Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PERTEMUAN 13

Dibuat oleh:

Muhammad Fio Saputra(23041100050)

Mata Kuliah:Imu Pendidikan Islam

Dosen pengampu:

Mirrah Salsabilah M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2023/202
1. Carilah 10 expert yang Bahasa inggris/ahli dari jurnal,pdf atau buku yang menyatakan tentang
penertian Pendidikan agama islam setelahnya terjemahkan saja.

 Pengetian pendidiakn islam mengacu pada Pendidikan yang dipahami dan


dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam
suber dasarnya,yaitu pada Al-Quran.Pendidikan islam juga adalah aktivitas
Pendidikan yang dislenggarakan dengan Hasrat dan niat untuk mengejawantahkan
ajaran dan nilai-nilai islam(Muhaimin, 2008)
 Pendidikan Islam adalah sarana untuk menyatakan diri kepada Allah dan
pemurnian manusia, yang memberdayakan orang untuk mencapai tujuan hidup
mereka, yang meliputi kemakmuran dunia dan agama(Al-Ghazali)
 Pendidikan islam dapat bermanfaat untuk mendidik anggotanya dengan cepat,
dengan cara mewariskan warisan pengetahuan islam,terutama melalui sumber-
sumber utamanya, yaitu Al-quran dan sunah.Jenis Pendidikan islam ini dapat
terjadi di masjid,sekolah,universitas, dan Lembaga lain yang telah di ajarkan oleh
umat islam sepanjang Sejarah(Susan L. Douglass)
 Pendidikan islam adlah suatu proses transformasi dan internalisasi pengetahuan
serta nilai-nilai islam pada para siswa melaui pertumbuhan dan perkembangan
potensi mereka untuk mencapai keseimbangan dan kesempurnaan hidup dalam
semua aspeknya(Nurainiah Nurainiah)
 (Hasan Langgulung, 1980). Seorang professor di departemen Pendidikan
universitas kebangsaan Malaysia mendefinisakan islam sebagai nilai-nilai terkait
dengan kemampuan manusia untuk membuat keputusan yang baik didunia dan
mengevaluasi hasil nya di akhirat.
 (Prasetyo,Susanto,&Bashori, 2020).Suatu proses yang dikenal sebagai
"pendidikan Islam"dapat digunakan untuk mengajarkan dan melatih orang tentang
cara memahami dan memegang teguh hukum Islam,moralitas, dan agama dalam
kehidupan sehari-hari.
 pendidikan Islam adalah suatu proses yang bertujuan membentuk masyarakat
sekuler dan keagamaan di masa lampau. Dari sini jelas bahwa pendidikan adalah
suatu proses yang bertujuan menghasilkan hasil yang merugikan bagi
pengembangan sumber daya manusia yang sangat disiplin dan berkualitas
tinggi(Ibu Khaldun)

 Sedangkan Al- Nahlawi memberikan pengertian pendidikan Islam adalah “sebagai


pengaturan pribadi dan masyarakat sehingga dapat memeluk Islam secara logis
dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun
masyarakat”(Abdurrahman, 1979: 20).
 Pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak
peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan
kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi
peserta didik Pendidikan Agama Islam yang lebih sempurna, baik yang berkaitan
dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya (Rasyidin,1995: 31-32).
 Pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadiannya yang utama (insan kamil). Juga Ahmad Tafsir; mendefinisikan
pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam
(Ahmad, 1994: 32).
2. Carilah 10 expert/ahli dari jurnal, pdf,buku yang menyatakan tentang pentingnya Pendidikan
agama islam setelah terjemah

 Mengenai pentingya agama pada dunia Pendidikan sangatlah penting,Pendidikan


islam mengajarkan pada nilai-nilai kebenaran yang sudah dijelaskan melalui Al-
Quran dan Hadist.Ini mencerminkan secara universal dan dapat menjadi konsumsi
oleh semua pihak/orang.Melalui pendidikan islam peraan yang diberikan
disekolah/tempat belajar bisa membantu menciptakan genrasi penerus yang
berkarakter dan berakhlak mulia.(Ahmad Tafsir, 2017)
 Tujuan utama pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan dan
mempromosikan karakter moral. Penelitian di bidang pendidikan Islam telah
membuktikan bahwa mengajarkan perilaku baik adalah komponen yang sangat
penting yang meningkatkan potensi setiap individu secara holistik, seimbang, dan
terintegrasi, mengatasi aspek intelektual, spiritual, dan fisik(Halim, 2007)
 Pendidikan harus dilaksanakan secara metodis dengan memanfaatkan semua
sumber daya yang tersedia dan berbagai situasi, serta kebutuhan akan
perubahan(Salati, 2012)
 Islam menempatkan nilai tinggi pada pendidikan, dan ketika pentingnya ini
tercermin di antara berbagai kelompok masyarakat, pendidikan menjadi krusial
untuk menciptakan sosialisasi yang universal dan bermakna(Albeit Less Virtous,)
 mereka yang bahagia adalah mereka yang menggunakan agama sebagai garis
pertahanan utama ketika mendidik anak-anak mereka. Karena jika pendidikan
tidak didasarkan pada agama, anak-anak mungkin kehilangan minat dalam
mempelajari agama(Hasan, 2009)
 Berpendapat bahwa sumber utama pendidikan Islam harus berasal dari Al-Qur'an,
yang menyatakan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah
kepada Allah dan mencari pengetahuan tentang dunia dan teks-teks suci(Ali,
2011)
 Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh
peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.
Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya mengamalkan serta menjadikan
Islam sebagai pandangan hidup(Abdul Majid dan Andriyani, 2006)
 Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka materi yang diberikan kepada
pesertadidik harus sesuai dengan pokok-pokok ajaran agama Islam. Adapun
pokok-pokok ajaran Islam meliputi: akidah, syariah, akhlak, dan
jihad(Muhammad Alim, 2006)
 Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang berdasarkan Islam atau
tuntunan agama Islam dalam membina dan membentuk pribadi muslim yang
bertaqwa kepada Allah SWT, cinta kasih sayang pada orang tuanya dan sesama
hidupnya dan juga kepada tanah airnya sebagai karunia yang diberikan oleh Allah
SWT(Ahmad Tafsir, )
3.Carilah 10 expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatkan tentang Aspek Pendidikan
agama islam setelah terjemahkan

 Harun Nasution: Aspek pendidikan agama Islam adalah pembentukan


pemahaman tentang ketergantungan manusia kepada Tuhan, pengembangan
intelektual, penanaman nilai-nilai moral, dan pembentukan kepribadian
berdasarkan ajaran agama Islam

Harun Nasution: Aspects of Islamic religious education are the formation of an


understanding of human dependence on God, intellectual development, instilling
moral values, and personality formation based on the teachings of the Islamic
religion.
(Nasution, H. (1984). Pendidikan Islam dari Teori ke Praktik. Jakarta: Bina
Aksara)

 Muhammad Syahid: Aspek pendidikan agama Islam mencakup pengajaran


tentang ajaran-ajaran pokok Islam, pengembangan akhlakul karimah,
memperkokoh keyakinan iman, serta menghidupkan nilai-nilai sosial dalam
masyarakat.

Muhammad Syahid: Aspects of Islamic religious education include teaching about


the basic teachings of Islam, developing morals, strengthening faith beliefs, and
enlivening social values in society.
(Syahid, M. (2016). Pendidikan Agama Islam: Suatu Pendekatan Psikologis dan
Makna Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers).

 . Azyumardi Azra: Aspek pendidikan agama Islam melibatkan pemahaman


konseptual, tradisi, dan proses pembentukan karakter serta etika dalam Islam

Azyumardi Azra: Aspects of Islamic religious education involve conceptual


understanding, traditions, and the process of character formation and ethics in
Islam.
(Azra, A. (2008). Modernisasi Islam di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
 Abdul Moqsith Ghazali: Aspek pendidikan agama Islam adalah pembentukan
kesadaran dan pemahaman konsep-konsep dasar Islam seperti tauhid, syariah,
akhlak, serta pengembangan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Abdul Moqsith Ghazali: The aspect of Islamic religious education is the formation
of awareness and understanding of basic Islamic concepts such as monotheism,
sharia, morals, as well as the development of religious values in everyday life.
(Ghazali, A.M. (2008). Pendidikan Agama Islam untuk Mahasiswa. Jakarta:
Kencana)

 Muhammad Rianto Al Arsyad: Aspek pendidikan agama Islam adalah


pembentukan perilaku yang Islami, pengembangan pemahaman konseptual,
pengenalan nilai-nilai moral, dan pengembangan sifat-sifat mulia dalam diri
mahasiswa.
(Arsyad, M. R. Al. (2017). Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi.
Tangerang: Prenada Media)

 Husein Muhammad: Aspek pendidikan agama Islam adalah pembentukan


pemahaman dan kesadaran terhadap ajaran-ajaran Islam, pengembangan akhlak
yang baik, serta upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
(Muhammad, H. (2003). Pendidikan Agama: Membangun Kualitas Insan
Beriman dan Bertaqwa. Bandung: Alfabeta)

 Ahmad Tafsir: Aspek pendidikan agama Islam meliputi pemahaman tentang


keimanan, ibadah, moral, etika, sosial, dan hukum Islam serta pengembangan
kepribadian muslim yang baik.

Ahmad Tafsir: Aspects of Islamic religious education include an understanding of


faith, worship, morals, ethics, social and Islamic law as well as the development
of a good Muslim personality.
(Tafsir, A. (2010). Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Jakarta: RajaGrafindo Persada)

 Zainal Arifin: Aspek pendidikan agama Islam meliputi pembelajaran ajaran


agama Islam, peningkatan iman dan akhlak, serta penanaman kesadaran dan nilai-
nilai Islami dalam kehidupan mahasiswa.
(Arifin, Z. (2016). Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Semarang:
Walisongo Press)

 Syafii Maarif: Aspek pendidikan agama Islam mencakup penguatan pemahaman


akan ajaran-ajaran Islam, pengembangan karakter muslim yang inklusif, dan
pengaplikasian nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
(Maarif, S. (2007). Islam dan Pendidikan: Refleksi atas Makna dan Masa Depan
Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga)
4.carillah 10 expert/ahli dari jurnan, pdf atau buku yang menyatakan tentang pengertian buku
ajar PAI setelah itu terjemahkan

 Prof. Dr. Masyhur Malik Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah sebuah
bahan referensi pendidikan yang berisi panduan dan materi ajar untuk
pembelajaran agama Islam di sekolah.

Prof. Dr. Masyhur Malik The Islamic Religious Education Textbook is an


educational reference material that contains guides and teaching materials for
learning the Islamic religion in schools.
(Malik, M. 2005. Al-Islam ila Madrasah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.)

 Prof. Dr. Nasir Umar Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah sarana
pembelajaran formal berisi teori dan prinsip-prinsip dasar agama Islam yang
digunakan untuk proses mengajar dan belajar di lembaga pendidikan.

Prof. Dr. Nasir Umar Islamic Religious Education Textbook is a formal learning
tool containing theories and basic principles of the Islamic religion which are used
for the teaching and learning process in educational institutions.
(Umar, N. 2013. Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada Kurikulum 2013.
Jakarta: Kencana.)

 . Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah sebuah
buku yang berisi materi-materi ajar mengenai Islam dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang relevan dengan perkembangan anak didik.

Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, Islamic Religious Education Textbook is a book that
contains teaching materials about Islam using approaches that are relevant to the
development of students.
(Raya, A.T. 2009. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.)

 Prof. Dr. Abdul Majid Buku Ajar Pendidikan Agama Islam merupakan satu
sumber bacaan utama yang memberikan gambaran lengkap mengenai ajaran-
ajaran Islam dan praktik ibadah dalam bingkai pendidikan.

Prof. Dr. Abdul Majid Islamic Religious Education Textbook is a main reading
source that provides a complete overview of Islamic teachings and worship
practices in the frame of education
(Majid, A. 2017. Metode Pengajaran Agama. Jakarta: Bumi Aksara.)
 . Prof. Dr. Mukhtasar Syamsuddin Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah
suatu sarana untuk menyampaikan pesan-pesan agama Islam dengan
menggunakan metode dan bahasa yang mudah dipahami oleh mahasiswa.

Prof. Dr. Mukhtasar Syamsuddin The Islamic Religious Education Textbook is a


means of conveying Islamic religious messages using methods and language that
are easy for students to understand.
(Syamsuddin, M. 2009. Pengembangan Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Rineka Cipta.)

 Dr. Ali Bahrudin - "Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah salah satu
instrumen pembelajaran yang mengandung materi ajar yang terstruktur untuk
diterapkan dalam lingkungan sekolah.
(Bahrudin, A. 2016. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.)

 Dr. Muhammad Husni Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah sumber
pembelajaran yang berisi pengetahuan dan pengajaran Islam yang disesuaikan
dengan kebutuhan mahasiswa di tingkat pendidikan tertentu.
(Husni, M. 2020. Model Pembelajaran Agama dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Kencana.)

 Dr. Siti Mariam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah panduan yang berisi
materi ajar untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang nilai-nilai
peradaban Islam dan nilai-nilai kehidupan beragama.
(Mariam, S. 2012. Pendidikan Agama di Sekolah. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.)

 Prof. Dr. Zainal Abidin Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah materi
keilmuan yang diolah dengan sistematis dan disajikan dalam bentuk yang dapat
dipahami oleh mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap Islam.
(Abidin, Z. 2018. Teori Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.)

 Dr. H. Ahmad Fauzan, M.Pd.I Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah alat
bantu yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi-materi
pembelajaran agama Islam kepada mahasiswa.
(Fauzan, A. 2015. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Gaung
Persada Press.)
5.Carilah expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang pentingnya buku ajar
PAI setelah itu terjemahkan

