OLEH:
ITA TRI LESTARI NIM 21112259017
SUPARNI NIM 21112259002
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah Perkembangan dan Belajar Peserta
Didik SD dengan pokok bahasan tentang Teori Behavioristik terhadap
Perkembangan dan Belajar Peserta Didik SD ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan naskah ini penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan untukpenyempurnaan makalah selanjutnya.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua.
Klaten, 14 Februari 2023
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun
segala kodrat anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagian yang setinggi-tingginya baok sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Aspek sosial dalam pandangan
pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara merupakan aspek penting
yang menjadi bagian pembentuk sekaligus menjadi tujuan pendidikan
itu sendiri. Berdasarkan pandangan tersebut menunjukkan bahwa
individu pembelajar adalah individu mandiri yang memiliki otoritas
terhadap akal, kehendak, dan pikiran sendiri. Pendidikan diharapkan
dapat melatih anak untuk menjadi bagian dalam membangun
kebudayaan Indonesia yang beradab. Dalam penyelenggaraan
pendidikan tentu ada teori yang melandasi adanya pendidikan itu
sendiri. Pendidikan yang diselenggarakan tidak boleh asal-asalan, dan
landasan yang digunakan juga harus memberikan dampak kebaikan
bagi siswa yang terdidik.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata
cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas
maupun di luar kelas. Salah satu teori belajar yang digunakan di
Indonesia adalah teori belajar behavioristik. Teori belajar behavioristik
melihat belajar merupakan perubahan tingkah laku.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud teori behavioristik?
2. Apa kelebihan dan kelemahan teori behavioristik?
3. Bagaimana penerapan teori behavioristik di sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang teori behavioristik.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan teori behavioristik.
3. Untuk mendapatkan gambaran tentang penerapan teori behavioristik di
sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI BEHAVIORISTIK
Hamzah B Uno (2016: 7) menjelaskan bahwa belajar dalam teori
behavioristik adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari
interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar adalah
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2008 :132) belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan
mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
Miftaul Fitriah, dkk (2021: 14) mengungkapkan bahwa menurut
teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru
kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Hal yang sama disampaikan oleh
Muhammad Yaumi (2013: 29) belajar menurut kaum behavioris menekankan
pada perubahan perilaku yang dapat diamati dari hasil timbal balik antara
guru sebagai pemberi stimulus dan murid sebagai respon tindakan stimulus
yang diberikan. Oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan
apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori
behavioristik mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu
hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku
tersebut. Dalam proses pembelajaran input ini bisa berupa alat peraga, gambar
gambar, ataucara-cara tertentu untuk membantu proses belajar.
Menurut Kusmintardjo dan Mantja (2011) pendekatan behavioristik
memahami belajar sebagai proses perubahan tingkah laku teramati yang
relatif berlangsung lama sebagai hasil dari pengalaman dengan lingkungan.
Hal senada juga disampaikan oleh Jalaluddin Rahmat (2007: 18)
behaviorisme menggambarkan manusia sebagai makhluk yang digerakan
semuanya oleh lingkungan atau apa yang disebut dengan Homo Mecanicus.
Behaviorisme pada dasarnya semua pengalaman dari pengamatan serta
struktur-struktur dalam masyarakat yang pada akhirnya akan menjadi perilaku
kita.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar menurut pandangan behavioristik adalah proses perubahan tingkah
laku yang dialami oleh individu yang didasarkan adanya stimulus dan respon
dari lingkungan di sekitarnya.