Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPS SD dan PKn dan Pembelajarannya
Dosen Pengampu :
Dr. Sekar Purbarini Kawuryan S.I.P.,M.Pd
Disusun Oleh :
Ita Tri Lestari 22112259017
Watinah 22112259014
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah tentang Konten Sosiologi dan Antropologi dan
Pembelajaranya ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan naskah ini penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat
teratasi. Oleh karena itu, penulismengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari bentukpenyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untukpenyempurnaan makalah selanjutnya.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
kita semua.
Klaten, Februari 2023
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Konsep pendidikan dan
pengajaran menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) yaitu memerdekakan
kehidupan manusia. Ini artinya bahwa pendidikan memberikan kesempatan
seluas-luasnya pada manusia untuk menjadi manusia yang utuh. Jiwa dan raga,
lahir dan batin. Dalam konsep KHD hal ini disebut budi pekerti. Budi adalah
ranah batin yang meliputi tri sakti yaitu pikiran, rasa, dan kemauan. Kita lebih
sering mendengarnya sebagai cipta, rasa, dan karsa. Pekerti adalah ranah lahir
yang mewujud tenaga. Dengan kata lain, budi pekerti merupakan hasil dari
bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kemauan (budi) sehingga
menimbulkan tenaga (pekerti).
Sementara itu, pengajaran menurut Ki Hadjar Dewantara (KHD)
merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Maksudnya pengajaran itu tidak
lain adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah untuk hidup
anak-anak baik lahir maupun batin. Pendidikan menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Hasil pendidikan inilah yang membentuk kebudayaan.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) sangat relevan dengan kondisi
pendidikan saat ini. Pendidikan yang tidak sekedar mementingkan nilai
kognitif saja namun juga afektif dan psikomotorik. Tidak hanya mengejar
deretan angka tetapi juga kedalaman budi. Ki Hadjar Dewantara (KHD) juga
menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam
dan kodrat zaman.
Kodrat alam diartikan sebagai lingkungan alam tempat peserta didik
berada, baik kultur budaya maupun kondisi geografisnya. Kodrat alam juga
berhubungan dengan karakter dasar anak. Sedangkan, kodrat zaman diartikan
sebagai perubahan dari waktu ke waktu. Cepatnya perubahan yang terjadi
dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat sekarang ini membawa dua
mata pisau. Di satu sisi dapat membawa kemajuan, namun di sisi lainnya
menghadirkan kegelisahan pada masyarakat. Salah satunya adalah persoalan
moral, saat ini orang-orang terlihat tidak lagi memiliki pegangan akan norma-
norma kebaikan. Dalam situasi ini, terutama dalam pendidikan, dibutuhkan
sikan yang jelas arahnya yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pendidikan tidak hanya dituntut mengikuti dan menyesuaikan dengan
perubahan sosial yang ada, akan tetapi pendidikan juga dituntut untuk mampu
mengantisipasi perubahan dalam menyiapkan generasi muda untuk
mengurangi ketidaksesuaian di masa yang akan datang, maka dari itu dalam
pendidikan akan dipelajari sosiologi dan antropologi. Sosiologi merupakan
cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang sifat masyarakat, perilaku
masyarakat, perkembangan masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia. Sedangkan antropologi adalah studi yang mempelajari tentang
kehidupan manusia baik dari segi fisik, sosial dan budayanya.
Makalah ini membatasi pembahasan pada konten sosiologi dan
antropologi dan pembelajarannya sesuai dengan buku Effective Teaching in
Elementary Social Studies karya Tom V. Savage dan David G. Armstrong
tahun 1996.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apa itu sosiologi?
2. Apa saja konsep dasar dalam konten sosiologi ?
3. Bagaimana kegiatan kelas yang berhubungan dengan konten sosiologi di
amerika?
4. Bagaimana skenario pembelajaran yang berhubungan dengan konten
sosiologi yang dilaksanakan di Amerika?
5. Apa itu antropologi?
6. Apa saja tema dalam konten antropologi?
7. Bagaimana kegiatan kelas yang berhubungan dengan konten antropologi di
amerika?
8. Bagaimana skenario pembelajaran yang berhubungan dengan konten
antropologi yang dilaksanakan di Amerika?
9. Bagaimana implementasi konten sosiologi dan antropologi dalam
pembelajaran IPS di sekolah dasar Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini yaitu :
1. Untuk menjelaskan tentang sosiologi.
2. Untuk menjelaskan konsep dasar dalam konten sosiologi.
3. Untuk mengetahui kegiatan kelas yang berhubungan dengan konten
sosiologi yang dilaksanakan di Amerika.
4. Untuk mengetahui skenario pembelajaran yang berhubungan dengan konten
sosiologi yang dilaksanakan di Amerika.
5. Untuk menjelaskan tentang antropologi.
6. Untuk menjelaskan tema dalam konten antropologi.
7. Untuk mengetahui kegiatan kelas yang berhubungan dengan konten
antropologi yang dilaksanakan di Amerika.
8. Untuk mengetahui skenario pembelajaran yang berhubungan dengan konten
sosiologi yang dilaksanakan di Amerika.
9. Untuk mengetahui implementasi konten sosiologi dan antropologi dalam
pembelajaran IPS di sekolah dasar Indonesia.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu sosial yang mendapat sedikit perhatian dalam
kurikulum studi sosial dasar. Sebagian alasannya mungkin karena tidak adanya
group yang secara aktif berusaha meningkatkan pengajaran sosiologi di tingkat
pra-perguruan tinggi. Nelson dan Stahl (1991) berpendapat bahwa beberapa
pembuat kebijakan melihat penekanan utama sosiologi, peran dan fungsi
kelompok, tidak mendukung definisi sempit kewarganegaraan mereka yang
berfokus pada nasionalisme dan patriotisme. Jika ini benar, ini mungkin
menunjukkan mengapa jarang ada dorongan kuat untuk sosiologi sebagai
sumber pelajaran sekolah bagi anak-anak.
Sosiologi memberikan penjelasan kepada kita tentang individu hidup
berkelompok yang dimulai dari keluarga, organisasi sosial, kelompok etnis,
partai politik dan afiliasi kegamaan. Sosiologi memberikan wawasan bagaimana
kelompok dibentuk, diatur, saling mempengaruhi perilaku dan nilai-nilai setiap
anggota dan perubahan yang mengakibatkan permasalahan. Sosiologi juga
memberikan penjelasan tentang pembentukan norma dan nilai, cara mewariskan
dan cara mengubah dari waktu ke waktu.
Sosiologi telah membantu kita memahami bahwa perilaku sosial itu
kompleks. Konsep penting dalam sosiologi adalah sosialisasi atau bagaimana
individu belajar benar dan salah. Terkait erat dengan konsep sosialisasi adalah
peran, atau bagaimana individu belajar tempat mereka dalam masyarakat dan
apa yang diharapkan dari mereka.
3. Manfaat Kerjasama
Tingkat Kelas : 4-6
Objektif : Murid dapat menyatakan setidaknya satu manfaat dari
bekerja secara kooperatif dalam suatu masalah.
Ringkasan : Pembelajaran kooperatif telah menjadi pendekatan
penting untuk belajar Kerjasama sangat penting dalam
bekerja dalam kelompok untuk memecahkan
masalah. Latihan ini dirancang untuk membuat siswa
berpikir tentang manfaat kerja sama, dan dapat
digunakan untuk memperkenalkan pembelajaran
kooperatif di kelas serta mengajarkan beberapa
konten sosiologis yang penting. Rancangan dasarnya
adalah agar guru mengidentifikasi dua masalah yang
relatif sama. Para siswa mencoba untuk
mengidentifikasi kemungkinan solusi untuk satu
masalah secara individu dan untuk masalah kedua
dalam kelompok. Mereka kemudian membandingkan
hasil dan perasaan yang terkait dengan setiap
pendekatan. Biasanya ada lebih banyak solusi yang
dihasilkan, solusi yang lebih komprehensif, dan lebih
banyak kepuasan terkait dengan pendekatan
kooperatif.
Prosedur : Learning Set Beri tahu kelas saat Anda menghadapi
masalah sendirian dan kesulitan menemukan solusi.
Mintalah siswa untuk berbagi kejadian serupa. Beri
tahu mereka bahwa hari ini Anda akan melakukan
eksperimen untuk memecahkan masalah.
Langkah Pertama Ajukan masalah berikut ke kelas:
Anda adalah anggota pasukan pada zaman ksatria
berbaju zirah. Anda dan sesama ksatria telah
berkendara jauh di depan pasukan lainnya. Anda
menemukan sekelompok ksatria lain bersiap untuk
menyerang, jadi Anda harus mengirim pesan kembali
ke pasukan Anda. Anda dipilih untuk menyampaikan
pesan dan Anda pergi. Setelah berjam-jam
berkendara, Anda menemukan markas pasukan Anda.
Namun, ada masalah besar. Tentara telah membuat
kemah mereka. di seberang sungai yang terlalu lebar
dan terlalu dalam untuk: kudamu berenang. Terlalu
berisik bagi mereka untuk mendengar Anda jika
Anda. berteriak. Bagaimana Anda akan
menyampaikan pesan Anda ke seberang sungai? Beri
tahu kelas, "Saya akan memberi Anda lima menit
untuk menuliskan setiap ide yang Anda miliki.
Tulislah secepat mungkin sampai Anda mendengar
saya berkata 'Berhenti."
Langkah 2 Setelah lima menit, bagikan solusi semua
orang. Hitung jumlah solusi berbeda yang
diidentifikasi oleh anggota kelas. Tanyakan kepada
siswa bagaimana perasaan mereka saat mencoba
memecahkan masalah.
Langkah 3 Ajukan masalah kedua ke kelas: Kelas
melakukan kunjungan lapangan bersama di bus
sekolah. Anda berada di jalan pegunungan di mana
tidak ada lalu lintas. Mendekati tikungan, bus
tergelincir ke selokan dan macet. Anda perlu
mendapatkan truk derek untuk datang dan menjemput
Anda. Seseorang menemukan bahwa melalui celah di
pepohonan mereka dapat melihat bengkel dengan truk
derek jauh di bawah gunung. Terlalu curam dan
terlalu jauh untuk turun gunung untuk mendapatkan
bantuan. Bagaimana Anda menyampaikan pesan
kepada orang-orang di stasiun? Kali ini, dengan
berpikir sebagai sebuah kelompok, mintalah setiap
orang membagikan ide mereka. Luangkan waktu lima
menit untuk menemukan solusi. Dengarkan baik-baik
ide orang lain dan beri tahu kami pendapat Anda.
Setelah lima menit, hentikan diskusi.
Langkah 4 Bandingkan solusi untuk masalah
pertama dan masalah kedua. Tanyakan, "Masalah
mana yang menghasilkan lebih banyak solusi? Mana
yang memiliki solusi yang lebih baik? Bagaimana
perasaan Anda bekerja sendiri dan bekerja dengan
seluruh kelas? Menurut Anda apa yang ditunjukkan
eksperimen ini? Dapatkah Anda memikirkan
eksperimen serupa lainnya yang dapat kami lakukan
itu melibatkan tindakan orang-orang dalam
kelompok?
Penutup : Tinjau dengan kelas apa yang telah dilakukan.
Tanyakan, "Apa satu hal yang kita pelajari hari ini?
Bagaimana kita dapat menggunakan apa yang kita
pelajari?"
E. Antropologi
Antropologi adalah studi tentang sejarah budaya manusia. Ini mengkaji
berbagai cara di mana orang menafsirkan dan memberikan makna pada dunia
sosial dan fisik mereka. Pelajaran antropologi membantu siswa memahami
bahwa anggota dari masing-masing budaya cenderung etnosentris-yaitu, mereka
cenderung percaya bahwa budaya mereka sendiri dan interpretasi dunia di
sekitar mereka adalah yang paling "alami" dan "logis".
Antropologi berbagi konsep dengan sosiologi, akan tetapi antropologi
lebih cenderung pada perbandingan budaya yang berbeda. Seperti halnya dengan
sosiologi, baru-baru ini ada sedikit penekanan pada konten antropologi dalam
kurikulum ilmu sosial. Progam studi sosial kelas lima yang menarik berjudul
“Man: A Course of Study” dikembangkan di sekitar konsep antropologi.
Program ini berfokus pada tiga pertanyaan dasar :
1. Apa itu manusia tentang manusia?
2. Bagaimana mereka bisa seperti itu?
3. Bagaimana mereka bisa dibuat lebih seperti itu?
Program tersebut membandingkan budaya non-perkotaan, Netalik
Eskimo, dengan budaya Amerika. Selain itu juga membandingkan perilaku
manusia dengan hewan, seperti babon. Progam “Man: A Course of Study” tidak
diadopsi secara keseluruhan. Progam studi sosial dasar lainnya dikembangkan
di University of Georgia pada 1960-an yang mencakup materi untuk
mengintegrasikan antropologi dalam kurikulum sekolah dasar (Stahl, 1991).
Beberapa topik yang terkait disiplin telah alam menjadi bagian kurikulum imlu
sosial dasar, seperti “Native American,” “People of Other Lands,” dan “Early
Civilizations”. Ketiganya memiliki akar dalam antropologi. Ketertarikan saat ini
dalam studi etnis dan pendidikan multikultural memberikan peluang untuk
memasukkan lebih banyak konten antropologis.
2. Konten Antropologi
Kelas IV
3.2 Memahami manusia, perubahan 4.2 Merangkum hasil pengamatan
dan keberlanjutan dalam waktu dan menceritakan manusia,
pada masa praaksara, Hindu Budha, perubahan dan keberlanjutan dalam
Islam dalam aspek pemerintah, waktu pada masa praaksara, Hindu
sosial, ekonomi, dan pendidikan Budha, Islam dalam aspek
pemerintah, sosial, ekonomi, dan
pendidikan
Kelas V
3.4 Memahami manusia Indonesia 4.4 Menceritakan secara tertulis
dalam aktivitas yang yang terkait pemahaman tentang manusia
dengan fungsi dan peran Indonesia dan aktivitasnya yang
kelembagaan sosial, ekonomi dan yang terkait dengan fungsi dan
budaya, dalam masyarakat peran kelembagaan sosial,
Indonesia ekonomi dan budaya, dalam
masyarakat Indonesia
3.5 Memahami manusia Indonesia 4.5 Menceritakan secara tertulis
dalam bentuk-bentuk dan sifat hasil kajian mengenai aktivitas
dinamika interaksi dengan manusia Indonesia dalam dinamika
lingkungan alam, sosial, budaya, interaksi dengan lingkungan alam,
dan ekonomi sosial, budaya, dan ekonomi
Kelas VI
3.1 Mengemukakan keragaman 3.1 Mendiskripsikan keragaman
aspek keruangan dan konektivitas aspek keruangan dan konektivitas
antar ruang, waktu, perubahan dan antar ruang, waktu, perubahan dan
keberlanjutan kehidupan manusia keberlanjutan kehidupan manusia
dalam aspek sosial, ekonomi, dalam aspek sosial, ekonomi,
pendidikan, dan budaya dalam pendidikan, dan budaya dalam
masyarakat Indonesia masyarakat Indonesia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian buku Effective Teaching in Elementary Social
Studies karya Tom V. Savage dan David G. Armstrong tahun 1996, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk mengatur konten dalam pembelajaran sosiologi guru daoat
menggunakan beberapa konsep dasar diantaranya institusi, kelompok
utama, kelompok sekunder, kelompok bertingkat, hubungan di dalam dan
di antara kelompok, perubahan sosial, komunikasi dan masalah sosial
2. Beberapa ide untuk memasukkan konten sosiologi ke dalam kurikulum
yaitu tentang keanggotaan kelompok, menyelediki komunikasi, studi
komunitas dan mengidentifikasi masalah sosial.
3. Pelajaran yang berfokus pada sosiologi memungkinkan kita untuk
membahas isu-isu terkini yang menarik bagi siswa dan yang memiliki
potensi untuk berkontribusi pada pemahaman mereka tentang sifat
keanggotaan mereka dalam komunitas manusia secara keseluruhan.
4. Beberapa tema dasar yang dapat dikembangkan melalui studi konten yang
terkait dengan antroplogi meliputi arkeologi dan prasejarah, evolusi
manusia, budaya, dan perubahan budaya.
5. Ide-ide yang dapat digunakan untuk menghancurkan etnosentris yang
merusak masa depan siswa dalam konten antropologi di Amerika yaitu studi
tentang penduduk asli Amerika, konflik budaya, dan bercerita.
6. Pelajaran antropologi membantu mempelajari dan mengembangkan rasa
hormat terhadap budaya sendiri dan budaya lain. Selain itu, pelajaran
antropologi memberikan kesempatan untuk menangani isu-isu signifikan
etnosentrisme, rasisme, perubahan budaya, dan kebanggaan etnis dan
budaya.
B. Saran
1. Guru perlu memasukan konten sosiologi dan antropologi dalam
pembelajaran IPS untuk menguatkan karakter Pancasila dalam diri mereka.
2. Guru perlu mengembangkan rencana pembelajaran yang kreatif dan
bermakna bagi siswa, dengan begitu siswa akan tertarik untuk
mempelajarinya sehingga siswa dapat membangun budi pekerti luhur.