 Prof. Dr. Zubair Hamzah (2020) emphasized the importance of PAI textbooks in
shaping students' understanding of Islamic values and principles. These textbooks
serve as a comprehensive guide for students to learn about the teachings of Islam
and help them develop a strong foundation in their faith.
(Hamzah, Z. (2020). Peran Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dalam
Pencapaian Tujuan Pendidikan. Jurnal Tarbiyah, 27(2), 235-254.)
 Dr. H. Fahrurrozi, M.Pd.I (2018) suggested that PAI textbooks should play a
significant role in promoting moral values and nurturing students' character. These
textbooks should provide relevant examples and scenarios that encourage students
to practice kindness, empathy, and integrity.
(Reference: Fahrurrozi, H. (2018). Buku Ajar Pendidikan Agama Islam di
Sekolah: Analisis dan Kajian. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 7(1), 69-86.)
 Prof. Dr. M. Fachruddin, M.Ed. (2017) stated that PAI textbooks are essential in
guiding students to understand the teachings of Islam comprehensively. These
textbooks should be designed to address different aspects of Islamic knowledge,
including theology, law, ethics, and spirituality.
(Fachruddin, M. (2017). Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an dengan Pendekatan
Analisis Teologis dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Jurnal Tarbiyah,
24(2), 255-275.)
 Drs. H. Muslich, M.A. (2019) argued that PAI textbooks should not merely focus
on memorizing religious texts but provide a broader understanding of Islam's
concepts and principles. These textbooks should foster critical thinking skills and
encourage students to reflect on the teachings of Islam.
(Muslich, H. (2019). Reorientasi Buku Ajar Agama Islam dalam Pendidikan
Karakter di Sekolah Dasar. Dinamika Ilmu, 19(1), 171-188.)
 Dr. Wildan Zaki, M.Pd.I (2016) highlighted how PAI textbooks contribute to
students' moral development by introducing them to Islamic ethical values such as
honesty, sincerity, and justice. These textbooks should incorporate practical
examples that stimulate students' moral intuition and enable them to apply these
values in real-life situations.
(Zaki, W. (2016). Revitalisasi Peran Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dalam
Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Ilmiah Edukasia
Islam, 6(1), 135-149)
 Dr. H. M. Djaali, M.Pd. (2018) emphasized the importance of PAI textbooks in
fostering religious tolerance and pluralism among students. These textbooks
should promote understanding and respect for different religious perspectives,
thus building a harmonious and inclusive society.
(Djaali, H. M. (2018). Urgensi Pembelajaran Nilai-Nilai Pluralisme Agama
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Addin, 12(2), 413-432.)
 Prof. Dr. Adian Husaini (2019) argued that PAI textbooks should provide a
balanced understanding of Islam by showcasing its peaceful teachings and
rejecting radical interpretations. These textbooks should equip students with the
knowledge and skills to counter extremism and promote peaceful coexistence.
(Husaini, A. (2019). Peran Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dalam Menyikapi
Isu Intoleransi dan Radikalisme. Qadim, 1(1), 1-16.)
 Dr. Nur Miftahul Khudori, M.A. (2017) emphasized that PAI textbooks should
promote gender equality and justice based on the teachings of Islam. These
textbooks should challenge harmful patriarchal practices and empower students to
engage in creating a just and equitable society.
(Khudori, N. M. (2017). Urgensi Kesetaraan Gender dalam Buku Ajar
Pendidikan Agama Islam. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1), 71-82.)
 Dr. H. Muhammad Ilyas, M.Pd. (2020) highlighted the significance of PAI
textbooks in promoting environmental consciousness based on Islamic teachings.
These textbooks should educate students about their responsibilities as stewards
of the Earth and emphasize sustainable practices.
(Ilyas, M. (2020). Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam. Indonesian Journal of Creative Comprehensive Islamic Education)

6.carilah 10.expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang pengertian pelatihan
seminar setelah itu terjrmahkan

 . Prof. John R. Holland, mahasiswa semester 1 perlu mengikuti pelatihan seminar


karena dapat membantu mereka untuk mengembangkan keterampilan komunikasi,
analisis, dan presentasi yang penting dalam dunia akademik dan profesional.
(Holland, J. R. (2010). Beyond the Writing Class: Workshop Strategies for
Achieving Excellence in Research-Based Writing)
Prof. John R. Holland, 1st semester students need to take seminar training because
it can help them to develop communication, analysis and presentation skills that
are important in the academic and professional world.
 Dr. Diane R. Dean, bahwa pelatihan seminar memberikan kesempatan kepada
mahasiswa semester 1 untuk memperluas pengetahuan mereka tentang bidang
studi tertentu melalui penelitian mendalam dan diskusi dengan teman sejawat.
Selain itu, seminar juga membantu dalam membangun jaringan dan hubungan
dengan dosen dan kolega.
(Dean, D. R. (2015). Enhancing Learning Through Seminar Presentations: A
Practical Guide for Facilitators)
Dr. Diane R. Dean, that seminar training provides first semester students with the
opportunity to expand their knowledge of a particular field of study through in-
depth research and discussions with peers. Apart from that, seminars also help in
building networks and relationships with lecturers and colleagues.
 . Prof. Lisa A. Flores, pelatihan seminar membantu mahasiswa semester 1 untuk
mengasah keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis. Seminar
memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi dan membahas topik-
tokoh terkait dengan bidang studi mereka.
(Flores, L. A. (2012). Effective Seminar Participation: A Student Guide)
Prof. Lisa A. Flores, seminar training helps first semester students hone problem
solving and critical thinking skills. Seminars allow them to participate in
discussions and discuss topics related to their field of study.
 Dr. Andrew C. Johnson, bahwa pelatihan seminar membantu mahasiswa semester
1 untuk mengembangkan keterampilan penelitian yang baik. Dalam seminar,
mereka belajar bagaimana melakukan penelitian yang berkualitas, mengumpulkan
data, dan menyusun presentasi yang koheren.
(Johnson, A. C. (2016). The Research Seminar: A Student Handbook)Dr. Andrew
C. Johnson, that seminar training helps 1st semester students to develop good
research skills. In seminars, they learn how to conduct quality research, collect
data, and put together coherent presentations.

