Anda di halaman 1dari 5

GERAKAN MAHASISWA PMII

Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di


dalam 

maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, 

intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di


dalamnya. 

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi


cikal 

bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu wadah para
pemuda 

pemudi intelektual dalam mengembangkan paradigma kritisme terhadap


lingkungan 

sekitar khususnya pada masyarakat dan negara. Pengembangan paradigma seperti


itu 

diharapkan dapat memunculkan sebuah gagasan berbentuk perubahan nyata yang


memang 

sudah menjadi totalitas warga pergerakan dalam bersosialisasi.

Pergerakan dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa yang bertujuan


untuk 

membina dan mengembangkan potensi kemanusiaan agar gerak yang dinamika


dapat 

memberikan manfaat untuk alam sekitarnya. Kemudian mahasiswa yang berarti


orang yang 

belajar diperguruan tinggi dan mempunyai identitas diri sebagai orang yang
intelektual, 

religius, mandiri, dan sosial.

Mahasiswa selalu mewarnai perkembangan Indonesia. Sejak era kolonial,


kelompok 

mahasiswa telah berperan aktif dalam menginisiasi upaya-upaya kemerdekaan.


Mahasiswa sebagai penyalur aspirasi masyarakat untuk mengontrol kebijakan
pemerintah 

yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat sehingga dapat terjadi perubahan-
perubahan 

besar pada negeri ini. Contoh dari perubahan-perubahan besar di Indonesia, yaitu
terjadi 

pada 1966. Saat itu kehidupan rakyat semakin sulit, dan pada 1998 saat pemerintah
tidak 

dipercaya lagi oleh rakyat, semuanya melibatkan gerakan mahasiswa. Peran-peran


tersebut 

akan terus berlangsung sesuai dengan zamannya.

Bagi mahasiswa sendiri, keterlibatan dalam organisasi dapat memberi bekal dalam
banyak 

hal untuk menyiapkan diri ketika mereka sudah lulus kuliah nantinya. Kehidupan
dalam 

masyarakat tidak seperti dalam kelas di kampus yang semuanya dapat terkontrol.
Dengan

berorganisasi, mereka dapat memahami secara lebih utuh realitas di masyarakat,


serta 

dapat melatih jiwa kepemimpinan mereka. Melatih kepemimpinan merupakan


pelajaran 

penting yang didapat ketika memasuki organisasi mahasiswa. Latihan


kepemimpinan tidak 

dapat diperoleh dari buku, tetapi harus dijalani secara langsung saat menjalani
aktivitas 

mahasiswa. Saat mereka menggelar berbagai kegiatan yang melibatkan banyak


orang yang 

harus dikelola dengan baik, maka disitulah jiwa kepemimpinan akan muncul.

Kemampuan lain yang diperoleh menjadi aktivis mahasiswa adalah luasnya


wawasan. 

Umumnya, aktivis mahasiswa memiliki kegiatan diskusi rutin yang di dalamnya


membahas 
berbagai isu sosial kemasyarakatan yang lintas disiplin keilmuan yang ditekuni di
dalam 

kampus. Dengan demikian, mereka melihat sebuah persoalan dari perspektif yang
lebih luas 

karena wawasan yang dimilikinya tidak terbatas. Kemampuan komunikasi


merupakan 

ketrampilan penting yang tak akan mampu digantikan oleh teknologi. Keterampilan 

komunikasi inilah yang nantinya menentukan keberhasilan mereka di masa


mendatang.

Dengan berbagai soft skill yang diperoleh selama menjadi mahasiswa, para aktivis
memiliki 

peluang lebih besar diterima di tempat kerja, memiliki kemungkinan lebih sukses
dalam 

menjalani kariernya di masa depan, atau membangun usahanya sendiri


dibandingkan 

dengan mereka yang hanya berkutat pada kegiatan akademik saja. Dunia kerja
selama ini 

merasa kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi sementara


di sisi 

lain, lulusan baru juga kesulitan mendapatkan pekerjaan. Para aktivis mahasiswa
selalu 

berinteraksi dengan banyak orang, baik dengan masyarakat, jejaring mahasiswa di


kampus 

atau kota lain, termasuk dengan para senior yang telah sukses. Tentu saja hal
tersebut akan 

menjadi modal mereka untuk mewujudkan perubahan dalam masyarakat atau


membangun 

jajaring pribadinya yang nanti akan berpengaruh terhadap kariernya di masa


depan.

Perkembangan baru menuntut perubahan strategi untuk menarik minat para


mahasiswa 

baru untuk terlibat di dalamnya. Biaya kuliah yang mahal menuntut mahasiswa
untuk 
selesai tepat waktu sehingga memaksa mereka untuk fokus menyelesaikan tugas-
tugas 

perkuliahan. Kuliah daring yang sekarang berjalan karena pandemi mungkin akan
terus 

diselenggarakan dalam tingkatan tertentu. Hal ini juga akan mempengaruhi pola
gerakan 

mahasiswa. 

Untuk terampil dalam bidang profesi tertentu, kini pun tidak harus kuliah
mengingat 

banyak materi yang bisa dipelajari secara gratis di internet atau bisa mengikuti
berbagai 

program sertifikasi yang diakui secara internasional. Sejumlah perusahaan global


tidak lagi 

mensyaratkan punya gelar tertentu, yang penting adalah kompetensinya. 

Selama ini, organisasi ekstra kampus seperti PMII, HMI, IMM, dan lainnya
cenderung 

menjadi tempat berkumpulnya para mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang
sosial 

politik. Para senior mereka banyak yang menjadi politisi sukses, namun hal ini
membuat 

mahasiswa yang tidak memiliki minat dalam bidang tersebut kurang tertarik terlibat
di 

dalamnya. Selama menjadi aktivis, para mahasiswa umumnya memiliki sikap kritis 

terhadap kebijakan pemerintah atau perusahaan yang merugikan rakyat, namun


ketika 

mereka sukses berkarier sebagai pejabat, terdapat aktivis mahasiswa yang


kemudian 

tersandung kasus korupsi. 

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) selama ini telah menjadi tempat
belajar, 

mengembangkan sikap kritis, serta menjadi wadah aktualisasi pembelaan rakyat


para 
mahasiswa NU. Organisasi ini mesti terus beradaptasi dengan situasi baru ketika
proses 

pembelajaran semakin melibatkan teknologi, tuntutan profesionalitas dunia kerja,


serta 

munculnya disrupsi dalam berbagai bidang kerja.

Anda mungkin juga menyukai