Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM

PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

DISUSUN OLEH :
1. FITRI NABILA (2314080011)
2. ANNISA DWI SEPTIANI (2314080020)

PRODI TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
TAHUN 2023
PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Fitrri Nabila
Annisa Dwi Septiani
ABSTRAK
Pendidikan Islam sekarang ini mengalami kemunduran, hal ini bisa di lihat dari segi
merosotnya akhlak manusia, baik dalam instansi pendidikan maupun dalam kalangan
masyarakat. Dengan hal ini konsep prophetic intelligence memberikan ruang konstruksi dan
sistematis dalam mengantarkan pribadi yang baik dan komprehensif menjadi manusia yang
beradaban sehingga dalam menjalankan kehidupan prinsip amar makruf nahi mungkar dapat
dilakukan secara maksimal dan sungguh-sungguh dengan berpegang teguh kepada
keniscayaan agama islam dapat dilakukan secara instan, melalui prophetic intelligence yang
menukil dari al-qur’an dan hadist menjadi sebuah keharusan bagi keberlanjutan pendidikan
islam secara konseptual.
Tujuannya untuk mengetahui seberapa penting konsep prophetic intelligence dalam
pendidikan dan mengetahui implementasi prophetic intelligence dalam pendidikan islam.
Pendidikan islam tidak terlepas dari filsafat manusia “antroposentri” yang dapat membangun
kehidupannya, mengembangkan potensi manusia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa,
berpengetahuan, berketerampilan, merdeka, berbudaya, kritis, toleran, taat hukum dan hak
asasi. Prophetic intelligence merupakan konsep kecerdasan yang mengimplementasikan
empat dimensi prophetic intelligence dan spiritual intelligence
Kata konsep : prophetic intelligence, pendidikan islam, akhlakul karimah

ABSTRACT
Islamic education is currently experiencing a setback, this can be seen in terms of the
decline in human morality, both in educational institutions and in society. With this, the
concept of prophetic intelligence provides a construction and systematic space in delivering a
good and comprehensive person to become a civilized human being so that in carrying out
life the principles of amar makruf nahi munkar can be carried out optimally and truly by
adhering to the inevitability of the Islamic religion can be carried out instantly , through
prophetic intelligence which quotes from the Qur'an and hadith it becomes a necessity for
conceptual sustainability of Islamic education.
The aim is to find out how important the concept of prophetic intelligence is in
education and to know the implementation of prophetic intelligence in Islamic education.
Islamic education is inseparable from the philosophy of "anthropocentric" humans who can
build their lives, develop full human potential, namely humans who are pious,
knowledgeable, skilled, independent, cultured, critical, tolerant, law-abiding and human
rights. Prophetic intelligence is an intelligence concept that implements the four dimensions
of prophetic intelligence and spiritual intelligence
Concept words: prophetic intelligence, Islamic education, akhlakul karimah
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu pendidikan islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan islam. Islam adalah
nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran
tentang kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada Al-
Qur’an dan hadist serta akal. Jika demikian maka ilmu pendidikan islam adalah ilmu
pendidikan yang berdasarkan al-qur’an dan hadist dan akal1
Uraian tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan islam bertujuan untuk mebentuk
mahasiswa yang memiliki kepribadian muslim, menjadikan manusia yang berakhlak mulia,
menjadikan manusia sempurna dan terwujudnya manusia sebagai hamba Allah2. Jadi,
pendidikan islam di kampus diharapkan mampu membentuk atau merubah perilaku
mahasiswa, agar menjadi terampil, berbuat luhur dan sekaligus menjadi umat yang taat
beragama sesuai fungsi dan tujuan pendidikan nasional di negara kita yang mana harus
bertitik tolak pada tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3
yang berbunyi sebagai berikut :
“Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”3
Pendidikan Nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif dalam
menjawab perubahan zaman4. Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian
prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi
pendidikan. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,
dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien5.
Belajar dan motifasi selalu mendapat perhatian khusus dalam pembelajaran, karena
memberi motivasi pada siswa merupakan hal yang sangat diperlukan dan penting dalam
proses belajar mengajar. Kesuksesan dan keberhasilan belajar siswa bergantung pada
bagaimana pendidik memberikan motivasi pada anak didik.
1
Ahmad Tafsir, 2005, Ilmu Pendidikan Dalam Perseptif Islam, Bandung : Remaja
Rosdakarya, h. 12
2
Ibid, h. 46
3
Depdiknas, 2003, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, h. 3
4
Haidara Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta:Asdi
Mahasatya, 2009), 47.
5
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Bandung:
Rajawali Pers, 2011),3.
2
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan menurut etimology, kata pendidikan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata
“didik” yang mengandung arti “perbuatan”. Pendidikan ialah suatu proses perubahan tingkah
laku seseorang dengan adanya pertumbuhan dan perkembanga dan seluruh kemampuan
potensinya melalui adanya pengajaran (teaching) dan pembelajaran (learning) untuk
menghasilkan sebuah pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) serta mengembangkan
tingkah laku (behavior) yang baik bagi kehidupan dirinya, masyarakat serta lingkungan
(Hamka Abdul A,2011;71)
Menurut Ahmad D. Marimba dalam buku Ramayulis (2013;31) mengemukakan
pendapatnya tentang pendidikan, bahwasanya menjelaskan “pendidikan adalah proses
terjadinya suatu bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik sehingga terbentuklah keperibadian yang baik
dan sempurna. Hasan Langgulung mendefinisikan pendidikan bahwa pendidikan dapat
ditinjau dari dua segi yang peratama, dari sudut pandangan masyarakat; kedua, dari sudut
pandang individu. Jika ditinjau dari sudut pandang masyarakat itu sendiri pendidikan yaitu
sebagai pewaris, pewaris dimana kebudayaan orang-orang terdahulu dan generasi tua ke
generasi muda, sehingga hidup masyarakat tetaplah berkelanjutan dengan kata lain,
masyarakat masih mempunyai nilai-nilai yang dapat disalurkan dari generasi ke generasi agar
identitas masyarakat tersebut tetap utuh dan terpelihara untuk kehidupan selanjutnya. Adapun
di lihat dari segi pandang individu itu sendiri, pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting, yaitu dapat mengembangkan potensi setiap manusia yang tersembunyi. Sehingga
dengan 13 adanya pendidikan tersebut manusia dapat mengembangkan potensi dirinya yang
terpendam dengan cara pembelajaran. Pendidikan Islam yaitu proses transinternalisasi
pengetahuan dan nilai-nilai Islam terhadap peserta didik dengan adanya pengajaran,
pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasahan, serta pengembangan potensinya, untuk
mencapai keselarasan hidup di dunia maupun di akhirat. (Ramayulsi,2013;38).
Pendidikan Islam juga suatu proses bimbingan yang diberikan orang lain kepada seseorang
agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam, (Ahmad Tafsir,2012;32).
Dari beberapa pengetian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam ialah suatu
proses yang dilandaskan oleh nilai-nilai yang berisi ajaran Islam melalui adanya suatu
pengajaran yang diberikan untuk dijadikan sebuah pedoman dalam hidup umat Islam.
B. BATASAN DEFINISI PENDIDIKAN ISLAM

1. Batasan yang Luas

Batas Pendidikan dalam pengertian luas ini tidak mempunyai Batasan yang mengikat.

Pendidikan berlangsung seumus hidup (long life education) dalam setiap saat ada pengaruh

lingkungan. Pada Batasan ini lembaga pendidikan tidak menjadi keharusan (tidak mengikat)

dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan.


3
Karakteristik pendidikan dalam arti luas adalah:
(1) pendidikan berlangsung sepanjang hayat,
(2) lingkungan pendidikan adalah semua yang berada di luar diri peserta didik,
(3) bentuk kegiatan mulai dari yang tidak sengaja diambil sampai kepada yang
terprogram,
(4) tujuan pendidikan berkaitan dengan setiap pengalaman belajar, dan (5) tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu.
2. Batasan yang Sempit
Pendidikan dalam batasan yang sempit adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan di
lembaga pendidikan formal (madrasah/sekolah). Dalam batasan sempit ini pendidikan Islam
muncul dalam bentuk sistem yang lengkap.
Karakteristik pendidikan dalam arti yang sempit adalah:
(1) masa pendidikan terbatas
(2) lingkungan pendidikan berlangsung di sekolah/madrasah
(3) bentuk kegiatan sudah terprogram
(4) tujuan pendidikan dibentuk oleh pikah luar (sekolah/madrasah).
3. Batasan yang Luas Terbatas
Pendidikan dalam arti luas terbatas adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh
keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan
latihan yang diselenggarakan di lembaga pendidikan formal (sekolah), non-formal
(masyarakat), dan in-formal (keluarga) dan dilaksanakan sepanjang hayat, dalam rangka
mempersiapkan peserta didik agar berperan dalam berbagai kehidupan. Pendidikan dalam
pengertian yang sempit sudah mempunyai sistem namun sistem tersebut terutama di lembaga
pendidikan non-formal dan in-formal tidak begitu terikat secara ketat dengan peraturan yang
berlaku.
Karakteristik pendidikan dalam arti luas terbatas adalah:
(1) masa pendidikan sepanjang hayat namun kegiatan pendidikan terbatas pada waktu
tertentu
(2) lingkungan pendidikan juga terbatas
(3) bentuk kegiatan pendidikan berbentuk pendidikan, pengajaran, dan latihan,
(4) tujuan pendidikan merupakan kombinasi antar pengembangan potensi peserta didik
dengan social demand 6
6
Ramayulis, op. cit., h. 18

C. PENGERTIAN DAN FUNGSI TUJUAN


Secara etimologi tujuan adalah arah, maksud atau haluan. Secara terminologi, tujuan
berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai. Menurut
H. M. Arifin bahwa tujuan proses pendidikan Islam adalah idealitas (cita-cita) yang
mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalaam proses pendidikan yang
berdasarkan ajaran islam secara bertahap.
Berdasarkan kepada pengertian pendidikan Islam yaitu sebuah proses yang dilakukan
untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada tuhan
serta mampu mewujudkan exsistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang
berdasarkan kepada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini berarti
terciptanya insan-insan kamil setelah proses pendidikan berakhir.
Dalam fungsi tujuan pendidikan islam menpunyai empat fungsi tujuan:
o Fungsi yang pertama adalah mengakhiri usaha, karena pada umumnya suatu usaha
akan berakhir setelah tujuan akhir tercapai.
o Fungsi yang kedua adalah mengarahkan usaha, karena tanpa adanya antisipasi
ataupan dangan ke arah tujuan, maka penyelewengan akan banyak terjadi, dan
kegagalan-kegagalan akan selalu diambang pintu.
o Fungsi yang ketiga adalah sebagai titik tolak untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Baik
tujuan baru maupun tujuan lanjutan dari tujuan pertama. Oleh karena itu, dapat
dikatakan, bahwa dari satu segi tujuan bisa membatasi ruanag gerak usaha, sementara
dari segi lain tujuan dapat mempengaruhi dinamika sebuah usaha.
o Fungsi yang keempat adalah memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha tersebut. Ada
usaha-usaha yang bertujuan lebih luhur dari pada usaha-usaha lainnya7.

Tujuan Pendidikan Islam


 Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan
baik dengan pengajaran atau dengan cara lain, kita perlu mengintegrasikan nilai-nilai
yang terkandung dalam firman-firman Allah SWT dan sabda-sabda Nabi Muhammad
SAW, yang menjadi idealitas ajaran Islam yang diwujudkan sebagai pola kepribadian
Muslim yang hakiki sesuai tuntutan cita Islam tersebut 8.
 Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum.
 Tujuan opersional yaitu suatu tujuan yang dicapai menurut program yang telah
ditentukan atau ditetapkan dalam kurikulum. Produk kependidikan belum siap dipakai
di lapangan karena masih memerlukan latihan ketrampilan tentang bidang keahlian
yang hendak diterjuni 9.
 Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia
sempurna setelah ia menghabisi sisa umurnya.
7
Armain Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta,
2002, hlm. 18-19.
8
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, hlm. 62
9
Ibid., hlm. 30.
5
D. KOMPONEN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai sistem, komponen pendidikan berarti bagian-
bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan
tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses
kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut:
 Pendidik
Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Pendidik dalam islam
ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam islam
orang yang tanggung jawab tersebut adalah orang tua peserta didik. Tanggung jawab itu
sekurang-kurangnya dua hal: pertama, karena kodrat, karena orang tua ditakdirkan pula
tanggung jawab mendidik anaknya. Kedua, karena kepentingan orang tua, yaitu orang tua
berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses
orang tua juga. Tanggung jawab pertama terletak pada orang tua.10
Didalam tugas tersebut, seorang pendidik di tuntut untuk mempunyai seperangkat prinsip
keguruan. Prinsip keguruan dapat berupa:
1) kegairahan dan kesediaan untuk mengajar seperti memperhatikan kesediaan, kemampuan,
pertumbuhan, dan perbedaam peserta didik
2) membangkitkan gairah peserta didik
3) menumbuhkan bakat dan sikap peserta didik yang baik
4) mengatur semua proses belajar mengajar yang baik
5) memperhatikan perubahan-perubahan kecenderungan yang mempengaruhi proses
mengajar.
 Peserta didik
Istilah peserta didik mengandung makna yang lebih luas, mencakup anak yang belum dewasa
dan juga orang yang sudah dewasa, tetapi masih dalam taraf mencari atau menuntut ilmu dan
keterampilan.anak didik atau peserta didik semuanya menjadi salah satu sub sistem dalam
sistem pendidikan. Karakteristik peserta didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah
mencari ilmu.
 Bahan / Media
Vernous9 menyebutkan bahwa media pendidikan adalah sumber belajar dan dapat juga
diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa mungkin
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Di satu sisi alat kadang-kadang
digolongkan sebagai media, dan di sisi lain media dimasukkan ke golongan alat.
10
A. Rosmiati Azis, ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Sibuku, 2016)

6
 Metode
Di dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah Thariqah yang berarti langkah-langkah
strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Metode mengajar dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan oleh pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta
didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar
merupakan alat untuk menciptakan proses pembelajaran.11
Al-nahlawi berpendapat bahwa terdapat beberapa metode dalam pendidikan islam yang dapat
menggugah perasaan, yaitu:
a. Metode hiwar qur’ani dan nabawihiwar (dialog)
Komponen-Komponen Pendidikan Islam Percakapan silih berganti antara dua pihak
atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topic mengarah kepada suatu tujuan.
b. Metode kisah qur’ani dan nabawi
Dalam pendidikan islam, kisah mempunyai fungsi edukasi yang tidak dapat diganti
dengan bentuk penyampaian lain selain bahasa. Hal ini disebabkan kisah qur’ani dan
nabawi memiliki beberapa keistimewaan yang membuatnya mempunyai dampak
psikologi dan edukatif yang sempurna, rapih dan jauh jangkaunnya seiring dengan
perkembangan zaman.
c. Metode amtsal (perumpamaan)
metode ini guru memberikan contoh perumpamaan kepada peserta didik yang
pengungkapannya dengan cara ceramah atau membaca teks.
d. Metode keteladanan
Metode pembiasaandi dalam pengalaman pembiasaan memiliki arti penting kebiasaan
disini berhubungan dengan perbuatan yang baik.
e. Metode ibrah dan mau’izahal-ibrah berada pada wazn (timbangan, kata jadian) fi’lah.
Kata ini adalah salah satu mashdar (pokok kata) dari abara. Abara ar-ru’ya berarti
menafsirkan mimpi dan mengetahui apa yang akan terjadi pada orang yang bermimpi
itu dalam hidupnya sesudah matinya.pendidikan islam merupakan perhatian khusus
kepada metode ibarah agar peserta didik dapat mengambil dari kisah-kisah al-qur’an
sebab kisah-kisah itu bukan skedar sejarah, melainkan sengaja diceritakan tuhan
karena ada pelajaran (ibrah) yang penting di dalamnya.
f. Metode targhib dan tarhib Metode ini didasarkan atas fitrah (sifat kewajiban) manusia,
yaitu sifat keinginan kepada kesenangan, keselamatan dan tidak menginginkan
kepedihan dan kesengsaraan.15 Dengan adanya metode yang ada di pendidikan islam,
suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik melakukan aktifitas yang
sama sehingga pendidik dapat mengawasi peserta didik sekaligus.
11
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h.428
7

 Kurikulum
Kurikulum menurut asal-usulnya berasal dari akar ilmu yang disebut “objek”. Sebagai
objek belajar, kurikulum terbebas dari semua kaidah nilai maupun etika yang diciptakan
manusia. Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curir yang artinya
pelari dan curare yang berarti tempat berpacu.Dalam bahasa arab, kata kurikulum bisa
diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada
berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam
kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh
lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.12 Kurikulum merupakan
sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah
pendidikan sangat tergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung
tombak bagi terlaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil
pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
Karena itu, kurikulum sangat perlu untuk diperhatikan di masing-masing satuan pendidikan.
Sebab, kurikulum merupakan salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Dalam konteks ini,
kurikulum dimaknai sebagai serangkaian upaya untuk menggapai tujuan pendidikan.13
 Evaluasi
Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian
merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data.14
Pengertian evaluasi secara harfiah berarti evaluation (inggris); al-taqdiir (arab); penilaian
(indonesia). Akar kata evaluasi yaitu value (inggris); al-qiimah (arab); nilai (indonesia).
Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan educational evaluation; al-taqdiir al-
tarbawi)yaitu dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.15
Dalam pendidikan islam, evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan
yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur
keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan islam dan proses
pembelajaran.
12
Ramayus, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013) h. 150
13
Agus Pahruddin, Dona Dinda Pratiwi, Pendekatan Sainitifik dalam Implementasi
Kurikulum, 2013 dan dampaknya terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran, (Lampung
Selatan: Pustaka Al Imran, 2019) h. 8-9
14
Rijal Firdaus, Pedoman Evaluasi Pembelajaran (Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama
Raharja, 2019) h.2
15
Rahmat, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Bening Pustaka,
2019) h. 28-29
8
E. TAHAP-TAHAP TUJUAN

a. Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik
dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan
yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Tujuan umum ini
berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang
sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa harus dapat tergambar pada pribadi seseorang
yang sudah dididik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan
tingkat-tingkat tersebut.
b. Tujuan Akhir
Tujuan akhir ialah tujuan yang disandarkan pada akhir hidup manusia, karena pendidikan
Islam berlangsung selama manusia masih hidup. Perasaan, lingkungan, dan pengalaman
dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam berlaku selama hidup untuk
menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara, dan mempertahankan tujuan
pendidikan yang telah dicapai. Orang yang bertakwa dalam bentuk insan kamil, masih perlu
mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan, sekurang-
kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang, meskipun pendidikan oleh diri
sendiri dan bukan dalam pendidikan formal.
Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung
dari takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisikan kegiatan pendidikan. Inilah akhir
dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan Kamil yang
mati dan akan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.
c. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan
operasional dalam bentuk semisal tujuan instruksional yang dikembangkan menjadi tujuan
instruksional umum dan khusus (TIU dan TIK), dapat dianggap tujuan sementara pada sifat
yang agak berbeda.
Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola takwa sudah kelihatan meskipun
dalam ukuran sederhana, sekurang-kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada
pribadi peserta didik. Tujuan pendidikan Islam seolah-olah merupakan sebuah lingkaran,
yang pada tingkat paling rendah mungkin merupakan suatu lingkaran kecil. Semakin tinggi
tingkatan pendidikannya, lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan
pendidikan tingkat permulaan, bentuk lingkarannya sudah harus kelihatan. Bentuk inilah
yang menggambarkan insan kamil itu. Dan di sinilah barangkali perbedaan tujuan pendidikan
Islam dibandingkan dengan pendidikan yang lain. Contoh aplikasinya dalam pendidikan,
misalnya sejak tingkat taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar, gambaran insan kamil itu
hendaknya sudah terpolakan.
9
Bentuk insan kamil dengan pola takwa harus kelihatan dalam semua tingkat pendidikan
Islam. Oleh karena itu, semua lembaga pendidikan Islam harus mampu merumuskan tujuan
pendidikan Islam sesuai dengan tingkat jenis pendidikannya.16
d. Tujuan Operasional
Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan
diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional. Dalam pendidikan
formal, tujuan operasional ini disebut juga tujuan instruksional yang selanjutnya yang
kemudian dikembangkan menjadi tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus
(TIU dan TIK). Tujuan instruksional ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan
dalam unit-unit kegiatan pengajaran.
Dalam tujuan operasional ini lebih ditekankan kemampuan dan keterampilan peserta
didik dari pada sifat penghayatan dan kepribadian. Misalnya, ia dapat berbuat, terampil
melakukan, lancar mengucapkan, dan sebagainya.
F. FORMULASI TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
1. Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk
memperoleh pendidikan, sehingga menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia
untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila banyak
warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam sistem atau
lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.
2. Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan menjadi suatu masalah jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti
yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan dilihat dari kualitas output yang
dihasilkan oleh sekolah tersebut. Pendidikan Islam selama ini masih dianggap gagal dalam
membimbing anak didiknya menuju hasil yang diharapkan. Idealnya, konsep pendidikan
Islam menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas yaitu: “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.” Namun relitanya
masyarakat khususnya anak usia sekolah miskin solidaritas, intoleransi, krisis moral
(maraknya pornografi dan porno aksi) serta krisis spiritual (meremehkan perintah-perintah
ibadah). Pendidikan Islam seharusnya mampu mengentaskan Indonesia dari masalah-masalah
diatas. Kurikulum pendidikan Islam, seperti yang diinginkan para pakar dan ahli pendidikan
Islam, harus dibangun dari formulasi pemahaman terhadap wahyu dan realitas empirik yang
memadai. Kurikulum pendidikan Islam diarahkan bagaimana menyiapkan lulusan yang
memiliki karakter dan jiwa yang utuh. Selain itu, mereka juga punya ketrampilan dan
keahlian yang handal yang dibutuhkan untuk hidup dan kehidupan ini.

16
Hj Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam II. (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), hal 43
10
Dalam konteks seperti saat ini, kurikulum pendidikan Islam diorientasikan secara adaptif dan
benar-benar nyata untuk memberikan perlawanan terhadap kemerosotan moral, kemerosotan
spiritual dan rendahnya mutu pengetahuan serta kemampuan (skill). Kurikulum pendidikan
Islam harus mencari terobosan baru yang sesuai dengan nafas pola hidup umat manusia yang
menitik beratkan nilai kemajuan dan terbebas dari kebodohan dan kemiskinan. Sebab secara
substantif, antara kebodohan dan kemiskinan itu merupakan dua sifat manusia yang
mengkristal dan menjadi lawan nyata bagi dunia pendidikan pada umumnya.
3. Masuknya Budaya Westernisasi
Modernitas berasal dari perkataan “modern” yang berarti segala sesuatu yang berkaitan
dengan kehidupan masa kini. Lawan dari modern adalah kuno, yaitu segala sesuatu yang
berkaitan dengan masa lampau.20 Jadi modernitas adalah suatu pandangan dan sikap hidup
dalam menghadapi kehidupan masa kini.

KESIMPULAN
Pendidikan islam adalah proses bimbingan kepada manusia yang mencakup jasmani dan
Rohani yang berdasarkan pada ajaran dan agama (islam) agar terbentuk kepribadian yang
baik sehingga kelak memperoleh kebahagiaan di akhirat nanti.
Batasan definisi Pendidikan islam terdiri dari batasan luas, batasan yang sempit dan
batasan yang luas terbatas. Fungsi tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi manusia,
menjadi Pendidikan islam sebagai filter manusia itu sendiri dan untuk mengerjakan ilmu
tentang pengetahuan kepada orang lain.
Komponen-komponen tujuan Pendidikan islam yaitu pendidik, oeserta didik, lingkungan
Pendidikan, materi pembelajaran, metode Pendidikan, kurikulum Pendidikan. Tahap-tahap
tujuan terdiri atas : tujuan tertinggi /terakhir (bersifat mutlak, karena sesuai dengan konsep
ketuhanan yang mengandung kebenaran), tujuan umum (bersifat empiric dan realistic dan
berfungsi sebagai arah yang tercapainya dapat diukur), tujuan khusus, tujuan sementara (pada
umumnya yang dikembangkan dalam rangka menjawab segala tuntutan).
Formulasi tujuan Pendidikan islam yaitu pemerataan Pendidikan, mutu Pendidikan dan
masuknya budaya westernasi
11

Anda mungkin juga menyukai