Di susun oleh :
Heni Suryani (2021034)
Ikhsan Sanusi (2021006)
Muhamad Syahid Al qowi (2021001)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah ". Terima
kasih kepada Try Ridwan Santoso, M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi
Pendidikan yang telah memberikan tugas kepada kami, sehingga kami bisa membuat makalah
ini dengan penuh rasa bangga dan tanggung jawab yang tinggi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
penulisan makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami sendiri dan umumnya kepada
pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar isi ............................................................................................................................ ii
Bab 1 Pendahuluan............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan .......................................................................................................... 3
A. Pengaruh Iklim Sosial Terhadap Sosialisasi Anak....................................................... 3
B. Persaingan Dan Kerjasama........................................................................................... 6
C. Membudayakan Kepemimpinan Etnopedagogi Sekolah.............................................. 8
D. Model dan peranan di sekolah...................................................................................... 13
Bab III Penutup................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 14
B. Saran............................................................................................................................. 14
Daftar Pustaka................................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah sosialisasi sering kali kita temui dalam kehidupan sehari-hari, hal
tersebut dikarenakan setiap individu pasti bersosialisasi dengan individu yang lain.
Sosialisasi merupakan proses pemberian bimbingan individu agar mampu memasuki
dunia sosial masyarakat. Sosialisasi terjadi ketika seseorang berhubungan dengan
orang lain. Melalui sosialisasi membuat individu mampu mempelajari pola-pola yang
ada dalam masyarakat, baik berupa pola kebudayaan maupun pola dalam berinteraksi
satu sama lain.
Sosialisasi juga dapat terjadi diamanapun dan kapanpun, namun dalam
pembahasan kali ini kami akan menguraikan mengenai sosialisasi dan penyesuaian
diri di sekolah dan keluarga. Mengetahui hal-hal apa saja yang terkait akan kami
bahas di dalam poin-poin yang dijabarkan dalam pembahasan materi. Penyesuaian
diri di sini menjadi sangat penting dikarenakan apabila seseorang ingin menjalani
suatu kehidupan yang baik, maka ia harus mampu bersosialiasi dengan baik pula, dan
apabila seseorang ingin bersosialisasi dengan baik, maka ia harus bisa menyesuaikan
dirinya pada lingkungan yang ada, seperti pendapat Siswanto menyatakan bahwa
penyesuaian diri merupakan indivindu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik,
idealnya mampu menggunakan mekanisme penyesuaian diri secara luwes, tergantung
pada situasinya.
Penyesuaian diri merupakan salah satu bentuk interaksi yang didasari oleh
adanya penerimaan atau saling mendekatkan diri. Penyesuaian diri dalam prosesnya
muncul berbagai hambatan atau masalah yaitu berupa konflik, tekanan, dan juga
frustasi, dan dalam keadaan tersebut individu berusaha untuk mencoba berbagai
perilaku agar dirinya tersebut dapat membebaskan diri dari masalah yang ada agar
inidividu tersebut dapat meningkatkan kemampuan penyesuaian diriny.. Manusia
harus berinteraksi dengan manusia lainnya agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi.
Selain itu, manusia memilik rasa ingin tau (homo coriousity) yang tinggi.
Dalam interksi yang dilakukan manusia, tidak dapat memaksakan kehendak
yang dimilikinya. Manusia perlu menghargai pendapat yang dimiliki orang lain dan
perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Di sinilah manusia belajar
bersosialisasi. Sosialisasi adalah proses belajar yang dilakukan individu untuk dapat
berinteraksi dengan baik di dalam masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang
1
baik. Proses sosialisasi dialami manusia mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan
dalam lingkungan masyarakat. Apabila tidak dapat menyesuaikan diri maka akan
dikucilkan oleh anggota masyarakatnya. Pada dasarnya proses sosialisasi dan proses
penyesuaian diri merupakan reaksi terhadap tuntutan yang bersifat ekonomis, sosial
dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh iklim sosial terhadap sosialisasi anak?
2. Bagaimana persaingan dan kerjasama?
3. Baigaimana membudidayakan kepemimpinan etnopedagogi sekolah?
4. Bagaimana model dan peranan di sekolah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengaruh iklim sosial terhadap sosialisasi anak
2. Untuk mengetahui persaingan dan kerjasama
3. Untuk mengetahui membudidayakan kepemimpinan etnopedagogi sekolah
4. Untuk mengetahui model dan peranana di sekolah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pekarangan dan lingkungan sekolah yang tertata sedemikian rupa
sehingga memberi kesan asri, teduh, dan nyaman, serta dimanfaatkan
untuk menanam sayuran dan apotik hidup.
Budaya bersih juga senantiasa ditumbuhkan di kalangan warga sekolah
dengan membiasakan perilaku membuang sampah pada tempatnya.
Dalam lingkungan sekolah terdapat beberapa kawasan khusus seperti:
kawasan wajib senyum, kawasan bebas narkoba dan rokok, dan
kawasan wajib bahasa Inggris (English area).
Adanya pembiasaan-pembiasaan yang bernuansa moral dan akhlak
yang mendorong meningkatnya kecerdasan spritual peserta didik,
seperti: (a) berdoa sebelum pelajaran dimulai; (b) menumbuhkan
budaya relegius dengan membiasakan murid mengucapkan dan
membalas salam setiap bertemu; (c) mengadakan pengajian secara
rutin; (d) shalat berjamaah pada waktu shalat duhur; dan (e) terdapat
juga sekolah yang mengadakan "kultum" setiap hari dan menugaskan
siswa berceramah sekali seminggu.
2) Penataan Ruang Kelas
Penataan ruang kelas ditujukan untuk memperoleh kondisi kelas yang
menyenangkan sehingga tercipta suasana yang mendorong siswa lebih
tenang belajar. Penggunaan musik instrumentalia yang lembut dapat lebih
menciptakan suasana menyenangkan dan memberi efek penente raman
emosi, baik pada saat siswa belajar di kelas maupun pada saat mereka
melakukan berbagai aktivitas lainnya di luar kelas.
3) Penggunaan Sistem Kelas Berpindah (Moving-Class)
Moving-class adalah sistem pengelolaan aktivitas pembelajaran di
mana kelas-kelas tertentu ditata khusus menjadi sentra pembelajaran
bidang studi/mata pelajaran tertentu. Penggunaan sistem moving-class
(kelas berpindah) merupakan alternatif yang dapat ditempuh untuk
mengefektifkan penataan ruangan kelas sebagai sentra belajar. Dalam
sistem moving-class ini, ruang-ruang kelas tertentu dapat ditata khusus
untuk mendukung pembelajaran mata pelajaran tertentu. Ada kelas sains,
kelas bahasa, kelas matematika, kelas kesenian, dan sebagainya. Kelas-
kelas ini ditata menjadi semacam home-room atau sentra belajar khusus.
5
Meja, kursi, peralatan, media, pajangan, dan berbagai aspek yang ada di
kelas diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan karaketeristik
pembelajaran mata pelajaran tertentu.
4) Penggunaan Poster Afirmasi
Poster-poster afirmasi, yaitu poster yang berisi pesan-pesan positi
digunakan dan dipajang di berbagai tempat strategis yang mudah dan
dapat selalu dilihat oleh siswa. Poster afirmasi ini dapat digunakan untuk
mensosialisasikan dan menanamkan pesan-pesan spiritual kepada siswa
dan warga sekolah.
Pesan-pesan spiritual untuk poster afirmasi dapat berupa petikan ayat
Al-Quran, hadist, pesan pujangga, atau puisi-puisi spiritual. Yang perlu
diperhatikan, adalah pengadaan dan penempatan poster afirmasi ini
jangan sampai terkesan berlebihan atau menjadi pesan sloganis belaka.
7
Menjadi motivator dalam menggali, mengasah dan mengembangkan potensi
diri.
bengan prinsip "tujuan menghalalkan segala cara Seeorang yang begitu Sikap
agar aku bisa menang, orang lain harus kalah" erat hubungnya berambisius untuk
mengang tetapi merasa tidak bisa mengalahkan pesaingnya bisa tergoda untuk
menjatuhkan pesaingnya dengan cara apapun. Terlalu banyak contoh dalam
kehidupan sehari- hari yang mencerminkan cara-cara keji dan licik dalam
memenangkan persaingan.
Sayangnya, model kompetisi masih dominan dibanyak sekolah. Malah dalam
pikiran banyak pendidik, model ini merupakan satu-satunya yang bisa dipakai.
Sebagian besar anak didik harus puas dengan predikat "rata rata" dan beberapa anak
harus dianggap " gagal" agar segelintir anak bisa mendapat predikat "berprestasi".
Para pendidik ini tidak bisa disalahkan karena politik pendidikan membuat mereka
berpikiran begitu.
2. Kerjasama
Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup, tanpa kerjasama tidak aka nada individu, keluarga, organisasi,
atau sekolah.
Kebanyakan pengajar enggan menerapkan system kerjasama di dalam kelas
karena beberapa alasan. Alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi
kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka di tempatkan dalam grup.
Selain itu, banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerjasama atau
belajar dalam kelompok. Banyak siswa juga tidak senang di suruh bekerja sama
dengan yang lain.siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain
dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder di
tempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun juga
merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang saja pada hasil jerih payah
mereka.
13
3. Peranan anak yang diharapkan
Sosialisasi murid di sekolah dipengaruhi oleh:
a. Iklim sosial di sekolah
b. Adanya model bagi murid
c. Peranan murid seperti yang diharapkan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosialisasi dan penyesuaian diri di sekolah merupakan salah satu faktor penting untuk
teercapainya tujuan pendidikan. Dengan memperhatikan berbagai aspek disekolah.
Pendidikan atau sekolah tidak akan terlepas yang namanya sosisalisasi. Adapun hal –
hal yang harus di perhatikan supaya sosisalisasi dan penyesuaian diri disekolah bagi
seorang peserta didik bisa tercapai dengaan baik. Hal hal tersebut yaitu Pengaruh
iklim sosisal terhadap sosialisasi anak, persaingam dan kerja sama, Membudayakan
kepemimpinan Entopedagogi sekolah serta adanya model dan peranan di sekolah.
Dari hal tersebut harus kita benar – benar memperhatikan secara teliti, supaya
sosialisasi dan penyesuaian diri di sekolah untuk perserta didik lebih mudah sehingga
tercapai tujuan pendidikan dengan baik.
B. Saran
Dari hasil penulisan makalah ini, pemakalah berharap kepada teman-teman
mahasiswa dan mahasiswi untuk lebih banyak lagi membaca referensi lain tentang
sosialisasi dan penyesuaian diri di sekolah karena kami merasa makalah ini kurang
sempurna.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Abdul Rahmat, M.Pd Buku Sosiologi Pendidikan
Siswanto, Kesehatan Mental, (Jakarta: CV. Andi Offset, 2007). h. 35
Muhamad ali,Dkk. Psikologi Remaja (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009) h.173
16