Anda di halaman 1dari 2

Nama : TEGAR DIMAS HERLAMBANG

Nim : 1720201015
Semester :4

PERAN MAHASISWA DALAM DEMOKRASI BERDASARKAN PENDEKATAN


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Analisis Masalah
Mahasiswa sebagai subjek dan sealigus juga bisa menjadi objek dalam artikel di atas,
saat ini sedang menghadapi sebuah situasi dimana, mahasiswa harus memilih antara
penegakan idialisme ilmu pengetahuan ataukah situasi masyarakat yang akan memburuk dan
pencitraan buruk bagi mahasiswa itu sendiri. Selain itu posisi mahasiswa yang dinilai kuat,
adakalanya dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan seperti halnya
kepentingan politik,

Analisa Penyelesaian masalah


Mahasiswa, secara etimologis berarti siswa yang di-maha-kan, siswa yang dihormati dan
dihargai di lingkungan sekitar terutama lingkungan berbangsa bernegara. Bukan hanya itu, melainkan
ada yang lebih substansial lagi, mahasiswa dalam menjalankan aktifitasnya dituntut untuk mandiri,
kreatif, dan idependen.
Dalam kehidupan bermasyarakat, mahasiswa menjadi suatu komunitas unik yang khas,
bahkan ada yang mengatakan sebagai suatu yang aneh. Mengapa demikian? Karena mahasiswa
secara historis telah mencatatkan kaki dalam sejarah perubahan, menjadi garda terdepan, dan motor
penggerak perubahan. Komunitas mahasiswa dikenal dengan jiwa militannya dan pengorbanan yang
tak kenal lelah mempertahankan idealismenya, yang lebih substansial lagi, mahasiswa mampu
berada sedikit di atas kelas masyarakat karena dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya,
Melihat potensi mahasiswa yang begitu besar, tidak sepantasnyalah peran mahasiswa yang
hanya mementingkan kebutuhan pribadi saja. Melainkan harus tetap berkontribusi terhadap bangsa
dan negarnya. Seperti yang telah dituliskan di atas, mahasiswa bukan menjadi siswa yang tanggung
jawabnya hanya belajar, mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun
bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat.
Penulis sebagai mahasiswa dapat memetakan setidaknya ada beberapa peranan mahasiswa
yang akan dijabarkan sebagai berikut:

1.      Mahasiswa sebagai generasi pelurus atau pembuat perubahan


Mungkin istilah agen of change pada diri mahasiswa tidak asing lagi bagi kita, namun
seyogyanya dapat kita perhatikan definisi kata ”agen” hanya merujuk pada mahasiswa hanyalah
sebagai pembantu atau bahkan hanya menjadi objek perubahan, bukan sebagai pelurus atau
pembuat perubahan. Inilah alasan mengapa saat ini peranan mahasiswa banyak yang diboncengi
pihak-pihak yang mengaharapkan perubahan yang menguntungkan mereka seperti partai politik,
ormas, dan lainnya. Padahal seharusnya mahasiswa dapat bergerak independen, sesuai dengan
idealisme dan pengamalan ilmu pengetahuaan mereka.
Secara substansial, perubahan merupakan harga mutlak, setiap kebudayaan dan kondisi
pasti mengalami perubahan walaupun keadaanya tetap diam dan hal tersebut sudah menjadi hukum
alam. Sejarah telah membuktikan, bahwa perubahan besar terjadi di tangan generasi muda mulai dari
zaman nabi, kolonialisme, reformasi, dan lain sebagainya. Maka dari itu, mahasiswa dituntut bukan
hanya menjadi agen perubahan saja, melainkan pelahir perubahan itu sendiri yang tentunya ke arah
yang lebih baik.

2.      Mahasiswa Harus Memiliki Kemampuan Lebih dari Generasi Sebelumnya


Sebagai generasi penerus, tentunya mahasiswa harus memiliki kemampuan lebih dari
generasi sebelumnya, tentu termasuk di dalamnya adalah kemampuan berakhlak mulia. Dapat
dikatakan, bahwa mahasiswa adalah aset, cadangan, dan harapan bangsa masa depan. Lantas,
bagaimana cara agar menjadi penerus yang lebih baik? Tentu jawabannya adalah dengan
memperkaya pengetahuan yang ada terhadap masyarakatnya. Selain itu, mempelajari berbagai
kesalahan yang ada pada generasi sebelumnya juga diperlukan sehingga menjadi bahan evaluasi
dalam pengembangan diri.

3.      Mahasiswa Berperan sebagai Kontrol Sosial


Peran mahasiswa sebagai kontrol sosial terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam
masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dengan gagasan dan ilmu yang dimilikinya memiliki peranan
menjaga dan memperbaiki nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Mengapa harus menjadi social
control? Kita semua tahu, bahwa mahasiswa itu sendiri lahir dari rahim rakyat, dan sudah seyogyanya
mahasiswa memiliki peran sosial, peran yang menjaga dan memperbaiki apa yang salah dalam
masyarakat.
Harus dikoreksi, bahwa pergerakan mahasiswa bukan hanya sekedar turun ke jalan saja,
melainkan harus lebih substansial lagi, misalnya dengan diskusi, kajian dan lain sebagainya. Bukan
hanya itu, sifat peduli terhadap rakyat juga dapat ditunjukkan ketika mahasiswa dapat memberikan
bantuan baik secara moril dan materil bagi siapa saja yang membutuhkannya, lebih dari itu,
keteladanan dalam menyikapi perkembangan IPTEK tentu harus diperlihatkan oleh mahasiswa.

4.        Mahasiswa Harus Memiliki Keteladanan Moral Bagi Masyarakat


Sebagai umat muslim, kita kenal bahha tokoh yang paling berpengaruh bagi kehidupan
manusia adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau kita kenal sebagai tokoh pengubah dengan modal
kekuatan keteladanan dalam segala aspek kehdupannya, bagitu pula mahasiswa yang  dalam
kehidupannya dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat. Hal
ini menjadi beralasan karena mahasiswa adalah bagian dari masyarakat sebagai kaum terpelajar
yang memiliki keberuntungan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Disadari peran mahasiswa yang satu ini telah banyak ditinggalkan, banyak kegiatan
mahasiswa yang berorientasi pada kehidupan hedonism dan anarkis. Sehingga memunculkan sikap
kurang simpati dari masyarakat meski tujuan dari kegiatan tersebut baik. Oleh karena itu mahasiswa
seharusnya mencontoh bagai mana Rassulullah bisa merubah sebuah tatanan yang tidak hanya
dalam scup Negara.
Sejauh ini penulis berpandangan bahwa point terakhir ini yang terpenting, karena dengan
melihat sejarah Nabi Muhammad SAW yang dapat berhasil berdakwa dan merubah tatanan dunia
juga dengan kemampuan keteladanan dan sikap mental berani serta tidak arogan dan juga
kepandaian spiritual dan emosional.

Anda mungkin juga menyukai