Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK

KEPRIBADIAN MAHASISWA UNTUK MENCEGAH


TINDAKAN PERUNDUNGAN DAN PENYIMPANGAN SOSIAL
DI LINGKUNGAN KAMPUS

Dosen Pengampu :
Asep Supriyana, S.S., M.Pd.

Disusun Oleh :
Ananda Putra Fajar
1706622004

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.”

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
2022
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK
KEPRIBADIAN MAHASISWA UNTUK MENCEGAH
TINDAKAN PERUNDUNGAN DAN PENYIMPANGAN SOSIAL
DI LINGKUNGAN KAMPUS
Penulis : Ananda Putra Fajar

Pembangunan karakter ialah salah satu tujuan pendidikan nasional . Dalam UU


Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menerangkan bahwa tujuan
pendidikan nasional merupakan berkembangnya kemampuan peserta didik supaya
memiliki kecerdasan , karakter , serta akhlak mulia . Tujuan pendidikan ini guna
menjadikan pendidikan tidak cuma untuk membentuk insan Indonesia yang cerdas,
tetapi lebih berkepribadian membentuk kepribadian ataupun berkarakter . Sehingga
nantinya hendak melahirkan generasi - generasi bangsa yang unggul dan tumbuh serta
berkembang dengan kepribadian yang bernafaskan berlandaskan nilai - nilai luhur
bangsa dan agama.
Lantas apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter? Menurut wikipedia
pendidikan karakter ialah suatu bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu
tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Karakter merupakan
perpaduan antara akhlak, etika, serta moralitas. Akhlak lebih menitikberatkan pada kualitas
perbuatan. Di sisi lain, etika memberikan penilaian tentang baik dan buruk, berdasarkan
norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu, sedangkan tatanan moral
menekankan bahwa pada hakikatnya manusia telah tertanam keyakinan di mana keduanya
baik dan buruk itu ada. Oleh karena itu, pendidikan karakter diartikan sebagai pendidikan
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam mengambil keputusan baik dan buruk,
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari secara
maksimal.
Namun, apa arti dari mahasiswa itu sendiri? Menurut KBBI, mahasiswa ialah
seseorang yang belajar di perguruan tinggi. Statusnya pun berubah saat ia melanjutkan
studinya yang awalnya mahasiswa akan menjadi mahasiswa. Kata “siswa” dan “mahasiswa”
digunakan di sini karena seseorang telah menempuh pendidikan yang melebihi tingkat
pendidikan siswa lainnya. Secara logika, mahasiswa sudah memiliki pengetahuan, sikap,
karakter, dan kemampuan intelektual yang lebih tinggi dari sebelumnya. Semua itu sudah
lama terbentuk sebelum menjadi mahasiswa begitu juga dengan karakter yang sudah lama

1
terbentuk saat TK, SMP atau SMA. Karena pendidikan karakter kurang diperhatikan maka
muncul beberapa stigma permasalahan yang menyebabkan terjadinya perundungan atau
penyimpangan sosial yang lainnya seperti pelecehan seksual.
Apa itu penyimpangan sosial? Menurut KBBI, perilaku penyimpangan sosial adalah
perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang
terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam
masyarakat. Pemicu terbentuknya penyimpangan sosial dapat berasal dari pembawaan
masing- masing individu ataupun berasal dari luar semacam keadaaan sekitar ataupun
pengaruh orang lain. Penyimpangan sosial bisa dibedakan menjadi penyimpangan sosial
negatif dan positif, meskipun jumlah positif lebih sedikit dan tidak sering ditemui.
Secara umum terdapat dua faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual, yakni faktor
natural (alami) atau biologis dan faktor sosial budaya. Yang pertama ada faktor natural atau
biologis, pada faktor ini diasumsikan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki
rasa ketertarikan yang besar satu sama lain. Oleh sebab itu respon yang diharapkan timbul
pada perempuan merupakan perasaan tersanjung ataupun minimalnya tidak merasa terganggu
oleh aksi tersebut. Tetapi pada realitasnya, korban merasa terganggu dan terhina karena
merasa dilecehkan. Yang kedua ada Faktor faktor sosial budaya yang tumbuh di masyarakat
adalah ketimpangan gender serta relasi kuasa Faktor faktor ini menjelaskan bahwa pelecehan
seksual adalah bentuk dari suatu sistem partiakal dimana laki-laki dianggap lebih berkuasa
dan kepercayaan dalam masyarakat mendukung asumsi tersebut.
Aspek relasi kuasa yang kerapkali ditemukan di kampus, korban kekerasan seksual
merasa terpaksa, tidak berani menolak ataupun cuma diam dikala menghadapi pelecehan
seksual lantaran pelaku umumnya merupakan seorang yang mempunyai peran serta kuasa di
kampus, entah itu selaku seseorang dosen, staf maupun pemimpin organisasi tertentu di
kampus.
Korban kekerasan seksual di kampus merasa khawatir, lantaran status selaku
seseorang mahasiswa yang masih berhubungan dengan pelaku, terdapatnya ancaman dan
diskriminasi nilai maupun kesulitan lulus jadi salah satu aspek korban tidak berani
melaporkan aksi pelaku. Tidak hanya itu, ketakutan mendapatkan stigma negatif dari
masyarakat setempat ataupun disalahkan oleh bermacam pihak serta dianggap melebih-
lebihkan ataupun dikira “dia yang menggoda”, “dia menikmati” jadi pertimbangan korban
untuk memilih diam yang seharusnya korban memiliki hak menemukan keadilan serta
memperoleh pemulihan.

2
Maka dari itu pendidikan karakter mempunyai peran penting bagi semua peserta
didik, termasuk para mahasiswa karena mereka mengemban tugas sebagai agent of change
(agen perubahan) yang nantinya diharapkan dapat membuat perubahan pada pemerintahan
Indonesia kedepannnya dan bisa membuat nama Indonesia dapat berkiprah di kanca
internasional serta membantu Indonesia menghadapi masa persaingan global ini. Tugas
tersebut diberikan kepada mahasiswa sebab mereka dianggap selaku calon pemimpin masa
depan yang mempunyai mutu Pendidikan pendidikan yang mencukupi sehingga dianggap
bisa menolong pemerintah dalam memajukan Indonesia jadi lebih baik. Mahasiswa bisa
mendapatkan pengalaman lewat aktivitas yang diadakan oleh fakultas ataupun universitas
sebab aktivitas tersebut bisa membentuk kepribadian para mahasiswa jadi lebih terencana.
Namun, tidak seluruh mahasiswa berkeinginan untuk ikut serta dalam aktivitas mahasiswa
tersebut karena mereka masih memiliki karakter yang kurang terbuka terhadap
lingkungannya.
Dari perilaku mahasiswa yang tidak berkeinginan untuk mengikuti aktivitas
mahasiswa membuat timbulnya istilah- istilah untuk kelompok mahasiswa tersebut, antara
lain kelompok mahasiswa kupu- kupu yang kegiatannya cuma kuliah-pulang-kuliah, yang
kedua kelompok mahasiswa cheerleader yang kegiatannnya kegiatannya cuma meramaikan
aktivitas kampus tetapi tidak turut dalam aktivitas kampusnya, serta yang ketiga kelompok
mahasiswa yang aktif organisasi. Dari ketiga tipe kelompok mahasiswa, jenis ketiga ialah
kelompok mahasiswa yang sangat baik sebab mereka mempunyai keahlian untuk
meningkatkan karakter yang mereka miliki melalui aktivitas mahasiswa maupun organisasi.
Maka dapat disimpulkan pendidikan karakter dapat diawali dari tingkatan yang paling
dasar hingga tingkatan lanjut serta dapat diawali dari kelompok kecil, seperti di dalam
keluarga. Tidak hanya mendapatkan pendidikan formal di dalam kampus, mahasiswa pula
bisa mendapatkan pembelajaran kepribadian lewat bermacam unit aktivitas mahasiswa yang
berada di fakultas ataupun universitas, misalnya seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Dengan mengikuti kegiatan tersebut mahasiwa dapat bersosialisasi dengan mahasiswa lain
serta bersikap terbuka terhadap hal baru.

3
DAFTAR PUSTAKA

Kok Kekerasan Seksual Bisa Terjadi Di Kampus? (18 Desember 2020). bem.rema.upi.edu.
Mokhammad. (24 Mei 2018). 70+ Contoh Penyimpangan Sosial di Masyarakat, Sekolah &
Keluarga. HarusPintar.com.
Nilawanti, L. (Januari 2022). Cara Menulis Daftar Pustaka dari Internet dan Contohnya.
Gramedia.com.
Pelecehan Seksual di Kampus, Bagiamana Menaganinya? (11 November 2021).
MediaIndonesia.com.
Pendidikan Karakter. (2022). Wikipedia.org.
UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (15 Juli 2019). Jogloabang.com.

Anda mungkin juga menyukai