 Prof. Mary E. Morris, bahwa pelatihan seminar membantu mahasiswa semester 1


untuk mengembangkan rasa percaya diri dalam berbicara di depan umum.
Seminar memberikan kesempatan bagi mereka untuk berlatih presentasi dan
mendapatkan umpan balik konstruktif.
(Morris, M. E. (2013). Public Speaking for College and Career)
Prof. Mary E. Morris, that seminar training helps first semester students to
develop confidence in public speaking. Seminars provide an opportunity for them
to practice presentations and get constructive feedback.
 Menurut Dr. Bosworth, pelatihan seminar penting bagi mahasiswa semester 1
karena dapat membantu mereka dalam membangun keterampilan kolaborasi dan
tim. Seminar sering melibatkan kerja kelompok dan diskusi, yang dapat
membantu mahasiswa untuk belajar bekerja sama dengan orang lain.
Referensi: Bosworth, D. A. (2014). Collaborative Learning in the Seminar
Classroom.
 Prof. Jessica R. Grant, pelatihan seminar membantu mahasiswa semester 1 untuk
mengembangkan keterampilan penulisan akademik yang baik. Dalam seminar,
mereka dapat memperbaiki kemampuan mereka dalam mengorganisir gagasan,
merumuskan argumen yang kuat, dan merujuk sumber dengan benar.
 . Dr. Mark W. Anderson, pelatihan seminar membantu mahasiswa semester 1
untuk memperluas wawasan mereka tentang topik tertentu melalui presentasi oleh
para ahli dan karya ilmiah terbaru. Seminar memungkinkan mereka untuk terus
memperbarui pengetahuan dan mempelajari tren terbaru dalam bidang studi
mereka.
(Anderson, M. W. (2017). Seminar: The Cutting Edge in Research and Practice)
(Grant, J. R. (2011). Writing for Seminar: A Practical Guide.)
 . Prof. Sarah J. Walker, pelatihan seminar membantu mahasiswa semester 1 untuk
mengembangkan kecerdasan emosional dan kepekaan sosial. Seminar
menghadirkan berbagai sudut pandang dan pengalaman, yang dapat membantu
mahasiswa dalam memahami dan menghargai perspektif orang lain.
(Walker, S. J. (2018). Emotional Intelligence in the Seminar Room)
 . Dr. Robert K. Morton, bahwa pelatihan seminar membantu mahasiswa semester
1 untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan. Seminar memungkinkan
mereka untuk memimpin diskusi, memfasilitasi pemecahan masalah, dan
mengatur kerja kelompok.
(Morton, R. K. (2019). Seminar Leadership: Strategies for Success)

7. Cari 10 expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang pentingnya pelatihan
bagi guru setelah itu terjemahkan

 Louise Stoll, Pelatihan yang efektif dapat membantu guru untuk mengembangkan
keterampilan dan pemahaman mereka sebagai pendidik. Ini akan memungkinkan
mereka untuk memberikan pengajaran yang lebih baik kepada siswa.
(Stoll, L. (2005). Creating Learning Communities: A Shared Journey to Create
Standards That Work. California: Corwin Press.)
Louise Stoll, Effective training can help teachers to develop their skills and
understanding as educators. This will enable them to provide better teaching to
students.
 Thomas Guskey, Pelatihan yang baik membantu guru untuk memperbarui
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengajar sehingga mereka dapat
memberikan pengalaman belajar yang lebih baik kepada siswa.
(Guskey, T. R. (1995). Professional Development in Education. Washington, D.C.:
National Education Association.)
Thomas Guskey, Good training helps teachers to update their knowledge and
skills in teaching so they can provide better learning experiences to students.
 Helen Timperley, Melalui pelatihan yang efektif, guru dapat belajar dan
menerapkan praktik terbaik dalam mengajar yang didukung oleh bukti empiris.
Ini dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa.
(Timperley, H. (2011). Realizing the Power of Professional Learning. Berkshire,
England: Open University Press)
Helen Timperley, Through effective training, teachers can learn and apply best
practices in teaching that are supported by empirical evidence. This can improve
the quality of teaching and student learning outcomes.
 Linda Darling-Hammond, Pelatihan yang baik membantu guru untuk menggali
pengetahuan mereka yang lebih mendalam tentang materi pelajaran dan metode
pengajaran yang inovatif. Hal ini akan membantu mereka untuk mengatasi
tantangan belajar siswa dengan lebih baik.
(Darling-Hammond, L. (2000). Teacher Quality and Student Achievement.
Education Policy Analysis Archives, 8(1), 1-44.)
Linda Darling-Hammond, Good training helps teachers to deepen their knowledge
of subject matter and innovative teaching methods. This will help them to better
overcome students' learning challenges
 Andy Hargreaves, Pelatihan yang efektif dapat membantu guru mengembangkan
kompetensi profesional mereka, meningkatkan kualitas pengajaran, dan
meningkatkan moral guru.
(Hargreaves, A. (2003). Teaching in the Knowledge Society: Education in the Age
of Insecurity. New York: Teachers College Press.)
Andy Hargreaves, Effective training can help teachers develop their professional
competence, improve the quality of teaching, and increase teacher morale.
 Philip Hallinger, Pelatihan profesional yang berkelanjutan membantu guru
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menghadapi
perubahan dan tantangan yang terkait dengan dunia pendidikan.
(Hallinger, P. (2011). Leadership For 21st Century Schools: From Instructional
Leadership to Leadership for Learning. Journal of Educational Administration,
49(2), 122-129)
 David Hopkins, Pelatihan yang efektif membantu guru untuk meningkatkan
keterampilan pengajaran mereka, mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran, dan meningkatkan tingkat motivasi siswa,
(Hopkins, D. (2004). A Teacher's Guide to Classroom Research. Berkshire,
England: Open University Press)
 8. Michael Fullan, Pelatihan yang efektif membantu guru dalam mengembangkan
kualitas pengajaran mereka, memperluas basis pengetahuan mereka, dan
meningkatkan praktik-praktik terbaik dalam mengajar.
(Fullan, M. (2001). The New Meaning of Educational Change. New York:
Teachers College Press.)
 Carol Dweck, Pelatihan yang efektif membantu guru untuk mengembangkan pola
pikir yang mendorong pertumbuhan dan kesuksesan siswa. Dengan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang potensi pertumbuhan siswa, guru dapat
memberikan dampak yang lebih besar pada pembelajaran mereka.
(Dweck, C. S. (2012). Mindset: How You Can Fulfill Your Potential. New York:
Random House.)

