BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa,
interaksi antara guru dan siswa, maupuban interaksi antara siswa dengan sumber
22 tahun 2003) Bab I pasal 1 ayat 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
dan pemeran maksudnya pada gurulah tugas dan tanggung jawab merencanakan
tujuan pembelajaran yang telah diterapkan dalam standar kopetensi dan kopetensi
terprogram akan tercipta suasana belajar yang menyenagkan, siswa tidak cepat
jenuh dan bosan, sehingga peserta didik dapat secara aktif mengembangkan
potensi dirinya.
sangat vital. Mengajar adalah proses bimbingan kegiatan belajar, bahwa kegiatan
yang dihayati oleh peserta didik, semakin tinggi kualitas proses belajar-mengajar.
Intensitas pengalaman belajar dapat dilihat dari tingginya keterlibatan siswa dalam
sekarang sering kita temui Pengajaran lebih cenderung guru aktif, sedangkan siswa
pasif sehingga keterlibatan siswa dalam belajar sangat rendah dan siswa hanyalah
mengajar oleh guru. Guru dalam peningkatan mutu pendidikan harus selalu
dikatakan baik jika hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Dominasi guru
dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa terjadi dalam proses pembelajaran di
dalam kelas. Proses pembelajaran yang selama ini terjadi banyak menggunakan
metode ceramah. Dalam proses belajar mengajar dengan metode ceramah siswa
menjadi pendengar dari ceramah guru saja, siswa menjadi pasif hasil belajar siswa
menjadi rendah. Metode ceramah inilah yang sering digunakan oleh para guru
diantaranya dalam hal mendorong siswa untuk aktif belajar dan memberikan
Kekurangan suatu metode dapat ditutup dengan metode yang lain, sehingga
pelajaran, fasilitas dan kondisi siswa dalam pembelajaran serta hal-hal yang
membosankan dan kurang diminati para siswa kurang menarik dan kurang variatif
siswa tidak dapat ditingkatkan. Sebaliknya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan
4
jika ada upaya mengubah proses pembelajaran. Yakni dari proses pembelajaran
yang menjenuhkan diubah menjadi proses pembelajaran yang menarik dan bahkan
belajar yang terdiri dari siswa-siswa yang bekerja sama dalam satu perencanaan
saling bekerja sama dan bertanggungjawab baik kepada dirinya sendiri maupun
Dalam metode TGT setiap siswa dituntut untuk bekerja secara kelompok
TGT dengan bimbingan guru yang intensif memberikan pengaruh yang positif
B. Rumusan Masalah
Makassar.?
C. Tujuan Penelitian
A. Manfaat Penelitian.
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah pengetahuan baik bagi peneliti maupun bagi guru terkait
b. Dapat di jadikan sebagai referensi bagi penelitian yang akan datang terkati
2. Manfaat Praktis.
a. Dapat di jadikan sebagai pedoman bagi para guru di sekolah dalam dalam
b. Penelitian ini di harapkan bisa berguna bagi masyarakat luas terutama bagi
sekolah terkait.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep TGT
1. Pengertian TGT
kelompok. Tipe TGT (Team Games Tournament) adalah salah satu model
aktivitas siswa tanpa ada perbedaan status sosial, melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur belajar dengan bermain. Model
pembelajaran tipe TGT (Team Games Tournamnet) adalah salah satu tipe
psikomotorik yang berbeda beda, karakteristik yang berbeda dan latar belakang
berbeda.
menggunakan kuis-kuis, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka
dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti
mereka.
8
Menurut Susanto teknik TGT yaitu, siswa dengan jenis kecerdasan dan
dengan jumlah lima sampai enam siswa untuk belajar bersama. Perbedaan yang
ada dalam satu kelompok mendorong mereka saling membantu satu sama lain
Tournamen (TGT) dalam penelitian ini adalah salah satu model pembelajaran
Slavin (2011:67) ada lima komponen utama dalam pembelajaran tipe Teams
setelah ini mereka harus mengerjakan games akademik dan skor mereka
b. Kelompok (Teams)
kompetisi.
Pertanyaan dalam games disusun dan dirancang dari materi yang relevan
adalah benuk sederhana. Setiap siswa mengambil sebuah kartu yang berisi
10
tersebut.
Biasanya dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan,
lembar kerjanya.
hadiah atau sertifikat atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama
(2014:224)
a) Bagi guru
apa yang dipelajari oleh siswa. Keberhasilan seseorang dalam proses belajar
mengajar paling banyak di ukur dengan alat ukur tes belajar, yang diberikan di
akhir pembelajaran atau di akhir semester. Hasil belajar yang dapat dihasilkan
oleh siswa tergantung pada proses belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan
atau prestasi siswa yang siswa capai setelah melalui proses belajar mengajar.
terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata ‘hasil’ dan
‘belajar’. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished
goods)
belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.
adalah bukti keberhasilan yang dicapai oleh siswa”. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah bukti yakni nilai atau prestasi yang didapat siswa.
