Anda di halaman 1dari 84

ANALISIS MAKNA PESAN – PESAN KOMUNIKASI

NONVERBAL DALAM TARIAN ADAT TRADISIONAL


GANDRANG BULO DI KOTA MAKASSAR

MESSAGE MEANING ANALYSIS NONVERBAL


COMMUNICATION MASSAGES DANCE TRADISONAL
TRADITIONS OF GANDRANG BULO IN MAKASSAR

HASIL PENELITIAN

ANNISA
186404006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS


JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH DAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022

ii
ANALISIS MAKNA PESAN – PESAN KOMUNIKASI
NONVERBAL DALAM TARIAN ADAT TRADISIONAL
GANDRANG BULO DI KOTA MAKASSAR

MESSAGE MEANING ANALYSIS NONVERBAL


COMMUNICATION MASSAGES DANCE TRADISONAL
TRADITIONS OF GANDRANG BULO IN MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri


Makassar untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

ANNISA
186404006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS


JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH DAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022

ii
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL

Judul : Analisi Makn Pesan-Pesan Komunikasi

nonverbal Dalam Tarian Adat

Tradisonal Gandrang Bulo di Kota

Makassar

Nama : Annisa

Nomor Induk Mahasiswa : 1864040016

Jurusan : Pendikan Sejarah dan Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan IPS

Setelah diperiksa dan diperbaiki, dinyatakan telah dapat diseminarkan

Makassar, 25 November 2022

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Muh. Said, S.Pd, M.pd Rusdi, S. Si., M.Sc


NIP: 1985030 201504 001 NIP: 19890525 2019031 021

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan Ketua Program Studi


Pendidikan IPS

Dr. H. Muh. Rasyid Ridha, M.Hum Dr. Ibrahim, S. Ag, M. Pd


NIP: 19610317 198601 1 002 NIP: 19710521200812 1 001

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Prosesnya mungkin tidak mudah tapi edingnya bikin tidak berhenti bilang Alhamdullillah”

(Annisa)

“Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, Niscaya Dia akan menjadikan kemudahan
baginya dalam urusannya” (Q.S, At-talaq:4)

PERSEMBAHAN

Dengan segala rasa syukur kepada

Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah

memberikan rahmat berkah Hidayah dan

karunianya perjuangan penulis hingga titik ini

kupersembahkan kepada kedua orang tua, dan

ketiga adikku yang senatiasa memberikan

dukungan kasih sayang, doa dan pengorbanan yang

tulus demi keberhasilanku.

iv
iii
ABSTRAK

Annisa. 2022. Analisis makna pesan-pesan komunikasi nonverbal dalam


tarian adat tradisional gandrang bulo di kota makassar. Program Studi Pendidikan
IPS, Jurusan Sejarah dan IPS, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri
Makassar. Di bimbing oleh Muh Said dan Rusdi.
Penelitian ini bertujuan mengetahui makna pesan-pesan komunikasi nonverbal
dalam tarian adat tradisional tari gandrang bulo di kota makassar. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik observasi, wawancara
mendalam, dan analisis secara mendalam untuk mendapatkan data yang diinginkan.
Wawancara dilakukan terhadap beberapa informan yang memiliki pengetahuan dan
pernah ikut melaksanakan atau berpartisipasi secara langsung dalam tarian
tradisional gandrang bulo.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) keberadaan kesenian tradisional
yang dipertahankan oleh suatu kelompok atau masyarakat pasti masih mempunyai
makna di tengah masyarakat. Makna itu bisa menyangkut falsafah yang
dimilikinya, spirit yang dikandungnya, syiar syariat yang disampaikannya, sampai
kepada nilai-nilai estetis yang dimiliki kesenian tersebut. Sepanjang hubungan itu
memiliki keterkaitan yang kuat, kesenian tetap tumbuh sebagai bagian dari
kehidupan masyarakatnya (2) Tari Gandrang Bulo merupakan cerminan identitas
dari masyarakat suku Makasar, gerak dalam tari ini pada umumnya sederhana dan
berulang-ulang. Gerak tari tersebut disusun sesuai dengan nilai-nilai yang
mencerminkan kehidupan masyarakatnya. (3) Seiring dengan perkembangan
zaman, Tari Gandrang Bulo digunakan sebagai media penyampaian kritik sosial.
Di dalam pementasan ada unsur percakapan yang membahas mengenai isu sosial
politik hingga budaya. Supaya bisa lebih diterima oleh penontonnya, pementasan
dikemas dalam suasana yang lucu dan menghibur.

Kata Kunci: makna pesan-pesan, komunikasi nonverbal, tradisional tari gandrang


bulo

ivv
KATA PENGANTAR

Alhamdullillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah


memberikan rahmat berkah Hidayah dan karunia-nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ analisis makna pesan-pesan komunikasi non
verbal dalam tarian adat tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar” dapat
diselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam karena hanya beliaulah sebagai surih
tauladan dalam hidup ini, sehingga kita dapat mengetahui mana yang hak dan mana
yang batil sehingga tergolong umat beliau yang senantiasa mengikuti jejaknya.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan akan tetapi usaha yang semaksimal mungkin,
dukungan dan doa serta bimbingan dari pihak sehingga berbagai hambatan dapat
teratasi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1) Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.Tp., ASEAN Eng., selaku Rektor
Universitas Negeri Makassar.
2) Bapak Prof. Dr. Jumadi, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Hukum Universitas Negeri Makassar beserta staffnya yang telah
memberi izin dan persetujuan mengadakan penelitian.
3) Bapak Dr. Ibrahim, S.Ag., M.Si selaku ketua prodi Pendidikan IPS FIS-H
Universitas Negeri Makassar, telah memberikan izin dan persetujuan
mengadakan penelitian.
4) Bapak Muh. Said, S.Pd,, M.Pd selaku penasehat Akademik selama
perkuliahan sekaligus Pembimbing I dan Bapak Rusdi, S.Si,.M.Sc selaku
pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
5) Bapak Dr. Dalilul falihin., S, Ag., M.Si. Selaku penguji I saya, dan Bapak
Dr. H. Muh. Rasyid Ridha, M.Hum selaku penguji II yang selalu bijaksana
dalam segala saran, kritikan, dan koreksinya yang membangun dalam
menyelesaikan skripsi ini.

vi
v
6) Para dosen Pendidikan IPS yang telah mendidik serta memberikan ilmunya,
dan staf administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum yang telah
memberikan pelayanan yang sangat baik kepada penulis selama proses
perkuliahan.
7) Kepada para informan yakni masyarakat kecamatan Paropo Kota Makassar
yang telah bersedia diwawancarai untuk memberikan informasi yang
penulis butuhkan selama melakukan penelitian.
8) Kepada kedua orangtua saya Mansyur Daeng Nangga dan Miluwati Bacce
Daeng Kenna yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan cinta
dan kasih sayang yang tiada hentinya. Dan senantiasa mendoakan penulis
agar sukses dalam studi dan menggapai cita-cita, serta menjadi motivasi
dalam setiap langkah kehidupan penulis.
9) Kepada Kak Hamzar Jayadi terimaksih telah membantu menyusun hasil
skripsi saya, dan memberi saran materi kepda penulis dalam menyelesaikan
skripsi saya.
10) Kepada saudaraku Haeria,Haerani, dan Muh esa yang telah mendukung dan
memberi semangat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.
11) Teruntuk Winda, Silvira terima kasih telah memberikan semangat, motivasi
dan dalam bentuk materi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
12) Kepada saudara-saudara Rosmayani, Rifka Dewi Harnita, Elsa Juliana
Limbong, Nabilatul Fadila, Rahmi Putri Toraya, dan ibu-nya Deo Priska
Saledang, yang selalu selalu ada selama perkuliahan terima kasih untuk
segala suka dan duka untuk saling merangkul dalam membantu, mendukung
dan memotivasi penulis.
13) Terima kasih untuk Kak Iqsyam yang telah mengarahkan untuk
menyelesaikan tugas akhir saya. Terima kasih untuk memberikan Saran
yang telah di berikan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.
14) Kepada rekan-rekan mahasiswa program studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Khususnya kawan-kawan SPARTA 2018 yang tidak
sempat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas kisah terindah

vivii
bantuan, kerjasama, suka dan maupun duk, serta waktunya selama
perkuliahan.
15) Kepada Keluarga besar BIDIKMISI Universitas Negri Makassar
Terimakasih telah memberikan biaya pendidikan selama 7 semester,
Walaupun saya terlamabat, saya sangat berterima kasih, karana sampai saat
ini saya bisa melanjutkan pendidikan saya, dan telah memberikan ruang
untuk penulis dan mengajarkan arti sebuah rasa tangung jawab serta
pengalaman yang tidak dapat penulis dapatkan di perkuliahan.
16) Kepada Choirul Aryan fadingga, wiwik, ulfiana rasni, kristina, teman-
teman KKN-PPL terpadu angkatan XXIII 2021 terima kasih untuk semua
kenangan, kebersamaan,suka maupun duka yang dialami selama proses
KKN-PPL berlangsung. Trima kasih sudah menjadi rumah selama
melaksanakan kegiatan KKN-PPL.
17) Kepada kelurga besar SMPN 3 Papalang Mamuju dan masyarakat
Kelurahan Papalang yang telah menerima dan mendukung selama
Pelaksanaan KKN-PPL berlangsung.
18) Untuk Ibu posko, kak Lisa, kak wina, Febri, dan wadi terima kasih sudah
memberikan tempat ternyaman selama kami berada di lokasi KKN-PPL.
19) Dan untuk semua kelurga besar penulis dan pihak yang telah membantu
penulis yang tidak sempatkan disebutkan satu-persatu. Terima kasih yang
sebesar-besarnya dari penulis untuk kalian.
20) Akhirnya penulis hanya berdoa dan berserah diri kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'ala yang telah memberikan rahmat berkah Hidayah dan karunianya
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari
dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak mempunyai kekurangan,
disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh
karena itu, penulis berterima kasih apabuila ada kritik ataupun saran yang
membangun dari pembaca. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan dan bagi yang membaca.
Makassar, 24 November 2022

Annisa

viii
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................iii
ABSTRAK..................................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penelitian.............................................................................5
D. Manfaat Penelitian...........................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................6
A. Tinjauan Pustaka.............................................................................6
B. Karangka Konsep...........................................................................11
BAB III Metode Penelitian......................................................................14
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.....................................................14
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................15
C. Tahap-Tahap Penelitian..................................................................15
D. Fokus Penelitian.............................................................................16
E. Teknik Analisis Data......................................................................17
BAB IV Hasil Dan Pembahasan.............................................................18
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..............................................18
1. Kel.Paropo Kec.Panakkukang....................................................18
2. Sanggar Remaja Paropo..............................................................27
3. Sanggar Seni Turikale Paropo....................................................29
B. Sejarah Tari Gandrang Bulo...........................................................30
C. Penyajian Data Hasil Penelitian......................................................32

viii
D. Pembahasan Hasil Penelitiam.......................................................38
BAB V PENUTUP...................................................................................45
A. Kesimpulan...............................................................................45
B. Saran.........................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................47
LAMPIRAN.............................................................................................49
RIWAYAT HIDUP.................................................................................71

ixx
DAFTAR TABEL
NO. JUDUL HALAMAN
4.1 Kondisi kantor kelurahan.............................................18
4.2 Data kewilayaan...........................................................20
4.3 Jumlah prasarana sekolah.............................................23
4.4 Jumlah Saran Ibadah....................................................24.
4.5 Jumlah sarana dan prasarana lainnya...........................26
4.6 Jumlahperdagangan/perbelanjaan................................26
4.7 Data umum dan koperasi..............................................27
4.8 Data Prasarana Persampahan.......................................27

xxi
DAFTAR GAMBAR
NO. JUDUL HALAMAN

2.1 Segitiga semiotika C.S. Peirce..................................................12


2.2 Kerangka Penelitian..................................................................13
3.1 Analisis data model interaktif dari milles dan huberman..........17

xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
NO. JUDUL HALAMAN
1. Jadwal Kegiatan.............................................................................50
2. Rencana Biaya Penelitian..............................................................51
3. Hasil Wawancara...........................................................................52
4. Usul Judul penelitian.....................................................................59
5. Persetujuan Judul Dan Calon Pembimbing...................................60
6. Pengesahan Judul Skripsi Dan Pembimbing.................................61
7. Izin Penelitian................................................................................62
8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.............................64
9. Dokumentasi.................................................................................68
10. Riwayat Hidup..............................................................................71

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses komunikasi hampir terjadi di setiap aspek kehidupan
masyarakat, baik itu hubungan antar individu satu, dengan individu lain,
individu dengan kelompok masyarakat, individu dengan dirinya sendiri,
bahkan individu dengan Tuhannya Budaya dan komunikasi mempunyai
hubungan yang sangat erat dan berperan penting dalam kelangsungan hidup
manusia. Orang berkomunikasi sesuai dengan budaya yang dimilikinya.
Kapan, dengan siapa, berapa banyak hal yang dikomunikasikan sangat
bergantung pada budaya dari orang-orang yang berinteraksi. Adanya
perbedaan dan pengaruh budayalah orang-orang belajar berinteraksi melalui
komunikasi (Alo, 2003).
Komunikasi nonverbal pesan yang berbentuk nonverbal, tanpa kata
atau bahasa nonverbal dikenal dengan istilah bahasa diam (silent language)
merupakan suatu proses yang dijalani oleh seseorang individu atau lebih pada
saat menyampaikan isyarat – isyarat pesan nonverbal seperti gestur, ekspresi
wajah, gerakan tangan, bahasa tubuh, sentuhan, dan sebagainya yang
memiliki potensi untuk merangsang makna dalam pikiran individu ataupun
individu – individu lain pada sebuah proses pertukaran pesan ataupun simbol
antara komunikator dan komunikan (Fransisco, 1992)
Tari Gandrang Bulo merupakan tari tradisi yang berasal dari Makassar,
yang menggabungkan unsur musik, tarian dan dialog yang bersifat lawakan
sehingga para penonton terkadang ikut tertawa dalam menyaksikan
pertunjukan. Sekitar tahun 1992 Tari Gandrang Bulo mulai dikenal di
kalangan masyarakat Kampung Paropo dan dipentaskan dalam acara-acara
perhelatan seperti dalam acara pernikahan, penjemputan tamu,acara festival
budaya,dan acara pemerintahan sebagai pembuka acara dari asal katanya,
Gandrang Bulo berasal dari Bahasa Makassar Gandrang diartikan dalam
bahasa Indonesia yaitu pukul, dan Bulo diartikan sebagai bambu. Pementasan

1
2

Tari Gandrang Bulo diiringi musik tradisional yang terdiri dari potongan
bambu, gendang, dan suling atau alat gesek tradisional Makassar. Para penari
Tari Gandrang Bulo mengenakan pakaian adat tradisional Makassar. Penari
membawakan karakter lucu atau orang kampung yang lugu berhadapan
dengan pemeran pejabat atau orang berkuasa yang angkuh begitu lucu pola
gerak para pemain sehingga orang yang dikritik ikut tertawa (Nurdin, Syair,
2014).
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa bahasa atau tanpa kata,
yang berarti tanda yang bukan kata-kata. Tanda yang ditimbulkan oleh
manusia dapat dibedakan bersifat verbal yang berarti tanda–tanda yang
digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat bicara atau
berbicara dan nonverbal yang berarti tanda komunikasi yang menggunakan
anggota badan, lalu diikuti dengan lambang ataupun isyarat.
Komunikasi nonverbal dikaitkan dengan sebuah pesan gerakan, isyarat,
serta bahasa tubuh, dalam nonverbal mempunyai suatu makna pesan yang
ingin dipertukarkan sama halnya dengan sebuah budaya, budaya juga
mempunyai suatu makna yang ingin dipertukarkan terhadap individu -
individu maupun sebuah kelompok masyarakat.
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan di setiap pulau
mempunyai suatu kebudayaan yang menjadi ciri khas adat istiadat dari pulau
tersebut yang berbeda antar suku.keragaman budaya yang ada di indonesia
sangatlah dilandasi oleh toleransi hidup yang tinggi karena berlandaskan
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda namun tetap
satu.kebudayaan adat istiadat yang terdapat di dalam suatu daerah beraneka
ragam, unik, berciri khas dan bervariasi hal tersebut disebabkan oleh sifat
budaya yang turun temurun dari generasi kegenerasi.
Kebudayaan sendiri terdiri atas gagasan-gagasan, simbol-simbol, dan
niai- nilai sebagai hasil karya tindakan manusia. Manusia sebagai makhluk
dengan simbol dan memberikan makna pada sebuah simbol, sehingga
manusia berpikir, berperasaan, dan bersikap sesuai ungkapan simbolis.
Kebudayaan merupakan persoalan yang sangat luas, mencakup pada cara
3

hidup manusia, adat istiadat dan tata krama yang dipegang teguh oleh
masyarakat. Komunikasi yang dilakukan erat kaitannya dengan komunikasi
ekspresif atau disebut dengan komunikasi ritual adat.
Fenomena komunikasi dan budaya dapat kita lihat di daerah Sulawesi
Selatan Seperti salah satunya di Kota Makassar yang terkenal dengan multi
etnik atau multi kultur dengan beragam suku bangsa yang menetap
didalamnya.salah satunya adat tradisional Tari Gandrang Bulo, Tari
Tradisional Gandrang Bulo merupakan tari tradisi yang berasal dari Kota
Makassar. Tari ini menggabungkan unsur musik, tarian, dan dialog yang
bersifat lawakan sehingga membuat penonton tertawa dalam menyaksikan
pementasan tarian ini. Dari asal katanya, Gandrang Bulo berasal dari Bahasa
Makassar, Gandrang yang berarti tabuhan atau pukulan, dan Bulo diartikan
sebagai bambu, sesuai dengan pementasan Tari Gandrang Bulo yang diiringi
alat musik tradisional yaitu potongan bambu, gendang, dan suling atau alat
gesek tradisional Kota Makassar. Tarian Gandrang Bulo dikenal sekitar tahun
1942 ketika perang melawan penjajah, para kaum seniman membangun basis-
basis perlawanan dari atas panggung. Semenjak itu Gandrang Bulo bukan
sekedar tari-tarian, melainkan tempat pembangkit semangat perjuangan
dengan mengejek dan menertawakan.
Dalam fenomena komunikasi budaya pada Tarian Adat Tradisional Tari
Gandrang Bulo, dari pra riset yang dilakukan oleh peneliti Tari Gandrang
Bulo merupakan tarian adat Tradisional di Kota Makassar yang dipentaskan
di sebuah acara Formal maupun Non-formal dan paling sering di acara
pernikahan. Salah satu narasumber dari hasil pra riset bapak Daeng Baharu
(penari Tari Gandrang Bulo). Mengatakan bahwa “tarian ini merupakan tarian
yang penuh dengan lawakan dan candaan didalamnya, membuat para
penonton-penonton tertawa melihat gerakan serta ekpresi wajah kami, saat
menampilkan tarian ini. Tetapi belakangan ini job panggilan sanggar tari
menurun. Mungkin dikarenakan kurangnya acara pernikahan di Kota
Makassar sebab pandemi covid-19 harus mematuhi peraturan sesuai dengan
aturan pemerintah yang melarang terlalu berkerumunan dibandingkan
4

sebelum pandemi.
Sebelumnya ada penelitian serupa tentang komunikasi budaya pada
Tarian Adat Tradisional khususnya pada Tari Gandrang Bulo seperti pada
Hasil penelitian atas nama Muh.Nurdin Syair yang membahas Gandrang Bulo
dari segi perkembangan tarian dari bidang studi seni, Afidatul Asmar
membahas makna dakwah dari tarian Gandrang Bulo, Nurul Chudaiwah
membahas tentang eksistensi tarian Gandrang Bulo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bentuk penyajian tari
Gandrang Bulo di kampung paropo, Makna dalam setiap gerakan tarian
Gandrang Bulo di kampung paropo, Eksistensi tari gandrang bulo pada
masyarakat di Kampung Paropo. Selain itu, tarian ini unik dari pada tarian
lainnya karena ada pesan humor yg ingin disampaikan serta mengapa
nilai"komunikasinya krna dalam tarian ini maknanya berakaitan dengan
perilaku seseorang dimasyarakat dan juga sebagai penghibur.
Penelitian ini juga dilakukan sebab peneliti belum melihat penelitian
tentang Tarian Gandrang Bulo yang spesifik membahas makna pesan yang
ingin disampaikan dari tarian tersebut. Dengan demikian maka peneliti
memilih untuk meneliti Tarian Adat Gandrang Bulo dengan judul “Analisis
Makna Pesan- Pesan Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian Adat
Tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah
Setiap pelaksana tentunya tidak terlepas dari adanya masalah yang perlu
dipecahkan ataupun ditelusuri sesuai dengan latar belakang permasalahan
tersebut maka perumusan masalah pada penelitian ini ialah:
1. Bagaimana Pesan-Pesan Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian Adat
Tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar?
2. Bagaimana Makna Pesan-Pesan Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian
Adat Tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar?
5

C. Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan pada suatu tujuan untuk
mendapatkan informasi untuk Menganalisis Pesan-Pesan Komunikasi
Nonverbal Dalam Tarian Adat Tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar
Untuk Menganalisis Makna Pesan-Pesan Komunikasi Nonverbal Dalam
Tarian Adat Tradisional Gandrang Bulo di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
a. Sebagai bahan acuan ilmiah dalam pengembangan Ilmu
Komunikasi khususnya pada kajian mengenai analisis semiotika.
b. Sebagai bahan referensi untuk kajian-kajian penelitian serupa
berkaitan dengan kajian semiotika.
2. Kegunaan Praktis
a. Memperluas wawasan masyarakat mengenai Tarian Adat
Tradisional Gandrang Bulo dalam memahami makna pesan Tarian
Gandrang Bulo.
b. Diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah
setempat dalam memperkenalkan Tarian Adat Tradisional Kota
Makassar melalui Tarian Gandrang Bulo kepada masyarakat luar.
c. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin.
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi sebagai proses simbolik
Komunikasi terjadi jika suatu sumber menyampaikan suatu pesan
kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi
perilaku penerima. ”sementara menurut (Mufid, 2009), komunikasi
adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim
dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan, informasi, dan
pemahaman dari seorang kepada orang lain, baik itu verbal maupun
komunikasi nonverbal melalui simbol-simbol ataupun sebuah isyarat dan
komunikasi itu bisa dipahami oleh kedua belah pihak yang melakukan
komunikasi itu. Sehingga dalam keadaan seperti inilah sebuah
komunikasi dapat dikatakan komunikatif.
Komunikasi terdiri dari 2 jenis komunikasi verbal dan nonverbal,
komunikasi verbal ialah komunikasi yang menggunakan satu kata atau
lebih sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang
menggunakan pesan- pesan nonverbal. Komunikasi nonverbal biasanya
digunakan untuk melukiskan semua kejadian komunikasi diluar kata -
kata yang terucap ataupun tertulis. Secara teoritis komunikasi verbal dan
nonverbal dapat dipisahkan, namun pada kenyataanya kedua jenis
komunikasi ini saling melengkapi di dalam komunikasi yang kita lakukan
sehari-harinyaPesan komunikasi nonverbal adalah pesan yang berupa
simbol-simbol atau sebuah isyarat selain bahasa. Menurut Atep Adya
Barata mengemukakan bahwa: ”komunikasi nonverbal yaitu komunikasi
yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the
object language), komunikasi dengan gerak (gesture), sebagai sinyal
(sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh
(action language).
Komunikasi nonverbal lebih besar mengandung muatan emosional

6
7

dibandingkan dengan komunikasi verbal. Seperti pada konteks


komunikasi budaya, antara komunikator dan komunikan harus betul-
betul memahami terutama dalam perilaku nonverbal lawan bicaranya,
karena komunikasi nonverbal digunakan sebagai pelengkap dari bahasa
verbal. Pesan nonverbal merupakan pesan yang terwujud atau berupa
tanda yang menggunakan anggota badan, dengan diikuti lambang, tanda,
yang diciptakan oleh manusia untuk menghemat waktu, tenaga, menjaga
kerahasiaan, dan benda-benda yang bermakna kultural dan ritual
(Kasdiawati, 2021)
Komunikasi berperan dalam proses pemaknaan dari simbol-simbol
yang terdapat dalam budaya (Wolfgang, 2008)). Komunikasi dalam
kebudayaan memiliki keterkaitan yang sulit dipisahkan Clifford Geerts
dalam (Fransisco, 1992) mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan
jaringan-jaringan makna yang dibentuk oleh manusia, jaringan-jaringan
makna yang dimaksud oleh Geerts ialah sistem-sistem yang saling terkait
dengan tanda-tanda yang ditafsirkan (simbolsimbol). (Dea, 2021).

2. Budaya dalam komunikasi


Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara
formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,
kepercayaan, sikap, makna, nilai, agama, waktu, hirarki, peranan,
hubungan ruang, obyek- obyek materi dan milik yang diperoleh
sekelompok besar orang dari generasi melalui usaha invidu dan
kelompok. Budaya dan komunikasi adalah suatu hal yang saling terikat
karena komunikasi termasuk dalam wujud dari kebudayaan. (Dea, 2021)
Budaya dan komunikasi adalah dua hal yang saling terkait dan
tidak bisa dipisahkan karena komunikasi adalah wujud dari kebudayaan,
komunikasi bisa disebut sebagai proses budaya didalam suatu
masyarakat.
Kebudayaan merupakan pola hidup yang bersifat mencakup
segalanya selain itu kebudayaan bersifat kompleks, abstrak dan masuk
8

disegala aspek dan segi kehidupan. Dimensi yang paling mendasar dari
kebudayaan adalah bahasa, adat kebiasaan, tradisi, kehidupan keluarga,
keyakinan dan sistem nilai. Unsur- unsur ini tidak dapat terpisahkan satu
dengan yang lain tetapi justru saling berinteraksi satu dengan yang lain
dengan demikian terbentuklah suatu sistem kebudayaan tersendiri.
Hebding dan Glick (Afidatul, 2018)menyatakan bahwa
kebudayaan dapat dilihat secara material maupun non
material.kebudayaan material tampil dalam objek material yang
dihasilkan, kemudian digunakan manusia. Misalnya dari alat-alat yang
sederhana seperti aksesoris, alat rumah tangga, desain, hingga instrumen.
Sebaliknya budaya non material adalah unsur-unsur yang dimaksudkan
dalam konsep norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan serta keyakinan.

3. Simbol dan makna pesan dalam komunikasi


Simbol merupakan hasil kreasi manusia sekaligus menunjukkan
tingginya kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi dengan
sesamanya. Simbol dapat dinyatakan didalam bentuk bahasa lisan
(verbal) maupun bentuk sebuah isyarat- isyarat tertentu (non verbal).
Simbol membawa pernyataan dan diberi arti oleh penerima, oleh sebab
itu memberi arti terhadap simbol yang dipakai dalam berkomunikasi
bukanlah hal yang mudah, melainkan suatu persoalan yang cukup rumit.
Simbol merupakan salah satu unsur komunikasi, sehingga seperti
halnya komunikasi, simbol tidak muncul dalam suatu ruang hampa
sosial, melainkan dalam suatu konteks (fisik, historis, waktu, psikologis,
sosial dan budaya) atau situasi tertentu. Dalam “bahasa” komunikasi,
simbol seringkali diistilahkan sebagai sebuah lambang. Simbol atau
lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk merujuk sesuatu yang
lainnya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang, Artur Asa Berger
(Alex, 2003)) menyatakan bahwa dalam mengartikan simbol, konteks
sangat penting. Dengan digunakannya simbol dalam setiap upacara akan
menumbuhkan rangsangan pemikiran, sementara itu dari simbol tersebut
9

saling terkait dengan simbol-simbol lainnya yang turut menumbuhkan


rangsangan pemikiran dari setiap individu dan kelompok masyarakat
(Rulli, 2012).
Simbol-simbol seperti kata (Alex, 2003) adalah kunci yang
memungkinkan kita untuk membuka pintu yang menutupi perasaan-
perasaan ketidaksadaran dan kepercyaaan kita melalui penelitian yang
mendalam. Simbol-simbol merupakan pesan dari ketidaksadaran kita.
Berbicara tentang simbol, sudah tentu terdapat makna dibalik pesan
yang diisyaratkan oleh simbol-simbol itu sendiri, ”semua makna budaya
diciptakan dengan menggunakan simbol” kata James P. Spradley.
”makna hanya dapat disimpan di dalam simbol”, ujar Clifford Greertz
(Alex,2003)
Simbol adalah suatu rangsangan yang mengandung makna dan
nilai yang dipelajari bagi manusia. (Mulyana, 2004 :77) arti simbol sering
terbatas pada tanda konvensionalnya, yakni sesuatu yang dibangun oleh
masyarakat atau individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar
yang disepakati dan dipakai oleh kelompok masyarakat tersebut.
Makna hubungan antara suatu objek dengan lambangnya, makna
pada dasarnya terbentuk berdasarkan hubungan anatara lambang
komunikasi (simbol), akal budi manusia penggunanya (obyek) (Marcel,
2004)). (Alex, 2003) membagi makna menjadi tiga corak makna, makna
pertama adalah makna inferensial, yaitu makna satu kata (lambang)
adalah objek, pikiran, gagasan, konsep, yang ditunjukkan lambang.
Satu lambang dapat menunjukkan banyak rujukan. Makna yang kedua
menunjukkan arti (significance) atau suatu istilah dihubungkan dengan
konsepkonsep lain. Makna yang ketiga adalah makna intensional, yaitu
makna yang dimaksud oleh seseorang pemakai lambang.makna ini dapat
disetujui secara empiris atau dicarikan rujukannya (Politik, n.d.). Makna
ini terdapat pada pikiran orang, hanya dimiliki dirinya saja, dua makna
intensional boleh jadi serupa tapi tidak sama.
Simbol dan makna merupakan unsur penting dalam komunikasi,
10

simbol merupakan suatu bentuk yang menandai sesuatu yang lain diluar
perwujudan bentuk simbol itu sendiri. Sedangkan makna Brown dalam
(Alex, 2003)mengartikan makna sebagai kecenderungan total untuk
menggunakan atau bereaksi terhadap suatu bentuk bahasa.
Dalam konsep Peirce, simbol atau lambang merupakan suatu
kategori dari tanda (sign) tanda-tanda tersebut memungkinkan kita untuk
berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa
yang ditampilkan oleh alam semesta. Kita mempunyai kemungkinan luas
dalam keanekaragaman tanda-tanda, dan diantaranya tanda-tanda
linguistik merupakan kategori yang penting, tetapi bukan satu-satunya
kategori.

4. Tarian Adat Tradisional Gandrang Bulo


Sejak dahulu, masyarakat sulawesi selatan dikenal memiliki
keragaman budaya yang bernilai tinggi dan ciri khas yang berbeda-beda.
keragaman budaya yang dimaksud, berupa pengetahuan tradisional,
cerita rakyat, ungkapan tradisional, pakaian adat, dan tradisi upacara
ritual. (Adnan, 2018).
Tarian merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan
dengan gerak- gerak ritmis yang indah. Pada zaman dahulu, manusia
primitive mengekspresikan emosinya dengan menari. Dalam berbagai
situasi yang mempengaruhi perasaan mereka, hal ini menjadi alasan
mengapa banyak tarian yang digunakan dalam berbagai situasi seperti
kelahiran, kematian, pengusiran setan, penyembuhan pemyakit dan
pernikahan (Martin, 1989 :8).
Budaya indonesia sangat beraneka ragam karena Indonesia terdiri
dari berbagai suku bangsa dan agama. Ada banyak budaya yang tidak
terekspos hingga mulai tergerus oleh zaman. Kebudayaan itu ada di
Sulawesi Selatan tepatnya di Kota Makassar mempunyai sebuah Adat
Tarian Tradisional yaitu Tari Gandrang Bulo.
Tari gandrang bulo merupakan tarian adat tradisional dari kesenian
11

budaya yang berasal dari bugis makassar tarian ini menggabungkan


unsur musik, tarian, dan dialog kritis yang bersifat lawakan sehingga para
penonton terkadang ikut tertawa dalam menyaksikan pertunjukkan tarian
ini.sekitar tahun 1960, Tarian Gandrang Bulo mulai dipentaskan dalam
acara-acara seremonial seperti pernikahan, pemerintah, maupun partai
partai politik, Walaupun mengalami berbagai perubahan Gandrang Bulo
tidak pernah kehilangan tempat dan aslinya. Seperti dari berbagai grup-
grup tersebar di berbagai tempat seperti di Makassar, Gowa, Maros, dan
Takalar masih menjadi wadah seniman untuk mengekspresikan Tarian
Gandrang Bulo. (Juditih, 2013)

B. Karangka Konsep
Di dalam sebuah tarian terkandung sebuah makna-makna, baik yang
mudah dipahami maupun makna simbolis yang memerlukan kesadaran
manusia untuk menafsirkannya (Sudarsono, 1933 :35). Maka dari itu untuk
mengetahui dan memahami makna-makna ataupun pesan-pesan simbolik
dalam sebuah tarian maka diperlukan analisis terhadap tanda-tanda yang
terdapat dalam tarian tersebut. (Geerst, 1992 :5) meyakini bahwa kebudayaan
terdiri atas simbolsimbol pembawa makna dan untuk menganalisisnya
diperlukan semiotik sebagai ilmu yang bersifat interpretatif.
Semiotika atau disebut juga studi semiotik adalah metode ataupun
kajian ilmu yang digunakan untuk menganalisis tanda-tanda atau signs yang
ada dalam kehidupan manusia serta makna dibalik tanda tersebut (Rachmah,
2014 :75). Menurut Peirce semiotika didasarkan pada logika, Karena logika
mempelajari bagaiamana orang bernalar, dan penalaran menurut Peirce
dilakukan melalui tanda-tanda.Peirce berpandangan bahwasannya tanda-
tanda berhubungan dengan objek-objek meyerupainya, keberadaannya
memiliki hubungan sebab akibat dengan tanda atau karena ikatan
konvensional dengan tanda-tanda tersebut. (Van Zoest, 1978, dalam
Rusmana, 2005 dalam Nawiroh, 2014).
Teori semiotik ini dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure ( 1857-
12

1913 ). Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu
penanda (signifer) dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai
bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang
pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan
nilai-nilai yang terkandung didalam karya arsitektur. Eksistensi semiotika
Saussure adalah relasi antara penanda dan pertanda berdasarkan konvensi,
biasa disebut dengan signifikasi.
(Wolfgang, 2008) Peirce memperkenalkan istilah semiotik dengan
hubungan segitiga triadic. Bagi Peirce tanda “is something which stands to
somebody for something in some respect or capacity.” Tanda ( sign atau
representamen ) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni Sign, object,
dan interpretant. Dalam konsep peirce menawarkan model dengan apa yang
disebut triadic dan konsep trikonominya yang terbagi menjadi tiga, yakni
sebagai berikut.
Sign

Interpretan Object
Gambar 2.1
Segi Tiga Semiotika C.S.Peirce
Sumbo Tinarbuko, 2008, dalam buku semiotika komunikasi visual )
Model gambar diatas juga sering disebut sebagai teori segitiga makna
(triangle meaning semiotics). (Politik, n.d.)), dalam pandangan peirce, fungsi
tanda merupakan proses konseptual yang akan terus menerus belangsung dan
tak terbatas. Kondisi seperti itu dinamakan “semiosis tak terbatas”, yakni
rantai makna keputusan oleh tanda-tanda baru menafsirkan tanda sebelumnya
atau seperangkat tanda-tanda. Proses tersebut tidak ada awal dan tidak ada
akhir karena semuanya saling berhubungan. Selanjutnya salah satu bentuk
13

tanda ( sign) adalah kata. Sedangkan sesuatu dapat representamen (tanda)


apabila memenuhi dua syarat diantaranya adalah pertama, bisa dipresepsi,
baik dengan panca indera maupun dengan pikiran ataupun perasaan. Kedua,
berfungsi sebagai tanda yang mewakili sesuatu yang lain. Kemudian
interpretant bukanlah penginterpretasi atau penafsir ( walaupun keduanya
kadang kala tumpang tindih dalam teori peirce ). Interpretant adalah apa yang
memastikan dan menjamin validitas tanda, walaupun penginterpretasi tidak
ada. Interpretant adalah apa yang diproduksi tanda di dalam kuasa pikiranlah
yang menjadi penginterpretasi, namun juga dapat dipahami reprsentamen.
(Marcel, 2004)Peirce dalam mengembangkan semiotika memusatkan
perhatian pada berfungsinya tanda pada umumnya. Memberi tempat yang
penting pada linguistik, namun bukan satu-satunya. Hal yang berlaku bagi
tanda pada umumnya berlaku bagi tanda linguistik, tapi tidak sebaliknya.
Dengan demikian sebenarnya peirce telah menciptakan teori umum untuk
tanda-tanda.
Berikut pemaparan di atas, maka digambarkan bagan kerangka
konseptual dari penelitian ini sebagai beriku

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian

Tarian Adat
Tradisional
Gandrang Bulo

Segi Tiga
Makna

C.S.Peirce

Sign Interpretant
Object
(Tanda)

Representasi Makna Pesan


Komunikasi Nonverbal
14

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Menurut
Sukmadinata (2009), metode kualitatif adalah penelitian untuk
mendeskripsikan dan menganalisis tentang fenomena, peristiwa,
kepercayaan, sikap, dan aktivitas social secara individual maupun kelompok.
Metode kualitatif merupakan kumpulan metode untuk menganalisis dan
memahami lebih dalam mengenai makna beberapa individu maupun
kelompok dianggap sebagai masalah kemanusiaan atau masalah social
(Sugiyono, 2014)).
Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif melalui pendekatan
Semiotika untuk mengetahui makna pesan-pesan dari Tarian Adat Tradisional
Gandrang Bulo di Kota Makassar. Pendekatan semiotika digunakan untuk
mengetahui dan menganalisis makna dari tanda – tanda pesan – pesan dari
Tarian Adat Gandrang Bulo di Kota Makassar.
1. Makna
Makna adalah suatu hubungan dari suatu objek yang memiliki
maksud yang terkandung maupun tersimpul di dalam suatu objek
tersebut. Makna yang dimaksud dalam penelitian ini merujuk pada arti
pesan dari Tari Gandrang Bulo.
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi yang tidak
menggunakan kata ataupun bahasa tetapi, bahasa tubuh. Komunikasi
nonverbal yang dimaksud pada penelitian ini ialah gerakan-gerakan
tubuh yang diperagakan oleh penari dalam Tari Gandrang Bulo.
3. Komunikasi Budaya
Komunikasi Budaya adalah proses interaksi komunikasi yang
terjadi di indvidu ataupun masyarakat untuk mendapat suatu makna,
pesan, simbol,didalam adat istiadat ataupun suku-suku yang berbeda-
beda.

14
15

4. Tarian Adat Tradisional Gandrang Bulo


Tari Gandrang Bulo adalah tari yang berasal dari Kota Makassar
dipentaskan didalam acara pernikahan yang ada di Kota Makassar.
5. Analisis Semiotika
Analisis semiotika adalah teori yang digunakan dalam sebuah
penelitian untuk menganalisis tanda-tanda di dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini merujuk pada pengkajian makna pesan dalam Tari
Gandrang Bulo.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini direncanakan kurang lebih 3 bulan mulai dari bulan Juni
2021 sampai Agustus 2021. Penelitian dilakukan dengan melakukan
observasi awal di lapangan terlebih dahulu. Lokasi penelitian yaitu Kota
Makassar.

C. Tahap-Tahap Penelitian
Agar dapat memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Data Primer
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti. Pada penelitian
ini peneliti melihat langsung persiapan penari sebelum menampilkan
Tarian Gandrang Bulo, dan ketika penari mementaskan tarian
Gandrang Bulo.
b. Wawancara ( Indept Interview )
Pengumpulan data dilakukan dengan interview mendalam terhadap
informan yang dianggap memahami permasalahn yang diteliti.
Wawancara mendalam dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban
yang lengkap dan mendalam dari para informan.
16

2. Data Sekunder
a. Dokumentasi
Dokumentasi peneliti digunakan sebagai, dalam penelitian ini
merujuk pada penunjang dari wawancara pengumpulan data dengan
mendokumentasikan secara visual Tari Gandrang Bulo dalam bentuk
beberapa foto maupun rekaman video.
b. Studi Pustaka
Data yang diperoleh dari mengkaji literatur-literatur yang
berkaitan atau berhubungan dengan penelitian ini.

D. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi focus penelitian yaitu memilih
informan yang dianggap berkompeten atau mampu memahami dengan baik
Tarian Gandrang Bulo. Selain itu peneliti memilih informan lainnya
berdasarkan informasi dari informan yang telah diwawancarai yang
memahami makna pesan- pesan Tarian Adat Gandrang Bulo.
Informan yang dijadikan subjek dalam penelitian ini digolongkan ke
dalam dua golongan, yaitu:
1. Informan kunci
Informan kunci adalah orang yang mengetahui dengan jelas kondisi
daerah penelitian dan dapat menujukkan siapa-siapa saja yang dapat
memberikan informasi mengenai masalah yang akan diteliti. Dalam
rencana penelitian ini, informan kunci ialah:
a. Pemilik Sanggar Tari Gandrang Bulo
b. Penari Tari Gandrang Bulo.
2. Informan
Informan adalah orang yang mengetahui tentang masalah yang diteliti.
Untuk informan lainnya, yaitu:
a. Anggota Sanggar
Dalam penelitian ini, ahli ataupun angggota sanggar memahami
tentang tarian tersebut.
17

b. Masyarakat Kota Makassar


Dalam penelitian ini, masyarakat Kota Makassar yang memahami
makna dan pernah menonton pementasan Tarian Gandrang Bulo.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan yaitu analisis data model interaktif Miles
dan Huberman. Analisis data model ini terdiri atas tiga proses yaitu reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi (conclusion drawing atau verification). Proses pertama adalah
proses reduksi data. Proses ini meliputi merangkum memilih hal-hal pokok,
mengfokuskan pada hal-hal yang penting, setelah itu dicari tema dan polanya.
Dalam proses reduksi, data mengalami proses pemilihan dan pemusatan
perhatian pada penyederhanaan data-data yang muncul dari catatan-catatan
tertulis dilapangan (Huberman & Milles, 2009).
Kemudian pada proses kedua adalah proses pengkajian data. Dalam
proses ini,data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya disajikan atau
ditampilkan. Penyajian data bisa berupa tabel, grafik, pictogram, dan
sejenisnya. Selanjutnya proses ketiga ialah penarikan kesimpulan awal yang
belum kuat, masih terbuka dan skeptic. Kesimpulan akhir akan dilakukan
setelah pengumpulan data terakhir (Sugiyono, 2014)

Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif dari Milles dan Huberman
(Sumber : Sugiyono, 2014 :247)
BAB IV
18

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Pada bagian ini peneliti akan memaparkan secara singkat mengenai
Kecamatan Panakkukang dan sanggar sebagai tempat di mana peneliti
mengadakan penelitian. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.
1. Profil Fisik Kelurahan Paropo Kecamatan Panakkukang
Alamat Kantor Kelurahan : Jl. Toddopili Raya No. 100
Titik Koordinat Kantor Kelurahan : -5.161329706965321,
119.45293291334475
Luas Bangunan Kantor Kelurahan : 200 M2
Status Bangunan Kantor Kelurahan : Fasos
Status Tanah Kantor Kelurahan : Fasos
Kantor Lurah Sudah Ada Sejak Tahun : 1992
Kantor Lurah Sudah Pernah Renovasi/
Perbaikan Pada Tahun : 2010
Kantor Lurah Yang Dipakai Ini (Mohon melampirkan surat keterangan)
merupakan sewa dari pemilik tanah : -
dan bangunan
TABEL 4.1

No Foto kondisi kantor kelurahan keterangan

Gambar foto fisik


Atap kantor lurah menggunakan
seng, dengan kondisi masih
baik, tidak bocor. Kondisi
platform tripleks perlu sedikit
penggantian dibeberapa tempat

18
19

dengan estimasi (8 meter) dan


seterusnya.
20

Catatan :
Foto Kondisi Bangunan dan Tanah serta lingkungan sekitar Kantor
Kelurahan,Minimak Data Foto yang di setor dan diambil berjumlah 8 buah..

DATA WILAH KELURAHAN


Letak Geografis / Berbatasan Dengan :
Sebelah Utara : Masjid Jami’ul Ichsan
Sebelah Timur : Jl. Toddopuli Raya
Sebelah Selatan : Rumah Warga
Sebelah Barat : Rumah Warga

TABEL 4.2
DATA KEWILAYAHAN
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH
NO RW RT
LAKI-LAKI PEREMPUAN LORONG
RT 01 73 62 2
129
RT 02 55 74
1 001 RT 03 94 97 2
RT 04 65 82 9
RT 05 -
RT 06 67 62 -
21

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH


NO RW RT
LAKI-LAKI PEREMPUAN LORONG
RT 07 51 53 10
RT 08 50 42 12
RT 09 70 150 3
RT 10 175 193 10
RT 01 55 77 5
RT 02 73 72 4
2 002 RT 03 43 38 8
RT 04 42 48 22
RT 05 1 2 4
RT 01 145 130 3
RT 02 104 105 3
RT 03 100 114 1
RT 04 80 120 2
3 003

4
RT 05 19 22

RT 01 158 136 5
RT 02 75 76 2
4 004
RT 03 87 97 2
RT 04 82 108 3
RT 01 50 61 POROS
RT 02 172 182 -
5 005 RT 03 206 200 4
RT 04 163 155 4
RT 05 47 43 5
RT 01 1 13
6 006
RT 02 9 5
22

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH


NO RW RT
LAKI-LAKI PEREMPUAN LORONG
RT 03 62 71

RT 01 337 340
RT 02 162 195 10
RT 03 1 1
7 007
RT 04 40 38
RT 05 138 114
RT 06 233 229
RT 01 94 108
RT 02 121 147
8 008 RT 03 92 108
RT 04 5339 67
RT 05 46 31
RT 01 80 102 -
RT 02 65 62 -
RT 03 90 105 -
9 009 RT 04 2 103 1
RT 05 217 224 5
RT 06 110 1212 -
RT 07 15 25 -
RT 01 30 30 -
10 010 RT 02 30 25 -
23

TABEL 4.3
JUMLAH PRASARANA SEKOLAH
Pengelol
NAMA SEKOLAH
a
(TK/PAUD/SD/SM
(Negeri/
No P/SMA/MI/ Alamat / Lokasi Titik Koordinat Lokasi
Swasta/
MTs/MA/SIT/Perg
Yayasan
uruan Tinggi)
)
2 SD Islam Terpadu Jl. Angrek Raya -5.16127380693903, Swasta
Rama 119.4545460826554
3 SD Unggulan Jl. Jati -5.161348389609816, Negeri
Toddopuli 119.45222275381893
4 SD INPRES Jl. Jati -5.161348389609816, Negeri
Toddopuli 119.45236222868921
5 SD Filadelfia Kom. Boulevard -5.161316548277715, Swasta
119.45450316731068
6 SD Islam Paropo Jl. Paropo 2 -5.153486614283582, Swasta
119.45805708450835
7 TK Rama Jl. Angrek Raya -5.16218294583961, Swasta
119.45406045567242
8 TK. Nusa Jl. Batua Raya -5.1534118160164155, Swasta
119.45803562683597
9 TK Filadelfia Komp. Golden Park -5.130683080251873, Swasta
119.41654501149122
10 TK PKK Paropo BTN Paropo Indah -5.152835817496354, Swasta
119.45815849377465
11 TK Gereja Rama Jl. Dirgantara -5.148402285262845, Swasta
119.45658681097271
12 Tk. Raihan Jl. Batua Raya 11. A -0.5021247890375864, Swasta
117.14699377840537
24

13 Tk. BLK Komp. Blk Jl. -5.147600899432722, Suwasta


Taman Makam 119.46102461334466
Pahlawan
14 SMP Wahyu Jl. Abdesir -5.149446371143552, Swasta
119.45986152683615
15 SMP Madani Jl. Batua Raya 5 -5.153335672383196, Swasta
119.45839547049835
16 SMP Filadelfia Komp. Golden Park -5.158016949572298, Swasta
119.4581106838481
17 SMA Wahyu JL. Abdesir -5.14945705667751, Swasta
119.46004391705115
18 SMK Wahyu L. Abdesir -5.149435685609428, Swasta
119.46053744351543
19 SMK Madani Jl. Batua Raya -5.153271547590253, Swasta
119.45818087828813
20 Sekolah Dunia Anak Jl. Toddopuli Raya Lat- 5.162393o Swasta
Islam No. 17 A Long 119.453055o
21 SD Bina Kasih Jl. Angrek -5.161331804273891, Swasta
119.45528509192152

TABEL 4.4
JUMLAH SARANA IBADAH (MESJD/GEREJA/KLENTENG/VIHARA)
NAMA TEMPAT Alamat TITIK
NO KET
IBADAH / Lokasi KOORDINAT
2 Mesjid Ismul Azham Komp. BTN Paropo -5.148209712956676,
119.45940222023891
3 Mesjid Darut taubah TMP Komp. Paropo -5.148959627605769,
119.45991328450862
25

NAMA TEMPAT Alamat TITIK


NO KET
IBADAH / Lokasi KOORDINAT
4 Mesjid Nurut Taqwa Jl. Paropo 1 -5.149779369929312,
119.45765889799992
5 Mesjid Nurul Maarif Jl. Paropo 2 -5.150397459771382,
119.45674156864516
6 Mesjid Babussalam Jl. Babussalam No. 10 -
5.1503225873012655,
119.46021073980897
7 Mesjid Nurul Bani Komp Paropo Indah -5.151821473469898,
119.45787622075758
9 Mesjid Nurul Iman Jl. Batua Raya No. -5.156361273348228,
124 119.45853451334459
10 Mesjid Muchtar Ali Jl. Batua Raya No. 11 -5.159893847708665,
.A 119.45911597434772
12 Mesjid Jamiul Ihsan Jl. Toddopulo Raya -5.160957580120759,
No. 102 119.45371620450648
13 Mesjid Quba Azalea Jl. Kom. Azalea -5.154659031039808,
119.453070684136
14 Gereja Torja Jemaat Jl. Dirgantara No. 106 Lat-5.148703o
Rama Long 119.456122o
15 Gereja Kibaid Jl. Dirgantara Lr. 7 Lat-5.146334o
No. 1A Long 119.458259o
16 Gereja Toraja Jl. Dirgantara No. 73 Lat-5.147179o
Mamasa Jemaat Long - 119.45725o
Jordam
26

TABEL 4.5
JUMLAH SARANA PRASARANA LAINNYA
NAMA
STATUS
TEMPAT LUAS
PEMILIKA
(RTH / Alamat / (M2 / TITIK KETER
NO N DAN
TAMAN / Lokasi KM2 / KOORDINAT ANGAN
PENGELO
LAPANGAN Hektar)
LAAN
OLAHRAGA)
1. Taman Jl. Meranti FASOS Lat-5.158115o
AMKOP Long
119.452842o
2. Taman Angrek Jl. Angrek FASOS Lat-5.162205o
Raya Long
119.454449
3. Taman Segitiga Jl. Toddopuli FASOS Lat-5.163503o
Raya Selatan Long
119.452283

TABEL 4.6
JUMLAH SARANA PERDAGANGAN / PERBELANJAAN
NAMA STATUS
LUAS
TEMPAT PEMILIKA TITIK KETE
Alamat / (M2 /
NO (PASAR / N DAN KOORDINA RANG
Lokasi KM2 /
SWALAYAN / PENGELO T AN
Hektar)
TOKO) LAAN
1 Pasar Jl. Toddopuli Fasos Lat-5.16248o
Panakkukang Long-
119.453572o
27

TABEL 4.7
DATA UMUM DAN KOPERASI
ALAMAT JENIS
NAMA DAN USAHA /
PENGELO
N UKM / TITIK UMKM / KETERANG
LA /
O KOPERA KOORDIN JENIS AN
PEMILIK
SI AT KOPERA
LOKASI SI
- - - - -

TABEL 4.8
DATA PRASARANA PERSAMPAHAN
NAMA SARANA NAMA
PRASARANA PENGELOLA
PERSAMPAHAN (SWASTA /
ALAMAT
(TPA; TPS3R; TPS; PEMERINTAHAN
DAN TITIK
NO BANK SAMPAH; / LEMBAGA KETERANGAN
KOORDINAT
TEMPAT MASYARAKAT /
LOKASI
PENGOMPOSAN) KELOMPOK
MASYARAKAT,
DLL)
1 Bank Sampah Kuncup Kelompok Batua Raya 5 Aktif
Mekar Masyarakat
2. Bank Sampah Kelompok Btn Paropo Aktif
Masyarakat Indah

2. Sanggar Remaja Paropo


adalah salah satu sanggar kesenian tradisional yang ada di Kampung
Paropo yang aktif dalam melestarikan Kesenian tradisional Paropo yang
merupakan kekayaan budaya yang ada di kota Makassar.
Kampung Paropo merupakan Kampung yang dulunya berada dalam
28

wilayah administrasi Kerajaan Gowa. dan sekarang ini masuk dalam


wilayah Kota Makassar. Kampung Paropo merupakan perkampungan
penduduk tu Mangkasara', di mana penduduknya masih serumpun,
memiliki hubungan keluarga atau ikatan darah. pindu, cikali, saribattang,
dan lainnya.
Sekretariat Sanggar : Kampung Paropo Jl.Paropo 3 Kelurahan Paropo
Kecamatan Panakkukang Kota Makassar, kontak person : Idhal +62 8524
1576 777.
Sanggar Remaja Paropo berdiri sejak tahun 1992 yang didirikan oleh
beberapa anak Remaja yang pernah aktif di Sanggar Ilolo Gading yang
dipimpin oleh Arsyad Dg. Aca.
Sanggar Remaja Paropo, di bawah pimpinan Jumakkara, S.Sos
alias Idhal, telah keliling mancanegara mementaskan berbagai kesenian
tradisional Yang Berasal dari Kampung Paropo.Di antaranya Afrika
Selatan dan Malaysia. Pada tahun 2017 hingga sekarang, kepemimpinan
sanggar dilanjutkan oleh Usman Madjid, S.Sos sebagai pelanjut tongkat
estafet kepemimpinan sanggar.
Di antara kesenian tradisional yang sering dimainkan adalah :
1. Tari Pepe'-Pepeka ri Makkah, merupakan tari api dengan bercorak
agama Islam, dengan syair-syair yang merupakan ajakan menyebaran
agama Islam, yang dicampur dengan lagu-lagu mustahele.
2. Tari Si'ru , tari sendok yang dipadu dengan gerakan "Manca'" (seni
bela diri Makassar)
3. Ganrang Bulo Ilolo gading yang menceritakan tentang berdirinya
kesenian ganrang bulo yang bahannya dari bambu yang hanya ada
serumpun (sikasombo) dan malu bila tak dibuat Ganrang Bulo Paropo,
dan Ganrang Bulo 42 yang menggambarkan penyiksaan saat Nippon
(Jepang) menjajah Indonesia. lagu tersebut menceritakan masa
kedatangan Jepang, penyiksaan dan penderitaan rakyat.
4. tari & Teater Tradisional "Kondo Buleng" yang berarti bangau
putih, teater ini mendapatkan penghargaan Teater Terbaik saat
29

Festival Teater Tradisional se -Indonesia, 2014 di Gedung Kesenian


Jakarta, dibawah Pimpinan Djumakkara bersama rombongan dari
Pemerintah Daerah Propinsi Sul-Sel, yang saat itu ditangani oleh Ibu
Hera.
5. lawa'-lawa' (lawak) : bunting-bunting mangkasara' berisi pesan-
pesan orang tua pada anak yang memasuki dunia baru dengan
keluarga/rumah tangga baru yang dikemas dalam suasana yang lucu
dengan sastra abbicara sibalekang, angnginroi loro je'ne, erang-
erang, dll.
3. Sanggar seni turikale paropo
Sanggar Seni Turikale Paropo berdiri pada tahun 2000 dengan misi untuk
melestarikan dan budaya dan mengajarkannya kepada generasi muda.
Sanggar Seni Turikale Paropo beralamat di Jalan Paropo 1 no 20A, Kota
Makassar. Sanggar yang diketuai oleh Muhammad Hamdani Rais K.,
telah mengikuti berbagai ajang festival, di antaranya:
 Pemusik Terbaik dan Penata Musik Terbaik di konser karawitan anak
Indonesia 2019 di Gedung Kesenian Jakarta
 Festival Musik Internasional 2016
 MTQ Ganrang Bulo 200 anak.
Pada Festival Gau’ Maraja, Sanggar Seni Turikale Paropo
membawakan KONDO BULENG, yaitu Teater Rakyat yang berasal dari
Makassar. Teater Kondo Buleng ini, adalah salah satu bentuk improvisasi
cerita mengenai keadaan sosial-budaya masyarakat Makassar, khususnya
daerah Paropo dan sekitarnya pada zaman kekuasaan Belanda. Kondo
Buleng berasal dari kata Makassar kondo yang artinya bangau
dan buleng artinya putih. Teater Kondo Buleng menceritakan tentang
manusia dan burung bangau yang dimainkan dengan gaya lelucon. Yang
unik dari teater rakyat ini adalah tidak adanya batas antara karakter
pemain dengan properti yang berlangsung pada adegan tertentu. Mereka
pelaku, tapi pada adegan yang sama mereka juga adalah perahu yang
sedang mengarungi samudera, sekaligus juga mereka adalah
30

penumpangnya. Tokoh utamanya adalah seekor Burung Bangau Putih


(Kondo Buleng) dan seorang pemburu berkebangsaan Belanda (tuang).
Setiap adegan sarat akan makna-makna simbolik sekaligus menghibur
penonton.

B. Sejarah Tari Gandrang Bulo


Kata Gandrang memiliki arti tabuhan atau gendang. Sedangkan
kata Bulo memiliki arti bambu. Sehingga Tari Gandrang Bulo secara harfiah
memiliki arti tarian yang diiringi oleh tabuhan gendang dan bambu sebagai
instrumen utama. Tarian ini juga bisa disebut dengan Gandrang Bulo Ilolo
Gading, di mana lolo gading merupakan jenis bambu yang biasa digunakan
sebagai alat musik di tarian ini. Masyarakat setempat juga menyebut jenis
bambu ini dengan nama bulo batti.
Disebut-sebut Tari Gandrang Bulo telah muncul sejak zaman raja-raja
Gowa. Pada masa tersebut, tarian ini disebut juga dengan Tari Gandrang Bulo
klasik. Namun ketika penjajah mulai memasuki Sulawesi Selatan, tarian ini
pun mulai berevolusi. Pada zaman penjajahan tersebut, rakyat dibuat
menderita atas berbagai tindakan sewenang-wenang para penjajah. Mereka
kerap dipekerjakan dengan tidak adil dan diperlakukan kasar. Di sela-sela
waktu istirahatnya, para pekerja tersebut mencoba menghibur diri dengan
menyanyikan lagu jenaka. Sesekali mereka menirukan gerakan-gerakan
tentara penjajah yang dibuat lucu sekaligus mengejek. Sering pula disisipi
dengan dialog-dialog spontan. Ekspresi tersebut diluapkan sebagai bentuk
sindiran atas ketidakadilan. Penarinya akan membuat lingkaran dan gerakan-
gerakan lucu itu dilakukan secara bergantian.
Munculnya tarian ini adalah bentuk perjuangan para seniman pada
zaman penjajahan. Karena sarat makna sekaligus menghibur, tarian ini pun
semakin berkembang dan menarik minat masyarakat luas. Di era tersebut,
kesenian ini mendapat nama Gandrang Bulo 1942.
Seiring dengan perkembangan zaman, Tari Gandrang Bulo digunakan
sebagai media penyampaian kritik sosial. Di dalam pementasan ada unsur
31

percakapan yang membahas mengenai isu sosial politik hingga budaya.


Supaya bisa lebih diterima oleh penontonnya, pementasan dikemas dalam
suasana yang lucu dan menghibur. Penari pun harus tampak bahagia
Misalkan saja kisah penari yang memerankan masyarakat lugu ketika
berhadapan dengan penguasa angkuh. Penari harus memastikan pesan yang
ingin mereka sampaikan bisa dipahami penonton, sehingga yang
menontonnya bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi di sisi lain
harus tetap menghibur penonton dengan lawakannya
Dahulu Tari Gandrang Bulo hanya dipentaskan oleh orang dewasa.
Namun kini bisa juga dipentaskan oleh anak-anak. Tarian ini biasa
diselenggarakan dalam acara pernikahan, penyambutan tamu maupun acara
pembukaan berskala lokal dan nasional. Karena keunikannya, Tari Gandrang
Bulo pun kerap dipentaskan di festival mancanegara.
Untuk pementasan anak-anak, mereka lebih banyak menggunakakan
kreasi gerakan yang lincah dan mengundang canda tawa. Diantaranya adalah
gerakan menggendong teman dari belakang, menirukan monyet dan vampir,
hingga mengadu badan. Bisa juga dengan membentuk formasi piramida dan
perahu di atas laut. Riasan kumis dan jenggot palsu pun membuat tampilan
anak-anak ini semakin kocak.
Biasanya tari gandrang bulo dipentaskan oleh banyak orang dengan
kisaran 14 orang penari. Dalam tarian ini pebari diberikan ruang improvisasi
yang sangat besar. Tidak ada formasi khusus dalam tarian ini. Namun penari
harus kompak dengan irama gendang dan kecapi. Tempo dulu cenderung
cepat, dengan lagu bersyair Bahasa Makassar. Lagu yang biasa mengiringi
tarian ini ialah battu rate ri bulang. Namun bias disesuaikan pula dengan
segmentasi tarian.
Tari gandrang bulo masih lestari hingga kini , bahkan telah menjadi
kesenian turun temurun. Seniman tari gandang bulo bias kita temui di paropo,
Makassar. Daerah paropo ini memang lekat kaitannya dengan tari gandrang
bulo , mengingat hanya hanya di daerah inilah jenis bamboo bulo batti bias
ditemukan. Bamboo ini merupakan jenis bamboo original yang digunakan
32

dalam pementasan tari gandrang bulo namun sayangnya, jenis bamboo


tersebut tidak ditemukan lagi.

C. Penyajian Data Hasil Penelitian


Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai data hasil penelitian yang
diperoleh melalui Teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Arti Tarian Adat Tradisional Gandrang Bulo
Kata Gandrang memiliki arti tabuhan atau gendang. Sedangkan
kata Bulo memiliki arti bambu. Sehingga Tari Gandrang Bulo secara
harfiah memiliki arti tarian yang diiringi oleh tabuhan gendang dan
bambu sebagai instrumen utama. Tarian ini juga bisa disebut dengan
Gandrang Bulo Ilolo Gading, di mana lolo gading merupakan jenis
bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik di tarian ini. Masyarakat
setempat juga menyebut jenis bambu ini dengan nama bulo batti.
Narasumber merupakan ketua sanggar remaja paropo atas nama Daeng
usman (wawancara pada tanggal 20 Oktober 2022)
“Tari gandrang bulo ilalah tarian lelucon tari yang dikenal sebagai
tarian adat tradisonal kota makassar . tarian ini dimainkan dengan
menggunakan gendang dan bambu , gandrang yang berarti pukulan dan
bulo berarti bambu”.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muklaman Amin Ketua
Sanggar Independent ART (wawancara pada tanggal 18 November 2022)
yang mengatakan :
“Tari gandrang bulo ilalah adat makassar yang dikenal pada masa
penjajahan nenek moyang. Pada saat itu muncul gerakan-gerakan dari
pendahulu kita gerakan itu dijadikan sebagai penghubir diri dari
kekejaman penjajah dengan segala lelucon-lelucon dengan
mempergerakan bagaimana cara jepang saat itu memaksakan untuk
bekerja”.
2. Keberadaan Tari Gandrang Bulo di Era sekarang
Bertahannya Gandrang Bulo sampai sekarang Gandrang Bulo itu
33

sampai kapanpun pasti bertahan. Apalagi Gandrang bulo ini sudah


menjadi posisi terbaik dihati masyrakat makassar khususnya di Kampung
Paropo. Dan tari Gandrang Bulo itu juga sering kita lihat di berbagai
macam acara-acara pembuka seperti pengantin, pesta rakyat, dan
pemerintahan bahkan sudah sampai skala nasional maupun internasional.
Untuk melestarikan tarian ini sering-sering mengadakan acara-acara
yang ada gandrang bulonya agar tarian ini tidak tergerus oleh zaman
seperti sekarang dikalahkan dengan tarian modern adanya tarian seperti
dance tapi untuk menghindari itu kita selaku masyarakat lokal khususnya
masyrakat sulawesi selatan tetap melestarikan tarian itu.
Narasumber merupakan ketua sanggar remaja paropo atas nama
Daeng usman (wawancara pada tanggal 20 Oktober 2022)
“Tarian gandrang bulo diera sekarang, masyarakat sulsel mungin
tidak asing lagi sama ini tari gandrang bulo , ini tarian termasuk salah
satu kesenian tradisional yang saat ini masih du lestarikan”.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muklaman Amin Ketua
Sanggar Independent ART (wawancara pada tanggal 18 November 2022)
yang mengatakan :
“Keberadaan tari gandrang bulo saat ini seriring perkembangan
zaman diera sakarang kebradaan tari gandrang bulo tari ini kini jarang di
jumpai karna adanya covid”.
3. Apa yang unik atau yang membedakan Tari Gandrang Bulo dengan
Tarian yang lainnya
Gandrang bulo biasanya dimainkan oleh beberapa orang dengan
suasana yang ceria dan ramai, didalamnya biasanya diselipkan dialog
diaolog mengenai humor ataupun keadan yang menarik disekitar kita.
Narasumber merupakan ketua sanggar remaja paropo atas nama Daeng
usman (wawancara pada tanggal 20 Oktober 2022)
“Tarian gandrang bulo ini merupakan simbol keceriaan lantaran
di dalamnya di selibkan berbagai humor yang membuat para penonton
tertawa , oleh karena itulah maka para penari yang membawakan tarian
34

ini harus bahagia. Sedangkan tarian lainnya menggunakan gerakan yang


sesuai dengan musiknya”.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muklaman Amin Ketua
Sanggar Independent ART (wawancara pada tanggal 18 November 2022)
yang mengatakan :
“Tarian gandrang bulo ini cukup unik menghibur , karena
mengandung unsur humor atau lawakan yang dianggap mampu
menghipnotis penonton untuk tertawa bersama sepanjang pementasan
tari gandrang bulo , sedangkan tari lainnya biasanya ada yang memgangi
gerakan yang dia ikuti”.
4. Bagaimana komunikasi penari dengan penonton sehingga membuat
penonton terhibur dengan lelucon dari tarian ini
Yang pasti teriakan penari tari Gandrang Bulo bukanlah sekedar
teriakan, melainkan luapan emosi dan semangat yang menggebu-gebu
menggambarkan kalau orang Sulawesi itu berani dan mencoba
membentuk basis untuk memukul mundur para penjajah dengan
membakar semangat masyarakat melalui kesenian ini. Narasumber
merupakan ketua sanggar remaja paropo atas nama Daeng usman
(wawancara pada tanggal 20 Oktober 2022)
“Dengan mengeluarkan formasi piramida perahu diatas laut.
Riasan kumis dan jenggot palsu yang membuat tampilan anak-anak ini
semakin kocak, sedangkan penari dewasa atau orang tua giginya sudah
tiada sehingga itu yang buat orang terhibur dan penarinya juga seakan-
akan menjadi cacat tau pincang”.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muklaman Amin Ketua
Sanggar Independent ART (wawancara pada tanggal 18 November 2022)
yang mengatakan :
“Penari gandrang bulo mengeluarkan mimik muka yang sangat
lucu seperti orang cacat atau biasa disebut orang yang tidak sempurna
sehingga penonton bisa terhubur karna para penari ini seakan akan
mengeluarkan lelucon untuk mengejek jepang pada zaman penjajahan”.
35

5. Tarian Gandrang Bulo paling sering dipentaskan pada acara apa.


Tarian Gandrang Bulo dahulu sering dimainkan oleh orang
dewasa dan kini lebih sering diperagakan oleh anak-anak juga. Kesenian
ini sering digunakan untuk menyambut serta hiburan bagi tamu penting
negara. Narasumber merupakan ketua sanggar remaja paropo atas nama
Daeng usman (wawancara pada tanggal 20 Oktober 2022)
“Tari gandrang bulo di yakini sebagai tarian lelucon sehingga
wakti pementasannya tidak untuk acara berdukja, hanya bisa dipentaskan
pada acara formal sebagai simbol bahwa tarian ini sebagai bentuk
pernghargaan kepada para pejuang terdahulu. Gandrang bulo sering
dipentaskan diacara pernikahan, 17an dan penjemputan/sambutan tamu
penting”.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muklaman Amin Ketua
Sanggar Independent ART (wawancara pada tanggal 18 November 2022)
yang mengatakan :
“Tari gandrang bulo dimpentaskan pada saat acara upacara
pemerintahkan, acara penjemputan tamu terhormat seperti bupati,
pejabat, presiolen dan acara pernikahan sakral”.
6. Pesan nonverbal yang ada, seperti Ekspresi Wajah, Gerakan Tarian,
itu bermakna apa
Narasumber merupakan ketua sanggar remaja paropo atas nama
Daeng usman (wawancara pada tanggal 20 Oktober 2022).
“pesan moral nonverbal yang ada pada gerakan inin, barisan yang
satu jongkok dan satu pengitari penari yang jongkok, maknanya ialah
gerakan mengitari ini sebagai bentuk kehidupan”.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muklaman Amin Ketua
Sanggar Independent ART (wawancara pada tanggal 18 November 2022)
yang mengatakan :
“Formasi mengitari ini adalah fase lanjutan dari gerakan
sebelumnya. Pada gerakan ini barisan yang satu jongkok yang satu
mengikuti penari yang jongkok , makna dari gerakan mengitari ini
36

sebagau bentuk kehidupan, alam semesta yang berputar layaknya


matahari memutaru bumi , siang dan malam , terbit dan tenggelam
matahari, konsep kehidupan bahwa segala sesuatu berputar pada
porosnya layaknya matahari dan bumi yang menciptksn siang dan
malam”.
7. Apa saja gerakan dari Tarian Gandrang Bulo
Narasumber merupakan ketua sanggar remaja paropo atas nama Daeng
usman (wawancara pada tanggal 20 Oktober 2022). Menurutnya gerakan
tarian gandrang bulo terbagi menjadi 6 gerakan yaitu :
 Gerakan Samposamperua
 Gerakan Ammiseng
 Gerakan Kallude
 Gerakan Ammasi
 Gerakan Abbeso
 Gerakan Batlle
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muklaman Amin Ketua Sanggar
Independent ART (wawancara pada tanggal 18 November 2022) yang
mengatakan :
“Para penari gandrang bulo saat tampil memposisikan dirinya melingkar
dan berputar”.
8. Bagaimana makna pesan nonverbal dari setiap gerakan dari Tarian
Gandrang Bulo
Narasumber merupakan ketua sanggar remaja paropo atas nama Daeng
usman (wawancara pada tanggal 20 Oktober 2022). Menurutnya makna
gerakan tarian gandrang bulo terbagi menjadi 6 gerakan yaitu :
- Gerakan samposaperua adalah gerakan pukul sampai dua kali pada
tarian gandrang bulo sebagai bentuk penghormatan para pekerja
ketika di siksa dan di paksa penjajah jepang
- Gerakan Ammiseng berarti memikul beban, pada gerakan ini
diartikan sebagai bentuk keresahan para pejuang yang lelah, bosan
dan malas ditekan dan disuruh oleh penjajah , pejuang sudah muak
37

akan kekejaman kerja paksa dari penjajah jepang.


- Gerakan Kallude, gerakan ini seperti meniup seruling sebagai
penghibur dikala waktu istirahat, makna dari gerakan kallude ini
seperti meniup seruling dari batang padi yang dibungkus oleh daun
kelapa diyakini bahwa pejuang membuat alat suling dari batang padi
yang di bungkus dengan daun kelapa lalu dimainkan dengan ditiup
sebagai penghibur diri dari kerja paksa penjajah.
- Gerakan Ammasi sepertin gerakan gotong royong para pejanjah
bergerak bersama-sama, makna gerakan ammasi para pejuang saling
menggunakan satu sama lain dengan bekerja sama melakukan
pekerjaan walaupun lesu. Diyakini gerakan ammasi gerakan gotong
royong yang saling membantu dan menguatkan satu sama lain
- Gerakan Abesso berarti manarik gerakan ini seperti gerakan
pembangunan bambu menggunakan alat gergeji2 orang yang saling
manrik untuk memotong bambu, gerakan ini ditandai dengan gerakan
saling tarik mearik dengan adanya pengawasan kolonel . makna yang
di yakini abbeso pemaksaan bekerja yang setiap saat dilakukan oleh
penjajah
- Gerakan Battle seperti gerakan yang saling menunjukkan gerakan
seperti permainan tradisonal zaman dahulu, makna gerakan battle
mnunjukkan bahwa permainan tradisional masih terus akan di ingat
walaupun telah memasuki ers modern , diyakini bahwa permainan
tradisional zaman dahulu akan terus ada walaupun zaman sudah
berganti
- Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muklaman Amin Ketua
Sanggar Independent ART (wawancara pada tanggal 18 November
2022) yang mengatakan :
- Gerakan Samposamperua, yang berarti pukulan dan samperua artinya
dua kali mengartikan bahwa keresahan kerja paksa oleh jepang ,
pejuang disiksa dengan pukulan dan tendangan sebanyak 2 kali ,
gerakan samposamperua mengisahkan kekejaman penjajah jepang
38

saat kerja paksa.


- Gerakan Ammisang berarti memikul, pada gerakan ini diartikan
sebagai bentuk kesalahan para pejuang yang lelah , bosan,malas di
tekan dan disuruh oleh penjajah, pejuang yang sudah muak akan
kekejaman kerja paksa dari penjajahan jepang.

9. Apa pesan atau harapan anda untuk Eksistensi Tari Gandrang Bulo
di Kota Makassar
Narasumber merupakan ketua sanggar remaja paropo atas nama Daeng
usman (wawancara pada tanggal 20 Oktober 2022).
“Tari gandrang bulo anak muda sekaranglah yang harus belajar mulai
dari sekarang ikut dalam sanggar-sanggar untuk belajar dalam hal makna
tari gandrang bulo agar nantinya tarian ini di modernkan tatapi mengikuti
makna sesungguhnya dari tarian ini”.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muklaman Amin Ketua Sanggar
Independent ART (wawancara pada tanggal 18 November 2022) yang
mengatakan :
“Saya berharap tari gandrang bulo di jadikan sebagai ektrakulikuler
untuk anak muda yang nantinya menjadi penerus generasi agar tarian
gandrang bulo tidak tergerus dan menghilang oleh zaman”.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Pada bagian ini, peneliti menjelaskan mengenai hasil penelitian berdasarkan
data yang telah diperoleh peneliti dan didukung dengan teori-teori yang ada.

1. Arti Tarian Adat Tradisional Gandrang Bulo


Kata Gandrang memiliki arti tabuhan atau gendang. Sedangkan
kata Bulo memiliki arti bambu. Sehingga Tari Gandrang Bulo secara
harfiah memiliki arti tarian yang diiringi oleh tabuhan gendang dan
bambu sebagai instrumen utama. Tarian ini juga bisa disebut dengan
39

Gandrang Bulo Ilolo Gading, di mana lolo gading merupakan jenis bambu
yang biasa digunakan sebagai alat musik di tarian ini. Masyarakat
setempat juga menyebut jenis bambu ini dengan nama bulo batti. Disebut-
sebut Tari Gandrang Bulo telah muncul sejak zaman raja-raja Gowa.
Pada masa tersebut, tarian ini disebut juga dengan Tari Gandrang
Bulo klasik. Namun ketika penjajah mulai memasuki Sulawesi Selatan,
tarian ini pun mulai berevolusi. Pada zaman penjajahan tersebut, rakyat
dibuat menderita atas berbagai tindakan sewenangwenang para penjajah.
Mereka kerap dipekerjakan dengan tidak adil dan diperlakukan kasar. Di
sela-sela waktu istirahatnya, para pekerja tersebut mencoba menghibur
diri dengan menyanyikan lagu jenaka. Sesekali mereka menirukan
gerakan-gerakan tentara penjajah yang dibuat lucu sekaligus mengejek.
Sering pula disisipi dengan dialogdialog spontan yang kritis dan
mengandung ejekan pedas pada para penjajah. Ekspresi tersebut
diluapkan sebagai bentuk sindiran atas ketidakadilan serta tindakan kejam
penjajah pada masyarakat, yang sering menyuruh mereka kerja paksa,
menyiksa, menghukum, dan sebagainya. Biasanya mereka akan mengisi
tarian dengan berbagai gerakan yang menggambarkan tindakan penjajah
pada mereka, penarinya akan membuat lingkaran dan gerakan-gerakan
lucu yang dilakukan secara bergantian. Munculnya tarian ini adalah
bentuk perjuangan para seniman pada zaman penjajahan. Karena sarat
makna sekaligus menghibur, tarian ini pun semakin berkembang dan
menarik minat masyarakat luas.
Di era tersebut, kesenian ini mendapat nama Gandrang Bulo 1942.
Selepas masa penjajahan, tarian ini masih dipertunjukkan tetapi memiliki
makna yang lebih luas. Banyolan atau sindiran dalam lagu yang
didendangkan selama tarian berlangsung akan berisi berbagai unek-unek
yang dirasakan . Tentunya tetap saja dilengkapi dengan berbagai gerakan
lucu yang mengundang gelak tawa penonton.
40

