Anda di halaman 1dari 17

INTERAKSI SOSIAL DI SEKOLAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Sosiologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Romli, M.Pd

Oleh :

Kelompok 6

1. Putri Melati (2220202199)


2. M. Ridho Farhan (2220202221)
3. Muhammad Reza Ilham Perdana (2220202194)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Interaksi Sosial Di
Sekolah” dengan sangat baik.
Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besanya kepada dosen mata kuliah Sosiologi Pendidikan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah
ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan sangat baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena
kemampuan dan pengalaman penulis yang masih ada dalam keterbatasan, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi membantu
perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis untuk bertambahnya pengetahuan.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita, Aamiin.

Palembang, 29 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................3

C. Tujuan Masalah..........................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN .........................................................................................4

A. Pengertian Interaksi Sosial .........................................................................4

B. Ciri-ciri Interaksi Sosial .............................................................................4

C. Syarat-syarat Interaksi Sosial .....................................................................5

D. Faktor-faktor Interaksi Sosial ....................................................................7

E. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial ...............................................................11

F. Macam-macam Interaksi Sosial ...............................................................13

G. Hubungannya Interaksi Sosial Siswa Di Sekolah ....................................14

BAB 3 PENUTUP .................................................................................................16

A. Kesimpulan ..............................................................................................16

B. Saran ......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan didasari atas adanya interaksi antara pendidik dengan
peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam
lingkungan tertentu. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan
pembelajaran dapat terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan
berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu
pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah
yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.
Berdasarkan undang-undang tersebut, banyak hal yang penting untuk
kita kritisi bersama. Pertama, pendidikan adalah bentuk kegiatan yang sudah
terencana, hal ini berarti proses pendidikan di sekolah di arahkan pada
pencapaian tujuan, bukan dilaksanakan secara asal-asalan. Kedua, proses
pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran, hal ini dimaksudkan pendidikan antara proses dan
hasil belajar harus sejalan secara seimbang. Bukannya mengesampingkan salah
satunya atau semata-mata berusaha mencapai hasil belajar yang tinggi. Ketiga,
akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan peserta didik memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara. Hal ini berarti proses pendidikan berujung kepada pengembangan
sikap, kecerdasan intelektual, atau pengembangan keterampilan anak sesuai
dengan kebutuhan mereka
Dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus
ada interaksi sosial yang terjalin. Sebagai pendidik sudah seharusnya menyadari
apa yang sebaiknya dilakukan untuk dapat menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif bagi peserta didik agar mencapai tujuan yang diharapkan. Tugas
guru sebagai pendidik berusaha menciptakan suasana belajar yang
menggairahkan dan menyenangkan bagi peserta didik. Guru sebagai pendidik
tidak hanya mendominasi selama proses pembelajaran, tetapi juga membantu
dalam menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan
bimbingan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dan
kreativitasnya, melalui interaksi belajar mengajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Pengertian Interaksi Sosial?
2. Sebutkan dan Jelaskan Ciri-ciri Interaksi Sosial?
3. Sebutkan dan Jelaskan Syarat-syarat Interaksi Sosial?
4. Sebutkan dan Jelaskan Faktor-faktor Interaksi Sosial?
5. Sebutkan dan Jelaskan Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial?
6. Sebutkan dan Jelaskan Macam-macam Interaksi Sosial?
7. Bagaimana Hubungannya Interaksi Sosial Siswa Di Sekolah?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan Memahami Pengertian Interaksi Sosial.
2. Mengetahui dan Memahami Ciri-ciri Interaksi Sosial.
3. Mengetahui dan Memahami Syarat-syarat Interaksi Sosial.
4. Mengetahui dan Memahami Faktor-faktor Interaksi Sosial.
5. Mengetahui dan Memahami Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial.
6. Mengetahui dan Memahami Macam-macam Interaksi Sosial.
7. Mengetahui dan Memahami Hubungannya Interaksi Sosial Siswa Di
Sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Interaksi Sosial


Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang
dengan orang, kelompok dengan kelompok maupun orang dengan kelompok
manusia. Bentuk interaksi tidak hanya berbentuk kerja sama. Tetapi bisa juga
berbentuk tindakan persaingan, pertikaian, dan sejenisnya.1

B. Ciri-ciri Interaksi Sosial


Interaksi sosial mempunyai ciri sebagai berikut:2
1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
2. ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol – simbol.
3. ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini dan masa mendatang) yang
menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.
4. ada tujuan – tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan oleh pengamat.

C. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Dalam proses sosial, baru dapat dikatakan terjadi Interaksi sosial apabila
telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama. Yaitu adanya
Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
1. Kontak Sosial
Istilah kontak berasal dari bahasa Latin, yaitu crun atau con, yang berarti
‘bersama-sama’ dan tangere yang berarti ‘menyentuh’. Secara harfiah,
kontak berarti ‘bersama-sama menyentuh. Dalam ilmu Sosiologi, kontak
tidak selalu dengan sentuhan fisik, tapi juga dapat mengadakan hubungan
dengan pihak lain tanpa sentuhan fisik.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk.

1
Taufik Rahman Dhoihiri, Sosiologi, (Jakarta: Chalia Indonesia Printing, 2016), hal 7.
2
Nuraedah, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nas Media Pustaka, 2022), hal 20
1) antar individu dengan individu
Pengarahan mengenai pengaplikasian komputer dari seorang guru
kepada muridnya
2) antar individu dengan kelompok
Seorang guru yang melakukan observasi diluar ruang kelas bersama
murid-muridnya.
3) antar kelompok dengan kelompok
Kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang dihadiri seluruh siswa siswi
dan para guru.
2. Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain daripada proses sosial.
Merupakan suatu pengertian persamaan pandangan antara orang-orang
yang berinteraksi pada sesuatu atau merupakan proses saling memberikan
tafsiran perilaku dari pihak lain.
Komunikasi hampir sama dengan kontak. Namun, adanya kontak belum
tentu komunikasi telah terjadi. Komunikasi menuntut adanya pemahaman
makna atas suatu pesan dan tujuan bersama antara masing-masing pihak.

D. Faktor-faktor Interaksi Sosial


1. Imitasi
Suatu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain.
Dalam interaksi, imitasi dapat bersifat positif, artinya dapat mendorong
seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai- nilai yang berlaku.
Namun, imitasi dapat berpengaruh sebaliknya. Apabila yang dicontohkan
itu adalah perilaku yang menyimpang. Bahkan dapat melemahkan dan
mematikan kreativitas seseorang.
Contoh: seorang siswa meniru cara belajar temannya.
2. Identifikasi
Kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama
dengan pihak lain. Faktor ini lebih mendalam dari Imitasi, karena dengan
faktor ini, seseorang mencoba menempatkan diri dalam keadaan orang lain.
Atau ‘mengidentikan’ dirinya dengan orang lain, bahkan menerima nilai-
nilai dan kepercayaan yang di anut orang lain menjadi kepercayaan dan
nilainya sendiri.
Contohnya: seorang siswa meniru cara jalan, bicara, berpakaian, dan
kebiasaan gurunya, karena ia ingin menjadi seperti gurunya.
3. Sugesti
Cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada
orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti
pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.
Contohnya: kepala sekolah memberikan perintah dan menetapkan
kebijakan di sekolah, sehingga siswa siswi dan para guru tidak dapat
membantah dan langsung mengikuti dan mematuhi aturan yanng telah
dibuat tersebut.
4. Motivasi
Rangsangan pengaruh stimulus yang di berikan antar unsur sekolah,
sehingga orang yang diberikan motivasi akan melaksanakan atau menuruti
apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung
jawab.
Contohnya: seorang guru sejarah yang memberikan motivasi berupa lisan
dan menyakini murid-murid betapa pentingnya belajar dan meraih peringkat
satu.
5. Simpati
Perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya merasa
seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.
Contonya: seluruh teman sekelas ikut bersedih karena salah seorang teman
mereka harus menjadi yatim.
6. Empati
Hampir mirip dengan simpati, akan tetapi tidak hanya semata-mata perasaan
kejiwaan saja. Tapi dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat
intens.
Contohnya: seorang siswa yang tidak dapat membayar uang sekolah,
kemudian timbul inisiatif teman sekelas untuk mengumpulkan dana guna
membantu siswa tersebut.

E. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial


Secara mendasar, ada empat macam bentuk Interaksi Sosial yang ada
dalam masyarakat.3
1. Kerja Sama (cooperation)
Kerja sama adalah Suatu bentuk proses sosial dimana didalamnya terdapat
aktivitas tertentu yang ditunjukan untuk mencapai tujuan bersama dengan
saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing.
Menurut Charles Hurton Cooley, kerja sama timbul apabila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama
dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-
kepentingan tersebut melalui kerja sama, kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan
fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Sehubung dengan pelaksanaan kerja sama, menurut Soekanto ada tiga
bentuk kerja sama. Yaitu :
1) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau individu.
2) Cooptation, yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai

3
Adawiyah Pettalongi, Sosiologi Pendidikan, (Indramayu: CV Adanu Abimata, 2023) hal 43.
salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam
stabilitas organisasi yang bersangkutan.
3) Coalition, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama. Coalition (koalisi) dapat menghasilkan
keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, oleh karena dua
organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yanng
berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
Contoh yang sederhana dan sering terjadi di sekolah ialah semua
individu atau siswa siswi antusias dalam menyelesaikan tugas kelompok
yang diberikan oleh gurunya.

2. Persaingan (compotition)
Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu
yang lebih daripada yang lainnya. Persaingan biasanya bersifat individu,
apabila hasil dari persaingan ini dianggap cukup untuk memenuhi
kepentingan pribadi. Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang
untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya. Persaingan
biasanya bersifat individu, apabila hasil dari persaingan ini dianggap cukup
untuk memenuhi kepentingan pribadi.
Contoh sederhana dari persaingan di lingkungan sekolah ialah seorang
siswa yang bersaing dengan siswa lain untuk mendapatkan nilai yang bagus
dalam ujian bahasa Arab.

3. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses yang dijalankan untuk menghindari suatu
pertentangan dalam interaksi antara perorangan maupun kelompok dengan
tujuan tercapai sebuah keadaan yang stabil, baik dan kondusif tanpa
menghancurkan salah satu pihak, sehingga kepribadian masing-masing
pihak tetap terpelihara.
Akomodasi dilakukan dengan tujuan untuk:
1) Mengurangi pertentangn akibat perbedaan paham.
2) Mencegah meluasnya pertentangan untuk sementara waktu.
3) Mewujudkan kerja sama antara kelompok yang hidup terpisah.
Berikut ini adalah bentuk akomodasi:
1) Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang dapat terjadi karena
adanya pemaksaan kehendak pihak tertentu kepada pihak lain yang lebih
lemah.
2) Kompromi yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak yang berselisih
saling mengurangi tuntutan supaya menemukan sebuah penyelesaian,
serta seluruh pihak bersedia untuk memahami dan merasakan keadaan
pihak yang lain.
3) Arbitrasi yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang
terlibat dalam perselisihan tidak dapat mencapai kompromi sendiri.
Untuk itu, akan diundang pihak ketiga yang tidak memihak/ netral untuk
mengusahakan penyelesaian pertentangan tersebut. Pihak ketiga disini
dapat pula ditunjuk atau dilaksanakan oleh sebuah badan yang
mempunyai wewenang.
4) Mediasi yaitu bentuk akomodasi yang mirip dengan arbitrasi. Tetapi,
pihak ke-3 yang bertindak sebagai penengah dan tidak berwenang untuk
memberi keputusan penyelesaian terhadap pertikaian pada kedua belah
pihak.
5) Konsiliasi yaitu suatu bentuk akomodasi untuk mempertemukan
keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya
suatu persetujuan bersama.
6) Toleransi yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa adanya kesepakatan yang
resmi. Biasanya terjadi karena adanya keinginan-keinginan untuk sebisa
mungkin menghindarkan diri dari pertikaian yang dapat merugikan
diantara kedua belah pihak.
7) Stalemate yaitu suatu bentuk akomodasi pada saat kelompok yang
terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
8) Ajudikasi yaitu penyelesaian sengketa atau permasalahan melalui jalur
hukum atau pengadilan.
Contoh akomodasi yang terjadi di sekolah adalah perbedaan pendapat yang
terjadi di dalam kelas kemudian mereka melakukan musyawarah untuk
menentukan pendapat mana yanng akan dipilih, dengan tujuan mengurangi
pertentangan akibat perbedaan paham dan mencegah meluasnya
pertentangan.

4. Pertentangan (conflict)
Pertentangan adalah bentuk persaingan yang berkembang ke arah negatif,
artinya karena di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling
tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya.
Sebab terjadinya konflik, antara lain sebagai berikut :
1) Perbedaan antara orang perorang. Perbedaan pendirian dan perasaan
mungkin menyebabkan bentrokan antara orang perorang.
2) Perbedaan kebudayaan. Tergantung pula dari pola-poola kebudayaan
yang menjadi latar belakang pembentukan serta perkembangan
kepribadian tersebut.
3) Bentrokan antara kepentingan-kepentingan. Bentrok antara
kepentingan perorang maupun kelompok manusia merupakan sumber
lain dari pertentangan.
4) Perubahan-perubahan sosial. Dalam masyarakat perubahan sosial yang
cepat unntuk sementara waktu mengubah nilai-nilai dalam masyarakat
tadi dan menyebabkan terjadinya golongan-golongan yang berbeda
pendiriannya mengenai reorganisasi dari sistem nilai-nilai yang sebagai
akibat perubahan-perubahan sosial menyebabkan suatu disorganisasi
dalam masyarakat.
5) Akibat terjadinya konflik, antara lain sebagai berikut :
 Bertambahnya solidaritas dari in-group.
 Apabila terjadinya pertentangan, maka kemungkinan akan goyah
dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
 Perubahan daripada kpribadian orang perorang.
 Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa.
Contohnya konflik yang terjadi disekolah adalah perkelahian antara
kelas dan di perparah dengan konflik tawuran antar sekolah
dikarenakan tidak sepaham atau profokasi dari pihak ketiga.

F. Dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi
social
1. Proses Asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan
hubungan solidaritas antar individu.
2. Proses Disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan
hubungan solidaritas antar individu

G. Hubungannya Interaksi Sosial Siswa Di Sekolah


Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat
belajar dan menguasai isi pelajaran hingga dapt mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan dari penguasaan kognitif, juga dapat mempengaruhi perubahan
sikap, serta keterampilan seseorang peserta didik. Pengajaran memberikan
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta
didik. 4
Salah satu hal yang memegang peranan penting bagi keberhasilan
pengajaran adalah proses pelaksanaan pengajaran. Pengajaran berintikan
interaksi antar guru dengan peserta didik atau sebaliknya antara peserta didik
dengan guru dalam proses belajar mengajar. Proses interaksi ini, guru
melakukan kegiatan mengajar dan peserta didik belajar. Kegiatan mengajar dan
belajar ini, bukan merupakan dua hal yang terpisah tetapi bersatu, dua hal yang
menyatukannya adalah interaksi tersebut.
Hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik sangat
diperlukan dalam proses belajar mengajar. Kegiatan interaksi yang efektif
antara guru dan peserta didik akan mempermudah peserta didik menerima dan

4
Syukarman, Sosioloi: Memahami Pendidikan dari Aspek multikulturalisme, (Jakarta: Kencana,
2020), hal 119.
mempelajari materi pelajaran dengan baik. Selain itu, kelengkapan fasilitas
belajar peserta didik juga menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar,
serta sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Penyediaan sarana dan prasarana sekolah salah satunya yaitu adanya
kelengkapan fasilitas perpustakaan. Interaksi yang baik antara guru dengan
peserta didik dan kelengkapan fasilitas perpustakaan dapat meningkatkan
potensi peserta didik secara optimal.
Dalam Interaksi pelaksanaan pembelajaran banyak sekali faktor yang
mempengaruhi berhasil dan tidaknya perubahan yang terjadi pada peserta didik
ke arah yang lebih baik. Menurut Mulyasa. Hal ini dapat disebabkan adanya
faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal
yang datang dari lingkungan. Yang termasuk faktor individual antara lain faktor
kematangan, Kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedang yang
termasuk faktor eksternal antara lain faktor keluarga atau lingkungan
masyarakat maupun lingkungan sekolah yang diantaranya guru dan lembaga
pendidikan, alat-alat yang diperlukan dan dipergunakan dalam mengajar serta
motivasi sosial. Suatu Pembelajaran dikatakan berhasil apabila seorang guru
mampu mengubah diri peserta didik dalam arti luas menumbuh kembangkan
keadaan peserta didik untuk belajar, Sehingga dari pengalaman yang diperoleh
peserta didik selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut sangat
dirasakan manfaatnya secara langsung bagi pribadi peserta didik.
Dalam keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah
berlangsung interaksi guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar
yang merupakan kegiatan paling pokok. Jadi proses belajar mengajar
merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni peserta
didik sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Dalam
proses interaksi tersebut dibutuhkan komponen pendukung (ciri-ciri interaksi
edukatif) yaitu:
1. Interaksi pembelajaran memiliki tujuan: untuk membantu anak mencapai
perkembangan tertentu. Interaksi pembelajaran disadari untuk mencapai
tujuan, dengan menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian peserta,
2. Ada suatu prosedur atau langkah-langkah yang telah direncanakan dan
didesain untuk bisa mencapai tujuan yang telah dilaksanakan. Dalam
melakukan interaksi perlu adanya prosedur sistematik yang relevan,
3. Interaksi pembelajaran ditandai dengan satu penggarapan materi yang
khusus. Materi didesain sehingga dapat mencapai tujuan dan dipersiapkan
sebelum berlangsungnya interaksi belajar mengajar,
4. Ditandai dengan adanya aktivitas peserta didik. Peserta didik sebagai pusat
pembelajaran, maka aktivitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi
berlangsungnya interaksi belajar mengajar,
5. Dalam interaksi belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbingan
motivator. Guru memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi dan
sebagai mediator dan proses belajar mengajar,
6. Dalam interaksi pembelajaran membutuhkan disiplin. Langkah-langkah
yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan,
7. Ada batasan waktu. Setiap tujuan diberikan waktu tertentu, kapan
tercapainya tujuan yang harus dicapai,
8. Unsur penilaian. Untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai ataukah
tidak dapat dilihat melalui proses interaksi belajar mengajar. Jadi dalam
mengelola interaksi belajar mengajar guru harus memiliki keahlian dan
kemampuan dalam mendesain program, penguasaan materi pelajaran,
mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil dalam
memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara atau metode
yang digunakan, memiliki keterampilan mengkomunikasikan program serta
memahami landasan-landasan pendidikan sebagai dasar bertindak.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang
dengan orang, kelompok dengan kelompok maupun orang dengan kelompok
manusia. Dalam proses sosial, baru dapat dikatakan terjadi Interaksi sosial
apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama. Yaitu
adanya Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial
Faktor-faktor interaksi sosial berupa imitasi, sugesti, identifikasi,
motivasi, simpati dan empati. Secara mendasar, ada empat macam bentuk
Interaksi Sosial yang ada dalam masyarakat. yaitu Kerja Sama (cooperation),
Persaingan (compotition), Akomodasi (accomodation) dan Pertentangan
(conflict).
Dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi social.
Yaitu proses Asosiatif dan proses Disosiatif.

B. Saran
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki,
baik dari tulisan maupun penyampaian yang kami sajikan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar kami dapat membuat
makalah lebih baik lagi ke depannya, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Pettalongi, Adawiyah. 2023. Sosiologi Pendidikan. Indramayu: CV Adanu


Abimata.
Nuraedah. 2022. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Nas Media Pustaka.
Syukarma. 2020. Sosiologi: Memahami Pendidikan dari Aspek
multikulturalisme. Jakarta: Kencana.
Rahman Dhoihiri, Taufik. 2016. Sosiologi, Jakarta: Chalia Indonesia
Printing.

Anda mungkin juga menyukai