Abstrak
Teori behavior merupakan teori belajar yang lebih mengutamakan pada perubahan tingkah
laku siswa sebagai akibat adanya stimulus dan respon. Dimana teori ini dipelopori oleh
Thorndike (1913), Pavlov (1927) dan Skinner (1974) yang menyatakan bahwa belajar adalah
tingkah laku yang dapat diamati yang disebabkan adanya stimulus dari luar. Penulis ingin
memaparkan teori behavior yang bertujuan untuk menemukan kejelasan tentang seberapa
penting teori behavioris diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Artikel ini bersifat kualitatif
deskriptif, sedangkan pengumpulan datanya menggunakan studi kepustakaan (library
research). Hasil penelitian menunjukkan teori-teori belajar behavioral serta implikasinya
dalam belajar dan pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam).
Kata Kunci : Teori Connectionism, Teori Classical Conditioning ,dan Teori Operant
Conditioning.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata dan tingkah laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang vital dalam
usahanya untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan dirinya dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan karena tuntutan hidup, kehidupan dan
penghidupan senantiasa berubah.1 Dalam perspektif keagamaan belajar merupakan
kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka
meningkatkan kehidupan mereka.
1
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2011), 1
1
Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah: 11 yang berbunyi:
ٍ َﯾ ْﺮﻓَﻊِ ا ﱠ ُ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ َواﻟﱠﺬِﯾﻦَ أُوﺗُﻮا ْاﻟ ِﻌ ْﻠ َﻢ دَ َر َﺟﺎ
ت
Artinya..” niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Oleh karena itu, belajar dilakukan oleh manusia secara terus-menerus, sepanjang
hayat (life long education), di sekolah maupun di luar sekolah, dibimbing atau tidak. Di
sini bisa dikatakan bahwa kualitas hasil proses perkembangan manusia itu sangat
bergantung pada apa dan bagaimana ia belajar. Karena dengan belajar, manusia
melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya
berkembang.2 Sementara itu, tinggi rendahnya kualitas perkembangan manusia akan
menentukan masa depan peradaban manusia itu sendiri.3
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun
sosiologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas
yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan,
menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan
sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan
proses penerapan atau praktik, mislanya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan,
kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresisai dan sebagainya.4 Tujuan belajar
ialah mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan,
keterampilan maupun sikap. Perubahan tingkah laku tidak hanya mengenai perubahan
pengetahuan, tetapi berbentu kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan,
minat dan penyesuaian diri.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Mengenai hal ini berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh
peserta didik. Di dalam menerapkan metode yang baik untuk suatu proses pembelajaran,
maka harus diperlukan teori yang cocok untuk sebuah model pembelajaran yang mampu
diserap dan diterapkan dalam proses pengajaran disekolah, akan tetapi kita harus melihat
metode mana yang lebih cocok diterapkan di dalam kelas, karena tidak semua teori
pembelajaran cocok untuk diterapkan. Sebelum kita menggunakan suatu metode
pembelajaran kita harus melihat situasi dan kondisi lingkungan sekitar dan meneliti teori
2
Supriyono,Widodo. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta. 1991), 120.
3
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Cet.3. 2004). .60.
4
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung; Alfabeta,2018), 87
2
apa yang harus digunakan. Masalah yang sedang dihadapi guru sekarang adalah
bagaimana siswa mau belajar. Oleh karena itu, semua guru mempunyai pandangan atau
teori belajar, sehingga strategi mengajar mereka terstruktur.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui dalam pembahasan mengenai teori-teori
belajar behavioristik sangat penting dalam dunia pendidikan yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan salah satu usaha yang dilakukan adalah memahami
bagaimana anak – anak belajar dengan menggunakan teori-teori belajar.
B. Teori Belajar Behavioral
Teori belajar behavioristik, banyak orang mengatakan teori ini adalah teori
tradisional, klasik, tidak modern, tidak cocok diterapkan paradigma baru pendidikan.
benar melepaskan teori ini, maka dari itu, dalam kajian ini tetap diperlukan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para guru dan calon guru, serta dapat
pembelajaran. Menurut Desmita (2009) teori belajar behavioristik merupakan teori belajar
dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan
melalui upaya pengkondisian5. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa anak bisa merubah
tingkah laku (dari tidak bias menjadi bisa) jika diberi bahan. Teori ini mengutamakan
mengenai berbagai respon perilaku yang dapat diamati dan penentu lingkungannya.
Dengan kata lain, perilaku memusatkan pada interaksi dengan lingkungannya yang dapat
dilihat dan diukur. Prinsip-prinsip perilaku diterapkan secara luas untuk membantu orang-
orang mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik.6 Menurut teori ini dalam belajar
yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.
5
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), 44
6
King dan Laura A, Psikologi Umum: Sebuah Pengantar Apresiatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010) 15
3
Stimulus adalah rangsangan yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respons berupa
reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Yang
dapat diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu ,apa yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respons) harus dapat diamati dan diukur.7
Jadi, Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku
manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Contohnya, seorang guru mengajari siswanya
membaca Al-Qur’an dengan memberi contoh membaca pada video, dalam proses
kemudian siswa diberi kesempatan membaca. Disini dapat terlihat bahwa situasi belajar
sesuai yang diinginkan, dalam hal ini stimulus yang diberikan oleh guru berupa tayangan
video bacaan al-Qur’an di respon siswa membaca sesuai dengan tanda bacanya.
Belajar disini merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R
(Stimulus- Respon), yaitu suatu proses yang memberikan stimulus untuk direspon
terhadap yang datang dari luar. Behavioristik menekankan pada hasil belajar yang dapat
dilihat yaitu tingkah laku, serta tidak memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran
(karena tidak dapat dilihat). Dimana teori ini dipelopori oleh Thorndike (1913), Pavlov
(1927) dan Skinner (1974). Sebagai penjelasan teori ini, di bawah ini dijelaskan beberapa
7
Putrayasa, Ida Bagus. Landasan Pembelajaran, (Bali: Undiksha Press, 2013), 42
4
a. Teori Koneksionisme
Teori belajar yang ditemukan oleh psikolog Amerika bernama Edward LL.
belajar adalah asosiasi antara kesn panca indra (sense impression) dan dorongan untuk
bertindak. Bentuk belajar yang khas baik pada manusia atau pada hewan oleh
Thorndike disifatkan sebagai “Trial and Eror Learning (belajar mencoba-coba dan
Thorndike memasukkan unsur baru dalam belajar (perubahan tingkah laku mencapai
(punishment). 8
kegiatan belajar) dan respons (reaksi yang dimunculkan berupa gerakan, tindakan
dan lain-lain). Teori ini sering juga disebut “Trial and error” dalam rangka menilai
terhadap seekor kucing. Yang ia lakukan adalah menaruh seekor kucing yang
kelaparan didalam sebuah sangkar, yang dilengkapi dengan tombol yang jika
disentuh akan membuka pintu sangkar itu. Kemudian ia meletakkan ikan didepan
hingga tanpa sengaja kucing tersebut menyentuh tombol dan dapat memakan ikan
yang ada didepannya. Percobaan dilakukan berulang-ulang dan semakin lama kucing
memiliki kemajuan tingkah laku sehingga ketika dimasukkan dalam sangkar dapat
8
Retno Indayati, Psikologi Pendidikan, (Tulungagung; Cesmid,2008), 12-13
5
langsung menyentuh tombol pembuka sehingga pintu langsung terbuka hanya pada
sekali usaha.9
Keberhasilan kucing itu keluar diberi hadiah berupa makan yang memberi
motivasi bagi kucing yang lapar itu untuk keluar. Apakah manusia juga selalu
Manusia berfikir lebih dahulu tentang akibat apa yang akan dilakukannya dan
menghadapi masalah yang sama. Jadi tidak ada proses yang berangsur-angsur
terdapat pada manusia seperti halnya dengan binatang. Dengan demikian cara belajar
memecahkan masalah yang digunakan oleh binatang tidak begitu saja dapat
Dari penelitian ini yang dilakukan oleh Thorndike, dapat disimpulkan; “perlu
adanya motivasi dalam proses belajar, serta ada efek positif atau sebagai suatu bentuk
kepuasan yang akan dicapai oleh respons.11 Thorndike memandang belajar sebagai
memperoleh tiga buah hokum dalam belajar, yaitu law of exercise, dan law of
readinees.
a) law of readinees.
9
Muhammad Irfan dan Novan ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2013),. 145-156.
10
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta, Bumi Aksara, 2005), 133.
11
Islamuddin, Haryu. Psikologi Pendidikan, (Jember: Pustaka Pelajar, 2011), 67.
