Anda di halaman 1dari 20

PERAN ORGANISASI MAHASISWA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER

SEBAGAI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Oleh Putri FAOH, Horidah, Hariawan WN, Noel P, Rasyida F

Abstrak

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam
setiap silanya. Saat ini, pelaksanaan nilai-nilai Pancasila mengalami kemerosotan, karena
pengaruh dari globalisasi. Cara dalam meminimalisir degradasi moral mahasiswa adalah
dengan diadakannya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila sebagai Mata Kuliah Wajib dan dengan
diadakannya organisasi mahasiswa. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
mengandung berbagai organisasi mahasiswa yang bergerak di berbagai bidang pula. Karakter
yang berkembang pada diri mahasiswa ketika aktif dalam organisasi mahasiswa perlu dikaji
lebih dalam apakah karakter yang dimaksud sudah sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
pada Pancasila.

Kata kunci : karakter bangsa, Pancasila, mahasiswa

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bangsa Indonesia memiliki dasar Negara berupa Pancasila, yang bersifat universal
dan menjadi sumber dari segala sumber di Negara Indonesia. Pancasila sebagai
orientasi paradigma bagi semua ilmu. Menurut Sutrisno (2006:88), Pancasila adalah
suatu Philosofische grondslag, suatu Weltanschauung yang diusulkan olen Bung Karno
di depan sidang BPUPKI 1 Juni 1945 sebagai dasar bagi negara Indonesia yang
kemudian merdeka. Pancasila sebagai ideologi yang menjadi jati diri dari bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang terkandung
dalam setiap silanya dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pada Pancasila
digunakan oleh bangsa Indonesia dalam membangun dan mempertahankan keberadaan
Indonesia menjadi yang lebih baik, yang mampu bersaing dengan negara-negara
lainnya.
Saat ini, pelaksanaan nilai-nilai Pancasila mengalami kemerosotan, karena
pengaruh dari globalisasi. Kemerosotan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila semakin
terlihat ketika tidak berlakunya lagi TAP MPR No. II/MPR/1978 dan dikeluarkanya
TAP MPR No. XVIII/MPR/1998. TAP MPR No. II/MPR/1978 yang berisi tentang
pedoman bagaimana mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang secara umum dikenal
sebagai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang merupakan
pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara bagi setiap warga
negara Indonesia.
Berdasarkan sumber-sumber pemberitaan yang ada, telah ditemukan sangat banyak
perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, seperti narkoba, seks bebas,
minum minuman keras, begal, dan kejahatan-kejahatan yang lainnya. Seharusnya,
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia idealnya menjadi acuan tingkah laku warga
negaranya dalam dalam penyelenggaraan negara. Contohnya seperti dalam lingkup
mahasiswa. Sering kali terjadi tawuran antarmahasiswa yang dikarenakan adanya beda
pemahaman atau alasan lain. Padahal, hal itu sangat bertentangan dengan nilai
Pancasila. Mahasiswa dituntut untuk dapat berpikir lebih kritis dalam hal perbedaan
pendapat dan lain-lain.
Cara dalam meminimalisir degradasi moral mahasiswa adalah dengan diadakannya
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila sebagai Mata Kuliah Wajib agar para mahasiswa
dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan perkuliahan,
sosial, dan lain-lain. Cara lainnya juga dengan diadakannya organisasi mahasiswa, baik
tingkat jurusan, fakultas maupun universitas sehingga menunjang perilaku positif
mahasiswa karena mengingat kembali bahwa fungsi mahasiswa, yaitu sebagai agent of
change, social control, dan iron stock.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan topik “Peran Organisasi Mahasiswa dalam
Pembentukan Karakter sebagai Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Lingkungan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga”.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakter mahasiswa yang aktif dalam organisasi mahasiswa Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Airlangga?
2. Bagaimana peran organisasi mahasiswa dalam pembentukan karakter yang sesuai
dengan Pancasila di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan karakter mahasiswa yang aktif dalam organisasi mahasiswa
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
2. Untuk mengetahui peran organisasi mahasiswa sebagai bentuk implementasi nilai-
nilai Pancasila di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

1.4. Manfaat Penelitian


1. Agar peneliti dan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi mengetahui peran
organisasi mahasiswa sebagai bentuk implementasi nilai-nilai Pancasila
2. Diharapkan agar mahasiswa lebih bijak dalam bersosialisasi dan berkegiatan dalam
kehidupan perkuliahan yang sesuai dengan nilai-nilai dalam Pancasila

KAJIAN PUSTAKA
2.1. Fungsi Mahasiswa
2.1.1. Fungsi Mahasiswa sebagai Agent of Change
Agent of change adalah orang-orang yang bertindak sebagai katalis atau
pemicu terjadinya sebuah perubahan. Agent of change bisa berdampak positif
ataupun negatif. Agent of change yang baik adalah orang-orang yang mampu
membawa dampak positif bagi sekitarnya. Mereka adalah orang yang
mempunyai semangat untuk mendorong seseorang serta menyebarkan semangat
pada orang tersebut dan memiliki visi ke depan untuk bertindak.

Mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan artinya jika ada sesuatu yang
terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk
merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya. Dengan harapan bahwa
suatu hari mahasiswa dapat menggunakan disiplin ilmunya dalam membantu
pembangunan Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi. Mahasiswa adalah salah
satu harapan suatu bangsa agar bisa berubah ke arah lebih baik. Hal ini
dikarenakan mahasiswa dianggap memiliki intelek yang cukup bagus dan cara
berpikir yang lebih matang sehingga diharapkan mereka dapat menjadi
jembatan antara rakyat dengan pemerintah.

2.1.2. Fungsi Mahasiswa sebagai sosial control


Social control merupakan pengawasan sosial, yaitu suatu sistem yang
mendidik, mengajak, dan bahkan memaksa masyarakat agar berperilaku sesuai
dengan norma-norma sosial yang ada. Dengan demikian, dari sudut sifatnya
dapat dikatakan bahwa pengawasan sosial itu dapat bersifat preventif maupun
represif atau bahkan kedua-keduanya.

Sebagai social control, seorang mahasiswa diharapkan mampu


mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Jadi, selain pintar
dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi dan
memiliki kepekaan dengan lingkungan. Mahasiswa diupayakan agar mampu
mengkritik, memberi saran, dan memberi solusi jika keadaan sosial bangsa
sudah tidak sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa, memiliki kepekaan,
kepedulian, dan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang kondisi
yang teraktual. Asumsi yang kita harapkan dengan perubahan kondisi sosial
masyarakat tentu akan berimbas pada perubahan bangsa.

2.1.3. Fungsi mahasiswa sebagai iron stock

Iron stock bermakna ketangguhan dealisme yang akan mengantikan


generasi-generasi sebelumnya. Peran mahasiswa sebagai iron stock dapat
diwujudkan tahap demi tahap. Mulai dari melibatkan diri dalam organisasi-
organisasi baik organisasi internal maupun eksternal kampus. Keaktifan
mahasiswa dalam organisasi sangat memengaruhi kualitas mahasiswa tersebut.
Melalui organisasi dapat ditanamkan nilai-nilai moral tertentu yang akan
menentukan kualitas sebagai calon pemimpin bangsa. Berproses dalam
organisasi akan mengajarkan soft skill yang semestinya dimiliki mahasiswa
untuk mencapai peran sebagai iron stock, seperti kepemimpinan, kemampuan
memposisiskan diri, interaksi lintas generasi dan sensitivitas yang tinggi. Oleh
karena itu, mahasiswa harus selektif dalam memilih organisasi, tempat dia akan
berproses menjadi iron stock.

2.2. Pancasila
2.2.1. Pengertian pancasila

Pancasila adalah suatu ideologi dan dasar negara Indonesia yang menjadi
landasan dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa
Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah dasar dalam mengatur
pemerintahan negara Indonesia yang mengutamakan semua komponen di
seluruh wilayah Indonesia. Secara Etimologi, kata “Pancasila” berasal dari
bahasa Sansekerta India (Kasta Brahmana), yaitu kata “Panca” yang artinya
Lima, dan “Sila” yang artinya Dasar. Sehingga arti Pancasila secara harfiah
adalah Lima Dasar.

Pancasila terdiri dari lima sila sebagai berikut.


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Berikut adalah pengertian Pancasila menurut pendapat beberapa orang-


orang besar dan ahli di dalamnya.

1. Ir. Soekarno

Menurut Bung Karno, pengertian Pancasila adalah isi jiwa bangsa


Indonesia yang turun-temurun berabad-abad lamanya terpendam bisu oleh
kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila bukan hanya falsafah negara,
tapi lebih luas lagi, yaitu falsafah bagi bangsa Indonesia.

2. Notonegoro

Menurut Notonegoro, pengertian Pancasila adalah dasar falsafah dan


ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia
sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta sebagai
pertahanan bangsa dan negara Indonesia.

3. Muhammad Yamin

Menurut Muhammad Yamin, Pancasila berasal dari kata “Panca” yang


berarti lima dan “Sila” yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku
yang penting dan baik. Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang
berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.

2.2.2. Nilai-Nilai Pancasila

Sila Pertama pancasila (Nilai Ketuhanan)

Sila ke-1 pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung
nilai Ketuhanan yang artinya Bangsa Indonesia memberikan kebebasan pada
rakyat untuk menganut menjalankan sekaligus mengamalkan ibadah
berdasarkan agama masing-masing individu tersebut. Nilai-nilai yang
terkandung dalam sila pertama pancasila adalah sebagai berikut :

• Sebuah keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan memiliki sifat yang sempurna.

• Memiliki ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara melakukan
semua perintahNya dan menjauhi laranganNya.

• Saling hormat menghormati antarumat beragama.

• Adanya bentuk kebebasan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran


agama masing-masing.

Sila Kedua Pancasila (Nilai kemanusiaan)


Di dalam pancasila sila kedua memiliki arti segenap bangsa dan rakyat
Indonesia diakui serta diperlakukan sebagaimana mestinya sesuai harkat serta
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Nilai-nilai Pancasila ini dilandasi
pada pernyataan bahwa semua manusia memiliki derajat, martabat, hak dan
kewajiban yang sama. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sila kedua
antara lain adalah :
• Manusia memiliki hak dan martabat yang sama dan sejajar.

• Timbulnya pengakuan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang


paling sempurna.

• Dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan akan mendapat perlakuan


adil dari dan kepada manusia lain.

• Setiap manusia memiliki rasa solidaritas dan tenggang rasa yang tinggi
sehingga mereka tidak bisa bertindak seenaknya sendiri.
Sila Ketiga Pancasila (Nilai persatuan)
Makna yang terkandung dalam pancasila sila ketiga merupakan wujud berupa
tekat kuat dan utuh yang berasal dari berbagai aspek kehidupan yang memiliki
satu tujuan dan tergabung menjadi satu, yakni Indonesia. Sebagaimana makna
yang terkadung dalam sila ketiga pancasila yang berbunyi "Persatuan
Indonesia" memiliki makna dan nilai persatuan. Adapun makna dan nilai sila
ketiga pancasila yang lainnya adalah sebagai berikut:
• Menempatkan kepentingan, keselamatan, persatuan dan kesatuan bangsa
diatas kepentingan diri sendiri dan golongan.

• Mempunyai rasa cinta tanah air, bangsa serta negara dengan cara rela
berkorban demi kepentingan bangsanya sendiri.

• Mengakui semua suku bangsa termasuk dengan keanekaragaman budaya


suku bangsa tersebut. Hal ini tentunya dapat mendorong bangsa Indonesia
menuju persatuan dan kesatuan.

Sila Keempat Pancasila (Nilai kerakyatan)


Pancasila sila keempat menegaskan pada kita bahwa segala proses pengambilan
keputusan harus didasarkan pada asas musyawarah sehingga dapat menciptakan
kesepakatan bersama. Selain itu, nilai Pancasila sila keempat juga menegaskan
bahwa pemerintahan yang dilaksanakan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Adapun makna dan nilai lain yang terkandung dalam sila keempat
pancasila adalah sebagai berikut :
• Rakyat Indonesia merupakan warga negara yang memiliki hak, kewajiban
dan kedudukan yang sama.

• Asas kekeluargaan digunakan untuk melakukan musyawarah serta mufakat.

• Mengutamakan segala kepentingan bersama dan kepentingan bangsa


melebihi kepentingan diri sendiri dan golongan.

• Melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan yang menyangkut


banyak orang.

Sila Kelima Pancasila (Nilai keadilan)


Pancasila sila kelima menegaskan bahwa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara harus tercipta keseimbangan yang sesuai antara hak dengan
kewajiban serta sebagai anggota masyarakat sebangsa setanah air kita harus
menghormati hak hak yang dimiliki orang lain, bersikap adil dan suka menolong
sesama jika diperlukan. Makna dan nilai lain yang terkandung dalam pancasila
sila kelima adalah :
• Semua manusia memiliki derajat yang sama di mata hukum.

• Mencintai segala jenis pembangunan demi kemajuan bangsa.

• Tidak membeda bedakan manusia berdasarkan derajat dan golongan.

• Adil dan bijaksana dalam segala tindakan.

2.3. Penguatan Pendidikan Karakter


Penguatan pendidikan karakter sedang gencar-gencarnya dilaksanakan oleh
pemerintahan Indonesia sejak tahun dua tahun yang lalu dengan dikeluarkannya
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter dan kemudian dikokohkan lagi dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada
Satuan Pendidikan Formal.
2.3.1. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter
Menurut Perpres Nomor 87 Tahun 2017, Penguatan Pendidikan Karakter adalah
gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk
memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah
pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan,
keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM).
2.3.2. Nilai-Nilai yang Ditanamkan dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Sesuai amanat Perpres Nomor 87 Tahun 2017, Penguatan Pendidikan Karakter
dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan
karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Nilai tersebut
merupakan perwujudan dari lima nilai utama yang saling berkaitan, yaitu
religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas yang
terintegrasi dalam kurikulum.
2.3.3. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pendidikan Formal
Pasal 3 Perpres Nomor 87 Tahun 2017 menerangkan bahwa Penguatan
Pendidikan Karakter pada satuan pendidikan formal dilakukan dengan
menggunakan prinsip sebagai berikut.
1. Berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik secara menyeluruh
dan terpadu
2. Keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing
lingkungan pendidikan
3. Berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan
sehari-hari
2.4. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi
Sebagai institusi pencetak sumber daya manusia yang akan menjadi penyokong
utama kualitas sumber daya manusia Indonesia, perguruan tinggi memikul tanggung
jawab mewujudkan amanat UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 dan PP No 17
tahun 2010 tentang perguruan tinggi. Ketiadaan koordinasi mengenai karakter apa yang
akan dibentuk pada tingkat pendidikan dasar, menengah pertama maupun menengah
atas, menjadikan kedudukan perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang paling
akhir untuk melengkapi karakter yang belum ada dan membentuk karakter menjadi
“bangunan moral yang sudah jadi dan kokoh” pada mahasiswa. Dengan demikian,
lulusan perguruan tinggi akan menjadi manusia dengan kualitas ganda baik kualitas
profesional sesuai keilmuannya dan kualitas moral yang tinggi, sehingga dapat
berkiprah sebagai warga negara yang baik sesuai bidang pekerjaannya.
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar karakter bangsa akan sangat relevan jika
diterapkan bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam hal ini terutama bagi seorang
pelajar dan mahasiswa. Dengan adanya pendidikan karakter yang berdasarkan
Pancasila yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang siswa ataupun
mahasiswa akan lebih memahami tentang karakter bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Karakter tersebut diharapkan menjadi kepribadian utuh yang mencerminkan
keselarasan dan keharmonisan dari olah HATI (kejujuran dan rasa tanggung jawab),
PIKIR (kecerdasan), RAGA (kesehatan dan kebersihan), serta RASA (kepedulian) dan
KARSA (keahlian dan kreativitas).

2.5. Organisasi Mahasiswa


Organisasi kemahasiswaan sebagai suatu kumpulan mahasiswa di dalamnya, maka
akan terdapat banyak hubungan atau interaksi yang terjadi antaranggotanya. Hubungan
anggota yang yang harmonis akan menimbulkan kepuasaan pada anggota.
Organisasi mahasiswa memiliki fungsi lebih dari sekadar penyelenggara kegiatan
karena ada tanggungjawab di dalamnya sehingga mahasiswa yang aktif di dalamnya
dapat memperoleh pengalaman lain yang tidak bisa didapatkan ketika berada di kelas.
Melalui organisasi kemahasisaan mahasiswa juga dapat belajar untuk saling
bekerjasama sebagai tim dalam rangka mewujudkan cita-cita organisasi. Mahasiswa
belajar berkompetisi dengan menghirmati dan menaati mekanisme organisasi, belajar
untuk melakukan problem solving dengan berbagai tantangan yang ada.
Organisasi mahasiswa sendiri dibagi menjadi dua berdasarkan kedudukannya,
yakni organisasi mahasiswa intra kampus dan ekstra kampus. Walaupun kedudukannya
di luar lembaga kemahasiswaan kampus, organisasi ekstra kampus turut berperan
dalam pendampingan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh kampus, dan tidak
boleh keluar dari rambu-rambu utama tugas dan fungsi perguruan tinggi, yaitu “Tri
Dharma Perguruan Tinggi”, tanpa kehilangan daya kritis dan tetap berjuang atas nama
mahasiswa, bukan pribadi atau golongan.

