Disusun Oleh :
Armansyah (21070073)
Dosen Pengampu :
Dr. Yenni Melia, M.Pd
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasi permasalahan-
permasalahan sebagai berikut:
1. Kurangnya inovasi guru dalam menerapkan model-model pembelajaran yang
kreatif untuk dapat memacu aktivitas siswa.
2. Guru masih menjadi pusat pembelajaran sedangkan siswa hanya menjadi objek
dalam sebuah proses pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti melakukan pembatasan
masalah sebagai berikut. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dipilih untuk
meningkatkan Aktivitas Belajar pada Mata Pelajaran Sosiologi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini: Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas Belajar pada Mata Pelajaran Sosiologi.
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran sosiologi.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan berupa ilmu pengetahuan
terkait dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
meningkatkan Aktivitas Belajar pada Mata Pelajaran Sosiologi.
b. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti-peneliti selanjutnya dalam upaya
mengembangkan penelitian dalam bidang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Menambah wawasan terkait model pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai referensi pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik siswa. Selain itu, menambah keterampilan guru dalam
melaksanakan proses mengajar agar dapat meningkatkan Aktivitas Belajar
pada Mata Pelajaran Sosiologi di kelas.
b. Bagi Siswa
Siswa memperoleh pengalaman baru melalui proses pembelajaran secara
berkelompok dengan model pembelajaran yang lebih variatif sehingga siswa
memiliki kesempatan untuk dapat meningkatkan keaktifan dalam proses
pembelajaran berkelompok.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam melaksanakan
proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas Belajar
pada Mata Pelajaran Sosilogi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
Penelitian ini menggunakan teori Behaviorisme di dalam proses belajar mengajar.
1. Pengertian Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme merupakan teori yang menjelaskan mengenai
pembelajaran dalam kaitannya dengan peristiwa-peristiwa lingkungan. Teori
behaviorisme memberikan penekanan pada keadaan lingkunganlah yang
berkaitan erat dalam proses pembelajaran (Schunk, 2012). Menurut (Nahar,
2016) teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang menuntut
seorang guru memberikan rangsangan sebagai stimulus kepada anak dan hasil
dari stimulus tersebut dapat diamati dan diukur berdasarkan tujuan untuk
melihat ada tidaknya perubahan tingkah laku yang signifikan.
Teori belajar behaviorisme menjelaskan bahwa belajar merupakan
perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
Perubahan tersebut terjadi melalui rangsangan atau stimulus yang
menghasilkan hubungan perilaku reaktif atau respon. Stimuls tersebut berupa
lingkungan belajar anak baik internal maupun eksternal yang menjadi
penyebab belajar, sedangkan respon merupakan akibat berupa reaksi fisik
terhadap rangsangan/stimulus tersebut. Jadi, teori belajar behaviorisme
merupakan penguatan ikatan, hubungan, sifat dan hasil stimulus-respon
(Fadhoil, 2015).
Teori belajar behaviorisme ialah teori yang mempelajari perilaku
manusia. Teori ini berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah
laku manusia dan terjadi melalui rangsangan atau stimulus yang menimbulkan
hubungan perilaku yang reaktif atau respon. Dalam teori behaviorisme,
tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan dan bisa
ditentukan. Menurut teori ini, seseorang yang terlibat dalam tingkah laku
tertentu karena telah mempelajarinya atau menghubungkan tingkah laku
tersebut dengan hadiah. Namun, seseorang dapat pula menghentikan tingkah
laku karena belum diberi hadiah. Semua hasil tingkah laku tersebut merupakan
tingkah laku yang dapat dipelajari (Fahyuni & Istikomah, 2016).
Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat dipahami bahwa teori
belajar behaviorisme memiliki konsep dasar bahwa belajar merupakan
interaksi antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Stimulus ialah
rangsangan atau dorongan yang digunakan oleh guru untuk membentuk
tingkah laku, sedangkan respon ialah tanggapan atau kemampuan (pikiran,
perasaan, ataupun tindakan) yang ditunjukkan oleh anak setelah adanya
stimulus yang diberikan oleh guru. Teori ini mengutamakan pengukuran,
sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi tidaknya
perubahan tingkah laku tersebut.
1) Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri individu yang
sedang belajar, antara lain faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh),
faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan), dan faktor kelelahan.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain:
faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan pengertian orang tua),
faktor sekolah (model pembelajaran, kurikulum, relasi guru dan siswa,
relasi siswa dengan siswa,
1. Kelebihan
a. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerjasama dengan siswa lain.
b. Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan.
c. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam
kelompoknya.
d. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif.
2. Kekurangan
a. Membutuhkan waktu lama.
b. Siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan
temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai
merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang
pandai, walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang
dengan sendirinya.
B. Kerangka Berfikir
Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar agar tercapai tujuan
dari pembelajaran itu sendiri.
Y
1
Y2
Keterangan :
X = Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
1
Y = Aktivitas Belajar
2
Y = Mata Pelajaran Sosiologi
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dan kajian teori yang melandasi, maka
hipotesis penelitian ini adalah :
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti ole peneliti
(Sugiono 2011). Dalam teknik pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik
Sampling Purposive. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas
XII IPS 1 dan XII IPS 2 dengan jumlah siswa 61 siswa. Alasan menggunakan
seluruh populasi menjadi sampel adalah dikarenakan mewakili seluruh populasi
karena jika kurang dari 100 populasi, maka dijadikan sampel penelitian semuanya,
oleh karena itu peneliti mengambil 61 sampel yang diambil dari 2 Kelas.
C. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif diana data
diperoleh dengan metode observasi, studi dokumen dan uji angket.