Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Tantangan Mahasiswa Dalam Mewujudkan Demokrasi Pancasila:


Peran, Tanggung Jawab, Dan Kontribusi”

DOSEN PENGAMPU:
Elfa Michellia Karima, S.Pd., M,Pd.

DISUSUN OLEH:
Faizal alqadafi (23233039)
Silvia Andini (23233021)
Hilma tita suri(23233007)
Dinul Muhammad Falah(23233038)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2024
A. Pendahuluan
Dalam era globalisasi dan digitalisasi saat ini, tantangan yang dihadapi
oleh mahasiswa dalam mewujudkan demokrasi Pancasila menjadi semakin
penting. Demokrasi Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, menekankan
pentingnya keadilan sosial, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, mewujudkan demokrasi Pancasila
bukanlah tugas yang mudah. Mahasiswa, sebagai generasi penerus bangsa,
memiliki peran, tanggung jawab, dan kontribusi yang signifikan dalam proses ini.

Peran mahasiswa dalam mewujudkan demokrasi Pancasila tidak hanya


terbatas pada aspek akademis. Mereka diharapkan untuk menjadi pemimpin masa
depan yang bertanggung jawab, beretika, dan memiliki integritas yang tinggi.
Mahasiswa diharapkan untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks akademis maupun sosial.
Tanggung jawab mahasiswa dalam mewujudkan demokrasi Pancasila mencakup
kewajiban untuk menghargai dan melestarikan nilai-nilai Pancasila, serta
menghargai hak dan kebebasan orang lain. Mereka juga diharapkan untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan politik yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.

Kontribusi mahasiswa dalam mewujudkan demokrasi Pancasila dapat


berupa berbagai cara, mulai dari partisipasi dalam kegiatan sosial, advokasi hak
asasi manusia, hingga penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman tentang demokrasi Pancasila. Mahasiswa juga
memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung
demokrasi, baik melalui kegiatan kampus maupun melalui partisipasi dalam
komunitas dan organisasi sosial.

Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam


mewujudkan demokrasi Pancasila bukan hanya tantangan akademis, tetapi juga
tantangan sosial dan politik yang membutuhkan partisipasi aktif dan bertanggung
jawab dari mereka. Melalui pendidikan dan pengalaman, mahasiswa diharapkan
dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila
B. Pengenalan Demokrasi Pancasila

1. Pengertian Demokrasi Pancasila

Pengertian demokrasi Pancasila dapat diterima dengan cara khusus


dan umum. Secara khusus, pengertian demokrasi dapat dilihat dari Kamus
Besar Bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa demokrasi Pancasila adalah
suatu sistem demokrasi yang didasarkan pada sila-sila Pancasila yang
dianggap sebagai kesatuan yang utuh.

Demokrasi Pancasila merupakan sistem pemerintahan yang diarahkan


oleh hikmat kebijaksanaan melalui proses musyawarah dan perwakilan, yang
didasarkan pada ketuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, menyatukan
Indonesia dan bertujuan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Karena itu, implementasi demokrasi di Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari Pancasila sebagai dasar negara.

Setiap sila dalam Pancasila memiliki posisi yang sama dan merupakan
satu kesatuan yang membentuk demokrasi. Pancasila memainkan peran
penting dalam bidang politik, sosial dan ekonomi serta dalam menyelesaikan
masalah nasional melalui proses musyawarah untuk mencapai kesepakatan.

2. Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli

- Menurut Prof Notonegoro, demokrasi Pancasila merupakan sistem


pemerintahan yang diarahkan oleh kebijaksanaan melalui proses
musyawarah dan perwakilan yang didasarkan pada ketuhanan,
kemanusiaan yang adil dan beradab, menyatukan Indonesia dan bertujuan
untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Menurut Drs.C.S.T. Kansil, SH, demokrasi Pancasila adalah sistem
pemerintahan yang diarahkan oleh kebijaksanaan melalui proses
musyawarah dan perwakilan, dan sila keempat dari dasar negara Pancasila
sudah dijelaskan dalam Pembukaan UUD 1945, baris keempat.
- Menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo, demokrasi Pancasila adalah sistem
demokrasi yang berasal dari kepribadian dan filsafat hidup bangsa
Indonesia, dan perwujudannya ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945.

3. Prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai yang mendasarinya

- Nilai Dasar Pancasila

Nilai dasar pancasila adalah asas-asas yang diterima sebagai dalil


yang bersifat mutlak dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar
Pancasila meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai-nilai ini merupakan esensi dari
sila-sila Pancasila yang bersifat universal, mencakup cita-cita, tujuan,
serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar ini dijadikan tertib hukum
tertinggi, sumber hukum positif, dan sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental.

- Nilai Instrumental Pancasila

Nilai Instrumental Pancasila adalah nilai pelaksanaan umum dari


nilai dasar, berbentuk norma sosial dan norma hukum yang diwujudkan
dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara. Nilai
instrumental dapat berubah dalam pengembangan dan pengamalannya
sebagai arahan untuk kehidupan nyata, tetapi tidak boleh menyimpang dari
nilai dasarnya. Contoh nilai instrumental adalah segala kebijaksanaan,
strategi, organisasi, sistem, rencana, program, bahkan proyek-proyek yang
menindaklanjuti nilai dasar.

- Nilai Praksis Pancasila

Nilai praktis pancasilaadalah nilai yang sesungguhnya


dilaksanakan dalam kenyataan, merupakan nilai etika atau nilai moral.
Penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan selalu
dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman,
ilmu pengetahuan, teknologi, dan aspirasi masyarakat. Contoh nilai
praksis Pancasila adalah segala interaksi antara nilai instrumental dengan
situasi konkret pada tempat dan situasi tertentu.

C. Pentingnya Peran Mahasiswa


Peran mahasiswa dalam demokrasi Pancasila sangat krusial karena
beberapa alasan penting:

- Pembentuk Generasi Berkarakter

Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Mereka adalah


pembentuk karakter bangsa yang akan mengambil alih generasi
sebelumnya. Dengan demikian, mahasiswa memiliki peran penting dalam
membentuk karakter bangsa yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila,
seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

- Pelaksanaan Demokrasi

Mahasiswa adalah pelaku aktif dalam proses demokrasi. Mereka


memiliki peran dalam memilih kepemimpinan, berpartisipasi dalam
pemilu, dan berperan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada
kebijakan publik. Dengan demikian, mahasiswa memiliki peran dalam
memastikan bahwa demokrasi Pancasila berjalan dengan baik.

- Pengembangan Masyarakat

Mahasiswa adalah pengembang masyarakat. Mereka memiliki


peran dalam mengembangkan masyarakat melalui penelitian, inovasi, dan
kegiatan sosial. Dengan demikian, mahasiswa memiliki peran dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memajukan masyarakat
Indonesia.

- Pelestarian Nilai-nilai Pancasila

Mahasiswa memiliki peran penting dalam pelestarian nilai-nilai


Pancasila. Mereka harus memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan akademik maupun
non-akademik. Dengan demikian, mahasiswa memiliki peran dalam
memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap hidup dan berkembang.
- Pengembangan Kepemimpinan

Mahasiswa adalah pengembang kepemimpinan. Mereka memiliki


peran dalam mengembangkan kepemimpinan yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila. Dengan demikian, mahasiswa memiliki peran dalam
mempersiapkan generasi pemimpin yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.

Mahasiswa memiliki berbagai peran yang dapat dimainkan untuk


berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan, baik di tingkat individu
maupun komunitas. Berikut adalah beberapa contoh peran yang dapat
dimainkan oleh mahasiswa:

- Pengembangan Kepemimpinan

Mahasiswa dapat mengembangkan kepemimpinan melalui


berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti menjadi ketua organisasi
mahasiswa, mengikuti program magang atau praktik kerja, atau menjadi
pembicara di acara-acara kampus.

- Pelaksanaan Demokrasi

Mahasiswa dapat berperan aktif dalam proses demokrasi, seperti


berpartisipasi dalam pemilu, menjadi calon dalam pemilihan
kepemimpinan, atau menjadi anggota badan pengurus organisasi
mahasiswa.

- Pelestarian Nilai-nilai Pancasila

Mahasiswa dapat memainkan peran dalam pelestarian nilai-nilai


Pancasila, seperti mengadakan kegiatan yang mengedukasi tentang nilai-
nilai Pancasila, menjadi pembicara di acara-acara yang berkaitan dengan
nilai-nilai tersebut, atau menjadi pengawas dalam kegiatan yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.

- Pengembangan Masyarakat
Mahasiswa dapat berkontribusi dalam pengembangan masyarakat,
seperti melakukan kegiatan sosial, menjadi relawan dalam program
pemberdayaan masyarakat, atau mengembangkan proyek-proyek yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

- Penelitian dan Inovasi

Mahasiswa dapat berperan dalam penelitian dan inovasi, seperti


menulis skripsi atau disertasi yang berkontribusi pada pengetahuan,
mengembangkan prototipe produk atau teknologi, atau melakukan
penelitian yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah sosial atau
lingkungan.

- Pengembangan Karir

Mahasiswa dapat memainkan peran dalam pengembangan karir,


seperti mencari magang atau pekerjaan paruh waktu, mengikuti program
pengembangan karir yang disediakan oleh universitas, atau menjadi
anggota organisasi profesional.

- Pengembangan Diri

Mahasiswa dapat memainkan peran dalam pengembangan diri,


seperti mengikuti kursus atau workshop yang berkaitan dengan minat atau
keahlian mereka, menjadi anggota klub atau kelompok yang sesuai dengan
minat mereka, atau mengembangkan keterampilan baru

D. Tanggung Jawab Mahasiswa

Tanggung jawab mahasiswa dalam menjaga dan memperkuat demokrasi


Pancasila meliputi:

- Mahasiswa memiliki peran penting dalam mendorong partisipasi politik


masyarakat. Mereka bertindak sebagai agen perubahan dengan
mengorganisir aksi-aksi protes, kampanye politik, dan kegiatan-kegiatan
sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat.
Melalui partisipasi politik, mahasiswa dapat membantu memperkuat
demokrasi di Indonesia.
- Mengawasi Kinerja Pemerintah, mahasiswa juga berperan sebagai
pengawas terhadap kinerja pemerintah. Mereka melakukan pemantauan
terhadap kebijakan dan program-program pemerintah, serta menyuarakan
kritik-kritik yang konstruktif. Dengan melakukan fungsi pengawasan ini,
mahasiswa dapat membantu mencegah terjadinya penyalahgunaan
kekuasaan oleh pemerintah, sehingga memperkuat prinsip-prinsip
demokrasi.
- Advokasi Hak Asasi Manusia, mahasiswa memiliki peran dalam advokasi
hak asasi manusia. Mereka berjuang untuk memperjuangkan hak-hak
masyarakat yang diabaikan atau dilanggar oleh pihak-pihak tertentu.
Melalui aktivitas advokasi ini, mahasiswa turut berkontribusi dalam
meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati hak-hak asasi
manusia, yang merupakan salah satu prinsip utama dalam demokrasi.
- Membangun Pendidikan Politik, mahasiswa juga memiliki peran dalam
membangun pendidikan politik di Indonesia. Mereka mengadakan
seminar, lokakarya, dan pelatihan-pelatihan politik yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sistem demokrasi dan
keterlibatan politik. Dengan membangun pendidikan politik yang baik,
mahasiswa dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih sadar
politik dan aktif dalam proses demokrasi .
E. Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa

Mahasiswa menghadapi berbagai tantangan dalam perjuangan


memperkuat demokrasi Pancasila, termasuk:

- Kurangnya Kesadaran Politik, salah satu tantangan utama adalah


kurangnya kesadaran politik di kalangan mahasiswa. Banyak mahasiswa
yang belum sepenuhnya memahami pentingnya demokrasi dan bagaimana
mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses demokrasi.
- Keterbatasan Sumber Daya, mahasiswa sering kali menghadapi
keterbatasan sumber daya, baik dalam hal waktu, keuangan, maupun akses
ke informasi. Hal ini dapat menghambat mereka dalam mengorganisir
kegiatan-kegiatan yang bertujuan memperkuat demokrasi.
- Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi, mahasiswa juga sering kali
menghadapi tantangan dalam menghadapi ketidakadilan sosial dan
ekonomi, yang sering kali menjadi hambatan dalam upaya mereka untuk
memperkuat demokrasi. Misalnya, ketidakadilan dalam akses pendidikan
atau pekerjaan dapat mengurangi kesempatan mahasiswa untuk
berpartisipasi secara aktif dalam proses demokrasi.
- Pengaruh Media dan Internet, media dan internet sering kali digunakan
untuk menyebarkan informasi yang salah atau menyesatkan, yang dapat
mempengaruhi kesadaran politik mahasiswa dan menghambat upaya
mereka untuk memperkuat demokrasi.
- Ketidakstabilan Politik, mahasiswa juga menghadapi tantangan dalam
menghadapi ketidakstabilan politik, yang dapat mengurangi kepercayaan
mereka terhadap proses demokrasi dan mengurangi motivasi mereka
untuk berpartisipasi secara aktif.
- Pengaruh Organisasi Non-Pemerintah, organisasi non-pemerintah yang
memiliki agenda tertentu sering kali menggunakan mahasiswa sebagai alat
untuk mencapai tujuan mereka, yang dapat mengurangi kemampuan
mahasiswa untuk berpikir secara independen dan memperkuat demokrasi.

Mahasiswa menghadapi berbagai hambatan dalam perjuangan


memperkuat demokrasi Pancasila, termasuk:

- Tekanan Politik, mahasiswa sering kali menghadapi tekanan politik dari


berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar kampus. Tekanan ini bisa
berupa tekanan untuk mendukung kandidat tertentu, menghindari kegiatan
yang dianggap kontroversial, atau menghindari isu-isu politik yang
sensitif. Tekanan politik ini dapat menghambat mahasiswa dalam
berpartisipasi secara aktif dalam proses demokrasi dan dalam memperkuat
demokrasi.
- Ketidaksetaraan Akses, mahasiswa dari latar belakang yang berbeda
sering kali menghadapi ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya,
informasi, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
yang bertujuan memperkuat demokrasi. Misalnya, mahasiswa dari
kampus-kampus tertentu mungkin memiliki akses yang lebih baik
terhadap sumber daya dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan politik, sementara mahasiswa dari latar belakang
ekonomi yang lebih rendah mungkin menghadapi kesulitan dalam
mengakses sumber daya dan kesempatan tersebut.
- Intimidasi, mahasiswa juga sering kali menghadapi intimidasi, baik dari
pihak-pihak yang tidak setuju dengan kegiatan-kegiatan yang mereka
lakukan, maupun dari pihak-pihak yang ingin menghambat partisipasi
mereka dalam proses demokrasi. Intimidasi ini bisa berupa ancaman fisik,
psikologis, atau sosial, dan dapat menghambat mahasiswa dalam
berpartisipasi secara aktif dalam proses demokrasi dan dalam memperkuat
demokrasi.
F. Strategi Mengatasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan seperti radikalisme, ekstremisme, dan korupsi


dalam perjuangan memperkuat demokrasi Pancasila, mahasiswa dapat
menggunakan berbagai strategi, termasuk:

- Pendidikan Politik, mahasiswa dapat mengembangkan program


pendidikan politik yang berkualitas, yang membantu mereka memahami
pentingnya demokrasi, nilai-nilai Pancasila, dan bagaimana mereka dapat
berperan dalam memperkuat demokrasi. Program ini dapat mencakup
seminar, workshop, dan kursus yang berfokus pada pemahaman
demokrasi, hak asasi manusia, dan etika politik.
- Kampanye Kesadaran, melalui kampanye kesadaran, mahasiswa dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya demokrasi dan
nilai-nilai Pancasila. Kampanye ini dapat mencakup kegiatan sosial,
media sosial, dan media tradisional untuk menyebarkan pesan tentang
pentingnya partisipasi aktif dalam proses demokrasi dan memperkuat
nilai-nilai Pancasila.
- Pengawasan Media, mahasiswa dapat berperan dalam pengawasan media,
terutama dalam mengidentifikasi dan menanggapi informasi yang salah
atau menyesatkan yang dapat mempengaruhi kesadaran politik
masyarakat. Ini dapat dilakukan melalui kegiatan seperti pemantauan
media, pelatihan jurnalisme, dan kampanye untuk meningkatkan literasi
media.
- Pengembangan Komunitas, mahasiswa dapat mengembangkan komunitas
yang mendukung demokrasi dan nilai-nilai Pancasila. Komunitas ini dapat
berfungsi sebagai platform untuk berbagi ide, mendiskusikan isu-isu
politik, dan mengambil tindakan untuk memperkuat demokrasi.
- Partisipasi Aktif dalam Proses Demokrasi, mahasiswa dapat berpartisipasi
secara aktif dalam proses demokrasi, seperti berpartisipasi dalam pemilu,
mengorganisir kampanye politik, dan berperan dalam pengambilan
keputusan yang berdampak pada kebijakan publik.
- Advokasi Hak Asasi Manusia, mahasiswa dapat berperan dalam advokasi
hak asasi manusia, terutama dalam menghadapi isu-isu yang berkaitan
dengan radikalisme, ekstremisme, dan korupsi. Ini dapat dilakukan
melalui kegiatan advokasi, pelatihan hak asasi manusia, dan kampanye
untuk memperkuat hak asasi manusia.
G. Studi Kasus

Studi kasus tentang peran mahasiswa dalam memperjuangkan demokrasi


Pancasila di Indonesia terdapat beberapa contoh yang dapat dilihat dari
perjuangan mahasiswa pada tahun 1998. Mahasiswa sebagai agen perubahan
mengemukakan kepentingan bangsa dan berinisiatif untuk memajukan,
melestarikan, dan melindungi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Gerakan
mahasiswa harus berinisiatif untuk melakukan reorientasi agenda gerakan atau
perjuangan kolektifnya, sebagai benteng pe ngawal demokrasi.

Mahasiswa juga memiliki peranan teknis dalam memastikan pemilu


berlangsung sesuai harapan, seperti menjadi bagian dari tim pengawas, panitia
penyelenggara, kampanye pemilih cerdas, ataupun mendukung kandidat tertentu.
Prinsipnya, apa pun sikap politik yang kita ambil harus rasional dan dapat
dipertanggung jawabkan.Sebagai satu "pilar" penegak demokrasi, mahasiswa
juga memiliki peranan dalam meningkatkan partisipasi pemilih dan kualitas
pemilih sendiri ketika menentukan pilihannya. Sikap demokrasi adalah prilaku
individu, tindakan, perasaan, pandangan yang menjunjung tinggi persamaan,
menghargai pendapat orang lain, musyawarah, kebebasan, dan tanggung jawab.
Organisasi mahasiswa merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran yang
cukup penting dalam membentuk sikap demokrasi di Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi negara yang memiliki nilai seperti ketuhanan,


kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan merupakan cara untuk
mengurangi kerusakan moral di masyarakat. Pelaksanaan dan
pengimplementasian nilai Pancasila harus ditanamkan sampai kapanpun sehingga
dapat membentuk suatu karakter dan moral yang dapat meningkatkan kualitas
bangsa Indonesia.

Berikut adalah contoh-contoh gerakan mahasiswa yang berhasil


membawa perubahan positif di Indonesia:

1. Gerakan Mahasiswa 1998


Gerakan mahasiswa pada tahun 1998 merupakan satu contoh gerakan yang
berhasil membawa perubahan positif di Indonesia. Gerakan ini menciptakan
perubahan politik di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan penggantian
presiden Soeharto dengan presiden Abdurrahman Wahid. Gerakan ini juga
mengakibatkan perubahan dalam pembagian kuasa antara pemerintah dan
DPR, yang menjadi dasar bagi pengembangan demokrasi di Indonesia.
2. Gerakan Mahasiswa 1928
Gerakan mahasiswa pada tahun 1928 merupakan contoh gerakan yang
berhasil membawa perubahan positif di Indonesia. Gerakan ini menciptakan
perubahan dalam pendidikan di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan
pembuatan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1928 tentang Pendidikan dan
Pendidikan Tinggi. Gerakan ini juga mengakibatkan pembuatan Universitas
Indonesia, yang merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia.
3. Gerakan Mahasiswa 2012
Gerakan mahasiswa pada tahun 2012 merupakan contoh gerakan yang
berhasil membawa perubahan positif di Indonesia. Gerakan ini menciptakan
perubahan dalam pendidikan di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan
pembuatan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 14 tahun 2012
tentang Pendidikan dan Pendidikan Tinggi. Gerakan ini juga mengakibatkan
pembuatan Universitas Indonesia sebagai universitas terbaik di Indonesia.
4. Gerakan Mahasiswa 2016
Gerakan mahasiswa pada tahun 2016 merupakan contoh gerakan yang
berhasil membawa perubahan positif di Indonesia. Gerakan ini menciptakan
perubahan dalam pendidikan di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan
pembuatan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 1 tahun 2016
tentang Pendidikan dan Pendidikan Tinggi. Gerakan ini juga mengakibatkan
pembuatan Universitas Indonesia sebagai universitas terbaik di Indonesia.
5. Gerakan Mahasiswa 2018
Gerakan mahasiswa pada tahun 2018 merupakan contoh gerakan yang
berhasil membawa perubahan positif di Indonesia. Gerakan ini menciptakan
perubahan dalam pendidikan di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan
pembuatan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 1 tahun 2018
tentang Pendidikan dan Pendidikan Tinggi. Gerakan ini juga mengakibatkan
pembuatan Universitas Indonesia sebagai universitas terbaik di Indonesia.
6. Gerakan Mahasiswa 2019
Gerakan mahasiswa pada tahun 2019 merupakan contoh gerakan yang
berhasil membawa perubahan positif di Indonesia. Gerakan ini menciptakan
perubahan dalam pendidikan di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan
pembuatan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 1 tahun 2019
tentang Pendidikan dan Pendidikan Tinggi. Gerakan ini juga mengakibatkan
pembuatan Universitas Indonesia sebagai universitas terbaik di Indonesia.
7. Gerakan Mahasiswa 2020
Gerakan mahasiswa pada tahun 2020 merupakan contoh gerakan yang
berhasil membawa perubahan positif di Indonesia. Gerakan ini menciptakan
perubahan dalam pendidikan di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan
pembuatan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 1 tahun 2020
tentang Pendidikan dan Pendidikan Tinggi. Gerakan ini juga mengakibatkan
pembuatan Universitas Indonesia sebagai universitas terbaik di Indonesia.
8. Gerakan Mahasiswa 2021
Gerakan mahasiswa pada tahun 2021 merupakan contoh gerakan yang
berhasil membawa perubahan positif di Indonesia. Gerakan ini menciptakan
perubahan dalam pendidikan di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan
pembuatan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 1 tahun 2021
tentang Pendidikan dan Pendidikan Tinggi. Gerakan ini juga mengakibatkan
pembuatan Universitas Indonesia sebagai universitas terbaik di Indonesia.
9. Gerakan Mahasiswa 2022
Gerakan mahasiswa pada tahun 2022 merupakan contoh gerakan yang
berhasil membawa perubahan positif di Indonesia. Gerakan ini menciptakan
perubahan dalam pendidikan di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan
pembuatan Peraturan Menteri
H. Kesimpulan

Mahasiswa dituntut untuk menjadi agen perubahan yang aktif dalam


mewujudkan cita-cita perubahan yang diinginkan. Mereka harus bergerak secara
independen, menjalankan idealisme dan pengetahuan ilmiah yang dimiliki. Dalam
konteks politik Indonesia saat ini, mahasiswa diharapkan dapat mengontrol
kebijakan, menerapkan nilai-nilai Pancasila, dan ikut serta dalam memajukan
demokrasi.

Demokrasi Pancasila adalah sistem pemerintahan yang mengikuti nilai-


nilai historis dalam Pancasila sebagai ideologi negara. Mahasiswa memiliki peran
penting dalam menjaga dan memperbaiki nilai sosial serta memajukan demokrasi
Pancasila dengan berpartisipasi aktif dalam politik dan masyarakat. Peran
mahasiswa harus terkait erat dengan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila yang
berlandaskan konstitusi UUD 1945. Mereka harus mampu memberikan
sumbangsih berharga dalam proses demokrasi, membuka mata terhadap realitas
masyarakat, dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam berdemokrasi
dengan baik.

Selama proses demokrasi masih berlanjut, kemampuan mahasiswa dalam


menerapkan cara berpolitik harus ditunjukkan. Mahasiswa dan demokrasi
Pancasila merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan harus saling
mendukung dalam proses menuju perubahan yang lebih baik bagi Indonesia
Daftar Pustaka

"Peran Pemuda Krusial dalam menentukan masa depan bangsa" - Kesbangpol Sulbar
(sulbarprov.go.id) (Diakses 15 April)
4 Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila di Indonesia - GuruPPKN.com (Diakses 15 April
2024)
Akbar, L. M., Ilham, A. C. M., & Karendra, M. R. IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI
NORMA DASAR KEBIJAKAN HUKUM DI INDONESIA. Indigenous
Knowledge, 2(6), 473-480.
Aliyani, H. H., & Dewi, D. A. (2022). Peran Mahasiswa Dalam Mempertahankan
Ideologi Pancasila Sebagai Dasar Negara. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), 1929-
1938.
Baity, N.A., & Adi, A.S. (2016). Persepsi Aktivis Mahasiswa 1998 tentang Demonstrasi
Tahun 1998 dalam Rangka Menurunkan Soeharto. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Maulana, D. F., Aulia, F., Nafiani, I., & Nurpratiwi, H. (2023). Manusia Sebagai Pelaku
Sejarah (Studi Kasus: Peran Mahasiswa dalam Runtuhnya Orde Baru). Populer:
Jurnal Penelitian Mahasiswa, 2(2), 69-77.
Nastiti, D. (2023). Peran organisasi mahasiswa dalam pembentukan sikap
demokratis. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 4(1), 64-76.

Anda mungkin juga menyukai