Anda di halaman 1dari 12

2.

STRUKTUR KEPERGURUAN BEM


ORGANISASI KEMAHASISWAAN APA SAJA YANG ADA DI FAKULTAS HUKUM :

- PARADISE
Sebuah organisasi yang berbasis dan terfokus dalam pembelajaran
peradilan semu
- PARALEGAL
Sebuah organisasi yang dibentuk untuk membantu pemecahan masalah
secara nyata yang ada di masyarakat
- WAMI
Sebuah organisasi yang dibentuk dengan landasan dan pendalaman
kerohani an dan spritual mahasiswa islam.
- MAHUPALA
Organisasi yang dibentuk dengan fokus kebersamaan ,kemandirian yang
berhubungan dengan kecintaan terhadap islam
- CNW
Sebuah organisasi yang berfokus dalam pembelajaran anti korupsi dan
narkotika
- HML
Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi mahasiswa yang di
himpun oleh mahasiswa yang beragama islam
3. Analisis permasalahan mahasiswa saat ini dalam menghadapi era

distrupsi 4.0

Jawab :

Era Disrupsi dan Revolusi Industri 4.0, Tantangan Mahasiswa Masa Kini

Menurut KBRN, Semarang : Perkembangan teknologi di era relovusi industri


4.0 membawa kemudahan dan pergeseran dalam berbagai hal. Meski
demikian, jika tidak ditopang dengan karakter ke-Indonesia-an yang kuat akan
mengakibatkan hilangnya jatidiri bangsa.
Hal tersebut dikemukakan Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H.
Imam Taufiq, saat menggelar Stadium General  di Auditorium  Kampus III,
dengan isu Perguruan Tinggi Islam dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Menurutnya, Indonesia memiliki kebudayaan yang tidak dapat digantikan
dengan teknologi. Namun perkembangan teknologi tidak dapat dihindari
karena dimasa kini semuanya mengarah ke kecepatan dan kemudahan.
“Segenap elemen di UIN Walisongo harus turut tampil sebagai pemeran
utama dalam Era Industri 4.0, terlebih dalam membawa jalan dakwah yang
lebih moderat dalam Perkembangan teknologi terkini,” imbuhnya, Kamis
(6/2/2020).
Menghadapi revolusi industri 4.0, dijelaskan Prof Taufiq diperlukan
kecerdasan dalam menempatkan teknologi dengan konteks kebutuhan.
Misalnya dalam bermedia sosial jangan sampai menghilangkan komunikasi
tatap muka.
“Civitas akademika di UIN Walisongo sudah selayaknya menjadi smart user
atas perkembangan teknologi. Jangan kaku, tapi jangan juga terbawa arus,”
ujar Rektor.
Hal senada juga disampaikan oleh Guru Besar UIN Walisongo Semarang
Prof. Dr. H. Musahadi, M.Ag dalam materinya tentang peran Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri (PTKI) di era disrupsi dan revolusi industri 4.0.
Menurutnya, eksistensi sebuah perguruan tinggi sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam membaca perubahan zaman.
“Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan gelombang disrupsi pada tatanan
kehidupan masyarakat dunia, hal demikian ini perlu perubahan yang
signifikan, terlebih dalam menghadapi fenomena Agama prasmanan di era
sekarang ini,” ungkap Prof Musahadi.
Diterangkan, diantara efek revolusi industri 4.0 yakni bergesernya masyarakat
dalam memahami ilmu pengetahuan, termasuk belajar agama. Ditambahkan,
masyarakat cenderung memilih belajar agama melalui media social daripada
mengaji dengan Kyai atau ahlinya.
“Efek dari era disrupsi terlihat dari fenomena pembicaraan seputar keagamaan
di Indonesia belakangan ini, Ulama otoritatif yang menguasai bidangnya
seringkali kalah dari Ulama selebritis yang pengetahuan agamanya belum teruji
dengan baik,” tandasnya. kondisi permasalahan utama yang paling krusial
dalam menghadapi industri 4.0 saat ini adalah ketersediaan Sumber Daya
Manusia (SDM). Oleh karenanya, perlunya dorongan peningkatan SDM agar
mampu berdaya saing global. Bahwa kalau bicara revolusi industri 4.0 salah
satu kelemahan atau tantangan terbesarnya adalah banyak tenaga kerja kita
yang tidak kompatibel.

Oleh karenanya perlunya dorongan peningkatan peningkatan SDM agar


mampu berdaya saing global. Bahwa mengenai revolusi industry 4.0 salah satu
kelemahan atau tantangan terbesarnya adalah banyak tenaga kerja yang tidak
berkompatibel.

Mahasiswa dalam kiprahnya menjadi instrumen penting dalam mengamalkan


Tri Dharma Perguruan tinggi, yaitu sebagai pendidik dan pengajar, Penelitian
dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Mahasiswa harus kembali
ke jati dirinya yang mampu menjadi Agent of Change, Agen Of Analisys dan
Agen Of Control supaya makasimal dalam mencapai cita-sita bangsa yaitu
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
serta memerdekakan rakyat Indonesia dari segala hal dalam kehidupan.

Untuk menjadi mahasiswa yang siap dan matang untuk menghadapi revolusi
industri keempat ini, mahasiswa tidak boleh hanya menyerap ilmu dari dosen
secara mentah di perkuliahan saja namun mahasiswa juga perlu memiliki
keterampilan lebih diluar kegiatan akademik seperti keterampilan
berkomunikasi, public speaking, berorganisasi, dan lainnya.
4. Peran dan Fungsi Mahasiswa dalam Masyarakat serta
implementasinya

Peran dan fungsi mahasiswa dalam masyarakat sangat penting. Mahasiswa


merupakan sebutan untuk seseorang yang tengah menempuh pendidikan di
perguruan tinggi. Bukan hanya belajar di kampus, mahasiswa juga memiliki peran
dan fungsi penting dalam kemajuan bangsa.

Beberapa peran dan fungsi mahasiswa dalam masyarakat, di antaranya


sebagai agent of change, sebagai penjaga nilai-nilai, sebagai iron stock, sebagai
kekuatan moral, serta sebagai pengontrol kehidupan sosial.
Sebelum membahas tentang peran dan fungsi mahasiswa, ada baiknya kita
mengetahui terlebih dulu pengertian mahasiswa secara lengkap dari para ahli.

Menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978)


Mahasiswa ialah insan-insan yang menjadi calon sarjana dengan keterkaitannya
akan suatu perguruan tinggi, yang di didik dan juga di harapkan akan menjadi calon-
calon intelektual.

Menurut Sarwono
Mahasiswa ialah setiap orang yang secara terdaftar untuk mengikuti pelajaran di
sebuah perguruan tinggi dengan batasan umur sekitar 18 – 30 tahun. Mahasiswa
merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya, karena
adanya ikatan dengan suatu perguruan tinggi.

Menurut KBBI
Mahasiswa ialah pelajar yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa pada struktur
pendidikan Indonesia menduduki suatu jenjang tertinggi di antara yang lainnya.
Peran dan Fungsi Mahasiswa dalam Masyarakat

Sebagai Agent of Change

Peran dan fungsi mahasiswa dalam masyarakat yang pertama yaitu sebagai agent
of change (agen perubahan). Sesuai namanya, mahasiswa diharuskan untuk
bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agar dapat mengaplikasikan ilmu
tersebut di kehidupan bermasyarakat.
Bukan sekadar gelar saja yang menempel. Sebab, di dalam gelar tersebut ada
harapan untuk perubahan bangsa yang lebih baik lagi. Mahasiswa diharapkan dapat
menjadi penggerak perubahan ke arah yang lebih baik lagi.
Perlu diingat, kata kunci dari agent of change yaitu adanya tekad untuk maju dan
bergerak lebih baik.

Sebagai Penjaga Nilai-Nilai


Peran dan fungsi mahasiswa dalam masyarakat yang kedua yaitu sebagai penjaga
nilai-nilai (guardian of value). Nilai-nilai yang luhur harus selalu dilindungi. Terlebih
saat ini nilai-nilai luhur mulai diguncang. Mahasiswa sebagai garda terdepan harus
bergerak untuk melindunginya.

Nilai-nilai luhur seperti kejujuran, empati, gotong royong, serta keadilan harus selalu
dijaga. Sebagai guardian of value, mahasiswa tentu harus menyadari bahwa nilai-
nilai luhur harus selalu ditegakkan, dan apabila ada yang berani menggoyangkan
nilai-nilai tersebut, maka mahasiswa akan menjadi garda terdepan untuk
melindunginya.

Sebagai Iron Stock

Peran dan fungsi mahasiswa dalam masyarakat yang ketiga yaitu sebagai iron
stock. Sebagai seorang mahasiswa, Anda diharapkan dapat menjadi sosok yang
berkepribadian baik dan berakhlak mulia. Hal ini karena Anda berperan sebagai
penerus bangsa.

Memiliki generasi muda yang berkepribadian baik, berakhlak mulia, serta berkualitas
baik, tentu akan membuat masa depan bangsa lebih cerah. Dengan peran penting
tersebut, mahasiswa sudah seharusnya sadar dan mempersiapkan diri sebaik
mungkin.
Sebagai Kekuatan Penjaga Moral

Peran dan fungsi mahasiswa dalam masyarakat yang keempat yaitu sebagai
kekuatan penjaga moral (moral force). Mahasiswa memiliki peran penting dalam
menjaga nilai-nail baik dalam masyarakat.

Sebagai seorang mahasiswa, Anda harus memiliki acuan dasar dalam berperilaku.
Terlebih di era sekarang, banyak nilai-nilai luar yang mudah masuk ke dalam negeri.
Nilai-nilai yang tak sesuai dengan kepribadian bangsa sudah seharusnya ditangkal.

Di sinilah peran dan fungsi mahasiswa sebagai kekuatan penjaga moral. Jati diri
bangsa Indonesia sudah seharusnya dijaga bersama-sama, termasuk oleh
mahasiswa.
Sebagai Pengontrol Kehidupan Sosial

Peran dan fungsi mahasiswa dalam masyarakat yang kelima yaitu sebagai
pengontrol kehidupan sosial (social control). Dalam peran dan fungsi ini, mahasiswa
menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah.

Saat ada hal yang tak sesuai dengan cita-cita serta nilai luhur bangsa, maka
mahasiswa dapat mewakili masyarakat untuk memberikan kritikan, saran dan solusi.
Dengan demikian, diharapkan arah kebijakan pemimpin tidak sampai melenceng
dan dapat sesuai dengan cita-cita serta nilai luhur bangsa.
5. Pengertian Tri Dharma Perguruan Tinggi : Makna
Implementasinya dan contoh
Awalnya mungkin kita masih asing dengan istilah Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Saat proses penerimaan dan penyambutan mahasiswa baru, kita baru
pertama kali mendengar istilah ini. Mahasiswa baru diperkenalkan tentang
istilah yang punya filosofi di dalamnya ini.
Kira-kira kamu masih ingat nggak tiga poin penting dalam Tri Dharma
Perguruan Tinggi?

Tiga poin ini dapat dikatakan sebagai tiga pilar pola pikir menjadi kewajiban
mahasiswa maupun sivitas akademika di kampus. Artinya, siapapun yang
menjadi bagian dari sivitas akademika harus menanamkan dan menerapkan tiga
pilar tersebut.

Sehingga implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak hanya dibebankan


kepada mahasiswa. Dosen pun ikut dalam pengimplementasiannya.

Pengertian Tri Dharma

Tri Dharma berasal dari Bahasa Sansekerta. Tri berarti tiga dan Dharma berarti
kewajiban.

Maka Tri Dharma adalah tiga kewajiban yang ada dalam perguruan tinggi. Tiga
kewajiban yang dimaksud adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.

Setiap komponen yang ada di perguruan tinggi yakni sivitas akademika


mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan dan melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi ini.

Hal ini diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang ini berbunyi: perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.

Tri Dharma Perguruan Tinggi juga dapat didefinisikan sebagai tujuan yang
harus dicapai perguruan tinggi.

Mengapa harus mengimplementasikan Tri Dharma?

Untuk menciptakan generasi muda yang terpelajar dengan pemikiran inovatif,


kreatif, dan mandiri. Melalui tiga kewajiban tersebut, upaya untuk membentuk
generasi intelektual yang mampu membangun bangsa di berbagai sektor dapat
dicapai.

Untuk itu perguruan tinggi di Indonesia berusaha untuk melaksanakan Tri


Dharma ini dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Berusaha secara terus-
menerus agar bisa mengimplementasikannya. Membuat kebijakan dan peraturan
yang mendukung tercapainya Tri Dharma ini. Nah, pertanyaan yang muncul
adalah apa saja dan bagaimana makna dari tiga kewajiban tersebut?

Simak penjelasannya dengan baik di bawah ini. Sebagai mahasiswa, kamu harus
tahu  Tri Dharma beserta makna yang terkandung di dalamnya.

Makna dan Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi

Seperti yang telah disinggung sedikit. 3 poin dalam Tri Dharma Perguruan
Tinggi adalah sebagai berikut.

1. Pendidikan dan Pengajaran


2. Penelitian dan Pengembangan
3. Pengabdian Kepada Masyarakat
Melansir ft.untidar.ac.id, 3 poin dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut
mempunyai pengertian dan ruang lingkupnya sendiri-sendiri. Mari kita mulai
bahas poin yang pertama.

1. Pendidikan dan Pengajaran

Dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi, pendidikan adalah usaha sadar dan


terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.

Dalam penelitian yang ditulis oleh Nur Machfud berjudul Persepsi Mahasiswa


Dalam Mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Institut Agama
Islam Negeri Salatiga, pendidikan adalah kegiatan dalam upaya menghasilkan
manusia terdidik yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan IPTEK, dan seni.
Pendidikan juga diartikan proses pewarisan ilmu pengetahuan dari dosen
ataupun dari mahasiswa.

Pendidikan dalam konteks ini berarti perguruan tinggi mempunyai peranan


penting untuk melahirkam bibit unggul melalui pendidikan dan pengajaran yang
berkualitas. Sehingga perguruan tinggi menghasilkan generasi penerus bangsa
yang cerdas sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Penelitian dan Pengembangan

Poin selanjutnya adalah penelitian dan pengembangan. Selain pendidikan dan


pengajaran poin juga tak kalah penting sebab dari penelitiannya mahasiswa dan
dosen dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian
merupakan proses untuk menemukan konsep, teori, dan informasi di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. 

Nah, penelitian di perguruan tinggi hendaknya memberikan manfaat bukan


hanya untuk saat ini api juga masa akan datang. Hasil penelitian dapat
digunakan oleh masyarakat dan membawa perubahan positif untuk kehidupan.

Selain itu, penelitian juga bisa digunakan untuk menjawab persoalan atau
masalah yang ada di masyarakat selama ini karena penelitian selalu dipengaruhi
oleh adanya kebutuhan dalam proses pembangunan. Untuk itu, mahasiswa dan
dosen didorong untuk menumbuhkan semangat dalam meneliti. Selalu merasa
ingin tahu dan menciptakan hal baru. 

Ada dua jenis penelitian yaitu penelitian terapan dan penelitian terhadap ilmu-
ilmu dasar. Penelitian dasar bertujuan untuk mengatasi masalah yang sedang
terjadi. Sedangkan penelitian ilmu-ilmu dasar bertujuan untuk menjawab
kebutuhan di masa depan. 

3. Pengabdian Kepada Masyarakat

Poin yang terakhir. Kamu pasti sering bukan mendengar pengabdian kepada
masyarakat? Program-program pengabdian kepada masyarakat sangat mudah
ditemukan di lingkungan kampus. Program ini tidak hanya digagas oleh dosen
tapi juga mahasiswa.

Biasanya mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kampus membuat


program pengabdian kepada masyarakat. Tema dan konsep nya beragam tapi
masih berhubungan dengan pengabdian kepada masyarakat; sumbangsih apa
yang diberikan kepada masyarakat.

Apa sih sebenarnya pengabdian kepada masyarakat? Jadi pengabdian kepada


masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan oleh sivitas akademika dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan masyarakat
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 
Kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi ini membuka ruang kepada
mahasiswa maupun dosen untuk berkontribusi secara langsung dan nyata.
Mereka bersosialisasi dengan masyarakat secara langsung.

Harapan, masyarakat merasakan langsung dampak positif dari ilmu


pengetahuan dan teknologi melalui program-program yang diadakan oleh sivitas
akademika.

Di lain sisi, sivitas akademika juga mampu memahami permasalahan sosial dan
kebutuhan masyarakat. Sehingga terjalin komunikasi dua arah secara langsung
di antara keduanya.

Contoh program pengabdian kepada masyarakat yakni Kuliah Kerja Nyata


(KKN), bina desa, penyuluhan, bakti sosial, hingga memberikan bimbingan
belajar kepada anak-anak. 

Lantas bagaimana kondisi implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi saat ini?

Ada tulisan menarik dari Sri Yuliawati, mahasiswa program pascasarjana


UHAMKA.

Ia melakukan penelitian dengan judul Kajian Implementasi Tri Dharma


Perguruan Tinggi Sebagai Fenomena Pendidikan Tinggi di Indonesia.

Dalam tulisan ini, Sri menemukan data empirik yang menunjukkan persoalan
yang menjadi penghambat keberhasilan perguruan tinggi dalam melaksanakan
Tri Dharma Perguruan Tinggi.

1. Sarana dan prasarana di perguruan tinggi yang kurang memadai


2. Belum optimalnya kinerja tenaga pendidik dan kependidikan
3. Manajemen perguruan tinggi belum tertata dengan baik
4. Kualitas perguruan tinggi masih kurang
Saat ini implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi masih belum sesuai dengan
target. Masih banyak celah dan kekurangan. Namun perguruan tinggi terus
berbenah. Memberikan dukungan dan dorongan agar sivitas akademika
mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan baik.

Sebagai kelompok intelektual, terdapat tanggung jawab yang besar untuk


memberikan kontribusi kepada lingkungan dan masyarakat. Itulah sivitas
akademika selalu didorong untuk mewujudkan Tri Dharma ini.
6. Alasan masuk universitas Bengkulu jurusan Hukum

Ingin menegakan keadilan,terutama hukum yang ada di Indonesia


seperti yang kita ketahui bahwa dalam segala aspek kehidupan di
masyarakat pasti memiliki aturan yang wajib di patuhi dan dijalani yang
mengatur tigkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai