Anda di halaman 1dari 6

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

BERLANDASKAN PANCASILA

oleh

SingalTambunan, SE,MM

WidyaiswaraMadya

Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai

bentuk, hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. Hal ini tercermin dari

kesenjangan sosial-ekonomi-politik yang masih besar, kerusakan lingkungan

yang terjadi di berbagai pelosok negeri dan masih terjadinyaketidakadilan hukum, pergaulan

bebas dan pornografi yang terjadi di kalanganremaja, kekerasan dan kerusuhan, korupsi yang

akhirnya merambah pada semuasektor kehidupan masyarakat. Bisa kita lihat pada saat ini

banyak dijumpai tindakan anarkis,konflik sosial, penuturan bahasa yang buruk dan tidak santun,

sertaketidaktaataan berlalu lintas. Masyarakat Indonesia yang terbiasa santundalam berperilaku,

melaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikanmasalah, mempunyai kearifan lokal

yang kaya dengan pluralitas, sertabersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah

menjadisaling mengalahkan dan berperilaku tidakjujur. Semua itu terjadi disebabkan oleh

ketidakpastian jati diri dankarakter bangsa yang bermuara pada disorientasi dan belum

dihayatinyanilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa, keterbatasanperangkat

kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila,bergesernya nilai etika dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa

dan ancamandisintegrasi bangsa, serta melemahnya kemandirian bangsa.Memperhatikan situasi

dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkantersebut, pemerintah mengambil inisiatif untuk
memprioritaskan pembangunankarakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa seharusnya

menjadi arusutama pembangunan nasional. Artinya, setiap upaya pembangunan harusselalu

dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter. Hal itu tercermin dari

misi pembangunan nasional yang memposisikan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari

delapan misi guna mewujudkanvisi pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam

RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Undang-UndangRepublik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2007), yaitu terwujudnya karakter bangsayang tangguh, kompetitif,

berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkanPancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku

manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

MahaEsa, berbudi luhur, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembangdinamis,

dan berorientasikan kepada IPTEK. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa

dan bernegara, hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa maka

dapat dikatakan bahwa karakter berperan sebagai “kemudi” dan kekuatan sehingga bangsa ini

tidakterombang-ambing. Karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harusdibangun dan

dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat. Selanjutnya,pembangunan karakter bangsa

akan mengerucut pada tiga tataran besar, yaitu menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa,

menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), membentuk manusia dan

masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia danbangsa yang bermartabat.Dalam rangka

meningkatkan pembangunan karakter yang berhasil guna,diperlukan upaya-upaya nyata antara

lain penyusunan desain pembangunankarakter secara nasional, penyusunan rencana aksi nasional

secara terpadu,pencanangan pembangunan karakter bangsa oleh Presiden RepublikIndonesia

sebagai tonggak dimulainya revitalisasi pembangunan karakterbangsa, serta implementasi


pembangunan karakter oleh semua komponenbangsa dan aktualisasi nilai-nilai karakter secara

nyata dalam kehidupanberbangsa dan bernegara.

Ada tiga fungsi pembangunan karakter bangsa :

a.Fungsi Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pembangunan karakter bangsa yaitu

membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar

berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai denganfalsafah hidup Pancasila.

b. Fungsi Perbaikan dan PenguatanPembangunan karakter bangsa yaitu memperbaiki dan

memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, danpemerintah untuk ikut

berpartisipasi dan bertanggung jawab dalampengembangan potensi warga negara dan

pembangunan bangsamenuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.

c. Fungsi PenyaringPembangunan karakter bangsa yaitu memilah budaya bangsa

sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengannilai-nilai budaya dan

karakter bangsa yang bermartabat.

Ketiga fungsi tersebut dilakukan melalui Pengukuhan Pancasila sebagaifalsafah dan ideologi

negara, Pengukuhan nilai dan normakonstitusional Undang Undang Dasar Negara Republik

Indoensia1945, Penguatan komitmen kebangsaan NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI),

Penguatan nilai-nilai keberagaman sesuai dengan konsepsi Bhinneka Tunggal Ika,

sertaPenguatan keunggulan dan daya saing bangsa untuk keberlanjutankehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara Indonesia dalamkonteks global.


Adapuntujuan pembangunan karakter bangsa adalah untuk membina danmengembangkan

karakter warga negara sehingga mampu mewujudkanmasyarakat yang ber-Ketuhanan Yang

Maha Esa, berkemanusiaan yangadil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia,

berjiwakerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan,serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Apabilakitamelihat ruang lingkup sasaran pembangunan karakter bangsa yaitu:

1.Lingkup Keluarga

Keluarga merupakan wahana pembelajaran dan pembiasaan karakter yang dilakukan oleh

orang tua dan orang dewasa lain dalam keluarga terhadapanak sebagai anggota keluarga

sehingga diharapkan dapat terwujudkeluarga berkarakter mulia yang tercermin dalam perilaku

keseharian.Proses itu dapat dilakukan melalui komunitas keluarga dan partisipasikeluarga

dalam pengelolaan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.Keluarga merupakan

lingkungan yang pertama dan utama di mana orangtua bertindak sebagai pemeran utama dan

panutan bagi anak. Proses itudapat dilakukan dalam bentuk pendidikan, pengasuhan,

pembiasaan, danketeladanan. Pendidikan karakter dalam lingkup keluarga dapat

jugadilakukan kepada komunitas calon orang tua dengan penyertaanpengetahuan dan

keterampilan, khususnya dalam pengasuhan danpembimbingan anak.

2.Lingkup Satuan Pendidikan

Satuan pendidikan merupakan wahana pembinaan dan pengembangan karakter yang

dilakukan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran,

pengembangan budaya satuan pendidikan, dan pelaksanaan


kegiatankokurikuler/ekstrakurikuler, sertapembiasaan perilaku dalam kehidupan di

lingkungan satuan pendidikan.Pembangunan karakter melalui satuan pendidikan dilakukan

mulai daripendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi.

Salah satu kunci keberhasilan program pengembangan karakter pada satuan pendidikan

adalah keteladanan dari para pendidik dan tenagakependidikan. Keteladanan bukan sekadar

sebagai contoh bagi pesertadidik, melainkan juga sebagai penguat moral bagi peserta didik

dalambersikap dan berperilaku. Oleh karena itu, penerapan keteladanan di

lingkungan satuan pendidikan menjadi prasyarat dalam pengembangankarakter peserta didik

3. Lingkup Pemerintahan

Pemerintahan merupakan wahana pembangunan karakter bangsa melaluiketeladanan

penyelenggara negara, elite pemerintah, dan elite politik. Unsur pemerintahan merupakan

komponen yang sangat penting dalamproses pembentukan karakter bangsa karena aparatur

negara sebagaipenyelenggara pemerintahan merupakan pengambil dan pelaksana kebijakan

yang ikut menentukan berhasilnya pembangunan karakter padatataran informal, formal, dan

nonformal. Pemerintahlah yang mengeluarkanberbagai kebijakan dalam pelaksanaan

pembangunan.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa

Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk

mewujudkan kehidupan berbangsa yang sesuai dengan dasar dan ideologi negara, konstitusi,
haluannegara, serta potensi kolektif dalam konteks kehidupan nasional,

regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yangtangguh, kompetitif,

berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotongroyong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan

berorientasi IPTEK berdasarkanPancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.Pembangunan karakter bangsa dilakukan secara koheren melalui proses

sosialisasi, pendidikan dan pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan,dan kerja sama seluruh

komponen bangsa dan negara

Daftar Pustaka :

Kemendiknas RI, Disain Induk Pendidikan Karakter, Jakarta, 2010

Nugroho Triatmojo, Pendidikan Kewarganegaraan, Karakter Bangsa,

http://nugi45blog.com, diakses tanggal 06 Mei 2012

Udin Saripudin Winataputra, Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai

wahana Pendidikan Demokrasi, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Indonesia (Disertasi), Bandung,2001

,Implementasi Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa

MelaluiPendidikan Karakter, PPS Universitas Terbuka, Jakarta, 2010

Anda mungkin juga menyukai