ROCHMATUL LAILI
TM B 2022/2023
22204034
A. Latar Belakang
Salah satu dari berbagai makhluk di bumi adalah manusia yang diberikan akal dan
pikiran untuk membedakan dengan makhluk lainnya. Akal manusia digunakan untuk
mengendalikan hawa nafsu pada diri manusia. Akal pikiran manusia dapat
dikembangkan dengan cara berinteraksi sosial karena hakikat manusia adalah makhluk
sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian dan saling
membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan ini manusia hidup bersama. Manusia tak
luput dari perannya sebagai makhluk sosial yang tak pernah berhenti berinteraksi satu
sama lain. Dalam interaksi tersebut akan menimbulkan timbal balik antara keduanya atau
antara beberapa kelompok. Timbal balik tersebut dapat berpengaruh pada pertumbuhan
dan perkembangan setiap individu yang melakukan interaksi satu sama lain.
Menurut beberapa ahli interaksi sosial dinamakan dengan proses sosial yang berarti
terdapat hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dan masing masing orang
yang terlibat di dalamnya yang memainkan peran secara aktif.
Akal pikiran manusia juga dapat dikembangkan sengan belajar atau berpendidikan.
Maka dari itu manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu dengan belajar atau sekolah agar
akal pikiran manusia terus berkembang dan berfungsi dengan baik. Dalam undang
undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Dalam pendidikan juga dibutuhkan interaksi antar murid dan guru, maka dari itu
interkasi sosial dan pendidikan sangat berkaitan.
B. Tujuan Penelitian
Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang hubungan interaksi sosial dengan
pendidikan yang memunculkan nilai nilai sosial yang mempengaruhi kemampuan peserta
didik dalam proses pembelajaran mereka dan juga mengembangakan inovasi dalam
penyampaian materi pelajaran agar peserta didik tak merasa bosan dan aktif dalam proses
pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini untuk para pelajar atau pesrta didik yang kurang
dalam berinteraksi dan untuk mengembangkan jiwa sosial dalam berpendidikan atau dan
juga untuk menginovasi para guru pendidik untuk menyampaikan materi dengan cara
yang berbeda dari biasanya.
2
II. RINGKASAN STUDI PUSTAKA
RINGKASAN
Penelitian ini membahas gejala gejala pendidikan dalam konteks struktur sosial
masyarakat. Dalam buku ini akan diulas banyak hal. Antara lain yaitu pengertian sosiologi
pendidikan, pendekatan sosial,individu dan interaksi, proses sosial, peranan sosial dalam
banyak hal, hakikat sosial dari pendidikan, nilai-nilai sosial, sosiologi kurikulum, dan masih
banyak lainnya. Dalam buku ini mengajarkan tentang perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam lingkungan sosial pendidikan dan perkembangan yang dikembangkan dari sebuah
gejala-gejala yang muncul. Buku ini juga beisi tentang pendapat para ahli tentang beberapa
gejala dan solusi dari gejala tersebut. Jadi memungkinkan buku ini dari menjelaskan gejala-
gejala pendidikan dalam konteks struktural sosial masyarakat dari berbagai sudut pandang
para ahli. Penulis melakukan penerbitan ini dimaksudkan untuk literatur dan juga sebagai
buku pembantu bagi para mahasiswa disiplin Ilmu Sosial.
RINGKASAN
Penelitian ini memberikan gambaran tentang interaksi sosial siswa dalam proses
pembelajaran bagi instruktur dan calon guru. Dalam artikel ini akan diulas beberapa hal
yaitu, pengertian interaksi sosial dan pembelajaran, bentuk-bentuk interaksi sosial, serta
hubungan interaksi sosial dengan pembelajaran. Dalam artikel mengajarkan bahwa hasil
belajar dan proses pembelajaran harus seimbang agar proses pendidikan mengarah pada
pengembangan sikap, kecerdasan intelektual, atau pengembangan keterampilan peserta
didik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Artikel ini juga mengajarkan
bahwa dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru harus memiliki keahlian dan
3
kemampuan dalam mendesain program, penguasaan materi pelajaran, mampu menciptakan
kondisi kelas yang kondusif, terampil dalam memanfaatkan media dan memilih sumber, dan
memiliki keterampilan mengkomunikasikan program serta memahami landasan-landasan
pendidikan sebagai dasar bertindak. Dalam artikel ini dijelaskan tentang pentingnya
interaksi selama proses pembelajaran agar tidak terjadi kekosongan dalam peserta didik,
untuk itu antara guru dan peserta didik harus selalu berinteraksi. Jadi ketika terdapat peserta
didik yang merasa tidak mengerti materi pelajaran mereka tidak sungkan untuk
mengatakannya kepada guru atau bertanya tentang pelajran yang kurang ia pahami.
RINGKASAN
Dalam artikel ini memberikan gambaran seperti apa interaksi sosial. Artikel ini
mengulas tentang pengertian interaksi sosial menurut para ahli, ciri-ciri interaksi sosial,
syarat interaksi sosial, jenis dan contoh interaksi sosial, pola interaksi sosial, faktor-faktor
terbentuknya interkasi sosial dan bentuk-bentuk interaksi sosial. Artikel ini mengajarkan
bahwa interaksi sosial sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dimanapun berada.
Setiap orang bisa memiliki kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan baik selama ia
selalu mengasah kemampuan interaksi sosialnya.
4
III. PEMBAHASAN
A. Pendidikan
Manusia adalah salah satu makhluk dibumi yang diberikan akal dan pikiran yang
dilengkapi dengan perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.
Untuk mengembangkan atau mempertinggi kualitas hidupnya maka dibutuhkan yang
dinamakan ilmu atau pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah suatu proses kehidupan
dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat tetap hidup dan melangsungkan
kehidupannya masing masing.
Menurut Brown, pendidikan adalah proses pengendalian secara sadardimana perubahan
perubahan di dalam tingkah laku yang dihasilkan dalam diri orang itu melalui didalam
kelompok1. Dalam pandangan ini pendidikan disimpulkan sebagai proses pengendalian dan
perubahan diri dalam tingkah laku setiap individu.
Menurut Payne fungsi pendidikan ada 3 macam,yang pertama ialah asimilasi dari
tradisi-tradisi. Payne menggambarkan proses asimilasi dari tradisi sebagai imitasi (peniruan)
dan tekanan sosial. Yang kedua adalah perkembangan dari pola-pola sosial yang baru. Yang
ketiga ialah kereatifitas atau peranan yang bersifat membangun didalam pendidikan. Dari
pandangan Payne tentang fungsi pendidikan dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan
ialah untuk asimilasi tradisi tradisi di lingkungan sekitar, untuk mengembangkan pola sosial,
dan untuk menciptakan kreatifitas atau ide yang asli dalam pemikiran.
1
Abu Ahmadi,”sosiologi pendidikan”(Jakarta:Rineka Cipta,2004), h.74
2
Dwi Narwoko & Bagong Suyanto,”Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan” (Jakarta: Prenada,2014), h.20
3
M. Jacky, “Sosiologi: Konsep, Teori, dan Metode”. (Jakarta:Mitra Wacana Media, 2015), h.26-27
4
Ferdian Tonny Nasdian,”Sosiologi Umum”(Jakarta:Buku Obor,2015), h.39
5
Lalu Moh. Fahri & Lalu A. Hery Qusyairi,”Interaksi sosial dalam proses pembelajaran”(Lombok:STIT
Palapa Nusantara), h.5
5
Interaksi sosial memiliki 2 bentuk yaitu interaksi sosial asosiatif yang meliputi interaksi
sosial yang mendekatkan atau mempersatukan sebagai contoh kerjasama dan interaksi
disosiatif yang meliputi interaksi yang mengarah kepada konflik serta perpecahan dalam
individu maupun kelompok, sebagai contoh kompetisi atau persaingan.
Dalam interaksi sosial juga terdapat faktor faktor yang membuatnya terbentuk antara
lain yaitu imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, empati. Yang dimaksud imitasi disini
adalah perilaku seseorang yang meniru gaya, sikap, perilaku hingga penampilan orang
lain. Sugesti disini bisa diartikan seseorang yang terpengaruh karena adanya suatu
dorongan yang diberikan orang lain dengan beberapa cara tertentu atau bisa juga di artikan
sebagai proses individu dalam menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman
tingkah laku dari orang lain tanpa kritik lebih dulu. Simpati adalah bagaimana kita
memperlihatkan sikap akan rasa tertarik pada seseorang akan sesuatu hal atau sikap yang
menarik pada dirinya. Identifikasi merupakan suatu pemberian tanda khas sehingga
sebenarnya ini berkaitan dengan imitasi seseorang dengan keinginan sama atau identik
bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru (idolanya). Empati ialah merasakan sesuatu
yang dialami orang lain, baik itu kebahagiaan maupun kesedihan.
6
lingkungan dan motivasi. Sifat dasar adalah sifat yang diwarisi oleh orang tuanya. Yang
dimaksud lingkungan prenatal ialah lingkungan dalam kandungan ibu, dalam priode
prenatal ini individu mendapatkan pengaruh-pengaruh tidak langsung dari ibu. Motivasi
adalah kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk
berbuat
Metode-metode yang dipergunakan oleh masyarakat atau orang dewasa dalam
mempengaruhi proses sosialisasi digolongkan dalam 3 kategori yaitu :
1. Metode ganjaran dan hukuman: tingkah laku anak yang tidak baik atau tercela
mendapatkan hukuman, sedangkan tingkah laku yang sebaliknya mendapatkan
ganjaran. Melaluiproses ganjaran dan hukuman ini secara perlahan-lahan dalam diri
anak berkembang kesadaran akan norma-norma sosial.
2. Metode didactic teaching : metode ini bisa di sebut juga autodidak dimana anak
diajarkan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan melalui pemberian
informasi, ceramah, penjelasan.
3. Metode pemberian contoh : dengan metode ini anak akan mengimitasi tingkah laku
dan sifat-sifat orang dewasa yang terjadi secara sadar atau tidak sadar.
7
IV. KESIMPULAN
Di dalam lingkungan pendidikan pasti dibutuhkannya interaksi sosial, terutama dalam
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tugas guru yang paling utama yakni mampu
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik.
Hubungan baik antara guru dan peserta didik sangat diperlukan dalam peoses belajar mengajar.
Semua itu dibutuhkan interaksi sosial antara guru dan peserta didik. Guru juga harus memiliki
keahlian dan kemampuan dalam mendesain program dan juga harus memiliki keterampilan
mengkomunikasikan program kepada peserta didik. Kegiatan interaksi yang efektif antara guru
dan peserta didik akan mempermudah peserta didik dalam menerima dan mempelajari materi
pelajaran dan juga menjadikan peserta didik tidak sungkan-sungkan untuk bertanya kepada
guru.
‘’
8
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Fahri, L.M., & Qusyairi, L. Interaksi Sosial Dalam Proses Pembelajaran.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/palapa/article/view/194 , diakses 22 Desember 2022
pukul 12.58
Ahmad. 2021.Interaksi Sosial:pengertian, ciri-ciri, syarat, faktor dan contoh.
https://www.gramedia.com/literasi/interaksi-sosial/ , diakses 22 Desember 2022 pukul 16.32
Sumarsono, Bambang. 2017. 9 pengertian interaksi sosial menurut para ahli.
https://www.halopsikolog.com/9-pengertian-interaksi-sosial-menurut-para-ahli/ , diakses 24
Desember 2022 pukul 21.43