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, karena mengkaji hubungan
variabel satu dengan variabel yang lain. Variabel tersebut adalah organisasi
mahasiswa dan karakter mahasiswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan deskriptif.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penilitan ini dilaksanakan di organisasi mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga. Penilitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei 2019.
3.3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pengurus inti organisasi mahasiswa Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
angket (kuesioner). Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai karakter
mahasiswa yang mengikuti organisasi mahasiswa di Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
online, yaitu angket yang dibuat dengan menggunakan google form. Alasan
digunakannya metode ini karena lebih hemat waktu dan efisiens. Data yang digali
melaui angket online ini adalah data tentang pembentukan karakter mahasiswa
melalui kegiatan organisasi mahasiswa di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket online, yaitu untuk
mengukur karakter mahasiswa sebagai implementasi nilai-nilai yang sesuai dengan
Pancasila bagi yang aktif dalam organisasi mahasiswa di Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Airlangga. Angket online ini disusun dan dikembangkan
berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam kajian pustaka. Jawaban untuk
angket online ini terdiri dari lima pilihan jawaban, yakni Sangat Setuju (SS) dengan
kode 5, Setuju (S) dengan kode 4, Cukup Setuju (CS) dengan kode 3, Tidak Setuju
(TS) dengan kode 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan kode 1.
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah metode suksesif interval (Method of
Successive Interval/ MSI). Metode ini bekerja dengan mengubah data berskala ordinal
(kategorik bertingkat) menjadi data berskala interval. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam penggunaan MSI adalah sebagai berikut.
1. Menghitung frekuensi
Frekuensi merupakan banyaknya tanggapan responden dalam memilih skala
ordinal dari 1 s.d. 5.
2. Menghitung Proporsi (P)
Proporsi dihitung dengan membagi setiap frekuensi dengan jumlah
responden.
3. Menghitung Proporsi Komulatif
Proporsi komulatif dihitung dengan menjumlahkan proporsi secara berurutan
untuk setiap nilai.
4. Mencari Nilai Z
Nilai z diperoleh dari tabel distribusi normal baku (critical value of z) dengan
asumsi bahwa proporsi komulatif berdistribusi normal baku.
5. Menghitung Densitas F(z)
Nilai F(z) dithitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
1
1
F(z) = 𝑒 −2 𝑧
√2𝜋

6. Menghitung Scale Value (SV)


𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡−𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡
SV =
𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡−𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡

dengan catatan nilai density : nilai diambil dari densitas z


area : nilai diambil dari proporsi komulatif
7. Menghitung Nilai Hasil Perskalaan
Nilai ini dihitung dengan cara sebagai berikut.
a. Mengubah nilai SV terkecil menjadi sama dengan 1 didapatkan y1
b. Mentransformasikan nilai skala dengan rumus y = SV - |SV minimum|

Data yang telah ditransformasikan menjadi skala interval selanjutnya akan


dikategorikan menjadi lima kelompok kelas. Cara menentukan batas atas dan bawah
interval kelas adalah sebagai berikut.

1. Menentukan skor tertinggi yang mungkin didapat (Xmaks) dan skor terendah
yang mungkin didapat (Xmin)
Xmaks = nilai skala terbesar x banyak item
Xmin = nilai skala terkecil x banyak item
2. Menghitung niali mean dan deviasi standar (St.Dev)
𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 +𝑋𝑚𝑖𝑛
Mean =
2
𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑋𝑚𝑖𝑛
St.Dev =
6

3. Membuat kategori kelas dalam interval


Salah satu pedoman yang dapat digunakan adalah berikut.
Kelas Interval

X > Mean + 1,5St.Dev


Sangat Baik
Mean + 0,5St.Dev < X ≤ Mean + 1,5St.Dev
Baik

Mean – 0,5St.Dev < X ≤ Mean + 0,5St.Dev


Cukup Baik

Mean – 1,5St.Dev < X ≤ Mean – 0,5St.Dev


Kurang Baik

X ≤ Mean – 1,5St.Dev
Sangat Kurang Baik

Presentase (%) masing-masing indikator dapat dihitung dengan membandingkan


total nilai masing-masing indikator dengan kemungkinan skor tertinggi yang dapat
diperoleh sehingga rumus untuk perhitungan presentase tiap indikator dapat ditulis
sebagai berikut.

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒−𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒−𝑖


%i = =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑥 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

HASIL PENELITIAN
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UA) memiliki beberapa
organisasi mahasiswa yang dapat digunakan mahasiswa untuk berproses dalam
mengembangkan skill keorganisasiannya. Beberapa di antaranya adalah Badan Eksekutif
Mahasiswa, Badan Legislatif Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, dan Badan Semi-Otonom.
Himpunan Mahasiswa dapat diperinci untuk setiap program studi, yaitu Himpunan Mahasiswa
Matematika (Himatika), Fisika (Himafi), Kimia (Himaki), Biologi (Himbio), Sistem Informasi
(Himsi), Statistika (Himasta), Teknik Biomedis (HMTB), dan Teknik Lingkungan (HMTL).
Sedangkan, untuk Badan Semi-Otonom sendiri terdiri atas Lembaga Pers Mahasiswa Format
(LPM Format), Jama’ah Intelektual Mahasiswa Muslim (JIMM), Bursa Eksakta (Beta),
Kelompok Studi Strategi Analisis Peka Lingkungan (KSSAPL), dan SKK/ BKK.

Dari sekian banyak angket online yang dibagikan kepada para responden, terdapat 15
responden yang bersedia mengisi. Responden tersebut adalah beberapa mahasiswa yang masuk
dalam Badan Pengurus Inti organisasi mahasiswa masing-masing. Untuk lebih detailnya dapat
dilihat tabel berikut.

No. Nama Jabatan


1 Fakhri Firdaus Ketua BEM FST
2 Tere Sekretaris BEM FST
3 Luthfiyah Rifdah Itsnaini Sekretaris BEM FST
4 Nur Hanimatus Sifak Bendahara BEM FST
5 Niken Seqip Bendahara BEM FST
6 M. Dhimas Adiputra Ketua Himaki
7 Eric Luisviyanto Ketua Himatika
8 Rizal Adistya Ketua Himbio
9 Yusrinourdi M. Z. Ketua HMTB
10 Reynaldi Ketua Himasta
11 Dimas Agung Ketua Himsi
12 I Kadek Hariscandra Dinatha Ketua Himafi
13 Ahmad Rosyid Ridlo Ketua JIMM
14 Grace Ketua SKK/ BKK
15 Alfian Ketua Beta

Dengan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2016, variabel kategorik
yang berupa SS, S, CS, TS, dan STS, masing-masing diganti dengan kode seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya. Sifat kategorik pada variabel sebelumnya sebenarnya tidak hilang,
akan tetapi hanya tertransformasi bentuknya dari huruf ke angka. Hal ini dapat dilihat bahwa
semakin kecil kode maka akan semakin dekat dengan karakter STS, begitu juga sebaliknya
semakin besar kode maka akan semakin dekat karakternya dengan SS.

Kode-kode yang telah tertulis mewakili variabel huruf sebelumnya kemudian


ditransformasikan lagi dari yang sebelumnya data bersifat kategorik menjadi data interval. Hal
ini dilakukan karena sebenarnya data ordinal adalah data kualitatif dan bukan angka
sebenarnya. Dengan menggunakan metode suksesif interval didapatlah angka-angka berikut
(pembulatan tiga angka dibelakang koma).

Sebelum ditranformasi Setelah ditransformasi


(Ordinal) (Interval)
1 1,000
2 1,777
3 2,507
4 3,430
5 4,739
Masing-masing respons yang sebelumnya berskala ordinal diganti dengan skala interval
dengan ketentuan seperti tabel di atas.

Klasifikasi kecenderungan variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Skor Keterangan
𝑋 > 57,176 Sangat Baik
47,804 < 𝑋 ≤ 57,176 Baik
38,431 < 𝑋 ≤ 47,804 Cukup Baik
29,059 < 𝑋 ≤ 38,431 Kurang Baik
𝑋 < 29,059 Sangat Kurang Baik

Berikut adalah skor dari pembentukan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
bagi mahasiswa yang aktif di organisasi mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga.

1. Indikator selalu mengutamakan ibadah walaupun banyak tugas menumpuk mendapat


skor 63,617
2. Indikator selalu bersedia menjadi pemimpin dalam kerja organisasi mendapat skor
46,142
3. Indikator selalu memberikan ide atau pendapat dalam pemecahan suatu masalah
mendapat skor 53,573
4. Indikator dalam menyelesaikan masalah selalu mengedepankan musyawarah
mendapat skor 65,849
5. Indikator selalu mengerjakan sesuatu berdasarkan skala prioritas mendapat 59,153
6. Indikator selalu berusaha jujur dalam bertugas walaupun mengalami kesulitan
mendapat skor 63,617
7. Indikator lebih senang dengan hasil yang diperoleh dengan usaha sendiri mendapat
skor 55,075
8. Indikator selalu membaca buku agar paham materi sebelum mengungkapkan pendapat
di hadapan umum mendapat skor 57,844
9. Indikator mempersilakan dengan senang hati teman yang menyampaikan sanggahan
terhadap pendapat Anda mendapat skor 60,613
10. Indikator beranikan diri untuk bertanya kepada pembicara, akan menambah
kemampuan komunikasi dan pengetahuan mendapat skor 60,462
11. Indikator berdiskusi tentang tugas organisasi dan seputar itu adalah hal yang
menyenangkan mendapat skor 64,540
12. Indikator dalam bertindak selalu berupaya mengikuti aturan dan tata tertib mendapat
skor 58,767
13. Indikator mengupayakan untuk tetap menjaga kelestarian budaya Indonesia melalui
kehidupan sehari-hari mendapat skor 55,226
14. Indikator mengupayakan untuk memahami hak dan kewajiban diri sendiri dan orang
lain mendapat skor 61,922
15. Indikator mengupayakan cara berpikir dan bersikap sesuai lingkungan fisik, sosial,
ekonomi, dan politik negara mendapat skor 58,767
16. Indikator mengupayakan cara berpikir kritis dan bersikap yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara jauh lebih penting daripada kepentingan kelompok
atau individu mendapat skor 59,690
17. Indikator mengupayakan sikap respek terhadap perbedaan, dimulai dari hal terkecil
mendapat skor 67,158

Tabel berikut menunjukkan frekuensi indikator yang masuk dalam kategorik tertentu.

Skor Keterangan Frekuensi


𝑋 > 57,167 Sangat Baik 13
47,804 < 𝑋 ≤ 57,167 Baik 3
38,431 < 𝑋 ≤ 47,804 Cukup Baik 1
29,059 < 𝑋 ≤ 38,431 Kurang Baik 0
𝑋 < 29,059 Sangat Kurang Baik 0
Jumlah : 17

Dengan demikian, dilihat dari hasil penelitian dan perhitungan skor


capaian dan skor ideal dari proses pembentukan nilai-nilai karakter
mahasiswa yang aktif di dalam organisasi mahasiswa dapat disajikan
dalam di bawah ini.

No. Nilai-nilai Presentase (%)


1 Religius 89,49
2 Jujur 83,21
3 Toleran 85,27
4 Disiplin 83,21
5 Peduli diri dan orang lain 87,11
6 Kreatif 75,36
7 Kepemimpinan 64,91
8 Demokratis 92,63
9 Rasa ingin tahu 90,79
10 Semangat kebangsaan 83,97
11 Cinta tanah air 77,69
12 Menghargai prestasi 77,48
13 Komunikatif 85,06
14 Cinta damai 94,48
15 Gemar membaca 81,37
16 Peduli lingkungan dan sosial 82,67
17 Bertanggungjawab 82,67

PEMBAHASAN

Pada hasil penelitian, skala yang sebelumnya bersifat ordinal dari 1 s.d. 5
ditransformasikan menjadi skala yang bersifat interval dengan rincian skala 1 ditransformasi
menjadi 1 (angka 1 interval), 2 ditransformasi menjadi 1,777, 3 ditransformasikan menjadi
2,507, 4 ditransformasi menjadi 3,43, dan 5 ditransformasi menjadi 4,739. Dengan
pentransformasian ini skala dapat digunakan atau diterapkan hitungan secara matematik
maupun statistik.

Setelah skala ditransformasikan menjadi skala interval maka didapatlah kecenderungan


variabel yang diklasifikasikan menjadi beberapa kelas. Dalam kasus ini digunakan lima
kategori bertingkat. X yang dimaksud dalam tabel adalah jumlah seluruh respons dari
responden di setiap indikator yang kemudian disebut sebagai skor indikator. Jika skor bernilai
kurang dari atau sama dengan 29,059 maka indikator masuk dalam kategori sangat kurang baik.
Jika skor bernilai lebih dari 29,059 dan kurang dari atau sama dengan 38,431 maka indikator
masuk dalam kategori kurang baik. Jika skor bernilai kurang dari 38,431 dan kurang dari atau
sama dengan 47,804 maka indikator masuk kategori cukup baik. Jika skor bernilai kurang dari
47,804 dan kurang dari atau sama dengan 57,167 maka indikator dikategorikan baik.
Kemudian, jika skor bernilai lebih dari 57,167 maka indikator dapat dikategorikan sangat baik.
Dengan melihat kategori-kategori tersebut, didapatlah suatu hasil yang menyatakan bahwa
sebanyak 13 indikator masuk kategori sangat baik. Hal ini dapat dikatakan bahwa organisasi
mahasiswa memiliki pengaruh sangat baik kepada ketiga belas indikator tersebut. Sebanyak 3
indikator masuk kategori baik, yaitu indikator selalu memberikan ide atau pendapat dalam
pemecahan suatu masalah, lebih senang dengan hasil yang diperoleh dengan usaha sendiri, dan
mengupayakan untuk tetap menjaga kelestarian budaya Indonesia melalui kehidupan sehari-
hari. Sedangkan, sebanyak satu indikator masuk kategori cukup baik. Indikator selalu bersedia
menjadi pemimpin dalam kerja organisasi memiliki pengaruh yang cukup baik terhadap
karakter mahasiswa mengenai kepemimpinan. Tidak ada indikator yang masuk kategori kurang
baik maupun sangat kurang baik.

Setelah mengkategorikan indikator dalam kelas kategori masing-masing, dapat dilakukan


perhitungan sebesar apa organisasi mahasiswa dapat memberi pengaruh dengan penanaman
nilai-nilai yang sesuai Pancasila pada mahasiswa yang aktif di dalamnya dalam bentuk
presentase. Pengaruh terbesar adalah indikator mengupayakan sikap respek terhadap
perbedaan, dimulai dari hal terkecil. Nilai utama yang terkandung pada indikator tersebut
adalah cintai damai dengan presentase 94,48%. Sedangkan, pengaruh terkecil ada pada
indikator selalu bersedia menjadi pemimpin dalam kerja organisasi. Nilai utama yang
terkandung di dalamnya adalah kepemimpinan dengan presentase 64,91%. Nilai-nilai lainnya
secara rinci diurutkan dari yang pengaruhnya paling besar ke paling kecil beserta presentasenya
adalah nilai demokratis 92,63%, rasa ingin tahu 90,79%, religius 89,49%, peduli diri dan orang
lain 87,11%, toleran 85,27%, komunikatif 85,06%, semangat kebangsaan 83,97%, jujur
83,21%, disiplin 83,21%, peduli lingkungan dan sosial 82,67%, bertanggungjawab 82,67%,
gemar membaca 81,37%, cinta tanah air 77,69%, menghargai prestasi 77,48%, dan kreatif
75,36%.

Dengan demikian, pengaruh organisasi mahasiswa dalam pembentukan karakter yang


sesuai dengan Pancasila di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
yang paling besar adalah cinta damai, sedangkan yang paling kecil adalah kepemimpinan.

PENUTUP

Dari pembahasan yang telah dijelaskan, pembentukan karakter mahasiswa (yang sesuai
dengan nilai-nilai dalam Pancasila) yang aktif berorganisasi di organisasi mahasiswa Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Airlangga berada pada interval 38,431 < X < 64 dengan skor
tertinggi adalah indikator selalu mengutamakan ibadah walaupun banyak tugas menumpuk
dengan skor 63,617 dan yang paling rendah adalah indikator selalu bersedia menjadi pemimpin
dalam kerja organisasi dengan skor 46,142 atau dalam kalimat lain presentase berada pada
interval 64,91% ≤ % ≤ 94,48% dengan presentase paling tinggi adalah nilai religius
(presentase 94,48%) dan yang paling rendah adalah kepemimpinan (presentase 64,91%). Dapat
disimpulkan juga bahwa karakter yang berkembang sebagai akibat dari keaktifan mahasiswa
dalam organisasi mahasiswa adalah religius, jujur, toleran, disiplin, peduli diri dan orang lain,
kreatif, kepemimpinan, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan dan sosial,
dan bertanggungjawab. Masing-masing memiliki presentase pengaruh yang berbeda-beda.

REFERENSI

Hidayat, Ahmad. 2015. NILAI-NILAI KARAKTER DARI KEGIATAN ORGANISASI


MAHASISWA DI LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA
SATUAN PENDIDIKAN FORMAL
Sarwono, Jonathan. MENGUBAH DATA ORDINAL KE DATA INTERVAL DENGAN METODE
SUKSESIF INTERVAL (MSI).
Hidayat, FA. 2017. BAB III METODE PENELITIAN. Jurnal. Pasundan : Universitas Pasundan
http://eprints.ums.ac.id/28521/2/BAB_I.pdf (diakses pada hari Selasa, 16 Mei 2019 pukul
19:55 WIB)
http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-agent-of-change/ (diakses pada hari
Rabu, 17 Mei 2019 pukul 10:55 WIB)
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-kontrol-sosial-atau-sosial-control/ (diakses pada
hari Rabu, 17 Mei 2019 pukul 11:20 WIB)
https://syuramd.wordpress.com/2016/01/15/mahasiswa-sebagai-iron-stock/ (diakses pada hari
Rabu, 17 Mei 2019 pukul 12:55 WIB)
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pancasila.html (diakses pada hari Rabu,
17 Mei 2019 pukul 13:25 WIB)
http://materi4belajar.blogspot.com/2017/03/nilai-nilai-yang-terkandung-dalam.html (diakses
pada hari Rabu, 17 Mei 2019 pukul 14:00 WIB)
https://www.semestapsikometrika.com/2018/07/membuat-kategori-skor-skala-dengan-
spss.html (diakses pada hari Selasa, 28 Mei 2019 pukul 09:24 WIB)

Anda mungkin juga menyukai