Nim : 0307232033
Jurusan : MPI 1
Dosen Pengampu : Subban Lubis, MA
Mata kuliah : Sosiologi Pendidikan
RINGKASAN MATERI
Konsep Dasar Sosiologi Pendidikan
Pengertian Sosiologi: Sosiologi merupakan pengetahuan tentang hidup bermasyarakat. Sosiologi
mencari tahu tentang hakikat dan sebab-sebab dari berbagai pola pikiran dan tindakan manusia yang
teratur dan dapat berulang.
Tujuan Sosiologi Pendidikan: Tujuan sosiologi pendidikan adalah mengatasi masalah sosial seperti
kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan dengan pendidikan. Sosiologi pendidikan juga
bertujuan untuk menganalisis dan meneliti lembaga pendidikan serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi di dalamnya.
Objek Sosiologi Pendidikan: Objek penelitian sosiologi pendidikan adalah tingkah laku manusia
dan institusi sosial yang terkait dengan pendidikan.
Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan: Ruang lingkup sosiologi pendidikan meliputi hubungan
sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, seperti hubungan pendidikan dengan
sistem sosial atau struktur sosial, hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial
dan sistem kekuasaan, fungsi pendidikan dalam kebudayaan, dan fungsi sistem pendidikan dalam
proses perubahan sosial dan kultural atau usaha mempertahankan status quo.
Proses sosial dalam pendidikan melibatkan interaksi antara individu-individu yang terlibat
dalam kegiatan pendidikan. Interaksi sosial adalah hubungan dinamis antara individu-individu
atau kelompok-kelompok manusia yang saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan.
Dalam konteks pendidikan, interaksi sosial terjadi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa,
serta antara siswa dengan lingkungan pendidikan lainnya.
Interaksi sosial dalam pendidikan dapat memiliki berbagai bentuk, baik positif maupun negatif.
Bentuk positif dari interaksi sosial adalah kerja sama, akomodasi, dan asimilasi, di mana
individu atau kelompok saling bekerja sama, menyesuaikan diri, dan mengintegrasikan diri
dengan kelompok lain. Bentuk negatif dari interaksi sosial adalah persaingan, kontravensi,
oposisi, dan konflik, di mana terjadi persaingan, pertentangan, atau konflik antara individu atau
kelompok.
Dalam proses sosial pendidikan, interaksi sosial menjadi dasar utama. Tanpa adanya interaksi
sosial, tidak akan mungkin terjadi kehidupan bersama dalam pendidikan. Interaksi sosial
memungkinkan individu atau kelompok untuk bekerja sama, saling berkomunikasi, dan
mencapai tujuan bersama. Proses sosial dalam pendidikan juga melibatkan dinamika sosial dan
kultural, perkembangan kepribadian, serta hubungan antara proses pendidikan dengan tata
sosial masyarakat.
Sosialisasi
Sosialisasi dalam konteks pendidikan adalah proses di mana seseorang belajar dan
menyesuaikan diri dengan norma, nilai, dan perilaku yang ada dalam masyarakat. Proses ini
terjadi melalui interaksi sosial dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar. Sosialisasi
dalam pendidikan dapat dilakukan secara formal melalui institusi pendidikan seperti sekolah
dan perguruan tinggi, serta secara non-formal melalui kursus dan pelatihan. Melalui sosialisasi,
individu mempelajari pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang
diperlukan untuk perkembangan kepribadiannya.
Teori Struktural Fungsional: Teori struktural fungsional adalah teori yang menekankan
pentingnya struktur sosial dalam menjaga keseimbangan dan kestabilan dalam masyarakat.
Teori ini berpendapat bahwa setiap bagian dari masyarakat memiliki fungsi tertentu yang
berkontribusi pada kelangsungan dan keharmonisan keseluruhan sistem sosial.
Teori Konflik: Teori konflik adalah teori yang menekankan adanya konflik dan pertentangan
kepentingan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Teori ini berpendapat bahwa
konflik sosial merupakan faktor penting dalam perubahan sosial dan bahwa ketidaksetaraan
sosial dan ketegangan antara kelompok-kelompok sosial adalah hal yang umum dalam
masyarakat.
Nilai dalam Pendidikan: Nilai-nilai dalam pendidikan memiliki peran penting sebagai
pendorong terjadinya perubahan sosial dan pengembangan potensi kompetensi peserta didik.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Norma dalam Pendidikan: Norma-norma dalam pendidikan juga memiliki peran penting.
Standar nasional pendidikan, seperti standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan, digunakan sebagai kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pendidikan, sekolah juga memiliki tugas mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa
dengan mempersatukan nilai-nilai yang beragam demi kepentingan nasional. Sekolah harus
menanamkan nilai-nilai yang dapat menjadikan anak-anak sebagai generasi yang mencintai
daerah, bangsa, dan tanah air.
Dengan demikian, nilai dan norma dalam pendidikan memiliki peran penting dalam
membentuk karakter dan mengembangkan potensi peserta didik sebagai bagian dari
masyarakat sosial.
Pengertian Struktur Sosial: Struktur sosial adalah susunan antar komponen yang meliputi status
dan peranan yang ada di dalam satuan sosial yang didalamnya terdapat nilai-nilai dan norma-
norma yang mengatur perilaku antara status dan peranan di dalam masyarakat. Struktur sosial
dan sistem sosial merupakan dua hal di dalam ilmu sosial yang tidak dapat dipisahkan
keberadaannya, sebab struktur sosial lebih ditekankan pada wujud fisik suatu unsur-unsur
sosial, sedangkan sistem sosial lebih mengarah pada mekanisme atau kinerja sistem tersebut
yang berupa aturan main dari struktur itu sendiri.
Pengertian Hubungan Sekolah dan Masyarakat: Menurut tim dosen administrasi pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia, hubungan masyarakat dan sekolah merupakan komunikasi
dua arah antara organisasi dengan publik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan
manajemen. Hubungan ini bertujuan untuk meningkatkan pembinaan kerjasama serta
pembunuhan kepentingan bersama.
Sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan zaman tidak terlepas dari fungsi
pendidikan.
Konsep Kebudayaan: Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil
karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara
belajar. Tindakan manusia yang didapat tidak dengan belajar seperti tindakan naluri, beberapa
refleks, beberapa tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa dalam
gen bersama kelahirannya (seperti makan, minum, atau berjalan dengan kedua kakinya), juga
dirombak olehnya menjadi tindakan kebudayaan. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu buddhayah. Bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan adalah
“hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Budaya adalah daya dan budi yang berupa cipta
karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Kata culture
merupakan kata yang sama artinya dengan kebudayaan. Berasal dari bahasa latin colore yang
berarti mengolah, mengerjakan, terutama menyangkut tanah. Konsep tersebut lambat laun
berkembang menjadi segala upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan
mengubah alam.
Peradaban: Peradaban sering juga disebut sebagai suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dari masyarakat
kota yang maju dan kompleks. Ada beberapa definisi tentang kebudayaan:
M. Jacobs dan B. J. Stren: Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi,
sosial, ideologi, religi, kesenian, serta benda yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
Koentjaraningrat: Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan manusia yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Dr. K. Kupper: Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan arah bagi
manusia dalam bersikap dan berperilaku baik secara individu maupun kelompok.
William H. Haviland: Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki
bersama oleh para anggota masyarakat yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.
Ki Hajar Dewantara: Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan makhluk
hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang para yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
Francis Meril: Kebudayaan adalah pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial.
Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu
masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis.
Bounded et.al: Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh difusi, yaitu penyebaran unsur-
unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain melalui berbagai cara, seperti perdagangan,
migrasi, dan penyebaran agama.
Stratifikasi Sosial Dalam Pendidikan: Pendidikan memiliki peran penting dalam stratifikasi
sosial. Bagi kelompok masyarakat dari kelas bawah, memiliki pendidikan tinggi memberikan
akses untuk memperoleh pekerjaan dan mengubah struktur sosial. Ijazah atau tamatan
pendidikan di perguruan tinggi dapat meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan
dibandingkan dengan mereka yang tidak menempuh atau gagal dalam pendidikan. Pendidikan
juga memainkan peran dalam mempersiapkan generasi masa depan yang dapat hidup sesuai
dengan perubahan sosial yang dinamis.
Sifat Stratifikasi Sosial: Stratifikasi sosial dapat memiliki sifat tertutup, terbuka, atau
campuran. Stratifikasi sosial tertutup adalah ketika anggota dari setiap strata sulit melakukan
mobilitas vertikal, seperti sistem kasta di India. Stratifikasi sosial terbuka adalah ketika
mobilitas sosial sangat besar dan anggota dapat bebas melakukan mobilitas vertikal maupun
horizontal, seperti seseorang yang memperoleh gelar kesarjanaan setelah menempuh
pendidikan di perguruan tinggi. Stratifikasi sosial campuran adalah kondisi kombinasi antara
stratifikasi tertutup dan terbuka, seperti seorang Bali yang pindah ke Jakarta dan memperoleh
kedudukan tinggi dengan menyesuaikan diri terhadap aturan kelompok masyarakat kelas
tinggi.
Fungsi Stratifikasi Sosial: Stratifikasi sosial memiliki beberapa fungsi, antara lain distribusi
hak-hak istimewa yang objektif, sistem hirarki yang menyangkut prestis dan penghargaan,
kriteria sistem pertentangan, penentu lambang simbol status atau kedudukan.
Pendidikan memiliki hubungan dengan mobilitas sosial, di mana pendidikan dapat membuka
kemungkinan adanya mobilitas sosial dan meningkatkan status sosial seseorang. Melalui
pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang dapat
membantu mereka memperoleh posisi tertentu dalam masyarakat atau lingkungan kerja
mereka.Pendidikan juga dapat mengurangi perbedaan antara golongan tinggi dan rendah,
dengan memberikan kesamaan dasar pendidikan kepada semua individu. Dengan pendidikan
yang merata, setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
pekerjaan yang diinginkan dan meningkatkan status pekerjaan mereka.Namun, terdapat faktor-
faktor yang dapat menghambat terjadinya mobilitas sosial dalam pendidikan, seperti perbedaan
kelas rasial dan kurangnya jaminan ijazah pendidikan tinggi untuk meningkatkan status
sosial.Dalam konteks ini, pendidikan nasional memiliki peran penting dalam mengembangkan
potensi kompetensi peserta didik dan sebagai pendorong terjadinya perubahan sosial. Standar
nasional pendidikan juga diperlukan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dengan demikian, pendidikan memiliki
peran yang signifikan dalam mempengaruhi mobilitas sosial dan memberikan kesempatan
kepada individu untuk mencapai kedudukan yang lebih baik dalam masyarakat.
Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke suatu
keadaan sosial lain. Perubahan sosial dapat berupa kemajuan atau kemunduran dan memiliki
pengaruh positif maupun negatif bagi kehidupan masyarakat. Bagi seorang pendidik/guru,
pengetahuan tentang perubahan sosial dan pendidikan diperlukan sebagai upaya antisipatif dan
responsif terhadap perubahan tersebut yang diharapkan berdampak positif dalam proses
pembelajaran.Dalam undang-undang Sisdiknas, pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai
salah satu faktor perubahan sosial atau pengembangan potensi kompetensi peserta didik.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Sebagai Kapital Manusia: Pendidikan sebagai kapital manusia adalah investasi
dalam pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan atribut lainnya yang dimiliki oleh
seseorang. Pengakuan terhadap kapital manusia ini dapat dilihat melalui ijazah pendidikan
formal yang menjadi persyaratan atau kualifikasi dalam pekerjaan. Selain itu, pendidikan
nonformal juga memberikan pengakuan melalui sertifikat yang dimiliki, meskipun keraguan
terhadap sertifikat tersebut dapat hilang ketika pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
langsung dirasakan oleh masyarakat.
Pendidikan Sebagai Kapital Sosial: Pendidikan juga dapat dianggap sebagai kapital sosial,
yang melibatkan kewajiban sosial dan jaringan yang dapat dikonversikan menjadi kapital
ekonomi. Modal manusia yang diperoleh melalui pendidikan digunakan untuk mengelola,
meningkatkan, dan memanfaatkan relasi sosial sebagai sumber daya untuk keuntungan
ekonomi dan manfaat sosial. Relasi sosial ini diatur oleh norma-norma yang memberikan
jaminan dan nilai-nilai yang menghargai perkembangan atau kepercayaan, serta membangun
hubungan yang saling menguntungkan.
Pendidikan Sebagai Kapital Budaya: Pendidikan juga memiliki peran sebagai kapital budaya,
yang mencakup cita rasa, nilai-nilai, bahasa, kualifikasi pendidikan, dan kedudukan seseorang
dalam kelas sosial dan budaya. Pendidikan formal membentuk nilai-nilai dan norma-norma
seperti sopan santun, kerja keras, kejujuran, dan kepercayaan melalui proses sosialisasi. Nilai
dan norma ini berasal dari kelas menengah atas dan menjadi mainstream dalam kehidupan
masyarakat. Pendidikan juga membentuk kompetensi dan pengetahuan kultural seseorang,
yang memberikan preferensi dalam berpikir, bersikap, bertindak, dan berperilaku.
Pendidikan Sebagai Kapital Simbolik: Pendidikan juga dapat dianggap sebagai kapital
simbolik, yang melibatkan kemampuan seseorang dalam mengatur simbol-simbol yang
berbeda sesuai dengan prestise, status, otoritas, dan kehormatan sosial. Kemampuan ini tidak
diperoleh sejak lahir, tetapi melalui pendidikan formal dan nonformal, serta proses sosialisasi
dalam keluarga. Keluarga kelas menengah atas memiliki keuntungan dalam reproduksi sosial,
sehingga kemampuan mereka dalam mengatur simbol lebih tajam dan kuat dibandingkan
dengan kelas bawah. Kompetisi dalam meraih prestise, status, otoritas, dan kehormatan sosial
cenderung menguntungkan kelas menengah atas, sehingga kapital simbolik yang ada
mempertahankan stratifikasi sosial yang ada.
Pendidikan Multikultural
Buku "Sosiologi Pendidikan" memiliki beberapa poin penting yang perlu diperhatikan: Buku
ini ditujukan untuk membantu mahasiswa perguruan tinggi dalam mempelajari mata kuliah
Sosiologi Pendidikan.
Isi buku mencakup pengertian sosiologi pendidikan, latar belakang sosiologi, tujuan, objek
sosiologi, interaksi sosial, ruang kelas sebagai interaksi sosial, ruang kelas sebagai sistem
pertukaran, teori ruang kelas, sosialisasi, agen sosialisasi, teori struktural fungsional, teori
konflik, teori interaksionalisme simbolik, peran guru, hubungan guru-murid, sertifikasi guru,
profesionalisme guru, dan dampak globalisasi.
Buku ini juga membahas tentang nilai dan norma sosial, struktur sosial, status dan peran
sosial di sekolah, fungsi sekolah dalam memilih dan mengajarkan peran sosial, serta
hubungan antara pendidikan dan masyarakat.
Kritik
Menuru saya buku ini sangat menarik dan sulit untuk melihat kelemahan dari buku ini karna
dalam buku ini sudah memuat secara lengkap dan detail serta didukung dengan sumber rujukan
yang lengkap. Mungkin dibeberapa bagian pasti ada kekurangan baik dalam penulisan, kutipan
atau penggunaan tanda baca namun di samping itu tidak menutupi tujuan dan penyampaian
materi isi buku.
Saran
Setelah membaca Buku ini, Saya merekomendasikan untuk buku ini di pakai dan di jadikan
bahan rujukan dalam pembelajaran Sosiologi Pendidikan. Saran saya untuk terus
meningkatkan dan memperbaharui pembendaharaan materi ajar agar sesuai dengan kebutuhan
terkini. Dan saya menyarankan agar buku ini dapat di aksws secara mudah namun legal untuk
memudahkan dalam mencari suatu sumber bahan pembelajaran.