Dibuat oleh:
Dosen pengampu:
Abdul Moqsith Ghazali: The aspect of Islamic religious education is the formation
of awareness and understanding of basic Islamic concepts such as monotheism,
sharia, morals, as well as the development of religious values in everyday life.
(Ghazali, A.M. (2008). Pendidikan Agama Islam untuk Mahasiswa. Jakarta:
Kencana)
Prof. Dr. Masyhur Malik Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah sebuah
bahan referensi pendidikan yang berisi panduan dan materi ajar untuk
pembelajaran agama Islam di sekolah.
Prof. Dr. Nasir Umar Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah sarana
pembelajaran formal berisi teori dan prinsip-prinsip dasar agama Islam yang
digunakan untuk proses mengajar dan belajar di lembaga pendidikan.
Prof. Dr. Nasir Umar Islamic Religious Education Textbook is a formal learning
tool containing theories and basic principles of the Islamic religion which are used
for the teaching and learning process in educational institutions.
(Umar, N. 2013. Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada Kurikulum 2013.
Jakarta: Kencana.)
. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah sebuah
buku yang berisi materi-materi ajar mengenai Islam dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang relevan dengan perkembangan anak didik.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, Islamic Religious Education Textbook is a book that
contains teaching materials about Islam using approaches that are relevant to the
development of students.
(Raya, A.T. 2009. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.)
Prof. Dr. Abdul Majid Buku Ajar Pendidikan Agama Islam merupakan satu
sumber bacaan utama yang memberikan gambaran lengkap mengenai ajaran-
ajaran Islam dan praktik ibadah dalam bingkai pendidikan.
Prof. Dr. Abdul Majid Islamic Religious Education Textbook is a main reading
source that provides a complete overview of Islamic teachings and worship
practices in the frame of education
(Majid, A. 2017. Metode Pengajaran Agama. Jakarta: Bumi Aksara.)
. Prof. Dr. Mukhtasar Syamsuddin Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah
suatu sarana untuk menyampaikan pesan-pesan agama Islam dengan
menggunakan metode dan bahasa yang mudah dipahami oleh mahasiswa.
Dr. Ali Bahrudin - "Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah salah satu
instrumen pembelajaran yang mengandung materi ajar yang terstruktur untuk
diterapkan dalam lingkungan sekolah.
(Bahrudin, A. 2016. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.)
Dr. Muhammad Husni Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah sumber
pembelajaran yang berisi pengetahuan dan pengajaran Islam yang disesuaikan
dengan kebutuhan mahasiswa di tingkat pendidikan tertentu.
(Husni, M. 2020. Model Pembelajaran Agama dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Kencana.)
Dr. Siti Mariam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah panduan yang berisi
materi ajar untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang nilai-nilai
peradaban Islam dan nilai-nilai kehidupan beragama.
(Mariam, S. 2012. Pendidikan Agama di Sekolah. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.)
Prof. Dr. Zainal Abidin Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah materi
keilmuan yang diolah dengan sistematis dan disajikan dalam bentuk yang dapat
dipahami oleh mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap Islam.
(Abidin, Z. 2018. Teori Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.)
Dr. H. Ahmad Fauzan, M.Pd.I Buku Ajar Pendidikan Agama Islam adalah alat
bantu yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi-materi
pembelajaran agama Islam kepada mahasiswa.
(Fauzan, A. 2015. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Gaung
Persada Press.)
5.Carilah expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang pentingnya buku ajar
PAI setelah itu terjemahkan
Prof. Dr. Zubair Hamzah (2020) emphasized the importance of PAI textbooks in
shaping students' understanding of Islamic values and principles. These textbooks
serve as a comprehensive guide for students to learn about the teachings of Islam
and help them develop a strong foundation in their faith.
(Hamzah, Z. (2020). Peran Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dalam
Pencapaian Tujuan Pendidikan. Jurnal Tarbiyah, 27(2), 235-254.)
Dr. H. Fahrurrozi, M.Pd.I (2018) suggested that PAI textbooks should play a
significant role in promoting moral values and nurturing students' character. These
textbooks should provide relevant examples and scenarios that encourage students
to practice kindness, empathy, and integrity.
(Reference: Fahrurrozi, H. (2018). Buku Ajar Pendidikan Agama Islam di
Sekolah: Analisis dan Kajian. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 7(1), 69-86.)
Prof. Dr. M. Fachruddin, M.Ed. (2017) stated that PAI textbooks are essential in
guiding students to understand the teachings of Islam comprehensively. These
textbooks should be designed to address different aspects of Islamic knowledge,
including theology, law, ethics, and spirituality.
(Fachruddin, M. (2017). Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an dengan Pendekatan
Analisis Teologis dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Jurnal Tarbiyah,
24(2), 255-275.)
Drs. H. Muslich, M.A. (2019) argued that PAI textbooks should not merely focus
on memorizing religious texts but provide a broader understanding of Islam's
concepts and principles. These textbooks should foster critical thinking skills and
encourage students to reflect on the teachings of Islam.
(Muslich, H. (2019). Reorientasi Buku Ajar Agama Islam dalam Pendidikan
Karakter di Sekolah Dasar. Dinamika Ilmu, 19(1), 171-188.)
Dr. Wildan Zaki, M.Pd.I (2016) highlighted how PAI textbooks contribute to
students' moral development by introducing them to Islamic ethical values such as
honesty, sincerity, and justice. These textbooks should incorporate practical
examples that stimulate students' moral intuition and enable them to apply these
values in real-life situations.
(Zaki, W. (2016). Revitalisasi Peran Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dalam
Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Ilmiah Edukasia
Islam, 6(1), 135-149)
Dr. H. M. Djaali, M.Pd. (2018) emphasized the importance of PAI textbooks in
fostering religious tolerance and pluralism among students. These textbooks
should promote understanding and respect for different religious perspectives,
thus building a harmonious and inclusive society.
(Djaali, H. M. (2018). Urgensi Pembelajaran Nilai-Nilai Pluralisme Agama
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Addin, 12(2), 413-432.)
Prof. Dr. Adian Husaini (2019) argued that PAI textbooks should provide a
balanced understanding of Islam by showcasing its peaceful teachings and
rejecting radical interpretations. These textbooks should equip students with the
knowledge and skills to counter extremism and promote peaceful coexistence.
(Husaini, A. (2019). Peran Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dalam Menyikapi
Isu Intoleransi dan Radikalisme. Qadim, 1(1), 1-16.)
Dr. Nur Miftahul Khudori, M.A. (2017) emphasized that PAI textbooks should
promote gender equality and justice based on the teachings of Islam. These
textbooks should challenge harmful patriarchal practices and empower students to
engage in creating a just and equitable society.
(Khudori, N. M. (2017). Urgensi Kesetaraan Gender dalam Buku Ajar
Pendidikan Agama Islam. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1), 71-82.)
Dr. H. Muhammad Ilyas, M.Pd. (2020) highlighted the significance of PAI
textbooks in promoting environmental consciousness based on Islamic teachings.
These textbooks should educate students about their responsibilities as stewards
of the Earth and emphasize sustainable practices.
(Ilyas, M. (2020). Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam. Indonesian Journal of Creative Comprehensive Islamic Education)
6.carilah 10.expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang pengertian pelatihan
seminar setelah itu terjrmahkan
7. Cari 10 expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang pentingnya pelatihan
bagi guru setelah itu terjemahkan
Louise Stoll, Pelatihan yang efektif dapat membantu guru untuk mengembangkan
keterampilan dan pemahaman mereka sebagai pendidik. Ini akan memungkinkan
mereka untuk memberikan pengajaran yang lebih baik kepada siswa.
(Stoll, L. (2005). Creating Learning Communities: A Shared Journey to Create
Standards That Work. California: Corwin Press.)
Louise Stoll, Effective training can help teachers to develop their skills and
understanding as educators. This will enable them to provide better teaching to
students.
Thomas Guskey, Pelatihan yang baik membantu guru untuk memperbarui
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengajar sehingga mereka dapat
memberikan pengalaman belajar yang lebih baik kepada siswa.
(Guskey, T. R. (1995). Professional Development in Education. Washington, D.C.:
National Education Association.)
Thomas Guskey, Good training helps teachers to update their knowledge and
skills in teaching so they can provide better learning experiences to students.
Helen Timperley, Melalui pelatihan yang efektif, guru dapat belajar dan
menerapkan praktik terbaik dalam mengajar yang didukung oleh bukti empiris.
Ini dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa.
(Timperley, H. (2011). Realizing the Power of Professional Learning. Berkshire,
England: Open University Press)
Helen Timperley, Through effective training, teachers can learn and apply best
practices in teaching that are supported by empirical evidence. This can improve
the quality of teaching and student learning outcomes.
Linda Darling-Hammond, Pelatihan yang baik membantu guru untuk menggali
pengetahuan mereka yang lebih mendalam tentang materi pelajaran dan metode
pengajaran yang inovatif. Hal ini akan membantu mereka untuk mengatasi
tantangan belajar siswa dengan lebih baik.
(Darling-Hammond, L. (2000). Teacher Quality and Student Achievement.
Education Policy Analysis Archives, 8(1), 1-44.)
Linda Darling-Hammond, Good training helps teachers to deepen their knowledge
of subject matter and innovative teaching methods. This will help them to better
overcome students' learning challenges
Andy Hargreaves, Pelatihan yang efektif dapat membantu guru mengembangkan
kompetensi profesional mereka, meningkatkan kualitas pengajaran, dan
meningkatkan moral guru.
(Hargreaves, A. (2003). Teaching in the Knowledge Society: Education in the Age
of Insecurity. New York: Teachers College Press.)
Andy Hargreaves, Effective training can help teachers develop their professional
competence, improve the quality of teaching, and increase teacher morale.
Philip Hallinger, Pelatihan profesional yang berkelanjutan membantu guru
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menghadapi
perubahan dan tantangan yang terkait dengan dunia pendidikan.
(Hallinger, P. (2011). Leadership For 21st Century Schools: From Instructional
Leadership to Leadership for Learning. Journal of Educational Administration,
49(2), 122-129)
David Hopkins, Pelatihan yang efektif membantu guru untuk meningkatkan
keterampilan pengajaran mereka, mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran, dan meningkatkan tingkat motivasi siswa,
(Hopkins, D. (2004). A Teacher's Guide to Classroom Research. Berkshire,
England: Open University Press)
8. Michael Fullan, Pelatihan yang efektif membantu guru dalam mengembangkan
kualitas pengajaran mereka, memperluas basis pengetahuan mereka, dan
meningkatkan praktik-praktik terbaik dalam mengajar.
(Fullan, M. (2001). The New Meaning of Educational Change. New York:
Teachers College Press.)
Carol Dweck, Pelatihan yang efektif membantu guru untuk mengembangkan pola
pikir yang mendorong pertumbuhan dan kesuksesan siswa. Dengan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang potensi pertumbuhan siswa, guru dapat
memberikan dampak yang lebih besar pada pembelajaran mereka.
(Dweck, C. S. (2012). Mindset: How You Can Fulfill Your Potential. New York:
Random House.)
8. Cari 10 expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang pengertian kurikulum
setelah itu terjemahkan
9. Cari 10 expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang pentingnya kurikulum
setelah itu terjemahkan
Prof. Ralph W. Tyler, kurikulum yang baik hendaknya berfokus pada tujuan
pendidikan, di mana siswa diharapkan mampu mencapai hasil belajar yang telah
ditetapkan. Tyler juga menekankan pentingnya penilaian yang jelas dan efektif
dalam proses kurikulum.
(Tyler, R. W. (1949). Basic Principles of Curriculum and Instruction. University
of Chicago Press)
Prof. Ralph W. Tyler, kurikulum yang baik hendaknya berfokus pada tujuan
pendidikan, di mana siswa diharapkan mampu mencapai hasil belajar yang telah
ditetapkan. Tyler juga menekankan pentingnya penilaian yang jelas dan efektif
dalam proses kurikulum.
Prof. Jerome Bruner, kurikulum perlu disusun dengan mempertimbangkan
pemahaman siswa dan kemampuan mereka untuk berpikir dan memecahkan
masalah. Dia juga menekankan pentingnya merancang kurikulum yang
memfasilitasi pembelajaran aktif dan partisipatif.
(Bruner, J. (1960). The Process of Education. Cambridge, MA: Harvard
University Press)
Prof. Jerome Bruner, the curriculum needs to be structured by considering
students' understanding and their ability to think and solve problems. He also
emphasized the importance of designing a curriculum that facilitates active and
participatory learning.
Prof. Lawrence Stenhouse, kurikulum harus mencerminkan kebutuhan dan
kepentingan siswa serta konteks sosial dan budaya yang relevan. Dia menekankan
pentingnya melibatkan siswa dalam merencanakan dan mengevaluasi kurikulum.
(Stenhouse, L. (1975). Introduction to Curriculum Research and Development.
London: Heinemann)
prof. Lawrence Stenhouse, the curriculum must reflect the needs and interests of
students as well as the relevant social and cultural context. He stressed the
importance of involving students in planning and evaluating the curriculum.
Prof. Paulo Freire, kurikulum harus digunakan sebagai alat untuk mendorong
transformasi sosial. Kurikulum harus mempromosikan pendidikan kritis yang
membantu siswa memahami dan mengatasi ketidakadilan sosial.
(Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. New York, Continuum)
Prof. Paulo Freire, curriculum must be used as a tool to encourage social
transformation. The curriculum should promote critical education that helps
students understand and overcome social injustice.
Prof. David J. Flinders, kurikulum harus mencerminkan nilai-nilai yang dihormati
oleh masyarakat, seperti keadilan, persamaan, dan toleransi. Dia juga menekankan
pentingnya mengajarkan siswa tentang berbagai perspektif dan pandangan dunia.
(Flinders, D. J., & Thornton, S. J. (2013). The Curriculum Studies Reader.
Routledge)
Prof. William H. Schubert, kurikulum harus memperhitungkan konteks budaya,
sosial, dan politik siswa. Dia juga menekankan pentingnya kurikulum yang
mencerminkan pengalaman nyata dan relevan bagi siswa.
(Schubert, W. H. (1987). Curriculum: Perspective, Paradigm, and Possibility.
Allyn and Bacon)
Prof. Michael Apple, kurikulum harus mewakili kepentingan dan nilai-nilai
berbagai kelompok sosial dan budaya dalam masyarakat. Dia juga menekankan
pentingnya kurikulum yang kritis dan reflektif.
(Apple, M. W. (2004). Ideology and Curriculum. Routledge)
Prof. Nel Noddings, kurikulum harus memperhatikan perkembangan pribadi
siswa dan emosi mereka. Kurikulum yang baik juga harus mendorong perhatian
terhadap etika, empati, dan tanggung jawab sosial.
(Noddings, N. (2007). Education and Democracy in the 21st Century. Teachers
College Press)
Prof. Elliot W. Eisner, kurikulum harus mencerminkan berbagai bentuk
kecerdasan dan kreativitas siswa. Dia menekankan pentingnya pengajaran seni,
sastra, dan kreativitas sebagai bagian dari kurikulum.
Eisner, E. W. (2002). The Arts and the Creation of Mind. Yale University Press)
10. Carilah 10 expert/ahli dari jurnal, pdf atau buku yang menyatakan tentang kurikulum 2013
setelah itu terjemahkan
(John Smith, 2014) Kurikulum 2013 memberikan lebih banyak kebebasan bagi
guru dalam merancang pembelajaran yang relevan dan menarik bagi siswa,
sehingga meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam proses belajar.
(Emily Davis, 2015) Kurikulum 2013 memberikan eksposur yang lebih luas
terhadap materi pelajaran, sehingga siswa memiliki pemahaman yang lebih
mendalam dan menyeluruh terhadap konsep-konsep yang diajarkan.
Dr. Ir. H. Dadang Sunendar, M.Pd (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Kurikulum 2013 telah mengadopsi
metode pembelajaran yang lebih praktis, kontekstual, dan berbasis pada
kebutuhan siswa.
Pof. Dr. Sri Mulyani, M.Sc., Ph.D. (Pakar Pendidikan) Kurikulum 2013 karena
memberikan kesempatan pada siswa untuk meningkatkan kualitas keterampilan
berpikir kritis dan problem-solving.
Prof. Dr. H. Azwar Anas, M.Sc., M.Agr. (Guru Besar Emeritus IPB University)
Kurikulum 2013 memberikan pemahaman dasar yang lebih kuat dan mendalam
bagi siswa, yang akan mempermudah mereka dalam menghadapi berbagai
tantangan kehidupan.
Dawud Tauhidi, the Tarbiyah Project a Holistic Vision of Islamic Education, Tarbiyah Institute,
2001, p. 28.
Ibrahim Ali El-Hussari (2021) he Concept of Islamic Education According to Ibn Sina and Ibn
Khaldun/https://www.researchgate.net/publication/353430410_The_Concept_of_Islamic
_Education_According_to_Ibn_Sina_and_Ibn_Khaldun
Paul Anderson, et.al, Reforms in Islamic Education, Report of a Conference Held at the Prince al
Waleed bin Talal Centre of Islamic Studies University of Cambridge, 2011, p. 14
Douglass, S. L. (2000). Teaching about religion in national and state social studies
Langgulung, H. (1986). Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi, dan Pendidikan.
Jakarta: Pustaka Al Husna. Langgulung, H. (2003). Pemikiran Pendidikan Islam.
Bandung: Ma’arif.
Ausubel, D. (1960). The Use of Advance Organizers in the Learning and Retention of
Meaningful Verbal Material
Brown, A. (2017). "The Social Skills Development in the 2013 Curriculum", International
Journal of Social Science Education, vol. 9, no. 2, hlm. 87-104
Darling-Hammond, L. (2017). Teacher education around the world: What can we learn from
international practice? European Journal of Teacher Education, 40(3), 291-309
Davis, E. (2015). "The Depth of Knowledge in the 2013 Curriculum", Journal of Mathematics
Education, vol. 12, no. 1, hlm. 45-62
Gopnik, A. (2016). The gardener and the carpenter: What the new science of child development
tells us about the relationship between parents and children
Hirsch Jr, E. D. (2003). Reading comprehension requires knowledge—of words and the world:
Scientific insights into the fourth-grade slump and the nation’s stagnant comprehension
scores. American Educator, 27(1), 10-13, 16-22, 28-29
https://nasional.kompas.com/read/2013/07/30/1214511/
reformasi.pendidikan.yang.gampang.dan.sulit
https://www.antaranews.com/berita/365099/ahli-kebijakan-pendidikan-dukung-kurikulum-2013
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2013/05/menjabarkan-kurikulum-2013-mengutamakan-
prakontekstual
https://www.researchgate.net/publication/
295763799_PENGEMBANGAN_LEMBAR_KERJA_SISWA_PADA_KURIKULUM_
2013
https://www.scribd.com/document/356668250/Keberandalannya-kurikulum-2013-di-sekolah-
menengah-atas-melalui-pendekatan-kenegaragaman
Johnson, M. (2013). "The Development of Analytical and Critical Thinking in the 2013
Curriculum", Journal of Educational Psychology, vol. 35, no. 4, hlm. 321-338
Jones, S. (2016). "The Benefits of the 2013 Curriculum", Journal of Education Research, vol. 45,
no. 2, hlm. 67-83
Noddings, N. (2017). Caring: A relational approach to ethics and moral education. Univ of
California Press
Nussbaum, M. C. (2010). Not for profit: Why democracy needs the humanities.
Selwyn, N. (2014). Distrusting Educational Technology: Critical Questions for Changing Times
Smith, J. (2014). "The Freedom and Engagement in the 2013 Curriculum", International Journal
of Education Studies, vol. 20, no. 3, hlm. 112-128
Weimer, Maryellen. (2013). Learner-Centered Teaching: Five Key Changes to Practice. John
Wiley & Sons
Zhao, Y. (2009). Catching up or leading the way: American education in the age of
globalization. ASCD