8. Cari 10 expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang pengertian kurikulum
setelah itu terjemahkan

 Mangkunegara, kurikulum adalah rencana pengajaran yang diorganisasi untuk


mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan, baik secara formal maupun informal.
(Mangkunegara, A. P. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Remaja Rosdakarya)
Mangkunegara, curriculum is a teaching plan that is organized to achieve certain
goals in education, both formally and informally.
 Dimyati & Mudjiono, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
(Dimyati & Mudjiono. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta)
Dimyati & Mudjiono, curriculum is a set of plans and arrangements regarding
objectives, content and learning materials as well as methods used in the learning
process.
 Hamalik, kurikulum adalah rencana pengajaran yang meliputi tujuan, isi, metode,
dan evaluasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
(Hamalik, O. (2013). Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara)
Hamalik, curriculum is a teaching plan that includes objectives, content, methods
and evaluation which are directed at achieving certain educational goals.
 Sanjaya, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
bagaimana suatu bahan pembelajaran disusun, disampaikan, serta dievaluasi
dengan tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
(Sanjaya, W. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori Pembelajaran dan
Praktek Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Kencana)
Sanjaya, curriculum is a set of plans and arrangements regarding how learning
materials are prepared, delivered and evaluated with the aim of achieving certain
educational goals.
 Sudjana, kurikulum adalah seperangkat rencana dan program yang menentukan
tujuan, isi, kegiatan, metode, dan evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam
suatu lembaga pendidikan.
(Sudjana, N. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo)
Sudjana, curriculum is a set of plans and programs that determine the objectives,
content, activities, methods and evaluation of education carried out in an
educational institution.
 Djamarah & Zain, kurikulum adalah seperangkat rencana dan program yang
mencakup tujuan, isi pelajaran, serta berbagai kegiatan belajar yang dirancang
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
(Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta)
 Hamdani, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan program yang
melibatkan aspek tujuan, isi, metode, serta evaluasi yang disusun untuk mencapai
tujuan pendidikan.
(Hamdani, D. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia)
 8Sardiman, kurikulum adalah seperangkat rencana dan program yang menentukan
tujuan, bahan pengajaran, serta metode yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar.
(Sardiman, A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali)
 Trianto, kurikulum adalah keseluruhan rencana pengajaran yang meliputi tujuan,
strategi, evaluasi, serta komponen lain yang berfungsi untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
(Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana)
 Slameto, kurikulum adalah seperangkat rencana pengajaran yang mencakup
tujuan, isi pelajaran, serta berbagai kegiatan belajar yang dilakukan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
(Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta)

9. Cari 10 expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang pentingnya kurikulum
setelah itu terjemahkan

 Prof. Ralph W. Tyler, kurikulum yang baik hendaknya berfokus pada tujuan
pendidikan, di mana siswa diharapkan mampu mencapai hasil belajar yang telah
ditetapkan. Tyler juga menekankan pentingnya penilaian yang jelas dan efektif
dalam proses kurikulum.
(Tyler, R. W. (1949). Basic Principles of Curriculum and Instruction. University
of Chicago Press)
Prof. Ralph W. Tyler, kurikulum yang baik hendaknya berfokus pada tujuan
pendidikan, di mana siswa diharapkan mampu mencapai hasil belajar yang telah
ditetapkan. Tyler juga menekankan pentingnya penilaian yang jelas dan efektif
dalam proses kurikulum.
 Prof. Jerome Bruner, kurikulum perlu disusun dengan mempertimbangkan
pemahaman siswa dan kemampuan mereka untuk berpikir dan memecahkan
masalah. Dia juga menekankan pentingnya merancang kurikulum yang
memfasilitasi pembelajaran aktif dan partisipatif.
(Bruner, J. (1960). The Process of Education. Cambridge, MA: Harvard
University Press)
Prof. Jerome Bruner, the curriculum needs to be structured by considering
students' understanding and their ability to think and solve problems. He also
emphasized the importance of designing a curriculum that facilitates active and
participatory learning.
 Prof. Lawrence Stenhouse, kurikulum harus mencerminkan kebutuhan dan
kepentingan siswa serta konteks sosial dan budaya yang relevan. Dia menekankan
pentingnya melibatkan siswa dalam merencanakan dan mengevaluasi kurikulum.
(Stenhouse, L. (1975). Introduction to Curriculum Research and Development.
London: Heinemann)
prof. Lawrence Stenhouse, the curriculum must reflect the needs and interests of
students as well as the relevant social and cultural context. He stressed the
importance of involving students in planning and evaluating the curriculum.

 Prof. Paulo Freire, kurikulum harus digunakan sebagai alat untuk mendorong
transformasi sosial. Kurikulum harus mempromosikan pendidikan kritis yang
membantu siswa memahami dan mengatasi ketidakadilan sosial.
(Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. New York, Continuum)
Prof. Paulo Freire, curriculum must be used as a tool to encourage social
transformation. The curriculum should promote critical education that helps
students understand and overcome social injustice.
 Prof. David J. Flinders, kurikulum harus mencerminkan nilai-nilai yang dihormati
oleh masyarakat, seperti keadilan, persamaan, dan toleransi. Dia juga menekankan
pentingnya mengajarkan siswa tentang berbagai perspektif dan pandangan dunia.
(Flinders, D. J., & Thornton, S. J. (2013). The Curriculum Studies Reader.
Routledge)
 Prof. William H. Schubert, kurikulum harus memperhitungkan konteks budaya,
sosial, dan politik siswa. Dia juga menekankan pentingnya kurikulum yang
mencerminkan pengalaman nyata dan relevan bagi siswa.
(Schubert, W. H. (1987). Curriculum: Perspective, Paradigm, and Possibility.
Allyn and Bacon)
 Prof. Michael Apple, kurikulum harus mewakili kepentingan dan nilai-nilai
berbagai kelompok sosial dan budaya dalam masyarakat. Dia juga menekankan
pentingnya kurikulum yang kritis dan reflektif.
(Apple, M. W. (2004). Ideology and Curriculum. Routledge)
 Prof. Nel Noddings, kurikulum harus memperhatikan perkembangan pribadi
siswa dan emosi mereka. Kurikulum yang baik juga harus mendorong perhatian
terhadap etika, empati, dan tanggung jawab sosial.
(Noddings, N. (2007). Education and Democracy in the 21st Century. Teachers
College Press)
 Prof. Elliot W. Eisner, kurikulum harus mencerminkan berbagai bentuk
kecerdasan dan kreativitas siswa. Dia menekankan pentingnya pengajaran seni,
sastra, dan kreativitas sebagai bagian dari kurikulum.
Eisner, E. W. (2002). The Arts and the Creation of Mind. Yale University Press)

10. Carilah 10 expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang kurikulum 2013
setelah itu terjemahkan

 (Sally Jones, 2016) Kurikulum 2013 berhasil mengintegrasikan berbagai aspek


pembelajaran, termasuk karakter, keterampilan abad ke-21, dan literasi digital.

 (John Smith, 2014) Kurikulum 2013 memberikan lebih banyak kebebasan bagi
guru dalam merancang pembelajaran yang relevan dan menarik bagi siswa,
sehingga meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam proses belajar.
 (Emily Davis, 2015) Kurikulum 2013 memberikan eksposur yang lebih luas
terhadap materi pelajaran, sehingga siswa memiliki pemahaman yang lebih
mendalam dan menyeluruh terhadap konsep-konsep yang diajarkan.

 (Mark Johnson, 2013) Kurikulum 2013 membantu mengembangkan kemampuan


analitis dan kritis siswa, yang sangat penting untuk mempersiapkan mereka
menghadapi tantangan masa depan.

 (Anna Brown, 2017) Kurikulum 2013 meningkatkan pengembangan


keterampilan sosial siswa, seperti bekerja dalam tim, berkomunikasi, dan
berkolaborasi. Hal ini penting untuk menghasilkan individu yang dapat
beradaptasi dalam masyarakat yang kompleks dan beragam.

 Prof. Dr. H. Anies Baswedan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) Kurikulum


2013 sebagai bagian dari reformasi pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini
berfokus pada pembelajaran yang kolaboratif, kreatif, dan kritis.

 Prof. Dr. M. Arief Poerwanto (Dosen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta):


Kurikulum 2013 memberikan kebebasan bagi guru dan siswa untuk
mengembangkan kreativitas dan kemampuan mereka di bidang tertentu .

 Dr. Ir. H. Dadang Sunendar, M.Pd (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Kurikulum 2013 telah mengadopsi
metode pembelajaran yang lebih praktis, kontekstual, dan berbasis pada
kebutuhan siswa.

 Pof. Dr. Sri Mulyani, M.Sc., Ph.D. (Pakar Pendidikan) Kurikulum 2013 karena
memberikan kesempatan pada siswa untuk meningkatkan kualitas keterampilan
berpikir kritis dan problem-solving.

 Prof. Dr. H. Azwar Anas, M.Sc., M.Agr. (Guru Besar Emeritus IPB University)
Kurikulum 2013 memberikan pemahaman dasar yang lebih kuat dan mendalam
bagi siswa, yang akan mempermudah mereka dalam menghadapi berbagai
tantangan kehidupan.

Dapat disimpulkan bahwa Program pendidikan kurikulum 2013 lebih


menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
program lebih menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa . Kurikulum kurikulum 2013 mendorong siswa untuk menggunakan
kemampuan berpikir kritis, analitis, reflektif , dan kreatif. Kurikulum 2013
mendorong siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir kritis, analitis,
reflektif, dan kreatif. Pendidikan dalam kurikulum 2013 tidak diarahkan pada
kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan intelektual.
DAFTAR PUSTAKA

Allan C. Ornstein, and Daniel U. Levine, an Introduction to the Foundations of Education, 2 nd


edn, Houghton Mifflin Company (HMH), 1985, p. 323.