6
menyebabkan mudahnya mereaksi terhadap suatu rangsang/stimulus yang
b) law of exercise
law of use : hubungan akan menjadi bertambah kuat kalau ada suatu latihan,
c) Law of effect
daripada respon yang dilakukan, artinya: belajar akan membawa kepuasan dan
cenderung untuk diulangi apabila hasil responnya menyenangkan, dan begitu pula
sebaliknya. Jadi, hokum ini menunjukkan bahwa hadiah nampaknya lebih kuat
dinamakan Transfer of Training. Konsep ini menjelaskan bahwa apa yang pernah
dipelajari oleh anak sekarang harus dapat digunakan untuk hal lain dimasa yang akan
datang. Dalam konteks pembelajaran konsep transfer of training merupakan hal yang
sangat penting, sebab seandainya konsep ini tidak ada, maka apa yang akan dipelajari
tidak akan bermakna. Oleh karena itu, apa yang dipelajari oleh siswa di sekolah harus
12
Retno Indayati, Psikolog Pendidikan…………, 14
13
Ibid., 15
7
berguna dan dapat dipergunakan di luar sekolah. Misalnya, anak belajar membaca,
maka keterampilan membaca dapat digunakan untuk membaca apapun di luar sekolah,
walaupun di sekolah tidak diajarkan bagaimana membaca koran, tapi karena huruf-
huruf yang diajarkan di sekolah sama dengan huruf yang ada dalam koran, maka
Teori belajar yang ditemukan oleh psikolog Amerika bernama Ivan Petrovitch
Seekor anjing yang telah dibedah sedemikian rupa, sehingga kelenjar ludahnya berada
di luar pipinya, dimasukkan ke kamar yang gelap. Di kamar itu hanya ada sebuah
yang telah dibedah itu dipasang sebuah pipa (selang) yang dihubungkan dengan sebuah
tabung di luar kamar. Dengan demikian dapat diketahui keluar tidaknya air liur dari
berubah karena mendapat latihan. Sehingga dapat dibedakan dua macam reflex, yaitu
reflex wajar (unconditioned reflex)- keluar air liur ketika melihat makanan yang lezat
dan refleksbersyarat/ reflex yang dipelajari (conditioned reflex)- keluar air liur karena
menerima bereaksi terhadap warna tertentu, atau tergadap suatu bunyi tertentu.14
14
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2010),90
8
Menurut Retno Indayati (2008), Adapun belajar menurut teori ini adalah: suatu proses
menimbulkan reaksi atau respons. Supaya seseorang itu belajar haruslah diberi
rangsangan tertentu. Dalam belajar yang penting ialah adanya latihan-latihan yang
kontinu (berkelanjutan) yang diutamakan dalam teori ini ialah hal belajar yang terjadi
secara otomatis. Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia
juga tidak lain adalah hasil daripada conditioning. Artinya teori ini lebih cenderung
conditioning ini ialah, teori ini menganggap bahwa belajar itu hanyalah terjadi secara
latihan/kebiasaan terlalu ditonjolkan. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima
dalam hal-hal belajar tertentu saja, misalnya saja dalam belajar yang mengenai skills
sebagai berikut: dalam laboratarium, Skinner memasukkan tikus yang telah dipaparkan
dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai
peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang
dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik. Karena dorongan lapar
(hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak
kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan
15
Retno Indayati, Psikologi Pendidikan…….,16
16
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan…………., 92
9
keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan
perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping. Berdasarkan berbagai
percobaannya yang dilakukan pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan
adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat
Dari eksperimen yang dilakukan Skinner terhadap tikus dan burung merpati,
dibuang.
beratkan pada reinforcement, atau operan conditioning. Teori ini telah memberikan
sumbangan yang berarti kepada pemahaman tingkah laku, khusunya yang berkaitan
dengan belajar. Belajar di sini merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi
respons tertentu terhadap yang datang dari luar. Behaviorisme menekankan pada apa
yang teramati atau dilihat yaitu tingkah laku, serta kurang memerhatikan apa yang
17
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007),
70.
18
Nurdin Ibrahim dan Helen Purwatiningsih, Persepketif Pendidikan Terbuka Jarak Jauh; Kajian Teoritis
dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Media Akademia, 2019), 83.