Menurut Putri (2013:31), interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam
serta adanya iklim pembelajaran yang baik sehingga dapat menciptakan suasana
belajar yang kondusif, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dan terjadi
Baik atau buruknya hasil belajar tergantung pada individu siswa yang
belajar dan guru yang mengajar, karena hasil belajar diperoleh dari siswa yang
siswa menerima pelajaran dalam proses belajar mengajar dan seberapa baik
guru membuat pembelajaran menjadi menarik untuk siswa terima adalah salah
internal dan faktor eksternal. Factor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan
bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Sedangkan factor eksternal meliputi
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi :
1) Kesehatan
rendah. Orang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan cepat pandai
Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang besar pengaruhnya
belajar. Minat dan motivasi belajar ini dapat juga dipengaruhi oleh
4) Cara belajar
Cara belajar antar anak berbeda – beda. Ada anak yang dapat dengan
langsung, audio atau dengan cara mendengarkan dari orang lain dan
ada pula anak yang memiliki cara belajar kinestetik yaitu dengan gerak
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri, meliputi:
1. Keluarga
keluarga yang lain, situasi dan kondisi rumah juga mempengaruhi hasil
belajar.
2. Sekolah
17
3. Masyarakat
yang berpendidikan, akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam belajar.
Tetapi jika di sekitar tempat tinggal siswa banyak anak – anak yang nakal,
4. Lingkungan sekitar.
belajar. Bila rumah berada pada daerah padat penduduk dan keadaan lalu
lintas yang membisingkan, banyak suara orang yang hiruk pikuk, suara
18
mesin dari pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, akan
(dalam Sudjana, 2016:22-23), yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni
C. Kerangka Pikir
berhubungan satu sama lain terhadap berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Berikut ini adalah kerangka pikir yang akan di
siswa
20
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
perilaku dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan. Salah satu ciri
melalui , gambaran dan bukan angka. Metode penelitian kualitatif ini juga di
tercapai.
2. Tipe penelitian
setelah pelaksanan ujian seminar, dan lokasi bertempat di sekolah SMA Nasional
Kota Makassar .
21
C .Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang peneliti dapat secara langsung dari
mendapatkan hasil atau data yang valid dari informan secara langsung
2. Data sekunder
internet, atau jurnal ilmiah yang saling berkaitandari objek yang di teliti
D. Informan Penelitian
adanya hasil, maka diperlukan informan yang memahami dan mempunyai kaitan
peneliti bisa mampu mendapatkan informasi yang akurat dan detail tentang pokok
1. Observasi
2. Wawancara
informal. Wawancara ini bertujuan untuk memperkuat apa yang telah didapat
3. Dokumentasi
peristiwa massa lampau. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan
akurat dan mudah di pahami baik oleh individu ataupun orang lain agar bisa di
padagogik, Milles dan Huberman yaitu terdapat tiga proses yang berlangsung
yang didapatkan berupa dokumen, arsip, serta hal lainnya, sementara jalan
data yang di perlukan dengan baik agar lebih mudah untuk di pahami.
Penyaringan bisa berupa matrik, gambar, skema, jaringan kerja, tabel dan
(Sugiyono : 2013).
24
G. Keabsahan Data
keselarasan antara yang di laporkan dengan apa yang perbedaan antara yang
1. Perpanjangan pengamatan
Hal ini di lakukan ketika peniliti masih menemukan kekeliruan dari hasil
lokasi penelitian sehinga bisah mendapatkan informasi yang lebih akurat lagi
dari apa yang sudah di dapatkan sebelumnya, hal ini juga akan mempererat
penelitiannya.
2. Meningkatkan Ketekunan
Lebih mencermati lagi hal yang ingin di teliti dengan cara lebih
memfokuskan diri pada hal yang ingin di teliti sehingga lebih sistemmatis dan
lebih jelih lagi untuk melihat apakah data yang di kumpulkan itu benar atau
salah.
3. Triangulasi
kondisi berupa pengujian kebenaran serta akurasi data harus dengan berbagai
25
cara.hal ini di lakukan dengan tiga cara yakni triangulasi data berupa pemilihan
dan pemilahan data yang akurat dan tidak akurat. Kedua, triangulasi teknik
yakni berupa mengecek kebenaran data dengan mengujinya dengan satu sember
Analisis kasus yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kasus yang
sebenarnya dalam jangka waktu tertentu apabila pada waktu itu tidak di
temukan lagi data yang lain atau data yang bertentangan maka data yang di
ataupun suara rekaman antara peneliti dan informan sehingga ada pembuktian
yang kongkret bahwa peneliti betul-betul melakukan penelitian dan data yang di
atau opini.
26
DARTAR PUSTAKA