Anda di halaman 1dari 16

PENGUATAN KARAKTER NASIONAL

Pendidikani merupakan faktori utama yang berperani dalam imembentuk


pribadi imanusia. Dalam Undang-Undangi No. 20 iTahun 2003 itentang
sistem ipendidikan nasional ipasal 3 imenyebutkan ibahwa ipendidikan
nasional iberfungsi imengembangkani kemampuan danimembentuk watak
serta iperadaban bangsa iyang bermartabat idalam rangka imencerdaskan
kehidupan ibangsa, bertujuaniuntuk mengenbangkanipotensi pesertaididik
agar menjadii manusia yang berimani bertaqwa kepada iTuhan iYang
Maha iEsa, berakhlak imulia, sehat, iberilmu, cakap, kreatif, imandarin,
dan menjadi iwarga Negarai yang demokratisi serta ibertanggung ijawab.
Karakteri bangsa merupakani aspek penting idari kualitasi SDM ikarena
kualitasi kerakter bangsai menentukan kemajuani suatu bangsa. iKarakter
yang berkualitasi perlu dibentuk dani dibina sejak dini isertaiberkelanjutan.
Amanah iUndang-Undang iNo 20 iTahun 2003 itentang SistemiPendidikan
Nasional, ibukan hanya imembentuk insan iIndonesia yangivcerdas,
namun ijuga iberkarakter dan iberkepribadiannya, idengan itujuan iuntuk
membentuk igenerasi iyang itumbuh iberkrmbang dengan ikarakter yang
sesuai dengan inilai luhur bangsa dan iagamanya imasing-masing. Oleh
karena itu, itujuan akhir ipendidikan yang isebenarnya adalah imelahirkan
insane yang icerdas dan iberkarakter.

Pendidikan iberupaya mengembangkan ikemampuan pribadii pesertai


didik agar idapat iberdiri isendiri. Fattahi (2016) menjelaskani pendidikan
merupakani upaya imembimbing anaki ke arahi sesuatu tujuani yang
bernilaii besar. Pendidikani yang baik merupakan muaraitujuanipendidikan
yang iisesungguhnya. Pendidikanimempunyai relevansii yang kuatidengan
tuntutan sertai kebutuhan bangsa iIndonesia dalam imelahirkan
masyarakat yangi inovatif, cerdas, dan imempunyai jati diri iyang kukuh.
Dalam imencapai ituntutan iserta kebutuhan ibangsa dibutuhkan ibanyak
opsi pendekatan iyang lebih ibisa memegang iiesensi nilai imoralitas dari
sesuatu ikonsep keilmuan di isamping pencapaian inilai akademik.
Pendidikan ihendaknya mampu imembagikan ipeluang penuh ikepada
peserta ididik guna imengeksplorasi serta imeningkatkan ikepribadian
secara ioptimal dengan isenantiasa mencermati iberbagai aspekikeilmuan.

Pendidikan idianggap sebagai iupaya preventif ikarena pada idasarnya


pendidikan imembangun generasi ibaru bangsa yang ilebih baik, iyang
diharapkan idapat memperbaiki ikualitas generasi imuda (Nasional, 2010).
Pendidikan imerupakan suatu bentuk iusaha secara isadar dan isistematik
dalam imengembangkan potensi ipesera didik. Biasanya iditandai ioleh
pewarisan budaya iserta karakter iyang dimiliki oleh ibangsa iIndonesia
sejak dahulu. Pada iperkembangannya, tantangan iserta kesempatan
pendidikan imengupayakan perbaikan mutu isumber daya manusia isejak
usia Sekolah iDasar (SD) ditempatkan ipada Program iPenguatan
Pendidikan iKarakter (PPK). Peserta ididik mempunyai ikemauan iserta
kebutuhan idasar sehingga idibutuhkan peran ibeberapa ilingkungan
primer di isekitarnya. Keefektifanipendidikan karakteriideal ditentukanioleh
nilai dasar ikarakter budaya isekolah, keluarga, idan masyarakat, iintegrasi
program ikurikuler dan iekstrakurikuler, teladan ipendidik bagi ipeserta
didik, dan ipenggunaan situasi ilingkungan budaya isekolah (Ruyadi,
2010). Moralitas iseseorang dapat itumbuh dari apa iyang dialami isecara
langsung yang iberkembang kemudian imenjadi suatu ikebiasaan

Tingkat ipendidikan sekolah dasari merupakan masa-masai yangi paling


tepat untuki menanamkan pendidikani karakter. Pendidikani dasar
merupakani pendidikan lanjutani dari pendidikani keluarga, karenai itu
kerjasamai antara sekolahi dengan keluargai merupakan hal iyang isangat
penting. Karakter anaki sangat dipengaruhiioleh lingkunganisekitar tempat
anakitinggal. Tujuan pendidikanikarakter adalah untukimeningkatkan mutu
penyelenggarani dan hasil pendidikani yang mengarah padai pencapaian
pembentukan karakteri dan akhlak muliai peserta didik secarai utuh
terpadu dani seimbang. Melalui pendidikani karakter diharapkani peserta
didik mampui secara mandiri meningkatkani dan imenggunakan
pengetahuannya, imengkaji dan imenginternalisasikan iserta
mempersonalisasikani nilai-nilai karakter idan akhlak imulia itersebut
sehinggai terwujud dalami kehidupan isehari-hari. Penguatani Pendidikan
Karakteri (PPK) merupakani amanat Nawai Cita yang idicanangkan
Presiden. NawaiCita tersebutitertuang padaibutir keidelapan yaituitentang
mengadakan irevolusi karakter. PPK ijuga menyangkuti kepribadiani atau
akhlaki siswa. Bisa dipahamii bagaimana Presideni memilikii perhatian
dengani PPK karenai generasi sekarangi adalah generasii emas yangi 30
tahun mendatangi akan menjadii pemimpin. Jadi, idengan ikarakter iyang
kuat dani bagus, dapat dipastikani kepemimpinan imendatang iakan
dipastikani hebat. Peraturani Presiden No. 87 tahun i2017 tentang iPPK
merupakani pembuka ruangi untuk sinergii antaraivsekolah danikomunitas
yangibergerak dalamipengembanganinilai-nilai luhur.

Pendidikani adalah prosesi internalisasi budayai kedalam dirii seseorang


dan masyarakati sehingga membuati orang dan imasyarakat ijadi
beradab. Jadi, ipendidikan imerupakan sarana istrategis dalam
ipembentukan karakter. iHal ini ijuga dapat idioerkuat oleh ipendapat iKi
Supriyoko (2004:419) yang imenyatakan bahwa ipendidikan adalah
isarana strategis untuk imeningkatkan kualitas manusia. Pendidikani
bertujuan imelahirkan insani cerdas dani berkarakter ikuat.
Karakter iseseoarang ataui individu itu imuncul dan ilahir darii hasil iolah
pemikiran, ihati, perasaan, iyang mengandung isebuah nilai idanikapasitas
moral dalam menghadapii segala permasalahan dalam hidup. Sedangkan
maknai dari Pendidikani karakter sendirii adalah upayai membangun
kesadarani melakukan berbagaii kebijakan untuki menciptakan duniai
yang lebih baiki dengan berorientasii pada karakteri individu. Karena
semakin ibaik karakteri seseorang, akan isemakin baik ipula dia
mengatasi permasalahani dalam ikehidupannya.

Pendidikani karakter dii sini tidaki hanya menyiapkani diri iuntuk


menyelesaikani permasalahan dengani diri, namuni juga ipermasalahan
dengani masyarakati luas. Agari individu siapi dalam menghadapii segala
sesuatui yang mungkini bisa terjadii kapanpun. Secarai lebih iluas lagi,
disinii seorang pendidiki akan menuntuni peserta didiki atau individu
dalami mengembangkan ikemampuan imoral dan imemiliki keteraturan
tindakani yang hirarkii dalam mengatasii permsalahani mereka.

Dengani demikian bisa dikatakan bahwa pendidikan karakter adalah


segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi
karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik.
Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru
berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan
berbagai hal terkait lainnya.

FUNGSI PENDIDIKAN KARAKATER

Sesuai dengan Fungsi iPendidikan iNasional yang itertuang dalam iUU No


20 iTahun 2003 itentang iSisdiknas imenyatakan ibahwa Pendidikan
nasionali berfungsi mengembangkani kemampuan idan membentuki
watak serta peradabani bangsa yang ibermartabat idalam rangka
mencerdaskani kehidupan bangsa, bertujuani untuk iberkembangnya
potensii peserta didik iagar menjadii manusia iyang beriman idan
ibertakwa kepada Tuhan iYang Maha iEsa, berakhlak imulia, sehat,
berilmu, icakap, ikreatif, mandiri, idan imenjadi warga inegara yang
demokratis iserta ibertanggung jawab. Pendidikan ikarakter idimaksudkan
untuk imengembangkan ikemampuan dan imembentuk watak iserta
peradabani bangsa iyang bermartabat idalam rangka imencerdaskan
kehidupanibangsa.

Pendidikan ikarakter berfungsi i (1) mengembangkan ipotensi idasar agar


berhati ibaik, berpikiran ibaik, dan iberperilaku ibaik; (2) imemperkuatidan
membanguni perilaku ibangsa yang imultikultur; (3) imeningkatkan
peradabaini bangsa yang kompetitifi dalam ipergaulan idunia. Pendidikan
karakteri dilakukan melaluii berbagaii media yangi mencakupi keluarga,
satuani pendidikan, masyarakati sipil, masyarakati politik, pemerintah,
duniai usaha, danimediaimassa.

DIKTI i (2010) menyatakani bahwa secarai khusus pendidikani karakter


memilikii tiga ifungsi iutama, iyaitu :

1. Pembentukani dan iPengembangan iPotensi => Pendidikan ikarakter


berfungsi imembentuk dan imengembangkan ipotensi imanusia iatau
warga inegara Indonesia iagar berpikiran ibaik, berhatii baik, idan
berperilakui baik isesuai idengan ifalsafah ihidup iPancasila.
2. Perbaikani dan iPenguatan => Pendidikani karakteri berfungsi
memperbaikii karakteri manusia dan iwarga negara iIndonesia iyang
bersifati negatif dan imemperkuat perani keluarga, satuani pendidikan,
masyarakat, danipemerintah untukiikut berpartisipasiidan bertanggung
jawab idalam pengembangan ipotensi manusia iatau iwarga inegara
menujui bangsa yangi berkarakter, imaju, imandiri, dani sejahtera.
3. Penyaring => Pendidikani karakter bangsai berfungsi memilahi nilai-
nilaii budaya bangsai sendiri dani menyaring nilai-nilaii budayaibangsa
laini yang positifi untuk menjadii karakter manusiai dan wargai negara
Indonesiai agar menjadii bangsa yangi bermartabat.

TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikani karakter pada intinyai bertujuan membentuki bangsai yang


tangguh, ikompetitif, iberakhlak mulia, ibermoral, ibertoleran, ibergotong
royong, iberjiwa ipatriotik, iberkembang dinamis, iberorientasi iilmu
pengetahuan idan iteknologi yang isemuanya idijiwai oleh iiman danitakwa
kepada Tuhaniyang MahaiEsa berdasarkani Pancasila.

Pendidikan karakter pada idasarnya dapat idiintegrasikan idalam


pembelajarani pada isetiap mata ipelajaran. Materii pembelajarani yang
berkaitani dengan norma iatau nilai-nilai ipada setiap imata pelajarani
iperlu dikembangkan, idieksplisitkan, idikaitkan denganikonteks kehidupan
sehari-hari. iDengan demikian, ipembelajaran nilai-nilai ikarakter itidak
hanya pada itataran ikognitif, tetapi imenyentuh ipada internalisasi, idan
pengamalan inyata dalam ikehidupan peserta ididik isehari-hari di
masyarakat.

Sasarani pendidikan ikarakter adalah iseluruh Sekolah idi Indonesia ibaik


negeri imaupun swasta. Semuai warga isekolah, meliputi ipara ipeserta
didik, iguru, karyawan administrasi, dan ipimpinan sekolah imenjadi
sasaran iprogram ini. iSekolah-sekolah yang iselama ini itelah iberhasil
melaksanakani pendidikani karakter dengani baik dijadikan isebagaii best
practicesi yang menjadi contohi untuk disebarluaskani ke sekolah-sekolah
lainnya. iMelalui program inii diharapkan lulusani memiliki ikeimanan idan
ketaqwaani kepada Tuhani Yang Maha Esa, berakhlaki mulia, kompetensi
akademiki yang utuhi dan terpadu, sekaligusi memiliki kepribadiani yang
baiki sesuai norma-normai danibudaya Indonesia. Padaitataran yangilebih
luas, pendidikanikarakter nantinyaidiharapkan menjadiibudaya sekolah.

Tujuan iprogram PPK iadalah menanamkani nilai-nilai ipembentukan


karakter ibangsa secara imasif dan iefektif melaluii implementasii nilai-nilai
utama iGerakan Nasional iRevolusi iMental (religius, inasionalis, mandiri,
gotong-royong idan iintegritas) yangi akan menjadii fokus ipembelajaran,
pembiasaan, idan ipembudayaan, sehingga ipendidikan karakter ibangsa
sungguh idapat mengubahi perilaku, cara iberpikir dani cara ibertindak
seluruh ibangsa Indonesia imenjadi lebih ibaik dan iberintegritas
(Koesoema, et al. 2017).

Sementarai itu tujuani penguatan pendidikani karakter (PPK) i adalah


sebagaii berikut:

1. Mengembangkani platform pendidikani nasional yangi meletakkan


makna dani nilai karakteri sebagai jiwai atau generatoti utama
penyelenggaraani pendidikan.
2. Membanguni dan membekalii Generasi Emasi Indonesiai 2045
menghadapii dinamika perubahani di masai depani dengan
keterampilani abadi 21.
3. Mengembalikani pendidikan karakteri sebagai ruhi dan fondasi
pendidikani melalui harmonisasii olah hatii (etik dan ispiritual), iolah
rasa (estetik), olah ipikir (literasi idan inumerasi), dan iolah iraga
(kinestetik).
4. Merevitalisasii dan imemperkuat ikapasitas ekosistem ipendidikan
(kepalai sekolah, guru, isiswa, pengawas, idan komite isekolah) iuntuk
mendukung iperluasan implementasi ipendidikan ikarakter.
5. Membangun ijejaring ipelibatan masyarakat i(publik) sebagai isumber-
sumber ibelajar idi dalam idan dii luar isekolah.
6. Melestarikani kebudayaan idan jati diri ibangsa Indonesia idalam
mendukungi Gerakan Nasional iRevolusi iMental (GNRM).

NILAI UTAMA KARAKTER DALAM KURIKULUM 2013

Setiap bangsai memiliki sistemi pendidikani nasional. Pendidikani nasional


masing-masingi bangsa berdasarkani pada dani dijiwaii oleh
kebudayaannya. Sistemi pendidikani nasionali Indonesiai disusun
berdasarkani kepadai kebudayaan ibangsa idan berdasar ipada iPancasila
dani UUD 1945 isebagai ikristalisasi nilai-nilai ihidup bangsa iIndonesia.
Pendidikan ikarakter merupakan isalah satu ifragmen dari isistem
pendidikan iIndonesia yang isemu.

Pengembangan iPendidikan Karakter iatau yang iselanjutnya idisingkat


dengan iPPK adalah ikeberlanjutan idari program iPemerintah iIndonesia
dalam ibidang pendidikan khusunya, yang sebelumnya merupakan
Pendidikan Karakter Bangsa. Pendidikan karakter isejatinya itelah idimulai
pengembangan iserta iimplementasinya isejak itahun i2010 isudah
melahirkan isekolah-sekolah irintisan iyang imampu imelaksanakan
pembentukan ikarakter isecara ikontekstual isesuai idengan ipotensi
lingkungan isetempat. Penguatani Pendidikan iKarakter di isekolah idi
harapkan imampu dan idapat memperkuati bakat, potensi idan italenta
darii seluruh pesertai didik.anya ibermuara pada itercapainya ikemajuan
bangsa iIndonesia.

Dalam pelaksanaannyai banyak isatuan pendidikani yangi telah


melaksanakan ipraktik baik i (best practice) idalam penerapani pendidikan
karakter. iDampak idari penerapan iini adalah iterjadi iperubahan
pembelajaran isehingga iprestasi imereka pun ijuga imeningkat.
Kemendikbud ipada tanggal i16 September i2016imengemukakan bahwa,
sebagiani besari sekolah iyang diundangi dalam idiskusi Praktik Baik
Sekolah iPelaksana iPenguatan iPendidikan iKarakter imelakukan
pembiasaan idengan ipenumbuhan idan pembudayaan inilai-nilai ikarakter
yaitu iyang disepakati ioleh masing-masing isekolah. Kerjai sama idan
komitmeni dari kepalai sekolah, gurui dan orangi tua umumnyai menjadi
faktori kunci keberhasilani pelaksanaan pendidikani kkarakter di imasing-
masing sekolahi tersebut.

Ada limai nilai utama karakteri yang saling iberkaitan membentuk ijejaring
nilai iyang perlu idikembangkan sebagai iprioritas Gerakan iPPK
(Hendrawan, 2016). Kelima inilai utama ikarakter ibangsa yang idimaksud
adalah isebagai ibeikut:

1) Religius
Nilai ikarakter religius imencerminkan keberimanan iterhadap iTuhan
yang iMaha Esa iyang diwujudkan idalam perilaku imelaksanakan
agama dan ikepercayaan yang dianut, menghargai perbedaani
agama, menjunjungi tinggi sikap tolerani terhadap pelaksanaani
ibadah agamai dan kepercayaani lain, hidup rukuni dan damaii
dengan pemeluki agamai lain.
Nilai ikarakter religius ini imeliputi tiga idimensi relasi isekaligus, yaitu
hubungan iindividu dengani Tuhan, iindividu idengan isesama idan
individu idengan alam isemesta (lingkungan). iNilai karakter ireligius ini
ditunjukkan idalam perilaku imencitai dan imenjaga ikeutuhan ciptaan.
Subnilai ireligius antara ilain cinta damai, toleransi, imenghargai
perbedaan iagama dani kepercayaan, iantibuli dani kekerasan,
persahabatan, iketulusan, tidak imemaksakan ikehendak, imencintai
lingkungan, imelindungi iyang kecil idan tersisih
2) Nasionalis
Nilai ikarakter inasionalis merupakan cara berpikir, ibersikap dan
berbuat iyang menunjukkan ikesetiaan, kepedulian idan penghargaan
yang itinggi terhadap ibangsa, lingkungan ifisik, sosial idan budaya,
ekonomi idan politik ibangsa, menmepatkani kepentingan ibangsa dan
negara idi atas ikepentingani diri dan ikelompoknya.
Subnilai inasionalis antarai lain iapresiasi ibudaya ibangsa sendiri,
menjaga ikekayaan bangsa, irela berkorban, iunggul dan iberprestasi,
cintaitanah air, imenjaga ilingkungan, taat ihukum, idisiplin,
menghormatii keberagaman ibudaya, sukui dan agama.
3) Mandiri
Nilaii karakter mandiri imerupakan sikap daniperilaku tidakibergantung
pada iorang lain idan mempergunakan segalai tenaga, ipikiran, waktu
untuk imerealisaiskan iharapan, mimpi idan cita-cita.
Subnilai imandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, iprofesional, kreatif, ikeberanian idan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
4) Gotong Royong
Nilai ikarakter goyong iroyong imencerminkan tindakan imenghargai
semangat ikerja sama idan ibahu membahu imenyelesaikan
ipersoalan ibersama, menjalin ikomunikasi dan ipersahabatan,
memberi ibantuan/pertolongan pada orang-orangiyangimembutuhkan.
Subnilaiigotong royong iantara lain imenghargai, kerja isama, iinklusif,
komitmen iatas keputusan ibersama, musyawarah imufakat, itolong
menolong, isolidaritas, empati, ianti diskriminasi, anti ikekerasan dan
sikap ikerelawanan.
5) Integritas
Nilaiikarakter integritas imerupakan nilaii yang mendasari iperilaku
yang ididasarkan pada iupaya menjadikan idirinya sebagai iorang
yang iselalu dapat idipercaya dalam iperkataan, itindakan, dan
pekerjaan, imemiliki komitmen idan kesetiaan ipada nilai-nilai
kemanusiaan idan moral i(integritasiimoral). Karakteri integritas
meliputi isikap tanggung ijawab sebagai iwarga inegara, aktif iterlibat
dalam ikehidupan sosial, melaluii konsistensi itindakan idan iperkataan
yang iberdasarkan ikebenaran.
Subnilai iintegritas antara ilain kejujuran, cinta ipada kebenaran, setia,
komitmen imoral, anti ikorupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan,
dan imenghargai martabat iindividu (terutamaipenyandangidisabilitas).

IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) DI


SEKOLAH

Tidak ihanya olah ipikir (literasi), PPK imendorong agar ipendidikan


nasional ikembali memperhatikan iolah hati (etik idan ispiritual) olahi rasa
(estetik), dan ijuga olah raga i (kinestetik). Keempat idimensi pendidikan
ini ihendaknya dapat idilakukan secara iutuh-menyeluruh dan iserentak.
Integrasi iproses pembelajaran iintrakurikuler, kokurikuler, idan
ekstrakurikuleri di sekolah dapati dilaksanakan dengani berbasis ipada
pengembangan ibudaya sekolah imaupun melaluii kolaborasi idengan
komunitas-komunitasi di luar lingkungani pendidikan.

PPKi mendorong sinergi itiga pusat ipendidikan, yaitu isekolah, ikeluarga


(orang tua), sertai komunitas (masyarakat) iagar dapat imembentuk isuatu
ekosistem ipendidikan. Menuruti Mendikbud, selamai ini ketigai seakan
berjalani sendiri-sendiri, padahalv jika bersinergii dapat imenghasilkan
sesuatui yang luari biasa. Diharapkani manajemeni berbasisi sekolah
semakin menguati, di mana isekolah berperan imenjadi sentral, idan
lingkungan isekitar dapat idioptimalkan untuk imenjadi isumber-sumber
belajar.

1. Nilai Religius
Implementasii PPK berbasisi kelas di isekolah idapat iberupa
pengintepretasianidalam progranipengembangan diri, pengintegrasian
dalami mata ipelajaran, pengintegrasiani dalami budayai sekolah.
Pengintegrasiani dalami pengembangani diri idibedakani menjadi
kegiatani rutin, dimanai implementasii nilaii religi idapat iberupai
berdoa di awali proses belajari imengajar, sholat idzuhur iberjamaah
idan hafalan isurat ipendek serta iasmaul husna, ibagi yang iberagama
Islam. iKegiatan berdoa imenjadi kegiatan irutin ibagi siswa idi setiap
jenjang isekolah, aktivitas iini sekaligus imengamalkan iPancasila isila
ke isatu yaitu iKetuhanan Yang iMaha iEsa.
2. Nilai Nasionalis
Implementasi iPPK di isekolah ipada ipengembangan inilai-nilai
nasionalisi dapat berupai pembiasaan imenyanyikan ilagu iIndonesia
Raya idi awal iproses belajar imengajar, menyanyikan ilagu idaerah di
akhir iproses belajar imengajar dan ijuga penanaman inilai inasionalis
melaluii Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Melaluii kegiatan iini
siswa idiharapkan imemiliki jika inasionalis iyang tinggi idan icinta akan
tanah iair. Nasionalisme iadalah isuatu paham iatau iajaran iuntuk
mencintaii bangsa dani negara atas kesadarani keanggotaan/warga
negarai yang secara potensiali bersama-samai mencapai,
mempertahankan, idan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran
dan ikekuatan bangsanya. iNasionalisme merupakan isuatu ipaham
yang imengutamakan persatuan dan kebebasan bangsa. Nasionalisme
memuat ibeberapa prinsip iyaitu: kesatuan, ikebebasan, ikesamaan,
kepribadian, idan prestasi. Dengan idemikian jiwa inasionalisme ipada
sswa iatau peserta ididik dapat itertanamkan isejak dini.
3. Nilai Mandiri
Kemandirian isiswa imenjadi salah isatu kunci ipokok ipeberhasilan
Program iPengembangan Karakter. iMandiri diartikan idapat
menyelesaikan ipersoalan yang ididahapi dengan ibijak isesuai dengan
ranah iusianya. Di idalam ikelas, kegiatani yang dapati menunjang
pengembangani nilai inii adalah pemberiani opsi ataui pilihani kepada
siswa, bisai merupakan tugasi akademis maupuni yangi bersifat
nonakademis. Pilihani merupakan sesuatui yang harus dipilihi danijuga
harus diterimai setiap konsekuensii yang iditimbulkannya.
4. Nilai Gotong Royong
Nilaii gotong royongi dapat diartikani sebagai bagaimanai siswai dapat
bekerja sama, bahui membahu di dalami kelas. Prinsipi gotongi royong
merupakani salah satui ciri khasi atau karakteristiki dari ibangsa
Indonesia. Hali lain yang mendukungi keberterimaan perilakui gotong
royong jugai dapat dinyatakani pada pancasilai yaitu silai ke- 3
“Persatuani Indonesia “. Gotong royongi merupakan suatui istilah iasli
Indonesiai yang berarti bekerjai bersama-samai untuk mencapaii suatu
hasili yang ididambakan. Sikapi Gotong iRoyong ipada siswa iharus
ditanamkan ilebih idini (Djamari, 2016).
Implementasi igotong royong idapat berupa ikegiatan ibersih-bersih
kelas, ikegiatan ini ibertujuan untuk imenumbuhkan isikap kerja isama
yang ibaik antar isiswa dan isikap gotong iroyong.
5. Nilai Integritas
Integritasi secara rincii dapat dijelaskani sebagai upayai siswai agar
selalui dianggap bertanggungi jawab dani selalu dipercayaibaik melalui
perkataani maupun perbuatan. iSumaatmadja, (2005) imenjelaskan
bahwa padai prinsipnya anaki sebagai individui dan calon anggota
masyarakati merupakan potensii yang berkembangi dan idapat
dikembangkan. Lebih ilanjut dijelaskan ibahwa setiap iindividu memiliki
empat idasar mental yaitu imeliputi dorongan iingin itahu (sensei of
curiosity), minati (sense of iinterest), dorongan iingin imelihat (sense iof
reality), dorongani menemukani sendiri hal-halidan gejala-gejalaidalam
kehidupani (sense of discovery). Dasarimental tadiimerupakanimodal
yang isangat berharga ibagi pelaksanaan idan ipenyelenggaran
pendidikan. Oleh ikarena iitu, harus dipupuk danidikembangkanisecara
positifi bagi kepentingani anak isendiri. Selanjutnyai sebagaii anggota
masyarakat, idasar mental iyang dimiliki iharus idibina ike arah
tanggungijawab anak itersebut sebagai iinsan sosial. iKewajaran
kehidupan imereka dapati dikatakan inormal, bila idasar mentalimereka
serasiidengan kondisiidan situasiikehidupanisosialnya.

Implementasii nilai integritas dapat iditunjukkan pada kegiatan piketiharian


yangitelah dijadwalkanidan disusun isedemikian rupa, di idalamnya isyarat
akan nilaii tanggung jawabidan jugaikesadaran antariindividu satuidengan
yang lainyaidalam satuikelompokipiket. Lingkupiyang lebihibesar dapat
dilihati pada ketepatan isiswa dalami mengumpulkan tugasisesuai dengan
deadlinei yang disepakatii di dalam forumi kelas. Hal inii menunjukkan
adanyai rasa tanggungi jawab siswai pada tugasv yang diberikani sebagai
seorangisiswa

Pendidikani karakter dalami konteks mikroi, berpusat padai satuan


pendidikan. Satuani pendidikani merupakani saranai utama yangi secara
optimali memanfaatkani dan memberdayakani semua lingkungani belajar
yangi ada untuki menginisiasi, imemperbaiki, imenguatkan, idan
menyempurnakani secarai terus-menerus iproses ipendidikan karakter idi
kampus. iPendidikan karakter imutlak idiperlukan dan idilaksanakan idi
perguruan itinggi. Ini itidak saja ipenting sebagai ilangkah kuratif iterhadap
gejalai demoralisasi dan ipatologi sosialidi masyarakat, tetapiijugaisebagai
langkahi preventif dani peningkatani mutu ipendidikan idi Indonesiai dalam
rangkai pembentukani manusia Indonesiai seutuhnya ataui pembentukan
warga negarai Indonesiai yang baiki yang mencerminkani karakter
kehidupani berbangsa. Untuki kepentingani inii Pendidikan iKarakter idi
perguruani tinggi perlui menggunakani Pancasila sebagaii dasari filosofis
atau iideologis ipelaksanaannya.