10
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi
yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi stimulus mempengaruhi respon
yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi yang nantinya
1) Mengidentifikasi hal-hal apa yang merupakan hadiah bagi tingkah laku yang akan
dibentuk.
menekankan siswa yang belajar sebagai individu yang pasif. Munculnya perilaku siswa
19
Alizamar, Teori Belajar dan Pembelajaran; Implementasi dalam Bimbingan Kelompok Belajar di
Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Media Akademi, 2016), 91.
20
Retno Indayati, Psikologi Pendidikan…….., 17
11
yang kuat apabila diberikan penguatan dan akanmenghilang jika dikenai hukuman.21
otomatis belajar. Dengan demikian kelakuan anak terdiri atas respons-respons tertentu
merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa untuk mencapai target tertentu,
sehingga menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran yang
memindahkan pengetahuan kepada siswa. Oleh sebab itu siswa diharapkan memiliki
pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang
Teori Thorndike tentang belajar itu memiliki implikasi dalam pendidikan dan
menjadi tahu apa yang telah diajarkan. Memberitahu bukanlah mengajar. Mengajar
yang baik adalah tahu apa yang hendak diajarkan dalam arti tahu materi apa yang akan
21
Nasution. Asas-Asas Kurikulum. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 66
22
Ahmad Sugandi,.Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2007), 35
12
diajarkan, respons apa yang diharapkan, dan kapan harus memberi hadiah, serta
pentingnya tujuan pendidikan. Oleh karena itu, dapat di pahami bahwa implikasi teori
belajar Thorndike dapat dilihat pada kondisi belajar siswa dan juga dapat dilihat pada
kondisi guru mengajar. Dalam kondisi siswa belajar, siswa dituntut kesadarannya
membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, dengan demikin siswa
akan selalu memiliki pengetauhuan tentang hasil yang sekaligus merupakan penguat
(reinforce) bagi dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap
langkah segera diberikan penguatan. Bentuk perilaku dari prinsip ini adalah siswa akan
segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan nilai yang
Dalam hal ini mengaitkannya dengan konsep ikhtiar. Sebisa mungkin siswa
berusaha mewujudkan cita-cita yang ia inginkan, gagal bukan berarti akhir dari
segalanya, teruslah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa bangkit dan meraih apa
yang di inginkan, karena siapa yang bersungguh-sungguh maka ia yang akan berhasil
(َ) َﻣ ْﻦ َﺟﺪﱠ َو َﺟﺪ. Jadi, ketika ada seorang siswa yang sulit untuk menguasai dan memahami
situasi yang berbeda hingga akhirnya siswa tersebut mendapatkan situasi nyaman
yang bisa membantunya untuk mudah memahami pelajaran. Contoh: ada siswa yang
sama sekali tidak memahami pelajaran Bahasa Arab, untuk mengatasi masalah belajar
mufrodat yang sudah dihafal, dengan sendirinya anak tersebut akan bisa berbicara
13
b. Teori Belajar Behaviorisme Operan Conditioning Skinner dalam Pembelajaran
Bagi Skinner teori belajar behavioristik sama halnya dengan teori belajar
behavioristik ahli lainnya yang tetap menekankan pada stimulus dan respon serta
menurut para ahli berbeda-beda, Skinner memberikan gambaran yang jelas bahwa
untuk terjadinya perubahan perilaku pada seseorang tidak dapat dilakukan secara
melalui tahapan-tahapan interaksi stimulus yang setelah itu baru dapat dilihat hasilnya
perilaku. Jadi kita tidak bisa langsung saja memberikan kesimpulan terjadi suatu
dicapai sebagai hasil belajar tersebut melalui proses penguatan perilaku baru yang
belajar siswa, pertama-tama yang harus dilakukan adalah menentukan logika yang
23
Maskun, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018), 28.
14
pendekatan kemudian mencoba untuk memberikan reinforcement segera
muncul serta rangsangan yang diberikan dinamakan suatu proses belajar. Operan
conditioning adalah suatu situasi belajar, dimana suatu respon dibuat menjadi lebih
perilaku ini, meliputi prosedur-prosedur tertentu dan reinforcement positif dan negarif.
mengulangi suatu tingkah laku yang sama pada waktu lain atau dimasa yang akan
datang.
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, hal ini sesuai dengan ungkapan
dimanifestasikan dalam penguasaan pola respon atau tingkahlaku baru dalam bentuk
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) lebih pada hasil yang tersampaikan dari
guru memberikan ceramah, intruksi singkat yang diikuti contoh baik yang dilkukan
memperhatikan hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan
digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Prinsip belajar
skinner:
24
Rifnon Zaini, Studi Atas Pemikiran B.F. Skinner Tentang Belajar, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Dasar Volume 1 Nomor 1 Juni 2014 p-ISSN 2355-1925, 121-123.
25
Mulyanto Widodo, Investigasi Kelompok; Prototipe Pembeajaran Menulis Akademik, (Yogyakarta: Media
Akademi, 2016), 23.
15
a. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika
b. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran
d. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah
Contoh penerapannya, infaq jum’at, bakti social, menjadi amil zakat dan
shalat hari raya, berinisiatif menjadi orang pertama yang memberi pertolongan bagi
Islam (PAI)
dunia psikologi, banyak ahli pendidikan baru memulai memanfaatkan teorinya untuk
dan teori belajar khususnya. Untuk menjadikan seseorang itu belajarharuslah kita
conditioning ialah adanya latihan-latihan yang kontinyu. Yang diutamakan dalam teori ini
ialah belajar yang terjadi secara otomatis. Segala tingkah laku manusia tidak lain adalah
tertentu yang dialaminyadalam kehidupannya.26 Contohnya yaitu pada awal tatap muka
antara guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru menunjukkan sikap
26
Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winaputra, Teori Belajar dan Model-modelPembelajaran (Jakarta, Dikti,
1977), 118
16
yang ramah dan memberi pujian terhadap murid-muridnya, sehingga para murid merasa
Teori Classical Conditioning juga cocok bila diterapkan dalam pembelajaran PAI,
sebab belajar erat hubungannya dengan prinsip penguatan kembali. Contohnya, tadarus Al-
Qur’an sebelum pelajaran dimulai, berdoa bersama sebelum pelajaran dimulai, buka
bersama disekolah, pesantren ramadhan, bakti social khusus bulan ramadhan, peringatan
D. Kesimpulan
Teori belajar behavioristik, banyak orang mengatakan teori ini adalah teori
tradisional, klasik, tidak modern, tidak cocok diterapkan paradigma baru pendidikan.
organisme yang pasif, yang dikuasai oleh stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya.
behaviorisme, secara umum, memiliki beberapa teori, antara lain: teori Connectionism,
1. Teori Connectionism
Teori belajar ini lebih banyak menekankan pada proses serta perubahan tingkah
laku. Dengan demikian, Thorndike menghasilkan teori belajar ini karena belajar
karena itu, pengaplikasian teori belajar tersebut bilamana dihadapkan pada siswa,
maka dengan sendirinya siswa dapat berkembang dan selalu semangat dalam proses
mengembangkan potensi siswa didik serta guru lebih bersemangat dalam kegiatan
menerapkan apa yang dikenal dengan punishment and reward. Ada juga metode
17
pembiasaan dan lain sebagainya sebagaimana yang penulis paparkan diatas. Hanya
secara garis besar tidak jauh berbeda dengan pendapat Thorndike. Jika
sini guru sebaiknya tahu tentang apa yang akan diajarkan, respons apa yang
diharapkan muncul pada diri siswa, serta tahu kapan sebaiknya hadiah
terjadi pengulangan atau peningkatan respons. Teori Operant Conditionin suatu teori
mengubah tingkah laku. Yang mana dalam pelaksanaannya ada pemberian reward
(hadiah) dan tidak adanya hukuman. Melihat dasar operant conditioning sebagai
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, guru mempraktikkan teori yang ada guna
18
DAFTAR PUSTAKA
Basleman Anisah dan Mappa Syamsu. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung; Remaja
Rosdakarya, 2011.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2007.
Rosdakarya,2009.
Ibrahim Nurdin dan Helen Purwatiningsih. Persepketif Pendidikan Terbuka Jarak Jauh;
Irfan Muhammad dan Wiyani Novan Ardy, Psikologi Pendidikan Yogyakarta: Ar-Ruzz,
2013.
King dan Laura A. Psikologi Umum: Sebuah Pengantar Apresiatif. Jakarta: Salemba
Humanika. 2010.
Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta, Bumi
Aksara, 2005
19
Purwanto Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2010
Soekamto Toeti dan Udin Saripudin Winaputra. Teori Belajar dan Model-model
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Cet.3. 2004
Zaini Rifnon. Studi Atas Pemikiran B.F. Skinner Tentang Belajar, Jurnal Pendidikan dan
20