KHAIRUL ANWAR
UMAMUL KHAIR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad saw. Salah
satu nikmatnya yang tidak ternilai harganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah ini pun dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Penulis pun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan, baik
dari segi isi penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena, itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut akan penulis terima dengan senang hati.
Terima kasih
Penulis
Sumenep, 2 Juli 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk
menghasilkan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari bersikap buruk menjadi
bersikap baik, dari tidak terampil menjadi terampil. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu
sistem yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Pada zaman sekarang ini, telah kita ketahui bahwa para pelajar khususnya mereka yang
menginjak usia remaja sering kali melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dia lakukan di
usianya, seperti halnya merokok. Merokok pada saat ini nampaknya sudah menjadi kebiasaan
mereka yang sulit untuk dihindari. Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan yang kurang
baik. Oleh karena itu, guru di sekolah harusnya memberikan pendidikan terhadap para pelajar
bagaimana seharusnya mereka berprilaku dengan baik.
Secara nasional, Departemen Pendidikan Nasional (2001) mencatat bahwa jumlah
perokok di kalangan remaja dengan usia rata-rata antara 16-24 tahun sekitar 26,56%. Yayasan
Kesehatan Indonesia secara khusus mencatat bahwa 18% remaja yang duduk di bangku SLTP
diketahui mulai merokok, dan 11% di antaranya mampu menghabiskan 10 batang per hari.
Hasil penelitian lain ditemukan bahwa pengalaman pertama kali anak mulai merokok, dari
19,8% siswa perokok yang diteliti (21% laki-laki dan 15,5% perempuan) ternyata dimulai dari
tingkat SLTP (Bawazeer, Hattab, Morales, 1999 dalam Efendi 2003). Beberapa penelitian
sejenis umumnya menegaskan bahwa untuk pertama kalinya remaja merokok pada usia antara
11-13 tahun (setingkat SD kelas 6 sampai dengan SLTP 1-2) dan 85%-90% remaja perokok
dimulai sebelum usia 18 tahun (Smet, 1994 dalam Efendi, 2003)
Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahawa tidak sedikit dari mereka yang mulai
merokok pada saat usia remaja (ketika duduk di bangku sekolah). Hal tersebut tentunya tidak
bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi kita sebagai seorang calon guru, kita tidak boleh
membiarkan hal tersebut terjadi pada anak didik kita nantinya. Dengan kata lain, kita harus
mengehentikan itu semua, salah satu caranya yaitu kita harus mengetahui pendekatan-
pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi
pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar,
membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna,
mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, selain itu juga dapat
dilakukan dengan menggunakan teori pembelajaran yang baik untuk diterapkan kepada mereka.
Salah satu teori pembelajaran yang dapat kita terapkan yaitu teori belajar Behavioristik.
Dengan mempelajari teori Behavioristik, kita dapat mengetahui cara mengajar yang
baik agar para peserta didik tidak melenceng ke arah yang tidak seharusnya. Bahkan dalam hal
menghadapi peserta didik yang sudah menjadi perokok itu pun dapat kita ubah perilakunya
dengan memberikan pendidikan. Dalam hal ini, kita dapat melakukan pendidikan dengan
menggunakan teori Behavioristik. Untuk itu, mari kita pelajari mengenai teori Behavioristik
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan teori belajar Behavioristik?
2. Bagaimanakah definisi belajar menurut pandangan teori Behavioristik?
3. Bagaimanakah pendapat para ahli mengenai teori Behavioristik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Teori Behavioristik merupakan teori belajar yang sangat menekankan perilaku atau tingkah
laku yang dapat diamati. Menurut teori Behavioristik, belajar merupakan perubahan dalam
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Tokoh aliran
Behavioristik ini yang sangat terkenal yaitu Thorndike dengan “Koneksionisme”, menurut teori
ini tingkah laku manusia tidak lain dari suatu hubungan antara perangsang-jawaban atau
stimulus-respons. Pavlov dan Watson dengan “Conditioning”, menurut teori ini belajar
merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respons
terhadap sesuatu. Skinner dengan “Operant Conditioning”, yaitu tipe perilaku belajar yang
dipengaruhi oleh adanya penguatan-penguatan.
Dengan demikian, maka tujuan dari teori behavioristik ini sebenarnya adalah untuk
menghilangkan tingkah laku yang salah dan membentuk tingkah laku baru yang dipengaruhi
oleh lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA