
Moh. Fachri, “Urgensi Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa”, Jurnal
At-Turas, Vol. 1, No. 1, (Januari-Juni, 2014), 132.

4
dari istilah Yunani, character yang berarti membuat tajam atau membuat
dalam.3 Karakter juga dapat berarti mengukir. Sifat utama ukiran adalah
melekat kuat di atas benda yang diukir. karena itu, dapat dilepaskan dari
konteks sosial budaya karena karakter terbentuk dalam lingkungan sosial
budaya tertentu.
Dari uraian yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta
didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut serta menerapkan atau
mempraktikkan dalam kehidupannya, baik dalam lingkungan keluarga,
sekolah, sebagai anggota masyarakat dan warga Negara.
C. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Dalam melaksanakan pendidikan karakter ada beberapa nilai-nilai
karakter yang ditanamkan pada peserta didik di pondok pesantren.
Berdasarkan pada kitab idhotun Nasyiin yang dikarang oleh Syekh
Mushtofa Al Gholayani pada tahun 2000 ada delapan nilai karakter yang
wajib ditanamkan. Melalui pendidikan karakter diharapkan santri mampu
secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,
mengkaji, dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai
karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Berikut merupakan penjelasan tentang nilai-nilai karakter
1. Ikhlas
Ikhlas adalah melakukan sesuatu tanpa pamrih dan tanpa berharap
imbalan dari siapapun kecuali Allah SWT. menurut Mustafa al-
Ghalayaini Banyak orang yang berjuang untuk bangsa tapi pada
akhirnya berujung sia-sia, hal itu karena perjuangan mereka tidak
berlandaskan pada keikhlasan. Perjuangan tersebut hanya berujung
pada gila hormat dan perjuangan palsu.
2. Bangkit/semangat

3
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2006), 56

5
Kebangkitan dan semangat kemajuan adalah karakteristik dari
generasi muda, bangkitnya generasi muda adalah bangkitnya generasi
selanjutnya. Menurut Mustafa al-Ghalayaini, pemuda adalah
pemangku urusan masyarakat dan mereka menentukan kemajuan
bangsa
3. Merdeka
Merdeka secara etimologi adalah pembebasan dari segala ikatan.
Individu yang merdeka adalah individu yang berpendidikan, bersih
jiwanya, berpegang teguh dengan sifat-sifat terpuji, meninggalkan
sifat-sifat kotor, dan melaksanakan segala kewajibannya. Secara
lahiriah Merdeka berarti tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik
dan lain-lain, dan secara batiniah merdeka berarti sanggup mandiri
dan mengontrol diri tanpa melanggar kemerdekaan dan kebebasan
orang atau kelompok lainnya.
4. Kemaslahatan Umum
Kemaslahatan umum adalah mendahulukan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi.
5. Nasionalisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dikutip melalui laman
kbbi.web.id nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan
negara sendiri. Selain itu, dapat juga diartikan sebagai kesadaran
keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas,
kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu.
6. Religius
Mujtahidin dalam Tarmidzi mengungkapkan bahwa karakter religius
adalah implementasi dari perangai sesesorang yang menggambarkan
kepercayaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
terlihat dengan ketaatan terhadap ajaran agamanya, tidak ingkar, serta
patuh dan tunduk dalam melakukan perintah dan menjauhi larangan
agama

6
7. Tolong menolong
Setiap individu membutuhkan terhadap individu lainnya, jika tolong-
menolong terjalin antar sesama manusia maka kebahagiaan yang
majemuk akan terealisasi. Jika tolong menolong dan berbuat baik
tetap terjalin maka kesejahteraan dalam suatu bangsa tidak akan
pernah sirna.
Sifat tolong menolong juga merupakan perintah dari Allah SWT
kepada manusia terutama orang yang berfirman. Allah SWT
berfirman dalam QS Al Maidah ayat 2
..... ‫َو َتَع اونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على االثم والعدوان‬.....
Artinya: ‘dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa,
dan janganlah kamu tolong menolon dalam berbuat dosa dan
permusuhan”
8. Sabar
Sabar adalah menahan diri secara konsisten untuk tidak melakukan
sesuatu atau berteguh hati untuk melakukannya. Menahan diri untuk
tidak melakukan sesuatu yang tidak seseuai dengan kata hati. Sabar
juga berarti ketabahan. Imam AlGhazali mendefinisikan sabar sebagai
ketetapan hati dalam melaksanakan tuntunan agama dan menghadapi
rayuan nafsu.
Sabar juga merupakan perintah Allah dalam QS Al Baqarah ayat 153
‫َیٰۤـ َأُّیَها ٱَّلِذ یَن َء اَم ُنو۟ا ٱۡس َتِع یُنو۟ا ِبٱلَّص ۡب ِر َو ٱلَّص َلٰو ِۚة ِإَّن ٱَهَّلل َم َع ٱلَّص ٰـ ِبِریَن‬
Artinya : “wahai orang yang beriman, mohonlah pertolongan kepada
Allah dengan sabar dan sa;at. Sungguh Allah bersama orang-orang
yang sabar”
.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Profil Pesantren Bustanul Arifin

Pondok Pesantren Yatim Bustanul Arifin terletak di Kp. Sukamanah RT 01


RW 03 Cicangkanggirang, Sindangkerta, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat.
Penanggungjawab pondok ini adalah Ustadz Dodi Suwandi.
Pesantren ini berbasis pertanian. Jadi, tidak hanya diberikan pemahaman
tentang agama. Tetapi, para santri dilatih dan diberi pemahaman tentang
pertanian, agar mampu survive atau bertahan secara mandiri pangan pada
sektor pertanian. Sampai saat ini, terdapat 143 santri yang mereka semua
adalah para yatim yang memiliki semangat belajar yang tinggi. Namun, para
santri ini tidak memiliki bangunan yang khusus diperuntukan tempat tinggal.
Jadi, mereka bertempat di madrasah.
Kegiatan pembelajaran, ruang makan hingga kamar tidur, berada di satu
tempat yang sama. Sehingga, para santri mau tidak mau, merasakan
ketidaknyamanan dikarenakan kurang layak atau tidak seperti kebanyakan
pondok yang sudah standar memiliki fasilitas yang layak dan membuat
nyaman para santri dalam menuntut ilmu. Para santri merasakan
ketidaknyamanan itu, sudah berlangsung 9 bulan.

B. Implementasi Pendidikan Karakter di Pesantren Bustanul Arifin

1. Ikhlas
Contoh ikhlas dalam lingkungan pesantren Bustanul Arifin adalah
Setiap pagi dan sore semua santri/Santriyah selalu mengerjakan
piket/bersih² dengan ikhlas. Ada tidak ada pengurus, mereka tetap piket
karena mereka mengerjakan nya dengan ikhlas. Bukan karena adanya
pengurus.

8
2. Bangkit
Contoh di lingkungan pesantren adalah Pak kyai sebagai pemimpin
pesantren selalu mengadakan musyawarah setiap hari jum'at beserta
pengurus, pengabdian dan juga dewan guru yang di dalamnya
membahas keseharian santri, seperti dalam hal kebersihan, pendidikan ,
peribadahan, tata tertib, pelanggaran, perdapuran dan
jugaperkembangan santri, yang tidak lain untuk kemajuan pesantren
bisa menjadi lebih baik lagi.

3. Merdeka
Santri Bustanul Arifin selalu menjaga sifat²nya dari sifat yang kotor ,
dan selalu mengerjakan kewajiban-kewajiban baik dari segi hal agama
ataupun pesantren.

4. Kemaslahatan umum
Pesantren Bustanul Arifin adalah pesantren gratis untuk kaum
yatim/dhuafa , di setiap menuju akhir bulan terkadang persediaan
ekonomi seperti beras selalu kekurangan. Namun ayah (pemimpin
pondok) selalu berusaha agar para santri tetap bisa makan , maka
untuk itu , ayah dan segenap para pengurus saat ini sedang berusaha
fundrising yang tidak lain untuk kemaslahatan umat.

5. Nasionalisme
Pada tanggal 22 oktober 2023 kemarin santri/ah Bustanul Arifin
memperingati Hari Santri Nasional, itu adalah bukti cinta nya santri
kepada negeri, bagaimanapun dulu dimasa penjajahan, ada banyak
santri yang ikut berjuang perang demi kemerdekaan Indonesia.

6. Religius

9
Dari mulai bangun hingga tidur kembali, santri/yah Bustanul arifin
selalu mengerjakan apa yang di perintahkan oleh agama terutama
sholat. Tidak hanya sholat wajib saja bahkan santri mengerjakan sunah²
du setiap harinya, itu adalah bukti sikap religius seorang santri yang
dilakukan disetiap harinya.
7. Tolong menolong
Tolong menolong dalam kehidupan pesantren bisa diliat dari kinerja
seorang pengurus dalam mendidik santri/santriyah , tanpa adanya
tolong menolong atau kerjasama antar pengurus maka sistem
kepesantrenan tidak akan tercapai dengan baik.
8. Sabar
Dalam sebuah lembaga perlu adanya kesabaran apalagi dalam hal
mendidik santri/santriyah BA, karena bagaimana kita bisa menerapkan
kehidupan pesantren ke dalam diri mereka yang sebelumnya belum
terbiasa dengan kebiasaan di pondok. Untuk itu bagi para pengurus
bukanlah hal yang sepele, namun harus penuh dengan kesabaran

10
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
B. Rekomendasi

11
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasinya secara


Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 26.
Moh. Fachri, “Urgensi Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter
Bangsa”, Jurnal At-Turas, Vol. 1, No. 1, (Januari-Juni, 2014), 132.
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia,
2006), 56

12

Anda mungkin juga menyukai