Email : aldakartinika@gmail.com
Latar Belakang
Kenakalan remaja yang merajalela di era globalisasi ini sudah melalui batas yang
sewajarnya, banyak anak di bawah umur sekarang yang merokok, narkoba, freesex,
tawuran dan tindakan kriminal lainya. Terlihat jelas bahwa kenakalan remaja sangat brutal
dan beraneka ragam melebihi tingkat kriminal orang-orang dewasa. Hal ini dikarenakan
pemikirann para remaja yang simple dan tidak memikirkan apa yang dia lakukan contoh :
pencurian yang dilakukan remaja, hanya untuk menyenangkan kekasinya untuk membuat
kesan impresif dan mengagumkan.
Melihat permasalahan diatas pendidikan karakter di zaman ini sudah sangat luntur
dan disini saya menekankan agar pendidikan karakter perlu diperbaiki dalam pendidikan
saat ini. Karena hanya pendidikan karakter sajalah yang bisa mengatasi permasalahan-
permasalahan di era globalisasi ini. Selain itu peran guru dalam sekolah sangat penting dan
berpengaruh dalam pembentukan karakter peserta didik.
Penanaman pendidikan karakter saat ini sudah diterapkan dalam semua jenjang
pendidikan sehingga secara dokumen diintergrasikan ke dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan mulai dari visi misi, tujuan, strukutur muatan kurikulum, kalender pendidikan,
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Kemdiknas, 2011:9). Pelaksanaan
pendidikan karakter dapat dilakukan melalui tiga jalur, yaitu:
Dari ketiga jalur tersebut dapat diperoleh dengan adanya kesadaran akan pentingnya
nilai-nilai kedalam tingkah laku peserta didik melalui proses pembelajara, baik itu
pembelajaran didalam maupun diluar kelas. Jalaludin (1997:167) berpendapat bahwa
karakter terbentuk dari pengaruh luar, terbentuk dari asimilasi dan sosialisasi . Asimilasi
menyangkut hubungan manusia dengan lingkungan , sedangkan sosialisasi menyangkut
hubungan antar manusia.
Kedua unsur inilah yang membentuk karakter dan karakter merupakan pola
seseorang berhubungan dengan lingkunganya. Nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup
bangsa untuk membangkitkan karakter peserta didik perlu diterapkan dan
diimplementasikan kepada peserta didik agar mempunyai karakter yang kuat terhadap
bangsanya. Oleh Karena itu pendidikan karakter nilai Pancasila bertujuan untuk
mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa Indonesia melalui Pancasila
yang terdiri dari :
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang baik hati, jujur
berfikir jernih dan berprilaku sesuai dengan norma-norma yang ada.
Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila yang artinya tidak ikut-ikutan oleh
negara lain dan mempunyai landasan sendiri yaitu landasan Pancasila.
Mengembangkan sikap percaya diri kepada peserta didik dan bangga akan bangsa
dan negaranya serta mencintai sesame manusia (Kemdiknas, 2011:7).
Kesimpulan
Penurunan atau Degradai karakter pada peserta didik mulai muncul karena adanya
contoj yang tidak baik dari orang yang lebih dewasa contoh seperti orang tu dan guru.
Misalnya, membuang sampah sembarangan, budaya terlambat, tidak sabaran, budaya
merokok, dll. Pendidikan karakter juga bisa menanamkan yang baik sehingga peserta didik
mampu bersikap dan berperilaku berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadinnya
bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk.
Peran guru dalam memberikan materi mengacu dan menekankan pada tujuan
pembelajaran mengenai implikasinya sehari-hari, jadi guru dalam membentuk karakter
peserta didik memiliki perananan sangat penting karena bertujuan untuk membentuk warga
negara yang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki kepribadian yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila sehingga terciptalah generasi bangsa Indonesia yang cerdas dan
bermoral.
Daftar Rujukan
Haryati, Sri. (2013). Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum 2013. Character, Education,
Curriculum.