Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 3

- Ni Komang Siti Parwati _E321 21 131


- Muhammad Firly _E321 21 154
- Nurul Amelia _E321 21 142
- Alisa _E321 21 132
- Fatur Rahmat Mangodaeng _E281 21 241
- I Made Adi Sanjaya _E281 21 240
- Julianto _E321 21 138
- Wariadi Sia’ba _E281 21 235
- Syahrul _E281 21 229
- I Made Dharma _E321 21 144
A. Peran Mahasiswa Terhadap Pendidikan Antikorupsi

Peran mahasiswa, dalam pemberantasan korupsi, memiliki tujuan agar mereka dapat menjaga diri dari
korupsi dan perilaku koruptif lainnya, membangun dan memelihara gerakan anti-korupsi serta
membentuk karakter mahasiswa yang anti-korupsi dan Mahasiswa diharapkan dapat lebih peka dan
siaga dalam menanggapi isu korupsi lokal yang terjadi. Pengembangan bahan ajar yang dapat
meningkatkan pemahaman mahasiswa, sehingga materi dapat melekat dan dapat dipahami di waktu
belajar mandiri mahasiswa, dibutuhkan sebagai upaya untuk membentuk karakter yang anti-korupsi
diIndonesia, solusi bahan ajar atau buku yang menarik dan kreatif, yang mana menjadikan mahasiswa
tidak bosan untuk membacanya.
Korupsi adalah kejahatan luar biasa atau extra ordinary crime, yang berdampak sangat luar biasa
pada suatu masyarakatatau negara-bangsa. Pada dasarnya, korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi
kehidupan manusia. Korupsi merupakan salah satu faktor penyebab utama tidak tercapainya keadilan
dan kemakmuran suatu bangsa. Korupsi juga berdampak buruk pada sistem perekonomian, sistem
demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, serta tatanan sosial dan kemasyarakatan
yang tidak kalah penting juga adalah bahwa korupsi dapat merendahkan martabat suatu bangsa dalam
tata pergaulan internasional.
Gerakan anti-korupsi, pada dasarnya adalah upaya bersama
seluruh komponen bangsa untuk mencegah peluang terjadinya
perilaku koruptif. Dengan kata lain, gerakan anti-korupsi adalah
suatu Gerakan untuk memperbaiki perilaku individu atau
manusia dan sistem demi mencegah terjadinya perilaku koruptif.
Diyakini bahwa upaya perbaikan sistem, baik sistem hukum,
kelembagaan maupun norma, serta perbaikan perilaku manusia,
baik moral maupun kesejahteraan, dapat menghilangkan atau
setidaknya memperkecil peluang bagi berkembangnya korupsi di
Indonesia dan di negara-negara lain di dunia.
Penanaman nilai-nilai anti-korupsi juga penting dilakukan kepada mahasiswa. Pendidikan Anti-
Korupsi bagi mahasiswa dapat diberikan dalam berbagai bentuk, antara lain kegiatan sosialisasi,
seminar, kampanye, atau bentuk-bentuk kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Dalam konteks
gerakan anti-korupsi, mahasiswa diharapkan dapat tampildi depan menjadi motor penggerak.
Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasaryang mereka miliki, yaitu: intelegensia,kemampuan
berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka
miliki tersebut, mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mampu menyuarakan
kepentingan rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, serta mampu
menjadi watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.
Keterlibatan mahasiswa dalam Gerakan anti-korupsi, pada dasarnya, dapat dibedakan
menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungankampus, di masyarakat
sekitar, dan ditingkat lokal/nasional. Lingkungan keluarga dipercaya dapat menjadi tolak ukur
yang pertama dan utama bagi mahasiswa dalam menguji apakah proses internalisasi antikorupsi
di dalam diri mereka sudah terjadi.
Keterlibatan mahasiswa dalam Gerakan anti-korupsi
di lingkungan kampus juga tidak bisa dilepaskan
dari status mahasiswa sebagai peserta didik, yang
mempunyai kewajiban ikut menjalankan visi dan
misi kampusnya. Sedangkan keterlibatan mahasiswa
dalam gerakan anti-korupsi dimasyarakat dan di
tingkat lokal/nasional terkait dengan status
mahasiswa sebagai seorang warga negara, yang
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan
masyarakat lainnya.
B. Peran Pancasila Dalam Dunia Pendidikan
Salah satu aspek terpenting dalam membangun suatu negara yaitu pendidikan. Untuk
membangun pendidikan di Indonesia perlu menerapkan nilai-nilai pancasila
didalamnya, sehingga pembangunan dibidang pendidikan dapat membentuk manusia
yang berkualitas dan dijiwai oleh nilai-nilai pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran pancasila dalam pembangunan dibidang pendidikan. Metode
penelitian menggunakan metode kualitatif dengan cara mengumpulkan data dan data
yang telah ada. Hasil dari penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan
indonesia seperti : banyaknya pendidikan, fasilitas yang memadai dan merata di
indonesia, dan agar dapat meningkatkan sumber daya manusia yang lebih unggul dan
berlandaskan pancasila didalamnya.
Sistem Pendidikan dalam metode belajar mengajar harus didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila agar secara teratur dan prosesnya mewujudkan tujuan pendidikan
yang sebenarnya. Kualitasnya kualitas Pendidikan Indonesia yaitu efektifitas yang
rendah, efesiensi pengajaran Indonesia, dan standarisasi Pendidikan Indonesia yang
sering disalah artikan. Jika Pendidikan di Indonesia berkualitas maka sangat
bermanfaat bagi sumber daya manusia . Kata kunci Pendidikan, Pancasila,
Pembangunan, Implementasi, Sumber Daya Manusia, Kualitas Pendidikan.
Pancasila merupakan falsafah bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Inti sila-sila Pancasila menjadi norma dan tolak ukur bagi kegiatan
kenegaraan, kemasyarakatan, dan perseorangan. Perbuatan manusia dianggap
bermoral (beretika) atau mempunyai nilai etik, jika memenuhi tolak ukur
Pancasila. nilai-nilai Pancasila digunakan sebagai parameter tingkah laku
pemerintah, masyarakat, dan individu. Pancasila memiliki kedudukan yang jelas
dan tegas.
Pendidikan dan pembelajaran juga mengacu pada nilai-nilai Pancasila.
Kepemimpinan pendidikan pun juga sepatutnya mengacu pada nilai-nilai
Pancasila. Sehingga landasan kepemimpinan pendidikan dibangun,
dikembangkan, dan dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Kepemimpinan pendidikan memiliki peran yang krusial dalam tata kelola dan
penyelenggaraan bidang pendidikan. Hal yang menjadi ciri khas dan juga pembeda
antara konsep kepemimpinan pendidikan dengan kepemimpinan dalam bidang lain
ialah bahwa inti dari kepemimpinan pendidikan adalah mendidik. Kepemimpinan
pendidikan yang berlandaskan pada Pancasila berarti upaya seorang pemimpin
pendidikan menginternalisasi nilai-nilai Pendidikan dalam menjalankan fungsi
pemimpin di lembaga pendidikan, guna mempengaruhi para bawahannya agar
bekerja dalam organisasi pendidikan secara efektif dan efisien. Sehingga dengan
demikian akan terwujud kepemimpinan pendidikan yang berdasarkan pada
kepemimpinan Pancasila.
Revitalisasi Pancasila sebagaimana manifestasi identitas nasional, pada
gilirannya harus diarahkan juga pada pembinaan dan pengembangan moral, sehingga
moralitas Pancasila dapat dijadikan dasar dan arah dalam upaya untuk mengatasi
krisis dan disintegrasi yang cenderung sudah menyentuh ke semua segi dan sendi
kehidupan. Peran bidang pendidikan dalam menggiatkan kembali atau mengaktifkan
nilai-nilai Pancasila di tengah tantangan global menjadi hal yang krusial
dilaksanakan.
Upaya untuk membumikan Pancasila agar berkurang perbedaan antara das sein dan
das sollen harus dilakukan secara masif. Lembaga pendidikan memiliki tanggung
hukum dan juga tanggung sosial serta tanggung jawab moral dalam membumikan
Pancasila. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolahnya, memiliki
tanggungjawab menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila.
Nilai-nilaiPancasila menjadi acuan dan pedoman seorang kepala sekolah
dalam memimpin wargasekolah. Kepemimpinan kepala sekolah mengacu
pada lima sila Pancasila. Kepala sekolahmenjadi model dalam mengimplementasikan
nilai-nilai luhur Pancasila. Lembagapendidikan sebagai pranata sosial merupakan
wahana yang tepat untuk segenap wargasekolah dalam mempelajari dan
mewariskan nilai-nilai luhur Pancasila.
C. Isu Pendidikan Yang Terjadi Di Indonesia
Peran dosendalam pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
menempati posisi yang sangatpenting untuk membentuk karakter Mahasiswa agar
memiiliki spirit nasionalisme, keragamandan semangat berkewarganegaraan. Peran
dosen sebagai pendidik harus mampu memberikanpemahaman yang baik dan
komprehensif kepada Mahasiswa tentang kondisi masyarakatIndonesia yang
multicultural. Melalui pembelajaran pendidikan Pancasila dankewarganegaraan serta
program moderasi agama yang baik Mahasiswa diharapkan memilikipemahaman
terhadap nilai-nilai kebangsaan, keberagaman, keadaban, toleransi danpersamaan
Implementasi pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan di
perguruantinggi sangat tergantung kepada dosen dalam menyusun rencana
pembelajaran dan tujuanpembelajaran. Proses pembelajaran pendidikan Pancasila
dan kewarganegaraan tidakterlepas dari peran dosen dalam merumuskan tujuan
pembelajaran dan pemilihan modelpembelajaran. Model dan metode pembelajaran
yang dipilih harus dapat mengembangkanpotensi Mahasiswa dan memotivasi minat
belajar Mahasiswa terhadap pendidikan Pancasiladan kewarganegaraan.
Kedudukan Pendekatan atau metode dan model pembelajaran berfungsi sebagai alat
untuk menyampaikan materi pelajaran kepada Mahasiswa terkaitnilai-nilai Pancasila
dan kewarganegaraan. Penggunaan pendekatan pembelajaran merupakan salah satu
factor yang sangat menentukan terhadap suksesnya pembelajaran. Melalui
pendekatan pembelajaran yang tepat, pembelajaran pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan dapat dipahami Mahasiswa secara baik, benar dan efektif.
Mahasiwa diharapkan dapat mengembangkan aspek pengetahuannya (cognitif skill),
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasial (afektif skill) dan dorongan untuk
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (conatif skill).
Peran Dosen Pancasila dan kewarganegaraan harus dapat menumbuhkan dan
membangun karakter Mahasiswa yang berkepribadian Pancasila dalam segala
aspeknya baik pandangan, pemikiran, sikap dan prilaku kehidupannya. Keberhasilan
dosen dalam pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sangat terkait
dengan kompetensi yang dimilikinya. Dosen yang memiliki kompetensi yang baik
akan mudah dalam melaksanakan proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran pun
dapat tercapai sesuai dengan yang sudah ditentukan dalam perencanaan. Dosen
kompeten mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan
mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar siswa berada pada tingkat optimal.
Peran dosen Pancasila dan kewarganegaraan dapat dilihat dari proses pembelajaran
ketika mengelola kelas dengan mengintegrasikan Mata kuliah Pancasila dan mata
kuliah Agama. Dosen Pancasila dan PKN harus bersinergi dengan dosen Agama seiring
dengan munculnya paham radikal dikalangan Mahasiswa yang mengatasnamakan
Agama. Adanya indikasi Mahasiswa yang terpapar ideology khilafah, radikalisme dan
fundamentalisme merupakan tantangan tersendiri dalam proses pembelajaran
Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Mantan Menhan Ryamizard
memaparkan, sekitar 23,4persen mahasiwa setuju dengan jihad dan memperjuangkan
negara Islam atau Khilafah, sedangkan di tingkat SMA sekitar 23,3 persen. Sementara
itu 18,1 persen pegawai swasta mengatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila, 19,4
persen PNS dan 9,1 pegawai BUMN (detik com, 10/7/2019).
Oleh sebab itu, dosen Pancasila harus memiliki kemampuan Jurnal Pendidikan,
Vol. 8, No. 2, Tahun 2020ISSN: 2337-7607 e-ISSN: 2337-7593100menggunakan
pendekatan agama dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Melalui model
pembelajaran integrasi materi Pancasila, PKN dan moderasi Agama diharapkan dapat
menanggulangi pemikiran dan ideologi khilafah yang berkembang di kampus.Gerakan
pemikiran radikalisme, pundamentalisme dan ideology khilafah di kalangan
Mahasiswa dapat lebih awal terdeteksi dan diluruskan sesuai konsep yang sebenarnya.
Daftar Pustaka
Widdah, M. E., Suryana, A., & Musyaddad, K. 2012. Kepemimpinan Berbasis Nilai dan
Pengembangan Mutu Madrasah. Bandung: Alfabeta.
PUTRI,Ade Lia .et al.implementasi Pancasila dalam pembangunan dibidang
pendidikan.TRAMPIL:jurnal pendidikan dan pembelajaran dasar.
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar 7 (1), 13-22, 2020.
PUTRI,Ade Lia .et al.implementasi Pancasila dalam pembangunan dibidang
pendidikan.TRAMPIL:jurnal pendidikan dan pembelajaran dasar 7(1), 13-22,2020
Astuti, N. P. S. (2013). Peran audit forensik dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Universitas Negeri Surabaya.ISO 690
Winata, K. A., Sudrajat, T., Yuniarsih, Y., & Zaqiah, Q. Y. (2020). Peran Dosen dalam
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Mendukung Program
Moderasi Beragama. Jurnal Pendidikan, 8(2), 98-110.
Gunawan, I. (2016, March). Merevitalisasi Kepemimpinan Pancasila dalam Bidang
Pendidikan. In Prosiding Seminar Nasional Penguatan Manajemen Pendidikan di Era
Kompetisi Global, Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Malang, Malang (Vol.
12, pp. 67-84).
Nurmalita.Citra.and Moh Ari Wibowo."pengembangan media Ajar PETISI atau pendidikan Anti-
korupsi." MIMBAR PENDIDIKAN 3. 1 (2018): 31-44.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai