Anda di halaman 1dari 10

e - ISSN: 2615-8787

STUDI KASUS PENERAPAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK


DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN PERILAKU PEDULI
LINGKUNGAN HIDUP SISWA DI SMKN 6 MALANG

Bariyah Oktariska, Anselmus J.E Toenlioe, Susilaningsih


Teknologi Pendidikan-Universitas Negeri Malang
E-Mail: bariyahoktariska@gmail.com

ABSTRAK

Behavioristik dalam proses belajar merupakan upaya membentuk perilaku yang diinginkan. Penerapan
teori belajar behavioristik dalam menumbuhkembangkan perilaku peduli lingkungan hidup dilakukan
dengan pemberian stimulus yang akan menghasilkan sebuah respons. Dalam proses belajar untuk
menumbuhkembangkan perilaku peduli lingkungan hidup, SMKN 6 Malang menciptakan program-
program sekolah yang mendukung visi dan misi sekolah. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penerapan
teori belajar behavioristik dalam menumbuhkembangkan perilaku peduli lingkungan hidup pada siswa.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data penelitian dikumpulkan
dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui (3) tiga alur kegiatan yaitu
reduksi data, display data, dan perumusan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan dua kriteria
yaitu ketekunan pengamatan dan triangulasi meliputi triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasilnya
menunjukkan bahwa program sekolah untuk menumbuhkembangkan perilaku peduli lingkungan hidup
pada siswa adalah program eco-mapping, program bank sampah sekolah dan program jumat bersih.
Stimulus yang diberikan oleh personil sekolah meliputi pemberian contoh, nasihat dan peringatan, serta
pemberian hadiah. Siswa merespons positif dan menghasilkan perubahan pola pikir siswa yang lebih
mencintai lingkungan dan perubahan perilaku yaitu mengelola sampah secara bijak.

Kata Kunci: teori belajar behavioristik, program,


peduli lingkungan hidup

PENDAHULUAN muncul teori-teori belajar. Teori-teori


Kehidupan tidaklah lepas dari tersebut adalah teori belajar behavioristik
proses belajar, hal ini senada dengan dan teori belajar humanistik. Di antara
yang diungkapkan oleh Baharuddin dua teori belajar tersebut, teori belajar
dan Wahyuni (2008) belajar ialah behavioristik yang kelahirannya diawali
proses untuk mencapai berbagai macam penelitian Pavlov (1849-1936) terhadap
kompetensi, keterampilan, dan sikap hewan, lahir terlebih dahulu dan cukup
oleh menuasia. Selanjutnya menurut kuat implementasinya hingga mewarnai
Suyono & Hariyanto (2011) belajar adalah praktik pendidikan di Indonesia. Dalam
suatu aktivitas atau suatu proses untuk teori belajar behavioristik, manusia
memperoleh pengetahuan, meningkatkan dipandang lebih kepada aspek jasmaniah
keterampilan, memperbaiki perilaku, dan sebagai makhluk hidup yang pasif
sikap, dan mengkokohkan kepribadian. dikuasai oleh stimulus-stimulus yang ada
Belajar dikatakan berhasil apabila di lingkungannya.
seseorang mampu mengulangi kembali Ahli behaviorisme berpendapat
apa yang telah dipelajarinya. Berbicara bahwa belajar adalah perubahan
tentang konsep belajar, selanjutnya tingkah laku yang dialami oleh individu

Teori Belajar Behavioristik. . . . - Bariyah, dkk - || 159


sebagai hasil dari pengalaman dan stimulus. Teori behavioristik sampai
peran lingkungan. Menurut Sihkabuden saat ini banyak diterapkan dalam praktik
(2012) behaviorisme merupakan proses pendidikan di Indonesia, dari usia
perubahan perilaku hasil pengalaman dini hingga perguruan tinggi. Hal ini
yang relatif menetap hasil hubungan dikarenakan mudahnya penerapan teori
stimulus dan respons. Para tokoh yang ini untuk meningkatkan kualitas siswa.
mengembangkan teori ini antara lain E.L. Salah satu contoh penerapan teori belajar
Thorndike, Ivan Pavlov, B.F. Skinner, J.B. behavioristik adalah adanya sistem point
Watson, Clark Hull dan Edwin Guthrie. ketika siswa melakukan pelanggaran
Kata kunci dari teori belajar behavioristik terhadap aturan-aturan di sekolah.
yaitu latihan, pengalaman, stimulus/ Penelitian Saputro (2015)
rangsangan, respons/tanggapan yang menyimpulkan bahwa penerapan teori
berperan dalam belajar. behavioristik dapat mengurangi siswa
Tujuan belajar dari kacamata mengoperasikan handphone pada saat jam
behaviorisme adalah membentuk tingkah pembelajaran belangsung. Selanjutnya
laku yang diinginkan dimana seseorang penelitian Fajri (2011) yang berjudul
dianggap telah belajar apabila mampu “Efektifitas teknik behavior contract untuk
menunjukkan perubahan tingkah laku. mengurangi perilaku membolos siswa
Mukminan (1977) mengungkapkan kelas X di SMAN 5 Malang”. Penelitian
bahwa tingkah laku individu dapat ini menyimpulkan adanya penurunan yang
dimanipulasi dan dikontrol dengan jalan signifikan terhadap perilaku membolos
mengontrol stimulus-stimulus yang ada siswa dengan diterapkannya teknik
di lingkungannya. Upaya pembentukan behavior contract. Penelitian-penelitian
tingkah laku individu dikendalikan oleh tersebut menjadi salah satu pembuktian
penguatan (reinforcement) berupa hadiah bahwa praktik pendidikan di Indonesia
(reward) maupun hukuman (punisment) menggunakan teori belajar behavioristik.
dari lingkungan yang menjadi salah satu Teori belajar behavioristik
komponen dari teori behavioristik. banyak diterapkan di sekolah-sekolah
Menurut teori belajar behavioristik dengan tujuan membentuk siswa
terdapat dua aspek pokok yaitu stimulus untuk berperilaku baik. Penelitian ini
dan respons. Teori ini disebut juga teori S-R mengkaji persoalan upaya sekolah dalam
(Stimulus-Respon). Secara umum stimulus menumbuhkembangkan perilaku peduli
dapat diartikan sebagai rangsangan lingkungan hidup. Upaya-upaya tersebut
atau dorongan yang digunakan untuk tercermin dari berbagai program dan
meningkatkan prestasi atau membentuk kebijakan yang diterapkan di sekolah.
tingkah laku, sedangkan respon diartikan Sekolah sebagai institusi pendidikan
sebagai tanggapan atau kemampuan yang yang berfungsi untuk meningkatkan
ditunjukkan setelah adanya pemberian pengetahuan, kemampuan, dan sikap

160 || JKTP Volume 1, Nomor 2, Juni 2018


siswa sebagai bekal untuk meningkatkan perilaku tersebut. Sekolah diharapkan
taraf hidup di kemudian hari, berperan dapat menerapkan pendidikan peduli
penting dalam usaha sosialisasi dan lingkungan hidup sebagai salah satu sarana
promosi tentang pengelolaan dan peningkatan pengetahuan dan kemampuan
pelestarian lingkungan hidup. Hal ini warga sekolah dalam berperilaku sebagai
karena sekolah merupakan rumah kedua masyarakat yang mencintai alam.
bagi siswa. Siswa menghabiskan 4-8 jam Penelitian Mulyana (2009) menyimpulkan
berada di lingkungan sekolah. Sekolah pendidikan lingkungan hidup di lingkungan
menjadi tempat untuk menanamankan sekolah menjadi penting karena sebagai
pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang modal dasar bagi pembentukan etika pada
merupakan fondasi untuk membentuk lintas generasi. Penanaman etika peduli
kepribadian anak yang akan bermuara pada lingkungan di sekolah secara berkelanjutan
pembentukan kepribadian masyarakat diharapkan bisa tertanam pada hati para
nantinya. siswa sehingga pada akhirnya berbuah
Salah satu bentuk perilaku peduli pada perilaku-perilaku yang mencintai
lingkungan hidup tercermin pada sumber alam beserta isinya.
daya manusia yang bersih dan berkualitas Saat ini berbagai lembaga telah
baik secara fisik, mental, maupun melakukan berbagai upaya yang berkaitan
sosial. Penanaman kepribadian tersebut dengan pengelolaan dan pelestarian
dapat diupayakan melalui pendidikan lingkungan hidup. Kementerian
peduli lingkungan hidup. Untuk itu Lingkungan Hidup Republik Indonesia
diperlukan upaya-upaya pengelolaan dan melalui program Adiwiyata menjadi
pelestarian lingkungan hidup secara terus pendorong bagi sekolah-sekolah di
menerus dimulai dari usia dini sehingga seluruh Indonesia untuk turut aktif
lingkungan tidak mengalami kerusakan. mengambil bagian dalam perlindungan
Sebab, ketidakpedulian akan kerusakan dan pengelolaan lingkungan hidup.
lingkungan hidup akan menghasilkan Adiwiyata menurut Kementerian
kerusakan yang lebih besar. Suparni Lingkungan Hidup (2012) sebagai tempat
(1994) mengatakan jika seseorang mulai yang ideal dimana di tempat tersebut dapat
tidak peduli pada perbuatannya yang diperoleh bukan hanya ilmu pengetahuan
merusak lingkungan, orang lain yang akan namun juga berbagai norma serta etika
menjadi korban. yang dapat menjadi dasar manusia menuju
Mengingat pentingnya mengelola cita-cita pembangunan berkeanjutan dan
lingkungan hidup, maka seharusnya terciptanya kesejahteraan hidup.
sekolah memberikan perhatian pada Program Adiwiyata dikembangkan
permasalahan pengelolaan dan pelestarian pada tahun 2006 dimana pelaksanaannya
lingkungan hidup. Sekolah memiliki pada 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai
peran dalam menyumbang perubahan sekolah model. Program Adiwiyata

Teori Belajar Behavioristik. . . . - Bariyah, dkk - || 161


melibatkan perguruan tinggi dan Lembaga hidup di sekolah. Penelitian tentang
Swadaya Masyarakat (LSM) yang penerapan teori belajar behavioristik
bergerak di bidang Pendidikan Lingkungan dalam menumbuhkembangkan perilaku
Hidup. Program Adiwiyata sendiri peduli lingkungan hidup pada siswa
diselenggarakan secara berjenjang mulai menjadi penting untuk dilakukan sebagai
dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi upaya membangun karakter siswa yang
dan Nasional. Program Adiwiyata Tingkat terbiasa akan pola hidup yang berperan
Nasional terdiri dari Adiwiyata Nasional aktif dalam pengelolaan dan pelestarian
dan Adiwiyata Mandiri. lingkungan hidup dan sebagai referensi
Salah satu sekolah Adiwiyata dalam menciptakan program lain yang
Mandiri yang konsisten dengan memuat tentang pengelolaan dan
menerapkan komponen program pelestarian lingkungan hidup.
Adiwiyata melalui berbagai program salah
satunya yaitu program bank sampah adalah METODE PENELITIAN
SMKN 6 Malang. Ditengah keprihatinan Penelitian ini menggunakan metode
mengenai banyaknya sampah di sekolah, kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
SMKN 6 Malang memberikan layanan Lokasi penelitian di SMKN 6 Malang
berupa bank sampah kepada warga yang beralamat di jalan Raya Ki Ageng
sekolah sebagai upaya dalam menciptakan Gribig No. 28 Malang. Sumber data
lingkungan sekolah yang bersih dan dalam penelitian ini adalah data primer
sehat. Bank sampah sekolah merupakan yaitu dengan pengambilan data melalui
solusi cerdas dalam mengurangi sampah wawancara dengan 10 (sepuluh) informan
di sekolah dan secara mengajarkan siswa dan observasi serta data sekunder yaitu
untuk menabung. Dengan menyetorkan dokumen-dokumen sebagai pelengkap.
sampah ke bank sampah sekolah, sampah Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) teknik
akan ditimbang dan hasil pengukuran dalam pengumpulan data, yaitu observasi,
tersebut akan dikonversikan kedalam wawancara, dan dokumentasi. Data
nilai rupiah yang mana selanjutnya dapat dianalisis melalui tiga alur kegiatan yaitu
dipergunakan untuk biaya pendidikan reduksi data, penyajian data, dan perumusan
(Sulang, 2017). kesimpulan. Untuk menjaga keabsahan
Siswa dengan karakteristik data dalam penelitian ini digunakan dua
berbeda-beda tentu saja membutuhkan kriteria dan teknik pengecekan keabsahan
stimulus yang berbeda pula untuk data, yaitu ketekunan pengamatan dan
dapat menghasilkan suatu respons yang triangulasi meliputi triangulasi sumber
diinginkan. Hal inilah yang menjadi dan triangulasi teknik.
persoalan, bagaimana personil sekolah
menyajikan stimulus kepada siswa untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengikuti program pelestarian lingkungan Program merupakan kumpulan

162 || JKTP Volume 1, Nomor 2, Juni 2018


kegiatan nyata, sistematis dan terarah warga sekolah akan pentingnya menjaga
yang dilaksanakan oleh pemerintah lingkungan yang sehat, rapi dan bersih,
ataupun dalam rangka kerjasama dengan (3) mengubah sampah menjadi sesuatu
masyarakat supaya tercapainya tujuan dan yang lebih berguna dalam masyarakat, (4)
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya menumbuhkembangkan jiwa kemandirian,
(Pramono, 2011:45). Sehingga program (5) melatih siswa berwirausaha dan peduli
sekolah dapat dimaknai sebagai rancangan akan lingkungan.
kegiatan yang dijalankan sekolah dalam Berdasarkan temuan penelitian
rangka mencapai visi dan misi sekolah. dari lokasi penelitian dapat dikemukakan
Program sekolah dalam penelitian ini bahwa pembina lingkungan, staf TU, dan
adalah program yang mengandung guru memberikan stimulus disertai dengan
muatan dalam menumbuhkembangkan penguatan dalam menumbuhkembangkan
perilku peduli lingkungan hidup pada perilaku peduli lingkungan hidup pada
siswa. Anonimus (dalam Wijana, 2014) siswa. Kata stimulus dapat berarti
pada Bab 1 pasal 1 ayat 5 dijelaskan rangsangan. Menurut Soemanto (1990)
bahwa lingkungan hidup disusun oleh stimulus belajar adalah segala hal di luar
sumber daya yang terdiri dari sumber individu yang dapat merangsang untuk
daya manusia, sumber daya alam hayati, mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.
sumber daya alam non hayati, dan sumber Adapun yang dimaksud stimulus oleh
daya buatan. personil sekolah adalah segala sesuatu
Temuan penelitian dari lokasi yang dilakukan personil sekolah untuk
penelitian tentang program sekolah menumbuhkembangkan perilaku peduli
yang mengandung muatan dalam lingkungan hidup pada siswa.
menumbuhkembangkan perilaku peduli Dari paparan data dapat
lingkungan hidup pada siswa adalah dikemukakan bahwa pembina
program eco-mapping, program bank lingkungan, staf TU, dan guru dalam
sampah sekolah, dan program jumat menumbuhkembangkan perilaku peduli
bersih, dimana penelitian ini lebih fokus lingkungan hidup pada siswa menerapkan
pada program bank sampah. Definisi tenik pendidikan versi behavioristik yang
Bank Sampah menurut Peraturan Menteri dikemukakan oleh Toenlioe (News Gloria,
Lingkungan Hidup Republik Indonesia September 2016) yaitu: (1) pada tahap
Nomor 13 Tahun 2012 adalah tempat pertama pendidik memberikan teladan,
pemilihan dan pengumpulan sampah yang (2) jelaskan secara logis makna dibalik
dapat didaur ulang dan memiliki nilai hal yang ditelandankan, (3) berikan
ekonomi. Tujuan utama pendirian bank hadiah bila teladan diikuti, (4) nasihati
sampah sekolah menurut Sulang (2017:35) apabila teladan tidak diikuti, (5) berikan
yaitu: (1) membantu menangani pengolahan hadiah apabila nasihat diikuti, (6) berikan
sampah di sekolah, (2) menyadarkan peringatan apabila nasihat tak diikuti,

Teori Belajar Behavioristik. . . . - Bariyah, dkk - || 163


(7) berikan hadiah apabila peringatan dan bernilai rupiah apabila ditabungkan
dilanggar, (8) berikan hukuman apabila ke bank sampah sekolah, (c) sebagai
peringatan dilanggar. Toenlioe (News pemegang atas buku tabungan di Bank
Gloria, September 2016) melanjutkan Sampah Malang bertugas untuk mengurus
teori behavioristik akan bermanfaat apabila ada siswa ingin membayar SPP
apabila digunakan secara utuh dan sesuai menggunakan tabungan sampahnya
konteksnya. sebagaimana hadiah. Peran guru menurut
Pembina lingkungan sebagai Rusman (dalam Irwandi, 2017) guru
orang yang terlibat dalam kegiatan adalah sebagai pengajar, pemimpin kelas,
lingkungan di sekolah memberikan pembimbing, pengatur lingkungan belajar,
stimulus meliputi: (a) contoh langsung perencana pembelajaran, supervisor,
dan melakukan pendampingan pada saat motivator, dan sebagai evaluator. Menurut
siswa melaksanakan program. Memberi Clark Robert E (2012) yang dikutip oleh
contoh adalah dengan memamerkan Tung (2015:152) bahwa tanggung jawab
perilaku kepada seseorang (Soekadji, guru dalam pandangan behaviorisme
1982), (b) nasihat kepada siswa bahwa adalah menciptakan lingkungan belajar
menjaga dan melestarikan lingkungan itu yang efektif yang di situ perilaku
penting dengan cara menabung sampah dapat dibentuk dengan menggunakan
di bank sampah sekolah, (c) memberikan penguatan-penguatan yang sesuai. Dalam
peringatan bagi siswa yang belum konteks menumbuhkembangkan perilaku
menabungkan sampah di bank sampah peduli lingkungan hidup pada siswa, guru
sekolah. Peringatan dilakukan dengan memberikan stimulus meliputi: (a) contoh
tidak memberikan jurnal PKL ke siswa dengan membuang sampah di tempat
karena menjadi nasabah di bank sampah sampah sesuai dengan jenis sampah
sekolah (BS6 Aksata) merupakan salah dan menjadi nasabah bank sampah
satu syarat dapat melaksanakan PKL, (d) sekolah, (b) sebagai motivator di kelas
hadiah berupa sertifikat bagi siswa yang sebelum memulai kegiatan belajar dan
memiliki tabungan sampah terbanyak mengajar mengenai bagaimana caranya
dan tidak memberikan hukuman karena memanfaatkan limbah, (c) pengertian
program bank sampah hanya program bahwa sampah bisa dikonversikan ke dalam
insidental sekolah. nilai rupiah untuk membantu keluarga
Staf TU sebagai personil sekolah membayar SPP, (d) memberi peringatan
juga memberikan stimulus mengenai verbal jika mendapati siswa yang belum
peduli lingkungan hidup kepada siswa mengikuti program dan membuang
meliputi (a) contoh langsung yaitu menjadi sampah tidak ditempatnya, (e) hadiah di
nasabah yang sering menabungkan sampah kelas berupa poin tambahan bagi siswa.
di bank sampah sekolah, (b) pengertian Behaviorisme diterapkan oleh guru yang
bahwa sampah bisa jadi barang berguna menyukai pemberian hadiah (reward) dan

164 || JKTP Volume 1, Nomor 2, Juni 2018


hukuman (punishment) terhadap perilaku seseorang yang dijadikan tauladan yang
siswa (Suyono & Hariyanto, 2011:73). dilihatnya langsung dari guru yang
Temuan hasil penelitian pada bab mendidiknya. Pada tindakan guru-
sebelumnya ditemukan siswa merespons gurunya, hendaknya siswa dapat melihat
positif terhadap stimulus yang diberikan langsung dan diharapkan melakukan
personil sekolah. Kata respons diartikan hal yang sama positifnya. Kedua, siswa
sebagai tanggapan, reaksi, atau jawaban senang dengan adanya nasihat dari guru
(KBBI, 2017). Respons adalah istilah sebagai pendorong semangat untuk terus
yang digunakan oleh psikologi untuk melestarikan dan menjaga lingkungan.
menanamkan reaksi terhadap stimulus Nasihat diartikan sebagai ajaran atau
yang diterima panca indra (Wikipedia, pelajaran baik (KKBI, 2017). Personil
2017). Dari hasil temuan penelitian dapat sekolah terus memberikan nasihat baik
disimpulkan bahwa siswa antusias ddan secara intensif pada individu maupun
terbantu dengan diterapkannya program kelas untuk terus mengelola lingkungan
bank sampah sekolah karena dapat sekolah khususnya. Ketiga, siswa tidak
membantu untuk membayar Sumbangan keberatan akan peringatan dari guru.
Pembinaan Pendidikan (SPP). SPP adalah Peringatan diartikan oleh siswa untuk
bayaran rutin sekolah yang mana dilakukan menyadarkan dari perilau kurang baik
setiap bulan sekali yang bersifat wajib sehingga memperbaiki agar tidak terjadi
bagi masing-masing siswa. Di SMKN 6 dikemudian hari. Keempat, siswa antusias
Malang siswa diwajibkan membayar SPP mengikuti dan menabungkan sampah di
sebesar Rp. 200.000/bulan. Membayar bank sampah sekolah. Hal ini terindikasi
SPP dengan sampah memang terdengar dari banyaknya tabungan dari masing-
aneh. Namun, itulah yang terjadi di SMKN masing siswa.
6 Malang. Berdasarkan temuan penelitian
Selanjutnya respons siswa terhadap dari lokasi penelitian dapat dikemukakan
stimulus personil sekolah antara lain: bahwa pembina lingkungan, staf TU, dan
pertama, siswa merasa termotivasi dengan guru memberikan stimulus disertai dengan
contoh yang diberikan. Motivasi adalah penguatan pada program bank sampah
kekuatan. Kekuatan dari dalam maupun sekolah dan siswa menunjukkan respons
dari luar yang mendorong seseorang untuk dari stimulus tersebut. Selanjutnya
mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan dikemukakan hasil dari stimulus yang
sebelumnya (Uno, 2011). Pemberian diberikan oleh personil sekolah. Hasil
contoh dari personil sekolah menjadikan adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha
pelajaran secara tidak langsung pada siswa (KBBI, 2017). Teori belajar behavioristik
bahwa program yang diterapkan di sekolah menganggap bahwa yang dinamakan
dijalankan oleh seluruh warga sekolah. belajar adalah perubah tingkah laku.
Di sekolah siswa tentu membutuhkan Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu

Teori Belajar Behavioristik. . . . - Bariyah, dkk - || 165


jika dapat menunjukkan perubahan
perilaku tersebut (Mukminan (1997:23). Gambar 1. Temuan Penelitian
Sekolah menjadi salah satu tempat
KESIMPULAN DAN SARAN
perubahan perilaku karena sebagian Kesimpulan
waktu dari siswa dihabiskan di sekolah. Berdasarkan hasil paparan data dan
Santrock (dalam Desmita, 2013:187) temuan penelitian mengenai Penerapan
menyatakan bahwa siswa menghabiskan Teknik Belajar Behavioristik dalam
waktu bertahun-tahun di sekolah sebagai Menumbuhkembangkan Perilaku Peduli
warga masyarakat kecil dengan sejumlah Lingkungan Hidup Siswa di SMKN
aturan yang membatasi perilaku, perasaan, 6 Malang yang dilaksanakan melalui
dan sikap mereka. Dari stimulus personil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
sekolah, telah menghasilkan perubahan Peneliti menyimpulkan bahwa usaha
pola pikir pada siswa yang lebih mencintai sekolah dalam menumbuhkembangkan
lingkungan. Perubahan perilaku dari perilaku peduli lingkungan hidup pada
yang sebelumnya membuang sampah siswa dilakukan dengan mengadakan
bukan ditempatnya, menjadi membuang program yang mendukung usaha sekolah
sampah di tempatnya, perilaku dari dalam mewujudkan visi misi sekolah
yang sebelumnya membuang sampah berupa program eco-mapping, program
di tempatnya menjadi mengumpulkan bank sampah sekolah, dan program
sampah untuk ditabungkan ke bank jumat bersih. Program-program tersebut
sampah sekolah. Perubahan perilaku dilaksanakan sekolah secara terus
siswa yang sebelumnya tidak peduli menerus dan sistematis agar tujuan yang
terhadap lingkungan sekitar menjadi diharapkan berupa perubahan perilaku
lebih peduli dan menjaga lingkungan. serta tumbuhkembang siswa sesuai dengan
Sebagaimana tujuan belajar menurut teori harapan sekolah.
belajar behavioristik bahwa seseorang Belajar menurut pandangan
telah belajar apabila mampu menunjukkan behavioristik adalah membentuk perilaku
perubahan tingkah laku. yang diinginkan melalui stimulus
Temuan penelitian dapat diperjelas dari lingkungan dan disertai dengan
dan diilustrasikan pada gambar 1. penguatan. Stimulus yang diberikan oleh
personil sekolah pada program pelestarian
lingkungan meliputi pemberian contoh,
nasihat, peringatan, dan hadiah.
Pemberian reward (hadiah) bertujuan
agar perilaku peduli lingkungan hidup
tersebut terus berulang dan memotivasi
perilaku tersebut agar sesuai yang
diharapkan. Siswa merespons positif

166 || JKTP Volume 1, Nomor 2, Juni 2018


terhadap stimulus personil sekolah pada dan (5]) bagi peneliti lain disarankan
program yang mengandung muatan dalam untuk meneliti lebih lanjut tentang
menumbuhkembangkan perilaku peduli stimulus yang diberikan orang tua dalam
lingkungan hidup. Hasilnya pada siswa menumbuhkembangkan perilaku peduli
meliputi perubahan pola pikir yang lebih lingkungan hidup di rumah pada anak.
mencintai lingkungan dan perubahan
perilaku yaitu mengelola sampah secara
bijak dengan menabungkan sampah di DAFTAR PUSTAKA
bank sampah sekolah sebagaimana tujuan Baharuddin, J & Wahyuni, Esa Nur. 2008.
belajar menurut pandangan behavioristik Teori Belajar dan Pembelajaran.
adalah membentuk tingkah laku yang Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
diinginkan. Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Saran Fajri, H.L., 2011. Efektivitas Teknik
Dari hasil penelitian tersebut diberikan Behavior Contract untuk
saran-saran antara lain: (1) bagi personil Mengurangi Perilaku Membolos
sekolah disarankan agar hasil penelitian Siswa Kelas X Di SMA Negeri
ini dijadikan bahan referensi dalam 5 Malang. SKRIPSI Jurusan
penerapan strategi karena penerapan Bimbingan dan Konseling
program di sekolah harus didukung & Psikologi-Fakultas Ilmu
dengan stimulus personil sekolah supaya Pendidikan UM. Dari http://karya-
respons yang diberikan oleh siswa sesuai ilmiah.um.ac.id/index.php/BK-
yang diharapkan, (2) bagi orang tua Psikologi/article/view/15152
diharapkan selalu memberikan dukungan Irwandi, S. 2016. Peran Sekolah dalam
dalam kegiatan sekolah terutama berkaitan Menumbuhkembangkan Perilaku
dengan program pelestarian lingkungan Hidup Sehat pada Siswa Sekolah
hidup dan proaktif dalam memberikan Dasar (Studi Multi Situs Di SD
masukan kepada pihak sekolah mengenai Negeri 6 Mataram dan SD Negeri
perilaku siswa, (3) bagi pemerintah 41 Mataram Kota Nusa Tenggara
disarankan agar program-program sekolah Barat). Tesis tidak diterbitkan.
tentang penumbuhkembangan perilaku Malang: Program Pasca Sarjana
peduli lingkungan hidup pada siswa UM.
tersebut didukung dengan pemberian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI).
dana dan pelatihan bagi personil sekolah, 2017. (online), (https://kbbi.web.
(4) bagi teknolog pendidikan diharapkan id), diakses pada 10 April 2017.
mampu merancang hingga menciptakan Kementerian Lingkungan Hidup.
program berdasarkan teori belajar secara 2012. Panduan Adiwiyata
utuh sesuai subjek dan konteksnya, Sekolah Peduli dan Berbudaya

Teori Belajar Behavioristik. . . . - Bariyah, dkk - || 167


Lingkungan. Jakarta: Deputi Rineka Cipta.
Bidang Komunikasi Lingkungan Sulang, Sulaiman. 2017. Pedoman
dan Pemberdayaan Masyarakat Pengelolaan Bank Sampah
Mulyana, R., 2009. Penanaman etika Sekolah: Manajemen Bank
lingkungan melalui sekolah perduli Sampah BS6 Aksata SMKN 6
dan berbudaya lingkungan. Jurnal Malang. Surabaya: Pustaka Saga.
Tabularasa, 6(2), pp.175-180. Suparni, Niniek. 1994. Pelestarian,
Mukminan. 1997. Teori Belajar dan Pengelolaan, dan Penegakan
Pembelajaran.Yogyakarta: P3G Hukum Lingkungan. Jakarta: Sinar
IKIP. Grafika.
Pramono. A. 2011. Strategi Kepemimpinan Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan
Kepala Sekolah dalam Pembelajaran. Bandung: PT
Melaksanakan Program Sekolah Remaja Rosdakarya.
Cuma-Cuma dan Memberdayakan Toenlioe, A.J.E. 2016. Cara Mendidik
Partisipasi Masyarakat (Studi Versi Behavioristik. News Gloria,
Kasus Di SMP Harapan I Dlanggu hlm. 19.
Mojokerto). Tesis tidak diterbitkan, Tung, K.Y., 2015. Pembelajaran dan
Malang: Program Pasca Sarjana Perkembangan Belajar. Jakarta:
UM. PT Indeks.
Saputro, D.E., 2015. Penerapan Teori Uno, H.B., 2011. Teori Motivasi dan
Behavioristik Untuk Meminimalisir Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Penggunaan Handphone Pada Aksara.
Jam Pembelajaran 3 Siswa Kelas Wijana, Nyoman. 2014. Ilmu Lingkungan
Viii Smp Negeri 1 Teras Kabupaten Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Boyolali Tahun Pelajaran Wkipedia Bahasa Indonesia. 2017.
2014/2015. Karya Ilmiah (online), (https://id.wikipedia.org/
Mahasiswa FKIP, 1(2). Dari http:// wiki), diakses pada 03 April 2018.
jurnal-mahasiswa.unisri.ac.id/
index.php/fkipbk/article/view/168
Sihkabuden. 2012. Handout dan
Transparasi Kuliah Belajar
dan Pembelajaran. Malang:
Universitas Negeri Malang
Soekadji, Soetarlinah. 1982. Modifikasi
Perilaku. Yogyakarta: Libenti.
Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi
Pendidikan Landasan Kerja
Pemimpin Pendidikan. Jakarta:

168 || JKTP Volume 1, Nomor 2, Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai