Anda di halaman 1dari 10

DARUL ARQAM MADYA SE-INDONESIA TIMUR

PC IMM KABUPATEN TAKALAR

JUDUL KARYA

ESENSI TRILOGI IKATAN GUNA KESADARAN VERTIKAL


MASYARAKAT

SUBTEMA

KEPEMIMPINAN PROFETIK DI TINJAU DARI SEGI SOSIAL


BUDAYA

Diusulkan Oleh:
FATMAWATI PIKOM IMM POLONGBANGKENG

KABUPATEN TAKALAR

KOTA MAKASSAR

2021
ESENSI TRILOGI IKATAN GUNA KESADARAN VERTIKAL
MASYARAKAT
Oleh : FATMAWATI

PENDAHULUAN

Mahasiswa adalah jalinan masyarakat yang berperan penting sebagai agen


perubahan dan ujung tombak kepemimpinan bangsa. Salah satunya adalah
mahasiswa menjadi kekuatan spiritual bangsa karena mereka memiliki sejumlah
besar intelektual di negara ini yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
perubahan sosial, kekuatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesadaran
masyarakat sebelum adanya kelalaian pihak yang berwenang dalam tugas-tugas
pengelolaan, pemerintah atas nama rakyat, dan sekaligus sumber daya organisasi
perjuangan.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah gerakan mahasiswa Islam


berdasarkan agama Islam berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Dan ikut serta
dalam bidang agama, kemasyarakatan dan kemahasiswaan dalam rangka
menciptakan ulama Islam yang berakhlak mulia untuk mencapai tujuan
Muhammadiyah (Pasal 1,5 dan AD IMM AD IMM 7). Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM), sebagai salah satu elemen bangsa, adalah gerakan
mahasiswa yang memiliki peran strategis dalam menciptakan kehidupan yang baik
bagi bangsa ini. Sebagai agen perubahan, yang IMM perlu didukung oleh
eksekutif dengan kualifikasi dan kapasitas untuk efek perubahan sosial.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau yang biasa dikenal sebagai IMM


adalah organisasi otonom (Ortom) dari Muhammadiyah. Organisasi ini merupakan
organisasi kemahasiswaan yang berbasis Al-Islam dan Muhammadiyah. Sebagai
organisasi kemahasiswaan, IMM memiliki tiga kerangka dalam perjalanan
organisasinya, salah satunya adalah kemanusiaan, di mana tubuh mahasiswa
Muhammadiyah harus manusiawi, sosialis dan saling peduli. Sebuah proses
pembelajaran harus mampu menghasilkan output agar benar-benar siap secara
sosial. Proses tersebut pada akhirnya harus mampu melatih individu yang siap
pakai. Oleh karena itu, perlu adanya proses pembelajaran yang berbasis fakta,
yang dapat membaca kebutuhan masyarakat.
Salah satu bentuk kegiatan kemanusiaan adalah bakti sosial, bakti sosial ini
merupakan program kegiatan tahunan bidang sosial dan pemberdayaan
masyarakat (SPM). Tindakan bakti sosial ini merupakan bentuk kepedulian dan
tanggung jawab sosial yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Mahasiswa yang
merupakan fundamental change agent atau agen perubahan akan mampu menjadi
mediasi antara pemerintah dan masyarakat kelas bawah untuk menjadi simbol
perubahan di negeri ini. Diharapkan hasil bakti sosial ini merupakan upaya untuk
menumbuhkan kesadaran sosial yang ada pada diri mahasiswa.

Masalah atau kekhawatiran umum yang belum dimiliki mahasiswa adalah


pengembangan kepribadian kesejahteraan, termasuk mahasiswa yang belum
memahami dan memahami pentingnya kesejahteraan, yang merupakan standar
setengah pengangguran. peduli tentang siswa itu sendiri, khususnya membantu
mahasiswa membuat lebih banyak pilihan. , masih ada mahasiswa yang hanya
mementingkan diri sendiri, sikap acuh tak acuh terhadap orang lain, budaya
gotong royong mulai luntur, masih ada mahasiswa yang egois, kurang
memperhatikan orang lain.

Pembentukan dan pengembangan kepribadian mahasiswa dapat berlangsung


melalui pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan karakter pada pendidikan
nonformal dilaksanakan di lingkungan keluarga dan masyarakat, sedangkan
pendidikan formal dapat dilaksanakan di kampus, termasuk keikutsertaan dalam
kegiatan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Menurut peneliti, kesadaran sosial mahasiswa sangat penting untuk


dipelajari karena mahasiswa sendiri adalah salah satu agen perubahan, Mahasiswa
harus mampu memimpin. Mahasiswa harus memiliki jiwa sosial yang tinggi
karena seperti yang kita lihat keadaan negara sekarang ini jauh dari ideal, dimana
banyak penyakit masyarakat yang menjangkiti tubuh bangsa ini, mulai dari
pejabat senior hingga bawahan dan tentunya. ke banyak orang. Untuk itu,
mahasiswa harus menghindari semua hal tersebut, yang nantinya setelah keluar
dari kelas dituntut siswa untuk berintegrasi dan berintegrasi ke dalam kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa harus dilatih sejak dini melalui forum
yang disediakan oleh sekolah, khususnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
melalui kegiatan bakti sosial, kegiatan ini dinilai sangat efektif dalam
pembentukan jiwa mahasiswa dan kepekaan sosial terhadap masyarakat. Secara
tidak langsung, mahasiswa diminta untuk mengubur semangat individualisme dan
memupuk solidaritas dalam kelompok panitia bakti sosial.

Nilai positif dari gelar ini adalah semua ini bertujuan untuk menciptakan
generasi muda yang memiliki rasa sebagai warga negara yang baik, menciptakan
perubahan perilaku yang lebih matang secara psikologis. dan sosial budaya,
terutama ketika warga negara sadar akan hak dan kewajibannya serta memiliki
sikap baik hati, menghargai orang lain dan lingkungan (lingkungan). Melihat
keadaan mahasiswa yang seperti itu, mahasiswa dalam kehidupannya tidak dapat
memberikan contoh yang baik, keteladanan yang cemerlang, telah meninggalkan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Oleh karena itu, kegiatan bakti
sosial merupakan kegiatan yang penting dan akan berdampak positif bagi
mahasiswa itu sendiri. Melalui kegiatan bakti sosial, seorang mahasiswa akan
belajar untuk berintegrasi ke dalam masyarakat dan menerapkan ilmu yang
dipelajari di kelasnya.

Nilai negatifnya adalah tidak semua mahasiswa tertarik mengikuti kegiatan


IMM dan belum pasti apakah peran IMM akan berhasil dalam meningkatkan
kesadaran sosial mahasiswa. Sementara kegiatan mahasiswa sekarang diarahkan
ke hedonisme, mereka sering menghabiskan waktu mereka dalam acara flirting
dan lebih memilih festival dan kompetisi musik untuk tujuan kreatif daripada
minat. dan memperbaiki kondisi masyarakat serta menyalurkan kreativitasnya ke
dalam hal-hal yang menggerakkan masyarakat. , citra mahasiswa seperti generasi
terlena yang melupakan tugas dan tanggung jawab seorang pemuda. Dan sebagai
mahasiswa harus menciptakan nilai-nilai yang tinggi dan nilai-nilai yang berbeda
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
ISI

Menurut Gunawan (2012:3), kepribadian adalah keadaan awal yang ada


pada diri individu seseorang yang membedakan dengan orang lain. Hidayatullah
(2010:13) menyatakan bahwa ciri-ciri kepribadian yang dimiliki oleh setiap
individu. Jika karakter seseorang tidak dikembangkan, maka akan menjadi
lembek, sehingga kepribadian yang tumbuh perlu dilatih setelah latihan, maka
karakter tersebut akan menjadi kuat dan terwujud menjadi kebiasaan. Seseorang
dapat dikatakan berkarakter jika ia telah berhasil menyerap nilai-nilai dan
kepercayaan yang diinginkan masyarakat dan yang mereka gunakan sebagai
kekuatan moral dalam hidupnya.

Menurut Kemendiknas (2010:29), bansos adalah sikap dan tindakan yang


bercita-cita untuk memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang
lain. Seseorang tidak dapat mengembangkan cita - citanya tanpa bantuan orang
lain. Membantu dan memikirkan kebaikan orang lain adalah tindakan yang terpuji.
Tindakan seperti itu sering disebut baik hati atau baik hati. Pendidikan karakter
kesejahteraan merupakan hal penting yang perlu dikembangkan pada diri peserta
didik agar memiliki rasa kepekaan terhadap kondisi sekitar dan saling menghargai.
Dari pentingnya pendidikan karakter, diharapkan IMM dapat mengembangkan
kepribadian mahasiswa menjadi manusia yang baik, kepribadian yang baik
terutama kepribadian yang sejahtera melalui kegiatan bakti sosial.

Seseorang dapat dikatakan berperan jika ia telah melaksanakan hak dan


Seseorang dapat dikatakan berperan tertentu apabila telah melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan status sosialnya dalam masyarakat, seperti organisasi
dalam masyarakat atau lembaga pendidikan, organisasi yang mampu
memberikan hal-hal yang bermanfaat bagi seluruh anggotanya. untuk dapat
bergabung dengan komunitas nanti. Itu salah satu cara yang harus dilakukan
dengan bagaimana mengembangkan karakter kesejahteraan untuk orang yang baik
tanpa keraguan.
Islam adalah satu-satunya agama tauhid yang benar di bawah kesaksian
Allah dengan prinsip tauhid aqidah dan mengemban misi sebagai hudan rahmatan
lil'alamin (petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam). Oleh karena itu, Islam harus
didukung dan diamalkan dalam kehidupan bersama di masyarakat. Ini merupakan
sunnatullah bagi manusia, khususnya umat Islam sebagai hamba Allah dan
Khalifah-Nya di muka bumi ini

Gerakan mahasiswa muslim sering muncul sebagai respon terhadap realitas


sosial ekonomi yang nyata. Sejarah melaporkan bahwa gerakan kampus Islam
muncul sebagai respon terhadap kaum muda Muslim dan mahasiswa tentang
kondisi sosial, agama, dan politik yang berlaku (Wildan, 2015: 426). Menurut
Wildan (2015:427428), keberadaan dan perkembangan gerakan Islam di berbagai
perguruan tinggi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
ideologis, faktor utama pemerintahan, globalisasi dan faktor struktural peluang
politik.

Menyusul munculnya tiga gerakan mahasiswa muslim pada masa


kemerdekaan Indonesia, memasuki masa reformasi, Indonesia telah menyaksikan
munculnya gerakan mahasiswa muslim yang menyebarluaskan gagasan dari tiga
organisasi gerakan mahasiswa yaitu Koalisi Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI) yang didirikan pada tahun Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah
Kampus (FSLDK). Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Dakwah
Amar Ma`ruf Nahi Mungkar dan tajdid, merupakan salah satu kreasi umat Islam
yang bertujuan untuk menggerakkan dan membimbing umat dalam menjalankan
fungsi dan perannya. Dalam konteks keberlangsungan fitrah dan misinya,
Muhammadiyah membutuhkan pengembangan tim perintis yang mewujudkan dan
menyempurnakan cita-citanya serta substansi dan gerak perjuangannya yang
stabil, dinamis.

Sedangkan menurut Sari (2014:21), sikap toleransi dan kepedulian sosial


mahasiswa tercermin dari menghargai pendapat orang lain, ramah tanpa
membedakan suku dan agama, saling menghargai, mengendalikan emosi, tidak
bercanda, teman, dan melakukan berbagai kegiatan sosial. , menghormati pejabat
sekolah, saling membantu, menjenguk teman yang sakit, berduka saat orang tua
mahasiswa meninggal.

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain.


Seseorang tidak dapat mengembangkan cita-citanya tanpa bantuan orang lain.
Membantu dan memikirkan kebaikan orang lain adalah tindakan yang terpuji.
Tindakan seperti itu sering disebut baik hati atau baik hati. Pendidikan karakter
kesejahteraan merupakan hal penting yang perlu dikembangkan agar peserta didik
memiliki rasa kepekaan terhadap kondisi sekitar dan saling menghargai. Dari
pentingnya pendidikan karakter, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan
karakter menjadi pribadi yang baik dan memiliki karakter yang baik, terutama
kepribadian yang sejahtera.

Menurut Siswoyo (2007:121), mahasiswa dapat didefinisikan sebagai


individu yang menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, baik negeri
maupun swasta, atau lembaga lain yang setingkat dengan universitas. Mahasiswa
dinilai sangat intelektual, cerdas dalam berpikir dan berencana dalam bertindak.
Berpikir kritis dan cepat, tindakan yang tepat adalah ciri umum pada setiap
mahasiswa, prinsip yang saling melengkapi. Mahasiswa ditempatkan dalam tahap
perkembangan antara usia 18 dan 25 tahun. Tahap ini dapat diklasifikasikan dari
masa remaja akhir sampai masa dewasa awal, dan ditinjau dari perkembangannya,
tugas perkembangan pada usia sekolah ini adalah untuk membentuk kehidupan.

Layanan sosial, juga dikenal sebagai layanan sosial, adalah kegiatan yang
mengekspresikan kesadaran humanistik di antara orang-orang. Bakti sosial
merupakan kegiatan yang dapat mempererat tali persaudaraan kita. Pelayanan
sosial diselenggarakan untuk tujuan tertentu. Bakti sosial antar warga oleh
mahasiswa dimaksudkan untuk menciptakan rasa cinta, peduli, dan saling peduli
antar mahasiswa dalam masyarakat luas yang membutuhkan bantuannya.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau biasa disebut IMM adalah


organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah. Organisasi ini merupakan organisasi
kemahasiswaan yang berbasis Al-Islam dan Muhammadiyah. Sebagai organisasi
kemahasiswaan, IMM memiliki kerangka Tri Dimensi dalam perjalanan
organisasinya. Salah satunya Humanitas, dimana serikat mahasiswa
Muhammadiyah harus manusiawi, sosialis dan saling peduli.

Suatu proses pembelajaran harus mampu menghasilkan output agar


benarbenar siap secara sosial. Proses tersebut pada akhirnya harus mampu melatih
individu yang siap pakai. Untuk itu, perlu adanya proses pembelajaran berbasis
fakta. Belajar membaca kebutuhan masyarakat. Salah satu bentuk kegiatan
kemanusiaan adalah bakti sosial yang merupakan program tahunan
Pemberdayaan Masyarakat dan Sosial (SPM) di organisasi IMM. Tindakan bakti
sosial ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat. Mahasiswa yang merupakan fundamental change
agent atau agen perubahan akan mampu menjadi mediasi antara pemerintah dan
masyarakat kelas bawah untuk menjadi simbol perubahan di negeri ini.
Diharapkan hasil dari bakti sosial ini merupakan upaya untuk meningkatkan
kepedulian sosial di kalangan mahasiswa.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau biasa disebut IMM adalah


organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah. Organisasi ini merupakan organisasi
kemahasiswaan yang berbasis Al-Islam dan Muhammadiyah. Sebagai organisasi
kemahasiswaan, IMM memiliki kerangka Tri Dimensi dalam perjalanan
organisasinya. Salah satunya Humanitas, dimana serikat mahasiswa
Muhammadiyah harus manusiawi, sosialis dan saling peduli. Salah satu bentuk
kegiatan kemanusiaan adalah bakti sosial yang merupakan program tahunan
Pemberdayaan Masyarakat dan Sosial (SPM) di organisasi IMM. Tindakan bakti
sosial ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat. Mahasiswa yang menjadi agen perubahan atau agen
perubahan fundamental akan mampu menjadi mediasi antara pemerintah dan
masyarakat kelas bawah untuk menjadi simbol perubahan di negeri ini.
Diharapkan hasil bakti sosial ini merupakan upaya untuk menumbuhkan
kesadaran sosial yang ada pada diri siswa.

Kesejahteraan dapat ditunjukkan dengan memperlakukan teman atau orang


di sekitarnya dengan bersikap seolah-olah ingin berbagi, membantu, dan bekerja
sama. Kinerja pendidikan karakter eksekutif dapat dilihat dari sikap empati
terhadap mahasiswa lain. Lembaga sosial merupakan alat yang digunakan untuk
melakukan berbagai peran dalam masyarakat untuk menanamkan nilai dan norma
sosial. Pembentukan karakter harus dimulai dari pengetahuan (teori). Pengabdian
kepada masyarakat merupakan proses pemberdayaan untuk kepentingan
masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan secara terus menerus
dan berkesinambungan, karena membangun masyarakat merupakan proses yang
panjang. Tindakan dapat berupa kasih sayang, kecemasan, atau empati. Orang
yang peduli terhadap orang lain menunjukkan kasih sayangnya melalui tindakan
atau perbuatannya.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan peneliti pada bab


sebelumnya, disimpulkan bahwa secara umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
telah berperan sangat penting dalam memajukan kesejahteraan mahasiswa melalui
kegiatan bakti sosial. Himpunan Mahsiswa Muhammadiyah sebagai organisasi
dakwah memiliki identitas yaitu triad IMM, salah satu trio tersebut adalah
kemanusiaan. Dukungan sosial merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat
yang meningkatkan karakter prososial mahasiswa kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi. Bandun:


Alfabeta.

Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban


Bangsa. Surakarta: UNS Press&Yuma Pustaka.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan


Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum.

Sari, Yuni Maya. 2014. “Pembinaan Toleransi Dan Peduli Sosial Dalam Upaya
Memantapkan Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition) Siswa”.Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial Volume 23, No. 1, Edisi Juni 2014 : 15-26.

Siswoyo, D. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Wildan, Muhammad (dkk) 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jilid 3.


Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.

Anda mungkin juga menyukai