HASIL PENELITIAN
ANNISA
186404006
ii
ANALISIS MAKNA PESAN – PESAN KOMUNIKASI
NONVERBAL DALAM TARIAN ADAT TRADISIONAL
GANDRANG BULO DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
ANNISA
186404006
ii
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL
Makassar
Nama : Annisa
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Prosesnya mungkin tidak mudah tapi edingnya bikin tidak berhenti bilang Alhamdullillah”
(Annisa)
“Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, Niscaya Dia akan menjadikan kemudahan
baginya dalam urusannya” (Q.S, At-talaq:4)
PERSEMBAHAN
iv
iii
ABSTRAK
ivv
KATA PENGANTAR
1) Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.Tp., ASEAN Eng., selaku Rektor
Universitas Negeri Makassar.
2) Bapak Prof. Dr. Jumadi, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Hukum Universitas Negeri Makassar beserta staffnya yang telah
memberi izin dan persetujuan mengadakan penelitian.
3) Bapak Dr. Ibrahim, S.Ag., M.Si selaku ketua prodi Pendidikan IPS FIS-H
Universitas Negeri Makassar, telah memberikan izin dan persetujuan
mengadakan penelitian.
4) Bapak Muh. Said, S.Pd,, M.Pd selaku penasehat Akademik selama
perkuliahan sekaligus Pembimbing I dan Bapak Rusdi, S.Si,.M.Sc selaku
pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
5) Bapak Dr. Dalilul falihin., S, Ag., M.Si. Selaku penguji I saya, dan Bapak
Dr. H. Muh. Rasyid Ridha, M.Hum selaku penguji II yang selalu bijaksana
dalam segala saran, kritikan, dan koreksinya yang membangun dalam
menyelesaikan skripsi ini.
vi
v
6) Para dosen Pendidikan IPS yang telah mendidik serta memberikan ilmunya,
dan staf administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum yang telah
memberikan pelayanan yang sangat baik kepada penulis selama proses
perkuliahan.
7) Kepada para informan yakni masyarakat kecamatan Paropo Kota Makassar
yang telah bersedia diwawancarai untuk memberikan informasi yang
penulis butuhkan selama melakukan penelitian.
8) Kepada kedua orangtua saya Mansyur Daeng Nangga dan Miluwati Bacce
Daeng Kenna yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan cinta
dan kasih sayang yang tiada hentinya. Dan senantiasa mendoakan penulis
agar sukses dalam studi dan menggapai cita-cita, serta menjadi motivasi
dalam setiap langkah kehidupan penulis.
9) Kepada Kak Hamzar Jayadi terimaksih telah membantu menyusun hasil
skripsi saya, dan memberi saran materi kepda penulis dalam menyelesaikan
skripsi saya.
10) Kepada saudaraku Haeria,Haerani, dan Muh esa yang telah mendukung dan
memberi semangat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.
11) Teruntuk Winda, Silvira terima kasih telah memberikan semangat, motivasi
dan dalam bentuk materi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
12) Kepada saudara-saudara Rosmayani, Rifka Dewi Harnita, Elsa Juliana
Limbong, Nabilatul Fadila, Rahmi Putri Toraya, dan ibu-nya Deo Priska
Saledang, yang selalu selalu ada selama perkuliahan terima kasih untuk
segala suka dan duka untuk saling merangkul dalam membantu, mendukung
dan memotivasi penulis.
13) Terima kasih untuk Kak Iqsyam yang telah mengarahkan untuk
menyelesaikan tugas akhir saya. Terima kasih untuk memberikan Saran
yang telah di berikan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.
14) Kepada rekan-rekan mahasiswa program studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Khususnya kawan-kawan SPARTA 2018 yang tidak
sempat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas kisah terindah
vivii
bantuan, kerjasama, suka dan maupun duk, serta waktunya selama
perkuliahan.
15) Kepada Keluarga besar BIDIKMISI Universitas Negri Makassar
Terimakasih telah memberikan biaya pendidikan selama 7 semester,
Walaupun saya terlamabat, saya sangat berterima kasih, karana sampai saat
ini saya bisa melanjutkan pendidikan saya, dan telah memberikan ruang
untuk penulis dan mengajarkan arti sebuah rasa tangung jawab serta
pengalaman yang tidak dapat penulis dapatkan di perkuliahan.
16) Kepada Choirul Aryan fadingga, wiwik, ulfiana rasni, kristina, teman-
teman KKN-PPL terpadu angkatan XXIII 2021 terima kasih untuk semua
kenangan, kebersamaan,suka maupun duka yang dialami selama proses
KKN-PPL berlangsung. Trima kasih sudah menjadi rumah selama
melaksanakan kegiatan KKN-PPL.
17) Kepada kelurga besar SMPN 3 Papalang Mamuju dan masyarakat
Kelurahan Papalang yang telah menerima dan mendukung selama
Pelaksanaan KKN-PPL berlangsung.
18) Untuk Ibu posko, kak Lisa, kak wina, Febri, dan wadi terima kasih sudah
memberikan tempat ternyaman selama kami berada di lokasi KKN-PPL.
19) Dan untuk semua kelurga besar penulis dan pihak yang telah membantu
penulis yang tidak sempatkan disebutkan satu-persatu. Terima kasih yang
sebesar-besarnya dari penulis untuk kalian.
20) Akhirnya penulis hanya berdoa dan berserah diri kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'ala yang telah memberikan rahmat berkah Hidayah dan karunianya
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari
dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak mempunyai kekurangan,
disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh
karena itu, penulis berterima kasih apabuila ada kritik ataupun saran yang
membangun dari pembaca. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan dan bagi yang membaca.
Makassar, 24 November 2022
Annisa
viii
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................iii
ABSTRAK..................................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penelitian.............................................................................5
D. Manfaat Penelitian...........................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................6
A. Tinjauan Pustaka.............................................................................6
B. Karangka Konsep...........................................................................11
BAB III Metode Penelitian......................................................................14
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.....................................................14
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................15
C. Tahap-Tahap Penelitian..................................................................15
D. Fokus Penelitian.............................................................................16
E. Teknik Analisis Data......................................................................17
BAB IV Hasil Dan Pembahasan.............................................................18
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..............................................18
1. Kel.Paropo Kec.Panakkukang....................................................18
2. Sanggar Remaja Paropo..............................................................27
3. Sanggar Seni Turikale Paropo....................................................29
B. Sejarah Tari Gandrang Bulo...........................................................30
C. Penyajian Data Hasil Penelitian......................................................32
viii
D. Pembahasan Hasil Penelitiam.......................................................38
BAB V PENUTUP...................................................................................45
A. Kesimpulan...............................................................................45
B. Saran.........................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................47
LAMPIRAN.............................................................................................49
RIWAYAT HIDUP.................................................................................71
ixx
DAFTAR TABEL
NO. JUDUL HALAMAN
4.1 Kondisi kantor kelurahan.............................................18
4.2 Data kewilayaan...........................................................20
4.3 Jumlah prasarana sekolah.............................................23
4.4 Jumlah Saran Ibadah....................................................24.
4.5 Jumlah sarana dan prasarana lainnya...........................26
4.6 Jumlahperdagangan/perbelanjaan................................26
4.7 Data umum dan koperasi..............................................27
4.8 Data Prasarana Persampahan.......................................27
xxi
DAFTAR GAMBAR
NO. JUDUL HALAMAN
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
NO. JUDUL HALAMAN
1. Jadwal Kegiatan.............................................................................50
2. Rencana Biaya Penelitian..............................................................51
3. Hasil Wawancara...........................................................................52
4. Usul Judul penelitian.....................................................................59
5. Persetujuan Judul Dan Calon Pembimbing...................................60
6. Pengesahan Judul Skripsi Dan Pembimbing.................................61
7. Izin Penelitian................................................................................62
8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.............................64
9. Dokumentasi.................................................................................68
10. Riwayat Hidup..............................................................................71
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses komunikasi hampir terjadi di setiap aspek kehidupan
masyarakat, baik itu hubungan antar individu satu, dengan individu lain,
individu dengan kelompok masyarakat, individu dengan dirinya sendiri,
bahkan individu dengan Tuhannya Budaya dan komunikasi mempunyai
hubungan yang sangat erat dan berperan penting dalam kelangsungan hidup
manusia. Orang berkomunikasi sesuai dengan budaya yang dimilikinya.
Kapan, dengan siapa, berapa banyak hal yang dikomunikasikan sangat
bergantung pada budaya dari orang-orang yang berinteraksi. Adanya
perbedaan dan pengaruh budayalah orang-orang belajar berinteraksi melalui
komunikasi (Alo, 2003).
Komunikasi nonverbal pesan yang berbentuk nonverbal, tanpa kata
atau bahasa nonverbal dikenal dengan istilah bahasa diam (silent language)
merupakan suatu proses yang dijalani oleh seseorang individu atau lebih pada
saat menyampaikan isyarat – isyarat pesan nonverbal seperti gestur, ekspresi
wajah, gerakan tangan, bahasa tubuh, sentuhan, dan sebagainya yang
memiliki potensi untuk merangsang makna dalam pikiran individu ataupun
individu – individu lain pada sebuah proses pertukaran pesan ataupun simbol
antara komunikator dan komunikan (Fransisco, 1992)
Tari Gandrang Bulo merupakan tari tradisi yang berasal dari Makassar,
yang menggabungkan unsur musik, tarian dan dialog yang bersifat lawakan
sehingga para penonton terkadang ikut tertawa dalam menyaksikan
pertunjukan. Sekitar tahun 1992 Tari Gandrang Bulo mulai dikenal di
kalangan masyarakat Kampung Paropo dan dipentaskan dalam acara-acara
perhelatan seperti dalam acara pernikahan, penjemputan tamu,acara festival
budaya,dan acara pemerintahan sebagai pembuka acara dari asal katanya,
Gandrang Bulo berasal dari Bahasa Makassar Gandrang diartikan dalam
bahasa Indonesia yaitu pukul, dan Bulo diartikan sebagai bambu. Pementasan
1
2
Tari Gandrang Bulo diiringi musik tradisional yang terdiri dari potongan
bambu, gendang, dan suling atau alat gesek tradisional Makassar. Para penari
Tari Gandrang Bulo mengenakan pakaian adat tradisional Makassar. Penari
membawakan karakter lucu atau orang kampung yang lugu berhadapan
dengan pemeran pejabat atau orang berkuasa yang angkuh begitu lucu pola
gerak para pemain sehingga orang yang dikritik ikut tertawa (Nurdin, Syair,
2014).
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa bahasa atau tanpa kata,
yang berarti tanda yang bukan kata-kata. Tanda yang ditimbulkan oleh
manusia dapat dibedakan bersifat verbal yang berarti tanda–tanda yang
digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat bicara atau
berbicara dan nonverbal yang berarti tanda komunikasi yang menggunakan
anggota badan, lalu diikuti dengan lambang ataupun isyarat.
Komunikasi nonverbal dikaitkan dengan sebuah pesan gerakan, isyarat,
serta bahasa tubuh, dalam nonverbal mempunyai suatu makna pesan yang
ingin dipertukarkan sama halnya dengan sebuah budaya, budaya juga
mempunyai suatu makna yang ingin dipertukarkan terhadap individu -
individu maupun sebuah kelompok masyarakat.
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan di setiap pulau
mempunyai suatu kebudayaan yang menjadi ciri khas adat istiadat dari pulau
tersebut yang berbeda antar suku.keragaman budaya yang ada di indonesia
sangatlah dilandasi oleh toleransi hidup yang tinggi karena berlandaskan
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda namun tetap
satu.kebudayaan adat istiadat yang terdapat di dalam suatu daerah beraneka
ragam, unik, berciri khas dan bervariasi hal tersebut disebabkan oleh sifat
budaya yang turun temurun dari generasi kegenerasi.
Kebudayaan sendiri terdiri atas gagasan-gagasan, simbol-simbol, dan
niai- nilai sebagai hasil karya tindakan manusia. Manusia sebagai makhluk
dengan simbol dan memberikan makna pada sebuah simbol, sehingga
manusia berpikir, berperasaan, dan bersikap sesuai ungkapan simbolis.
Kebudayaan merupakan persoalan yang sangat luas, mencakup pada cara
3
hidup manusia, adat istiadat dan tata krama yang dipegang teguh oleh
masyarakat. Komunikasi yang dilakukan erat kaitannya dengan komunikasi
ekspresif atau disebut dengan komunikasi ritual adat.
Fenomena komunikasi dan budaya dapat kita lihat di daerah Sulawesi
Selatan Seperti salah satunya di Kota Makassar yang terkenal dengan multi
etnik atau multi kultur dengan beragam suku bangsa yang menetap
didalamnya.salah satunya adat tradisional Tari Gandrang Bulo, Tari
Tradisional Gandrang Bulo merupakan tari tradisi yang berasal dari Kota
Makassar. Tari ini menggabungkan unsur musik, tarian, dan dialog yang
bersifat lawakan sehingga membuat penonton tertawa dalam menyaksikan
pementasan tarian ini. Dari asal katanya, Gandrang Bulo berasal dari Bahasa
Makassar, Gandrang yang berarti tabuhan atau pukulan, dan Bulo diartikan
sebagai bambu, sesuai dengan pementasan Tari Gandrang Bulo yang diiringi
alat musik tradisional yaitu potongan bambu, gendang, dan suling atau alat
gesek tradisional Kota Makassar. Tarian Gandrang Bulo dikenal sekitar tahun
1942 ketika perang melawan penjajah, para kaum seniman membangun basis-
basis perlawanan dari atas panggung. Semenjak itu Gandrang Bulo bukan
sekedar tari-tarian, melainkan tempat pembangkit semangat perjuangan
dengan mengejek dan menertawakan.
Dalam fenomena komunikasi budaya pada Tarian Adat Tradisional Tari
Gandrang Bulo, dari pra riset yang dilakukan oleh peneliti Tari Gandrang
Bulo merupakan tarian adat Tradisional di Kota Makassar yang dipentaskan
di sebuah acara Formal maupun Non-formal dan paling sering di acara
pernikahan. Salah satu narasumber dari hasil pra riset bapak Daeng Baharu
(penari Tari Gandrang Bulo). Mengatakan bahwa “tarian ini merupakan tarian
yang penuh dengan lawakan dan candaan didalamnya, membuat para
penonton-penonton tertawa melihat gerakan serta ekpresi wajah kami, saat
menampilkan tarian ini. Tetapi belakangan ini job panggilan sanggar tari
menurun. Mungkin dikarenakan kurangnya acara pernikahan di Kota
Makassar sebab pandemi covid-19 harus mematuhi peraturan sesuai dengan
aturan pemerintah yang melarang terlalu berkerumunan dibandingkan
4
sebelum pandemi.
Sebelumnya ada penelitian serupa tentang komunikasi budaya pada
Tarian Adat Tradisional khususnya pada Tari Gandrang Bulo seperti pada
Hasil penelitian atas nama Muh.Nurdin Syair yang membahas Gandrang Bulo
dari segi perkembangan tarian dari bidang studi seni, Afidatul Asmar
membahas makna dakwah dari tarian Gandrang Bulo, Nurul Chudaiwah
membahas tentang eksistensi tarian Gandrang Bulo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bentuk penyajian tari
Gandrang Bulo di kampung paropo, Makna dalam setiap gerakan tarian
Gandrang Bulo di kampung paropo, Eksistensi tari gandrang bulo pada
masyarakat di Kampung Paropo. Selain itu, tarian ini unik dari pada tarian
lainnya karena ada pesan humor yg ingin disampaikan serta mengapa
nilai"komunikasinya krna dalam tarian ini maknanya berakaitan dengan
perilaku seseorang dimasyarakat dan juga sebagai penghibur.
Penelitian ini juga dilakukan sebab peneliti belum melihat penelitian
tentang Tarian Gandrang Bulo yang spesifik membahas makna pesan yang
ingin disampaikan dari tarian tersebut. Dengan demikian maka peneliti
memilih untuk meneliti Tarian Adat Gandrang Bulo dengan judul “Analisis
Makna Pesan- Pesan Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian Adat
Tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Setiap pelaksana tentunya tidak terlepas dari adanya masalah yang perlu
dipecahkan ataupun ditelusuri sesuai dengan latar belakang permasalahan
tersebut maka perumusan masalah pada penelitian ini ialah:
1. Bagaimana Pesan-Pesan Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian Adat
Tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar?
2. Bagaimana Makna Pesan-Pesan Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian
Adat Tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar?
5
C. Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan pada suatu tujuan untuk
mendapatkan informasi untuk Menganalisis Pesan-Pesan Komunikasi
Nonverbal Dalam Tarian Adat Tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar
Untuk Menganalisis Makna Pesan-Pesan Komunikasi Nonverbal Dalam
Tarian Adat Tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
a. Sebagai bahan acuan ilmiah dalam pengembangan Ilmu
Komunikasi khususnya pada kajian mengenai analisis semiotika.
b. Sebagai bahan referensi untuk kajian-kajian penelitian serupa
berkaitan dengan kajian semiotika.
2. Kegunaan Praktis
a. Memperluas wawasan masyarakat mengenai Tarian Adat
Tradisional Gandrang Bulo dalam memahami makna pesan Tarian
Gandrang Bulo.
b. Diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah
setempat dalam memperkenalkan Tarian Adat Tradisional Kota
Makassar melalui Tarian Gandrang Bulo kepada masyarakat luar.
c. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi sebagai proses simbolik
Komunikasi terjadi jika suatu sumber menyampaikan suatu pesan
kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi
perilaku penerima. ”sementara menurut (Mufid, 2009), komunikasi
adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim
dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan, informasi, dan
pemahaman dari seorang kepada orang lain, baik itu verbal maupun
komunikasi nonverbal melalui simbol-simbol ataupun sebuah isyarat dan
komunikasi itu bisa dipahami oleh kedua belah pihak yang melakukan
komunikasi itu. Sehingga dalam keadaan seperti inilah sebuah
komunikasi dapat dikatakan komunikatif.
Komunikasi terdiri dari 2 jenis komunikasi verbal dan nonverbal,
komunikasi verbal ialah komunikasi yang menggunakan satu kata atau
lebih sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang
menggunakan pesan- pesan nonverbal. Komunikasi nonverbal biasanya
digunakan untuk melukiskan semua kejadian komunikasi diluar kata -
kata yang terucap ataupun tertulis. Secara teoritis komunikasi verbal dan
nonverbal dapat dipisahkan, namun pada kenyataanya kedua jenis
komunikasi ini saling melengkapi di dalam komunikasi yang kita lakukan
sehari-harinyaPesan komunikasi nonverbal adalah pesan yang berupa
simbol-simbol atau sebuah isyarat selain bahasa. Menurut Atep Adya
Barata mengemukakan bahwa: ”komunikasi nonverbal yaitu komunikasi
yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the
object language), komunikasi dengan gerak (gesture), sebagai sinyal
(sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh
(action language).
Komunikasi nonverbal lebih besar mengandung muatan emosional
6
7
disegala aspek dan segi kehidupan. Dimensi yang paling mendasar dari
kebudayaan adalah bahasa, adat kebiasaan, tradisi, kehidupan keluarga,
keyakinan dan sistem nilai. Unsur- unsur ini tidak dapat terpisahkan satu
dengan yang lain tetapi justru saling berinteraksi satu dengan yang lain
dengan demikian terbentuklah suatu sistem kebudayaan tersendiri.
Hebding dan Glick (Afidatul, 2018)menyatakan bahwa
kebudayaan dapat dilihat secara material maupun non
material.kebudayaan material tampil dalam objek material yang
dihasilkan, kemudian digunakan manusia. Misalnya dari alat-alat yang
sederhana seperti aksesoris, alat rumah tangga, desain, hingga instrumen.
Sebaliknya budaya non material adalah unsur-unsur yang dimaksudkan
dalam konsep norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan serta keyakinan.
simbol merupakan suatu bentuk yang menandai sesuatu yang lain diluar
perwujudan bentuk simbol itu sendiri. Sedangkan makna Brown dalam
(Alex, 2003)mengartikan makna sebagai kecenderungan total untuk
menggunakan atau bereaksi terhadap suatu bentuk bahasa.
Dalam konsep Peirce, simbol atau lambang merupakan suatu
kategori dari tanda (sign) tanda-tanda tersebut memungkinkan kita untuk
berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa
yang ditampilkan oleh alam semesta. Kita mempunyai kemungkinan luas
dalam keanekaragaman tanda-tanda, dan diantaranya tanda-tanda
linguistik merupakan kategori yang penting, tetapi bukan satu-satunya
kategori.
B. Karangka Konsep
Di dalam sebuah tarian terkandung sebuah makna-makna, baik yang
mudah dipahami maupun makna simbolis yang memerlukan kesadaran
manusia untuk menafsirkannya (Sudarsono, 1933 :35). Maka dari itu untuk
mengetahui dan memahami makna-makna ataupun pesan-pesan simbolik
dalam sebuah tarian maka diperlukan analisis terhadap tanda-tanda yang
terdapat dalam tarian tersebut. (Geerst, 1992 :5) meyakini bahwa kebudayaan
terdiri atas simbolsimbol pembawa makna dan untuk menganalisisnya
diperlukan semiotik sebagai ilmu yang bersifat interpretatif.
Semiotika atau disebut juga studi semiotik adalah metode ataupun
kajian ilmu yang digunakan untuk menganalisis tanda-tanda atau signs yang
ada dalam kehidupan manusia serta makna dibalik tanda tersebut (Rachmah,
2014 :75). Menurut Peirce semiotika didasarkan pada logika, Karena logika
mempelajari bagaiamana orang bernalar, dan penalaran menurut Peirce
dilakukan melalui tanda-tanda.Peirce berpandangan bahwasannya tanda-
tanda berhubungan dengan objek-objek meyerupainya, keberadaannya
memiliki hubungan sebab akibat dengan tanda atau karena ikatan
konvensional dengan tanda-tanda tersebut. (Van Zoest, 1978, dalam
Rusmana, 2005 dalam Nawiroh, 2014).
Teori semiotik ini dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure ( 1857-
12
1913 ). Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu
penanda (signifer) dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai
bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang
pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan
nilai-nilai yang terkandung didalam karya arsitektur. Eksistensi semiotika
Saussure adalah relasi antara penanda dan pertanda berdasarkan konvensi,
biasa disebut dengan signifikasi.
(Wolfgang, 2008) Peirce memperkenalkan istilah semiotik dengan
hubungan segitiga triadic. Bagi Peirce tanda “is something which stands to
somebody for something in some respect or capacity.” Tanda ( sign atau
representamen ) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni Sign, object,
dan interpretant. Dalam konsep peirce menawarkan model dengan apa yang
disebut triadic dan konsep trikonominya yang terbagi menjadi tiga, yakni
sebagai berikut.
Sign
Interpretan Object
Gambar 2.1
Segi Tiga Semiotika C.S.Peirce
Sumbo Tinarbuko, 2008, dalam buku semiotika komunikasi visual )
Model gambar diatas juga sering disebut sebagai teori segitiga makna
(triangle meaning semiotics). (Politik, n.d.)), dalam pandangan peirce, fungsi
tanda merupakan proses konseptual yang akan terus menerus belangsung dan
tak terbatas. Kondisi seperti itu dinamakan “semiosis tak terbatas”, yakni
rantai makna keputusan oleh tanda-tanda baru menafsirkan tanda sebelumnya
atau seperangkat tanda-tanda. Proses tersebut tidak ada awal dan tidak ada
akhir karena semuanya saling berhubungan. Selanjutnya salah satu bentuk
13
Tarian Adat
Tradisional
Gandrang Bulo
Segi Tiga
Makna
C.S.Peirce
Sign Interpretant
Object
(Tanda)
BAB III
METODE PENELITIAN
14
15
C. Tahap-Tahap Penelitian
Agar dapat memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Data Primer
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti. Pada penelitian
ini peneliti melihat langsung persiapan penari sebelum menampilkan
Tarian Gandrang Bulo, dan ketika penari mementaskan tarian
Gandrang Bulo.
b. Wawancara ( Indept Interview )
Pengumpulan data dilakukan dengan interview mendalam terhadap
informan yang dianggap memahami permasalahn yang diteliti.
Wawancara mendalam dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban
yang lengkap dan mendalam dari para informan.
16
2. Data Sekunder
a. Dokumentasi
Dokumentasi peneliti digunakan sebagai, dalam penelitian ini
merujuk pada penunjang dari wawancara pengumpulan data dengan
mendokumentasikan secara visual Tari Gandrang Bulo dalam bentuk
beberapa foto maupun rekaman video.
b. Studi Pustaka
Data yang diperoleh dari mengkaji literatur-literatur yang
berkaitan atau berhubungan dengan penelitian ini.
D. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi focus penelitian yaitu memilih
informan yang dianggap berkompeten atau mampu memahami dengan baik
Tarian Gandrang Bulo. Selain itu peneliti memilih informan lainnya
berdasarkan informasi dari informan yang telah diwawancarai yang
memahami makna pesan- pesan Tarian Adat Gandrang Bulo.
Informan yang dijadikan subjek dalam penelitian ini digolongkan ke
dalam dua golongan, yaitu:
1. Informan kunci
Informan kunci adalah orang yang mengetahui dengan jelas kondisi
daerah penelitian dan dapat menujukkan siapa-siapa saja yang dapat
memberikan informasi mengenai masalah yang akan diteliti. Dalam
rencana penelitian ini, informan kunci ialah:
a. Pemilik Sanggar Tari Gandrang Bulo
b. Penari Tari Gandrang Bulo.
2. Informan
Informan adalah orang yang mengetahui tentang masalah yang diteliti.
Untuk informan lainnya, yaitu:
a. Anggota Sanggar
Dalam penelitian ini, ahli ataupun angggota sanggar memahami
tentang tarian tersebut.
17
Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif dari Milles dan Huberman
(Sumber : Sugiyono, 2014 :247)
BAB IV
18
18
19
Catatan :
Foto Kondisi Bangunan dan Tanah serta lingkungan sekitar Kantor
Kelurahan,Minimak Data Foto yang di setor dan diambil berjumlah 8 buah..
TABEL 4.2
DATA KEWILAYAHAN
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH
NO RW RT
LAKI-LAKI PEREMPUAN LORONG
RT 01 73 62 2
129
RT 02 55 74
1 001 RT 03 94 97 2
RT 04 65 82 9
RT 05 -
RT 06 67 62 -
21
4
RT 05 19 22
RT 01 158 136 5
RT 02 75 76 2
4 004
RT 03 87 97 2
RT 04 82 108 3
RT 01 50 61 POROS
RT 02 172 182 -
5 005 RT 03 206 200 4
RT 04 163 155 4
RT 05 47 43 5
RT 01 1 13
6 006
RT 02 9 5
22
RT 01 337 340
RT 02 162 195 10
RT 03 1 1
7 007
RT 04 40 38
RT 05 138 114
RT 06 233 229
RT 01 94 108
RT 02 121 147
8 008 RT 03 92 108
RT 04 5339 67
RT 05 46 31
RT 01 80 102 -
RT 02 65 62 -
RT 03 90 105 -
9 009 RT 04 2 103 1
RT 05 217 224 5
RT 06 110 1212 -
RT 07 15 25 -
RT 01 30 30 -
10 010 RT 02 30 25 -
23
TABEL 4.3
JUMLAH PRASARANA SEKOLAH
Pengelol
NAMA SEKOLAH
a
(TK/PAUD/SD/SM
(Negeri/
No P/SMA/MI/ Alamat / Lokasi Titik Koordinat Lokasi
Swasta/
MTs/MA/SIT/Perg
Yayasan
uruan Tinggi)
)
2 SD Islam Terpadu Jl. Angrek Raya -5.16127380693903, Swasta
Rama 119.4545460826554
3 SD Unggulan Jl. Jati -5.161348389609816, Negeri
Toddopuli 119.45222275381893
4 SD INPRES Jl. Jati -5.161348389609816, Negeri
Toddopuli 119.45236222868921
5 SD Filadelfia Kom. Boulevard -5.161316548277715, Swasta
119.45450316731068
6 SD Islam Paropo Jl. Paropo 2 -5.153486614283582, Swasta
119.45805708450835
7 TK Rama Jl. Angrek Raya -5.16218294583961, Swasta
119.45406045567242
8 TK. Nusa Jl. Batua Raya -5.1534118160164155, Swasta
119.45803562683597
9 TK Filadelfia Komp. Golden Park -5.130683080251873, Swasta
119.41654501149122
10 TK PKK Paropo BTN Paropo Indah -5.152835817496354, Swasta
119.45815849377465
11 TK Gereja Rama Jl. Dirgantara -5.148402285262845, Swasta
119.45658681097271
12 Tk. Raihan Jl. Batua Raya 11. A -0.5021247890375864, Swasta
117.14699377840537
24
TABEL 4.4
JUMLAH SARANA IBADAH (MESJD/GEREJA/KLENTENG/VIHARA)
NAMA TEMPAT Alamat TITIK
NO KET
IBADAH / Lokasi KOORDINAT
2 Mesjid Ismul Azham Komp. BTN Paropo -5.148209712956676,
119.45940222023891
3 Mesjid Darut taubah TMP Komp. Paropo -5.148959627605769,
119.45991328450862
25
TABEL 4.5
JUMLAH SARANA PRASARANA LAINNYA
NAMA
STATUS
TEMPAT LUAS
PEMILIKA
(RTH / Alamat / (M2 / TITIK KETER
NO N DAN
TAMAN / Lokasi KM2 / KOORDINAT ANGAN
PENGELO
LAPANGAN Hektar)
LAAN
OLAHRAGA)
1. Taman Jl. Meranti FASOS Lat-5.158115o
AMKOP Long
119.452842o
2. Taman Angrek Jl. Angrek FASOS Lat-5.162205o
Raya Long
119.454449
3. Taman Segitiga Jl. Toddopuli FASOS Lat-5.163503o
Raya Selatan Long
119.452283
TABEL 4.6
JUMLAH SARANA PERDAGANGAN / PERBELANJAAN
NAMA STATUS
LUAS
TEMPAT PEMILIKA TITIK KETE
Alamat / (M2 /
NO (PASAR / N DAN KOORDINA RANG
Lokasi KM2 /
SWALAYAN / PENGELO T AN
Hektar)
TOKO) LAAN
1 Pasar Jl. Toddopuli Fasos Lat-5.16248o
Panakkukang Long-
119.453572o
27
TABEL 4.7
DATA UMUM DAN KOPERASI
ALAMAT JENIS
NAMA DAN USAHA /
PENGELO
N UKM / TITIK UMKM / KETERANG
LA /
O KOPERA KOORDIN JENIS AN
PEMILIK
SI AT KOPERA
LOKASI SI
- - - - -
TABEL 4.8
DATA PRASARANA PERSAMPAHAN
NAMA SARANA NAMA
PRASARANA PENGELOLA
PERSAMPAHAN (SWASTA /
ALAMAT
(TPA; TPS3R; TPS; PEMERINTAHAN
DAN TITIK
NO BANK SAMPAH; / LEMBAGA KETERANGAN
KOORDINAT
TEMPAT MASYARAKAT /
LOKASI
PENGOMPOSAN) KELOMPOK
MASYARAKAT,
DLL)
1 Bank Sampah Kuncup Kelompok Batua Raya 5 Aktif
Mekar Masyarakat
2. Bank Sampah Kelompok Btn Paropo Aktif
Masyarakat Indah
9. Apa pesan atau harapan anda untuk Eksistensi Tari Gandrang Bulo
di Kota Makassar
Narasumber merupakan ketua sanggar remaja paropo atas nama Daeng
usman (wawancara pada tanggal 20 Oktober 2022).
“Tari gandrang bulo anak muda sekaranglah yang harus belajar mulai
dari sekarang ikut dalam sanggar-sanggar untuk belajar dalam hal makna
tari gandrang bulo agar nantinya tarian ini di modernkan tatapi mengikuti
makna sesungguhnya dari tarian ini”.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muklaman Amin Ketua Sanggar
Independent ART (wawancara pada tanggal 18 November 2022) yang
mengatakan :
“Saya berharap tari gandrang bulo di jadikan sebagai ektrakulikuler
untuk anak muda yang nantinya menjadi penerus generasi agar tarian
gandrang bulo tidak tergerus dan menghilang oleh zaman”.
Gandrang Bulo Ilolo Gading, di mana lolo gading merupakan jenis bambu
yang biasa digunakan sebagai alat musik di tarian ini. Masyarakat
setempat juga menyebut jenis bambu ini dengan nama bulo batti. Disebut-
sebut Tari Gandrang Bulo telah muncul sejak zaman raja-raja Gowa.
Pada masa tersebut, tarian ini disebut juga dengan Tari Gandrang
Bulo klasik. Namun ketika penjajah mulai memasuki Sulawesi Selatan,
tarian ini pun mulai berevolusi. Pada zaman penjajahan tersebut, rakyat
dibuat menderita atas berbagai tindakan sewenangwenang para penjajah.
Mereka kerap dipekerjakan dengan tidak adil dan diperlakukan kasar. Di
sela-sela waktu istirahatnya, para pekerja tersebut mencoba menghibur
diri dengan menyanyikan lagu jenaka. Sesekali mereka menirukan
gerakan-gerakan tentara penjajah yang dibuat lucu sekaligus mengejek.
Sering pula disisipi dengan dialogdialog spontan yang kritis dan
mengandung ejekan pedas pada para penjajah. Ekspresi tersebut
diluapkan sebagai bentuk sindiran atas ketidakadilan serta tindakan kejam
penjajah pada masyarakat, yang sering menyuruh mereka kerja paksa,
menyiksa, menghukum, dan sebagainya. Biasanya mereka akan mengisi
tarian dengan berbagai gerakan yang menggambarkan tindakan penjajah
pada mereka, penarinya akan membuat lingkaran dan gerakan-gerakan
lucu yang dilakukan secara bergantian. Munculnya tarian ini adalah
bentuk perjuangan para seniman pada zaman penjajahan. Karena sarat
makna sekaligus menghibur, tarian ini pun semakin berkembang dan
menarik minat masyarakat luas.
Di era tersebut, kesenian ini mendapat nama Gandrang Bulo 1942.
Selepas masa penjajahan, tarian ini masih dipertunjukkan tetapi memiliki
makna yang lebih luas. Banyolan atau sindiran dalam lagu yang
didendangkan selama tarian berlangsung akan berisi berbagai unek-unek
yang dirasakan . Tentunya tetap saja dilengkapi dengan berbagai gerakan
lucu yang mengundang gelak tawa penonton.
40
3. Diterpa Perubahan
Pada awalnya Gandrang Bulo sebenarnya sekadar tarian yang
diiringi oleh gendang. Seiring waktu tarian ini diiringi pula lagu-lagu
jenaka, dialog-dialog humor namun sarat kritik dan ditambah gerak tubuh
yang mengundang tawa. Kadangpula diselipkan Tari Se’ru atau Tari Pepe
pepeka ri makka yang acap kali tampil sendiri di berbagai panggung
pertunjukan, namun begitu oleh masyarakat sekitar tetap saja ia dikenal
sebagai bagian pertunjukan Gandrang Bulo. Komposisi Gandrang Bulo
1942 jauh berbeda dengan Gandrang Bulo versi awal. Bentuk awal
kesenian ini sudah ada sejak jaman raja-raja Gowa, hanyalah tarian
bambu hasil kombinasi alat musik bambu, gendang dan biola. Gandrang
Bulo ini lazim disebut dengan Gandrang Bulo Ilolo gading, yang
dinisbatkan pada salah satu perlengkapan musiknya yang terbuat dari
bambu lolo gading (nama jenis bambu di Kampung Paropo, Makassar).
Saat ini, perubahan Gandrang Bulo bukanlah hal yang aneh. Lantaran
perubahan itu, tuturnya, untuk merespon dan menyesuaikan diri dengan
kondisi yang ada. Sekitar 1942, misalnya, ketika perang melawan
penjajah berkobar, kaum seniman pun tak mau kalah. Mereka
membangun basis-basis perlawanan dari atas panggung. Gandrang Bulo
pun disulap bukan sekadar tari-tarian, melainkan tempat pembangkit
semangat perjuangan dengan mengejek dan menertawakan penjajah dan
antekanteknya. Gandrang Bulo, ketika itu, lantas menjadi kesenian rakyat
yang amat populer. Bagi seniman seorang seniman, pengalaman hidup
pribadi adalah bahan humor yang paling berharga saat beraksi di atas
panggung.
42
6. Musik Pengiring
Musik pengiring merupakan salah satu kebutuhan utama tari,
karena berfungsi sebagai pengiring, pembentuk suasana dan dapat
memperkuat tekanan gerak tari yang nantinya berpengaruh terhadap
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. keberadaan kesenian tradisional yang dipertahankan oleh suatu kelompok
atau masyarakat pasti masih mempunyai makna di tengah masyarakat.
Makna itu bisa menyangkut falsafah yang dimilikinya, spirit yang
dikandungnya, syiar syariat yang disampaikannya, sampai kepada nilai-
nilai estetis yang dimiliki kesenian tersebut. Sepanjang hubungan itu
memiliki keterkaitan yang kuat, kesenian tetap tumbuh sebagai bagian
dari kehidupan masyarakatnya.
2. Tari Gandrang Bulo merupakan cerminan identitas dari masyarakat suku
Makasar, gerak dalam tari ini pada umumnya sederhana dan berulang-
ulang. Gerak tari tersebut disusun sesuai dengan nilai-nilai yang
mencerminkan kehidupan masyarakatnya.
3. Seiring dengan perkembangan zaman, Tari Gandrang Bulo digunakan
sebagai media penyampaian kritik sosial. Di dalam pementasan ada unsur
percakapan yang membahas mengenai isu sosial politik hingga budaya.
Supaya bisa lebih diterima oleh penontonnya, pementasan dikemas dalam
suasana yang lucu dan menghibur. Penari pun harus tampak bahagia.
Misalkan saja kisah penari yang memerankan masyarakat lugu ketika
berhadapan dengan penguasa angkuh. Penari harus memastikan pesan
yang ingin mereka sampaikan bisa dipahami penonton, sehingga yang
menontonnya bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi di sisi
lain harus tetap menghibur penonton dengan lawakannya. Dahulu Tari
Gandrang Bulo hanya dipentaskan oleh orang dewasa. Namun kini lebih
sering dipentaskan oleh anak-anak. Tarian ini biasa diselenggarakan
dalam acara pernikahan, penyambutan tamu maupun acara pembukaan
berskala lokal dan nasional. Karena keunikannya, Tari Gandrang Bulo
pun kerap dipentaskan di festival mancanegara.
45
46
B. Saran
1. tari gandrang bulo di jadikan sebagai ektrakulikuler untuk anak muda
yang nantinya menjadi penerus generasi agar tarian gandrang bulo tidak
tergerus dan menghilang oleh zaman
2. Tari gandrang bulo anak muda sekaranglah yang harus belajar mulai dari
sekarang ikut dalam sanggar-sanggar untuk belajar dalam hal makna tari
gandrang bulo agar nantinya tarian ini di modernkan tatapi mengikuti
makna sesungguhnya dari tarian ini.
3. Menjadi suatu keharusan bahwa makna dan nilai-nilai yang terdapat pada tarian
tradisional gandrang bulo wajib diketahui dan dipertahankan oleh masyarakat
agar tidak kehilangan makna dan nilai-nilainya.
4. Dengan adanya perubahan kearah positif terkait pelaksaan tarian tradisional
gandrang bulo yang sudah dimodernisasi, diharapkan tarian tersebut tetap
dilestarikan agar tidak punah.
47
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. (2018). Makna Pesan Simbolik Tari Kajangki Di Wotu KAbupaten Luwu
Timur. Suatu.
Afidatul, A. (2018). The Massage Of Da’wah In The Pepe’pepeka Ri Makka Dance
To The People Of Paropo Village Makassar City.
Alex, S. (2003). Semiotika Komunikasi. PT.Remaja Rosdakarya.
Alo, L. (2003). Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Pustaka Belajar.
Dea, A. (2021). Makna Simbolik Prosesi Pengobatan Tradisional Ritual Salo
Paduppa Di Desa Karama Kabupaten Bulukumba. Univerasitas Hasannuddin.
Fransisco, B. (1992). Tafsir Kebudayaan. kanisius.
Huberman, M., & Milles, M. (2009). Analisis Data Kualitatif. Universitas
Indonesia.
https://seringjalan.com/asal-usul-dan-sejarah-tari-gandrang-bulo/
Juditih, H. ; dkk. (2013). Nonverbal Communication Germany.
Kasdiawati. (2021). Analisi Interpretasi Makna Rumah Adat Karampuang Di
Kabupaten Sinjai. Universitas Hasanuddin.
Marcel, D. (2004). Massage, Signs, and Meanings A Basic Textbook in Semiotic
And Communication. Cannadian Scholar’ Press Inc.
Masnaini. 2011. Gandrang Bulo Sebagai Bahan Ajar Seni Budaya Di Smp Negeri
4 Sungguminasa. Universitas Pendidikan Indonesia
Mufid, M. (2009). Etika Dan Filsafat Komunikasi. Kencana Prenada Media Group.
Nurdin, Syair, M. (2014). Gandrang Bulo Dance Art Studio. Universitas NEgeri
Makassar.
Nurdin S. 2014. Tari Ganrang Bulo Versi Sanggar Seni Mallessorang Di Kabupaten
Bulukumba Makassar: Universitas Negeri Makassar
Politik, F. I. S. dan. (n.d.). Analisis Semiotika Budaya. Universitas Hasanuddin.
Rulli, N. (2012). Komunikasi Antar Budaya Di Era Budaya Siber. Kencana.
Sidin, Nurul Chudaiwah. 2019. Eksistensi Gandrang Bulo Budaya di Kampung
Paropo Kota Makassar. Makassar: Universitas Negeri Makassar
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Alfa Beta.
48
LAMPIRAN
50
1 persiapan
2 Pengumpulan Data
Pengelolahan dan
3
analis data
4 Penulisan Skripsi
5 Penggandaan
51
No Pertanyaan Jawaban
2 Bagaimana keeradaan Tari Gandrang Bulo di Tarian gandrang bulo diera sekarang,
Era sekarang menurut anda? masyarakat sulsel mungin tidak asing lagi
sama ini tari gandrang bulo , ini tarian
termasuk salah satu kesenian tradisional
yang saat ini masih du lestarikan
3 Apa yang unik atau yang Tarian gandrang bulo ini merupakan
membedakan Tari Gandrang Bulo simbol keceriaan lantaran di dalamnya di
dengan Tarian yang lainnya? selibkan berbagai humor yang membuat
para penonton tertawa , oleh karena itulah
maka para penari yang membawakan
tarian ini harus bahagia. Sedangkan tarian
lainnya menggunakan gerakan yang
sesuai dengan musiknya.
5 Tarian Gandrang Bulo paling sering Tari gandrang bulo di yakini sebagai
dipentaskan pada acara apa? tarian lelucon sehingga wakti
pementasannya tidak untuk acara
berdukja, hanya bisa dipentaskan pada
53
No Pertanyaan Jawaban
6 Pesan nonverbal yang ada, seperti pesan moral nonverbal yang ada pada
Ekspresi Wajah, Gerakan Tarian, itu gerakan inin, barisan yang satu jongkok
bermakna apa? dan satu pengitari penari yang jongkok,
maknanya ialah gerakan mengitari ini
sebagai bentuk kehidupan
7 Apa saja gerakan dari Tarian Gandrang Bulo? 1. Gerakan Samposamperua
2. Gerakan Ammiseng
3. Gerakan Kallude
4. Gerakan Ammasi
5. Gerakan Abbeso
6. Gerakan Batlle
No Pertanyaan Jawaban
No Pertanyaan Jawaban
No Pertanyaan Jawaban
2 Bagaimana keeradaan Tari Gandrang Keberadaan tari gandrang bulo saat ini
Bulo di Era sekarang menurut anda? seriring perkembangan zaman diera
sakarang kebradaan tari gandrang bulo
tari ini kini jarang di jumpai karna adanya
covid
3 Apa yang unik atau yang Tarian gandrang bulo ini cukup unik
membedakan Tari Gandrang menghibur , karena mengandung unsur
Bulo dengan Tarian yang humor atau lawakan yang dianggap
mampu menghipnotis penonton untuk
lainnya?
tertawa bersama sepanjang pementasan
tari gandrang bulo, sedangkan tari lainnya
biasanya ada yang memgangi gerakan
yang dia ikuti.
No Pertanyaan Jawaban
6 Pesan nonverbal yang ada, seperti Formasi mengitari ini adalah fase lanjutan
Ekspresi Wajah, Gerakan Tarian, dari gerakan sebelumnya. Pada gerakan
itu bermakna apa? ini barisan yang satu jongkok yang satu
mengikuti penari yang jongkok , makna
dari gerakan mengitari ini sebagau bentuk
kehidupan, alam semesta yang berputar
layaknya matahari memutaru bumi , siang
dan malam , terbit dan tenggelam
matahari, konsep kehidupan bahwa segala
sesuatu berputar pada porosnya layaknya
matahari dan bumi yang menciptksn siang
dan malam
7 Apa saja gerakan dari Tarian Gandrang Para penari gandrang bulo saat tampil
Bulo? memposisikan dirinya melingkar dan
berputar
8 Bagaimana makna pesan - Gerakan Samposamperua,
yang berarti pukulan dan
nonverbal dari setiap gerakan samperua artinya dua kali
dari Tarian Gandrang Bulo? mengartikan bahwa keresahan
kerja paksa oleh jepang ,
pejuang disiksa dengan
pukulan dan tendangan
sebanyak 2 kali , gerakan
samposamperua mengisahkan
kekejaman penjajah jepang
saat kerja paksa.
- Gerakan Ammisang berarti memikul,
pada gerakan ini diartikan sebagai
bentuk kesalahan para pejuang yang
lelah , bosan,malas di tekan dan
disuruh oleh penjajah, pejuang yang
58
No Pertanyaan Jawaban
9 Apa pesan atau harapan anda Saya berharap tari gandrang bulo di
jadikan sebagai ektrakulikuler untuk anak
untuk Eksistensi Tari Gandrang
muda yang nantinya menjadi penerus
Bulo di Kota Makassar? generasi agar tarian gandrang bulo tidak
tergerus dan menghilang oleh zaman
59
No Pertanyaan Jawaban
No Pertanyaan Jawaban
RIWAYAT HIDUP