Penggunaani Pancasila sebagaii landasani filosofisi dan iideologis


pendidikanikarakter akanimampu memberiiarah padaisistemipengetahuan
yangi akani dibangun, sistemi nilai-nilaii yang akani dibinai dan
dikembangkan, idasar bagi ipengembangan ikompetensi iyang iakan
mencerminkani karakter imanusia Indonesiai yang iakan idibentuk, dan
bagaimana ipembentukan ikarakter imanusia iIndonesia seutuhnyai akan
dijalankan. iPendidikan karakteri di iperguruan itinggi idapat
diimplementasikani sebagai iberikut 1) iPelaksanaan ikegiatan ibelajar
mengajari yakni dengani mengintegrasikan dalami kegiatan ibelajar
mengajar imelalui berbagai imata kuliah baik isecara iparsial imaupun
terpadu dalamikelompokitertentu, 2) Pelaksanaanivvkegiatan ipembiasaan
kesehariani yang berada diikampus, melalui pengembanganibudaya/kultur
kampus iuntuk ipengembangan ipendidikan ikarakter, 3) iPelaksanaan
ekstrakurikuler idengan imengintegrasikan inilai-nilai ikarakter idalam
kegiatan iekstrakurikuleriseperti pendidikanikepramukaan, olahiraga, seni,
keagaamaan, idan ilain-lain, 4) iKegiatan ipembiasaan ikeseharian idi
kampus idan rumah idilakukan idengan imemberdayakan idukungan
orangtua idan imasyarakat.

Landasan Filsafat

Setiapiparadigma pendidikani tidak bisa ilepas dari iakar ifilosofisnya.


Sebabi pendidikan sebagaii ilmu merupakani cabangi darii filsafati dalam
aplikasinya. Dalami filsafat pendidikani terdapati beberapai alirani yang
salingi merekonstruksi masing-masingi paradigmai pendidikani tersebut.
Berangkati dari aliran-alirani filsafat tersebuti kemudian imembentuk
paradigmai yang iberbeda-beda. Paradigmai yang dimaksudidi siniiadalah
sebagaii salah satui perspektif filosofisi dalam membacai persoalan
mengenaii pendidikan. Dalami filsafat kontemporeri terdapat jenisi aliran
filsafati diantaranya alirani progresivisme, iesensialisme, iperenialisme,
eksistensialisme, idan rekonstruksialisme. Aliran iprogresivisme imemiliki
ciri iutama yaitu imemberi kebebasan ipenuh terhadap imanusia iuntuk
menentukani hidupnya. Hali ini ididasari ikepercayaaan ibahwa imanusia
memiliki ikemampuan atau idengan kata ilain potensi-potensi ialamiah
yang idapat digunakan iuntuk menyelesaikan imasalah-masalah ihidupnya
(problem solving) iyang bersifat imenekan atau imengancam iadanya
manusia iitu sendiri.

Oleh ikarena itu, manusiai harus idapat memfungsikan ijiwanya untuk


membinai hidup yang penuhi dengan irintangan. Lingkungani dan
pengalamani menjadi hali yang pentingi dalam ialiran ini. Masalahi atau
problemi yang dihadapii manusia biasanyai berasal darii lingkungani dan
dengan pengalaman-pengalamani yang dialaminyai padai lingkungan
dimanai dia berada, imanusia menjadi isemakin imudah idan ibijak idalam
menyelesaikani problem ihidup. Sertai dengan makini seringnyai manusia
menghadapii tuntutan ilingkungan dan makini banyak ipengalaman iyang
didapat, imaka makin imatang persiapan iseseorang dalam imenghadapi
tantangani atau tuntutani masa depan.

Filsafat iprogresivisme imerupakan ialiran iyang anti ikemapanan sehingga


bertentangan dengan iesensialisme. iMaksudnya, iprogresivisme
berpandangani berpikiri ke arahi ke idepan (adanya ikemajuan), isecara
terus-menerusi merekonstruksii pengetahuan-pengetahua imenuju sebuah
kesempurnaan. iDalam perspektif iprogresivisme, ipendidikan ibukanlah
sekadari memberikani pengetahuan, lebihi dari itu ipendidikan imelatih
kemampuani berpikir i (aspek kognitif). Manusia imemiliki kedudukaniyang
lebih itinggi dibanding imakhluk lain, yaitu idianugerahi iakal idan
kecerdasan. iSehingga dengan iakal dan ikecerdasan tersebut diharapkan
manusia ataui seseorang dapati mengetahui, imemahami, idan
mengembangkani potensi-potensi iyang telah iada pada idirinya isejak
dilahirkan. iAkal membuatiseseorang bersifatikreatif danidinamisisebagai
bekal idalam imenghadapi dan imenyelesaikan iproblem iyang idihadapi
sekarang imaupun imasa depan.

Alirani inilah yangi menjadi dasari atau landasaniterbentuknyaipendidikan


karakter. pendidikani kesadaran belai negara iberperan ipenting iuntuk
membangkitkani kesadaran isetiap dan iseluruh iwarga negara iakanihak
danikewajibannya danisemua potensiidirinya untukimembela bangsaidan
negara. Selainimelalui pendidikan, upayai membanguni kesadarani bela
negara dapati dilakukan dengani pemberiani motivasii dalami berbagai
bentuki dan icara. Motivasi imempunyai ikekuatan itersendiri idalam
mempengaruhi isikap danipola pikir wargainegara. Motivasiiitu dapatijuga
munculi secara spontanidalam diri paraiwarga negara, karenaimereka
menyaksikanilangsung kemampuaninegara dalamimengemban amanat
rakyati dan merekai melihat dani merasakan langsungi bahwai negara
sungguh-sungguh bermanfaati bagi kehidupani mereka.

Pandangani yang mengatakan ibahwa manusia imemiliki ipotensi-potensi


dan kemampuan iuntuk mengatasi imasalah-masalah. Progresivisme
iyang juga imenaruh kepercayaan iterhadap ikebebasan manusia idalam
menentukan ihidupnya, sertailingkungan hidupiyang dapatimempengaruhi
kepribadiannnya. Beberapai hal yangi terkandungi dalam ialiran
progresivismei iniikemudian secaraimendalam dipikirkaniuntukikemudian
memunculkan isebuah paradigma ipendidikan yang isedang imenjadi
primadona iparadigma pendidikan idewasa ini, yang itidak ilain iadalah
pendidikanikarakter.

Landasan Sosiologis

Landasan isosiologis pendidikani adalah acuan iatau asumsii dalam


penerapanipendidikan yangibertolak padaiinteraksi antariindividu sebagai
mahluki sosial dalam ikehidupan bermasyarakat. Kegiatani pendidikan
merupakani suatu prosesi interaksi antarai dua iindividu (pendidiki dan
peserta ididik) bahkani dua generasii yang imemungkinkanigenerasiimuda
mengembangkan idiri. Pengembangani diri tersebuti dilakukani dalam
kegiatani pendidikan. Olehi karena itu, kegiatani pendidikani dapat
berlangsungibaik diilingkunganikeluarga, sekolah, idan masyarakat.
Landasani Sosiologis ibagi pendidikan ikesadaran ibela inegara ibertumpu
pada inegara sebagai ikesatuan atau iikatan sosial iterbesar yangimemiliki
kekuasaanitertinggi atasibentuk-bentuk masyarakatilainnya, danimanusia (
rakyat, warga negara) sebagai imakhluk sosialiyang membentukinegara.
Sebagaimanaikita tahu, olehikesosialannya, manusiaiselalu mauiatau
tergerak iuntuk hidup ibersama orang ilain. Kecenderungan iini
menghasilkaniberbagai tangkatanikesatuan atauiikatan sosial, mulaiidari
keluarga isebagai unit iterkecil imasyarakat, lalu imeluas ikepada
masyarakat, ihingga bangsaidaninegara. Di idalam iketentuan-ketentuan
sosial iitu maka imanusia iindividual iberinteraksi idengan isesamanya idi
dalam ilingkungan sekitar itempat ia itinggal daniberaktivitas. Dii dalam
dunia imodern idewasa ini, ia itidak sajaiberinteraksi denganilingkungan
terdekatnya, tetapiijuga denganilingkungan seluasidunia melaluiisegala
saranaiteknologi modern. Iaidi satu pihaki (dapat) mempengaruhiisesama
dan masyarakat idengan polaipikir dan iseluruh sikap ihidupnya, tetapi idi
pihak lain iia juga dipengaruhi ioleh masyarakat idengan pahamipaham,
nilai-nilai, dan inorma-norma yangidianutimasyarakat, bangsaidan negara.

Lingkungan itempat ia tinggal idan beraktivitasimenetapkan apaiyangibaik


yang iboleh dilakukan idan apaiyang burukiyang tidakiboleh dilakukan. Ia
akani diterima olehi lingkungani sosialnya sejauhi iai mengakuii dan
menghayatii paham, nilaiidan normaiyang dianutimasyarakat, sertaiturut
serta idalam berbagai itugas social idemi terciptanya ikebaikan iumum.
Sebaliknya iia akaniditolak jikaiia hidupidan bertingkahilaku tidakiselaras
paham, nilai, idan normaiyang dianutimasyarakat, danidengan begituitidak
memberikan isumbangan iapapun bagiikebaikan umumimasyarakat. Di
dalamikesatuan-kesataunisocial itu, manusiaiindividual menjalaniiproses
personisasi, prosesi penyempurnaan diri isebagaii pribadi.

Di sana ipula iia mewujudkanidimensi politisikehidupannya dengan


melakoni peran-peran sosial demi kebaikan umum masyarakat. Dengan
peran-peran sosial itu serta seluruh kehidupannya, ia imembaktikan idiri
bagiikebaikan umumiseluruh masyarakat, bangsaidaninegara. Diidalam
konteksi negarai sebagai ikesatuan iatau ikatan isosial iterbesar iyang
dibentuki oleh irakyat atas idasar ikonsensus bersama, iindividu iwarga
negaraibertumbuh dalamikesempurnaan dirinyaisebagai manusia.Negara,
sesuai itugas pokoknya, imenyediakan iberbagai ifasilitas iyang
memungkinkan iwaragta negara imengembangkan dirinya idan
mengusahakan ikesejahteraannya. iMaka pada igilirannya, warga inegara
mempunyaiikewajibanikewajibanitertentu disampingihak-haknya,
iterhadap negara. Salahi satu haki dan kewajibani dasar wargainegara
yaituihak dan kewajibani membelai negara.
Pendidikanikeluarga sangatipenting, karenaikeluarga merupakanilembaga
sosial iyang pertama ibagi isetiap manusia. Prosesisosialisasi dimulaiidari
keluargaidimana anakimulai mengembangkanidiri. Dalam keluargaiitulah
mulai iditanamkan inilai-nilai idan isikap iyang idapat imempengaruhi
perkembangan ianak. Nilai-nilaii agama, nilai-nilaii moral, budayai dan
ketrampilaniperlu dikembangkanidalam pendidikanikeluarga.

Pandangan ipendidikan terhadapi individu bukanlahi sebagaii suatu


kelompok yangi telah jadi, tetapii merupakan suatui prosesiuntukimenjadi
kelompokiindividu yangiutuh agarimenjadi manusiaiyang mampuiberdiri
sendiriiuntuk melakukaniperubahan (Tilaar 2012:16). Perubahaniituidalam
bentuki konsepi sosiologis, mampui melakukan isosialisasi iterhadap
lingkungani dengan ibersikap sesuai idengan ibudayaimasyarakatitempat
mereka melakukani interaksi. Dalam itatanan iini setiapiindividuimampu
memahamiiciri-ciri hubunganiantar manusiaididalam lingkunganisekolah.
(Abu Hamadi 2007:24). Dengani interaksi sosiali menunjukan isegi
hubungani seseorang dalami proses penyesuaiani dirii dengan
lingkungannya.

Menuruti Woodworth (Abu hamadi, 2007:43) manusiai ididalam


menyesuaikan idiri dengan ilingkungan mengalami i4 macamiproses: 1)
Individui dapat betentangani dengani lingkungan, 2) Individui dapat
menggunakani lingkungan, 3) Individui dapati berpartisipasi idengan
lingkungan, 4) iIndividu dapati menyesuaikan idiri dengan ilingkungan.
Salah isatu cara iuntuk mewujudkan iindividu yang iberkualitas iatau
mendidik ikarakter anaki adalah idengan imemberikan ipengetahuan
mengenaii bagaimana iberperilaku iyangidiharapakan dalamikeseharian
sertaiaplikasinya dalamimasyarakat. Sebuahipelajaran yangicocokiuntuk
mengatasiidan membahasitentang permasalahanikualitas karakteriadalah
sosiologi. Hal iini dapati dilaksanakani melaluii pelajarani dii sekolahi yang
berbasisi padai pendidikani karakteri baik darii SMP isampai ijenjang
perkuliahan. Pelaksanaai pembelajaran Sosiologiisangatlah tepatiapabila
diiringiidengan tujuaniyang dapatimendukung upayaipendidikanikarakter,
diantaranyai adalah untuki membantu siswai dalami mengembangkan
potensi ikebajikan isehingga iterwujud idalam ikebisaan yang ibaik i (hati,
pikiran, iperkataan, sikap, dan perbuatan), menyiapkanianak didikimenjadi
warga inegara iyang ibaik dan imengarahkan ianak ididik agarimampu
membangunikehidupan yangibaik, bergunaidanibermakna.

Landasan Yuridis

PeraturaniPresiden (Perpres) iNomor 87iTahun 2017itentangiPenguatan


Pendidikan iKarakter ihadir idengan pertimbangan ibahwa dalamirangka
mewujudkan bangsaiyang berbudayaimelalui penguataninilai-nilaiireligius,
jujur, itoleran, idisiplin, ibekerja keras, ikreatif, imandiri, idemokratis, irasa
ingin itahu, semangatikebangsaan, cintaitanahiair, menghargaiiprestasi,
komunikatif, cintai damai, gemari membaca, pedulii lingkungan, ipeduli
sosial, danibertanggung jawab, pemerintahimemandang perluipenguatan
pendidikani karakter. Makai atasi dasari pertimbangani tersebut, ipada
tanggali 6 Septemberi 2017, Presiden JokoiWidodo telahimenandatangani
PeraturaniPresiden (Perpres) iNomor 87iTahun 2017itentangiPenguatan
PendidikaniKarakter.

DalamiPerpres 87iTahun 2017itentang PenguataniPendidikaniKarakter


disebutkan, Penguatani PendidikaniKarakter yangiselanjutnyaidisingkat
PPK iadalah gerakan ipendidikan idi bawah itanggung ijawab isatuan
pendidikan iuntuk imemperkuatikarakter pesertaididik melaluiiharmonisasi
olahihati, olahirasa, olahipikir, dan olahiraga denganipelibatan danikerja
samai antara satuani pendidikan, keluarga, dani masyarakat isebagai
bagiani dari Gerakani NasionaliRevolusi Mental (GNRM).

Dalam imenyelenggarakan belainegara dan pendidikanikesadaran bela


negaraidiperlukan dasar-dasarihukum sebagaiilandasan yuridisisebagai
pedomanidan titikitolakipenyelenggaraannya.

Dasar-dasarihukum tersebutiadalah:

1. Belai Negarai Ketentuani tentangi haki dani kewajibani belai negara


termuatidalam:
a. Pasal 27 ayati(3) Undang-Undang Dasar 1945 Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
Negara.
b. Pasal 30 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945.Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan negaraidan usaha pertahananidan keamananinegara.
Usaha dalam mempertahankan negara dilaksanakan melalui
sistemipertahanan dan keamananirakyat semesta olehiTentara
NasionaliIndonesia dan KepolisianiNegara Republiki21 Indonesia
sebagai kekuataniutama dan rakyatisebagai kekuatanipendukung.
c. Pasal 68 Undang-Undang R.I. No. 39 Tahun 1999 menuliskan
tentang Hak Asasi Manusia: Setiap warga negara wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan Negara
d. Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang R.I. No.3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan Negara.
e. Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara: warga negara juga dapat
diwajibkan/secara sukarelaimenjadi anggotaikomponenicadangan
dan anggotaikomponen pendukung, sebagaiisalah satu wujud
bela negara. 2. Pendidikani Bela Negara. Ketentuani tentang
pendidikan kesadaran bela negara termuat dalam: Pasal 9 ayat
(2) Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 22 2002 tentang Pertahanan
Negara tentang “Keikutsertaan warga negara dalam upaya
belanegarai sebagaimana yangi dimaksud ayat (1),
diselenggarakan imelalui: 1) Pendidikan Kewarganegaraan. 2)
Pelatihani dasar kemiliterani secaari wajib. 3) Pengabdian sebagai
Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib.
f. Pengabdiani sesuai dengani profesi. Pasal 3 Undang-Undang R.I.
No. 20 Tahun 2003 menuliskan tentangi Sistemi Pendidikan
Nasional : “Tujuani pendidkani ialah berkembangnyai potensi
peserta didiki agar menjadi manusiai yang berimanidan bertqwa
kepada TuhaniYang Maha Esa, berakhlakimulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, sertaimenjadi warga yang demokratis serta
bertanggung jawab. Sedang fungsi pendidikan ialah
mengembangkani kemampuan dan imembentuk wataki serta
peradabanibangsa yang bermartabatidalam rangka mencedaskan
bangsa.”

Anda mungkin juga menyukai