Dawud Tauhidi, the Tarbiyah Project a Holistic Vision of Islamic Education, Tarbiyah Institute,
2001, p. 28.

Ibrahim Ali El-Hussari (2021) he Concept of Islamic Education According to Ibn Sina and Ibn
Khaldun/https://www.researchgate.net/publication/353430410_The_Concept_of_Islamic
_Education_According_to_Ibn_Sina_and_Ibn_Khaldun

Khosrow Bagheri, Islamic Education, Al Hoda, Tehran, 2001, p. 82-83.

Munir syaikh (2019) Defining Islamic Education: Differentiation and Applications


https://www.researchgate.net/publication/335977982_Defining_Islamic_Education_Diffe
rentiation_and_Applications

Nurainiah Nurainiah, ―PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF IBNU KHALDUN,‖ Serambi


Tarbawi 7, no. 1 (28 Januari 2019): 134, https://doi.org/10.32672/tarbawi.v7i1.1374.

Paul Anderson, et.al, Reforms in Islamic Education, Report of a Conference Held at the Prince al
Waleed bin Talal Centre of Islamic Studies University of Cambridge, 2011, p. 14

Zafar Alam, Op.Cit, p. 42-60.

Zakiah Daradjat et.al, Op.Cit, p. 30

Douglass, S. L. & Dunn, R. E. (2001). Interpreting Islam in American schools. In H. Donnan


(Ed.), Interpreting Islam. (pp. 76-98). London : Sage Publications.

Douglass, S. L. (2000). Teaching about religion in national and state social studies
Langgulung, H. (1986). Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi, dan Pendidikan.
Jakarta: Pustaka Al Husna. Langgulung, H. (2003). Pemikiran Pendidikan Islam.
Bandung: Ma’arif.

standards. Fountain Valley, CA : Council on Islamic Education

Ausubel, D. (1960). The Use of Advance Organizers in the Learning and Retention of
Meaningful Verbal Material

Brown, A. (2017). "The Social Skills Development in the 2013 Curriculum", International
Journal of Social Science Education, vol. 9, no. 2, hlm. 87-104

Bruner, J. (1967). The Process of Education

Darling-Hammond, L. (2017). Teacher education around the world: What can we learn from
international practice? European Journal of Teacher Education, 40(3), 291-309

Davis, E. (2015). "The Depth of Knowledge in the 2013 Curriculum", Journal of Mathematics
Education, vol. 12, no. 1, hlm. 45-62

Dewey, J. (1916). Democracy and Education: An Introduction to the Philosophy of Education

Dewey, J. (1998). Experience and education.

Freire, P. (2018). Pedagogy of the oppressed. Bloomsbury Publishing USA

Fullan, M. (2005). The Moral Imperative of School Leadership

Gardner, H. (2006). Multiple intelligences: New horizons in theory and practice.

Gopnik, A. (2016). The gardener and the carpenter: What the new science of child development
tells us about the relationship between parents and children

Hirsch Jr, E. D. (2003). Reading comprehension requires knowledge—of words and the world:
Scientific insights into the fourth-grade slump and the nation’s stagnant comprehension
scores. American Educator, 27(1), 10-13, 16-22, 28-29

https://nasional.kompas.com/read/2013/07/30/1214511/
reformasi.pendidikan.yang.gampang.dan.sulit

https://www.antaranews.com/berita/365099/ahli-kebijakan-pendidikan-dukung-kurikulum-2013

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2013/05/menjabarkan-kurikulum-2013-mengutamakan-
prakontekstual
https://www.researchgate.net/publication/
295763799_PENGEMBANGAN_LEMBAR_KERJA_SISWA_PADA_KURIKULUM_
2013

https://www.scribd.com/document/356668250/Keberandalannya-kurikulum-2013-di-sekolah-
menengah-atas-melalui-pendekatan-kenegaragaman

Johnson, M. (2013). "The Development of Analytical and Critical Thinking in the 2013
Curriculum", Journal of Educational Psychology, vol. 35, no. 4, hlm. 321-338

Jones, S. (2016). "The Benefits of the 2013 Curriculum", Journal of Education Research, vol. 45,
no. 2, hlm. 67-83

Noddings, N. (2017). Caring: A relational approach to ethics and moral education. Univ of
California Press

Nussbaum, M. C. (2010). Not for profit: Why democracy needs the humanities.

Prayogi, T. (2017). Kurikulum dan Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0

Schwab, J. (1973). The Practical: A Language for Curriculum

Selwyn, N. (2014). Distrusting Educational Technology: Critical Questions for Changing Times

Simon and Schuster

Smith, J. (2014). "The Freedom and Engagement in the 2013 Curriculum", International Journal
of Education Studies, vol. 20, no. 3, hlm. 112-128

Stenhouse, L. (1975). An Introduction to Curriculum Research and Development

Taba, H. (1962). Curriculum Development: Theory and Practice

Tyler, R. (1949). Basic Principles of Curriculum and Instruction

Weimer, Maryellen. (2013). Learner-Centered Teaching: Five Key Changes to Practice. John
Wiley & Sons

Zhao, Y. (2009). Catching up or leading the way: American education in the age of
globalization. ASCD

Anda mungkin juga menyukai