2. Fungsi Gandrang Bulo


Seiring dengan perkembangan zaman, Tari Gandrang Bulo
digunakan sebagai media penyampaian kritik sosial. Di dalam
pementasan ada unsur percakapan yang membahas mengenai isu sosial
politik hingga budaya. Supaya bisa lebih diterima oleh penontonnya,
pementasan dikemas dalam suasana yang lucu dan menghibur. Penari pun
harus tampak bahagia. Misalkan saja kisah penari yang memerankan
masyarakat lugu ketika berhadapan dengan penguasa angkuh. Penari
harus memastikan pesan yang ingin mereka sampaikan bisa dipahami
penonton, sehingga yang menontonnya bisa belajar menjadi pribadi yang
lebih baik. Tapi di sisi lain harus tetap menghibur penonton dengan
lawakannya. Dahulu Tari Gandrang Bulo hanya dipentaskan oleh orang
dewasa. Namun kini lebih sering dipentaskan oleh anak-anak.
Tarian ini biasa diselenggarakan dalam acara pernikahan,
penyambutan tamu maupun acara pembukaan berskala lokal dan nasional.
Karena keunikannya, Tari Gandrang Bulo pun kerap dipentaskan di
festival mancanegara. Untuk pementasan anak-anak, mereka lebih banyak
menggunakakan kreasi gerakan yang lincah dan mengundang canda tawa.
Diantaranya adalah gerakan menggendong teman dari belakang,
menirukan monyet dan vampir, hingga mengadu badan. Bisa juga dengan
membentuk formasi piramida dan perahu di atas laut. Riasan kumis dan
jenggot palsu pun membuat tampilan anak-anak ini semakin kocak.
Biasanya Tari Gandrang Bulo dipentaskan oleh banyak orang, dengan
kisaran 14 orang penari. Dalam tarian ini penari diberikan ruang
improvisasi yang sangat besar. Tidak ada formasi khusus dalam tarian ini.
Namun penari haruS kompak dengan irama gendang dan kecapi. Tempo
musik cenderung cepat, dengan lagu bersyair bahasa Makassar. Lagu
yang biasa mengiringi tarian ini ialah Battu Rate Ma Ri Bulang. Namun
bisa disesuaikan pula dengan segmentasi tarian. Tari Gandrang Bulo
masih lestari hingga kini, bahkan telah menjadi kesenian turun temurun.
Seniman Tari Gandang Bulo bisa kita temui di Paropo, Makassar. Daerah
41

Paropo ini memang lekat kaitannya dengan Tari Gandrang Bulo,


mengingat hanya di daerah inilah jenis bambu bulo batti bisa ditemukan.
Bambu ini merupakan jenis bambu original yang digunakan dalam
pementasan Tari Gandrang Bulo. Namun sayangnya, jenis bambu
tersebut kini tak ditemukan lagi.

3. Diterpa Perubahan
Pada awalnya Gandrang Bulo sebenarnya sekadar tarian yang
diiringi oleh gendang. Seiring waktu tarian ini diiringi pula lagu-lagu
jenaka, dialog-dialog humor namun sarat kritik dan ditambah gerak tubuh
yang mengundang tawa. Kadangpula diselipkan Tari Se’ru atau Tari Pepe
pepeka ri makka yang acap kali tampil sendiri di berbagai panggung
pertunjukan, namun begitu oleh masyarakat sekitar tetap saja ia dikenal
sebagai bagian pertunjukan Gandrang Bulo. Komposisi Gandrang Bulo
1942 jauh berbeda dengan Gandrang Bulo versi awal. Bentuk awal
kesenian ini sudah ada sejak jaman raja-raja Gowa, hanyalah tarian
bambu hasil kombinasi alat musik bambu, gendang dan biola. Gandrang
Bulo ini lazim disebut dengan Gandrang Bulo Ilolo gading, yang
dinisbatkan pada salah satu perlengkapan musiknya yang terbuat dari
bambu lolo gading (nama jenis bambu di Kampung Paropo, Makassar).
Saat ini, perubahan Gandrang Bulo bukanlah hal yang aneh. Lantaran
perubahan itu, tuturnya, untuk merespon dan menyesuaikan diri dengan
kondisi yang ada. Sekitar 1942, misalnya, ketika perang melawan
penjajah berkobar, kaum seniman pun tak mau kalah. Mereka
membangun basis-basis perlawanan dari atas panggung. Gandrang Bulo
pun disulap bukan sekadar tari-tarian, melainkan tempat pembangkit
semangat perjuangan dengan mengejek dan menertawakan penjajah dan
antekanteknya. Gandrang Bulo, ketika itu, lantas menjadi kesenian rakyat
yang amat populer. Bagi seniman seorang seniman, pengalaman hidup
pribadi adalah bahan humor yang paling berharga saat beraksi di atas
panggung.
42

Misalnya tentang janji-janji pemerintah yang mau memberikan


perlengkapan kesenian dan membantu kehidupan para seniman yang
ternyata hanya tinggal janji belaka. Juga pengalaman sehari-hari seperti
biaya pengobatan yang mahal, lapangan pekerjaan yang terbatas, perilaku
tentara, dan peristiwa lain yang terekam baik dalam memorinya. Lewat
aksi-aksi teatrikal dan humor-humornya yang segar di atas panggung,
seniman Gandrang Bulo mampu merekam ulang peristiwa itu dengan
berbagai plesetan dan satir. Baru sekitar akhir 1960-an, Gandrang Bulo
mengalami kreasi ulang. kreasi baru itu dikomandani oleh Dg Nyangka,
seniman asal Bontonompo, Gowa. Mulai saat itu Gandrang Bulo dikenal
dalam pentas-pentas tarian dalam acara-acara seremonial. Gandrang Bulo
macam inilah yang belakangan ini kerap tampil di acara-acara resmi
pemerintah maupun partai-partai politik.
Namun begitu, meski diterpa berbagai perubahan, toh Gandrang
Bulo Ilolo Gading maupun Gandarng Bulo 1942 ini tak pernah kehilangan
tempat. Grup-grupnya tersebar di berbagai tempat seperti Gowa,
Makassar, Maros, dan Takalar. Gandrang Bulo, demikian mengutip
Kalimuddin Dg Tombong, menjadi tempat bebas seniman kampung
mengekspresikan problem mereka sehari-hari. Jiwa Indonesia yang jujur,
berani, gigih, gotong royong dan kreatif terwakilkan lewat tarian yang
menghentak dinamis ini. Kejujuran mengungkapkan kebenaran,
keberanian menyampaikan pendapat, kegigihan meraih cita-cita, gotong
royong dalam spirit kebersamaan dan kreatifitas tinggi mengemas tarian
ini menjelma tak sekedar menjadi produk budaya namun juga sebagai
representasi upaya melontarkan aspirasi secara kocak, tajam, independen
namun elegan. Buat saya inilah sebuah perwujudan Mahakarya Indonesia
nan agung dan heroik.
4. Respon kondisi sosial
“Gandrang Bulo menjadi tempat mengeluarkan unek-unek mereka,
merespon kondisi sosial di sekitarnya. Sebagian besar seniman Gandrang
Bulo berasal dari masyarakat pinggiran yang acapkali menghadapi
43

kesulitan-kesulitan saat berhadapan dengan para pejabat seperti kepala


desa, tentara, dokter atau oknum-oknum pemerintah yang tak
menghiraukan mereka. Suara kaum pinggiran, mungkin itu yang hendak
ditandaskan para seniman Gandrang Bulo ini. Masyarakat pinggiran yang
ternyata memiliki cara sendiri dalam merespon berbagai tekanan sosial
dan struktural yang menimpanya. Lewat Gandrang Bulo, mereka secara
satiris menertawakan kehidupan dan menggugat persoalan dalam rupa
humor yang menghibur. Merasa tak berdaya mereka tak menyikapi
langsung dalam kehidupan nyata, tapi dengan cerdas menampilkannya di
atas panggung. Sebagai kesenian rakyat Gandrang Bulo 1942 memang
memiliki kekhasan. Ia tidak mewakili panggung negara, tidak juga
panggung partai politik yang kerap dimainkan di gedung-gedung besar
dan hotel-hotel yang wah. Pentas Gandrang Bulo 1942 adalah rekaman
sosial kehidupan masyarakat pinggiran

5. Bentuk Penyajian Tari Ganrang Bulo


Tari Ganrang Bulo merupakan tari tradisi yang menggabungkan
unsur musik, tarian dan dialog yang bersifat lawakan sehingga para
penonton terkadang ikut tertawa dalam menyaksikan pertunjukan.
Pementasan tari Ganrang Bulo diiringi musik tradisional yang terdiri dari
potongan bambu, gendang, dan suling atau alat gesek tradisional
Makassar. Para penari tari Ganrang Bulo mengenakan pakaian adat
tradisional Makassar. Penari membawakan karakter lucu atau orang
kampung yang lugu berhadapan dengan pemeran pejabat atau orang
berkuasa yang angkuh. Begitu lucu pola gerak para pemain sehingga
orang yang dikritikikut tertawa.

6. Musik Pengiring
Musik pengiring merupakan salah satu kebutuhan utama tari,
karena berfungsi sebagai pengiring, pembentuk suasana dan dapat
memperkuat tekanan gerak tari yang nantinya berpengaruh terhadap
44

imajinasi penonton. Semenjak pertumbuhannya tari senantiasa diikuti


oleh iringan musik baik itu yang berasal dari suara atau vokal manusia
maupun dari benda-benda lain. Penggarapan suatu tarian membutuhkan
pemikiran mengenai keindahan gerak serta maksud dan tujuan harus
seimbang, sehingga musik sebagai pengiringnya dapat selaras dan serasi
dengan apayang diungkapkan oleh gerak-gerak tari tersebut. Fungsi
musik dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu memberi irama
(membantu mengatur waktu), memberi ilusi dan gambaran suasana,
membantu dan mempertegas ekspresi gerak. Penyemangat bagi penari
yang kadang-kadang mengihlami. Berdasarkan jenis tariannya, maka
musik iringan Tari Ganrang Bulo menggunakan alat musik tradisi. Ritme
atau pola irama musik Tari Ganrang Bulo bersifat dinamis, kadang
mengalun perlahan dan kadang pula cepat. Irama gerak Tari Ganrang
Bulo disesuaikan dengan ritme musik.
Adapun alat musik yang digunakan yakni : gendang, dan Kecapi
yang harus menyelaraskan bunyi alat musik yang dibawakan. Sehingga
kesesuaian dan kesuksesan irama iringan musik Tari Ganrang Bulo ini
tergantung kekompakan para pengiringnya. Pola instrumen gendang
hanya menggunakan satu pola, begitupun dengan Kecapi menggunakan
satu pola.
45

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. keberadaan kesenian tradisional yang dipertahankan oleh suatu kelompok
atau masyarakat pasti masih mempunyai makna di tengah masyarakat.
Makna itu bisa menyangkut falsafah yang dimilikinya, spirit yang
dikandungnya, syiar syariat yang disampaikannya, sampai kepada nilai-
nilai estetis yang dimiliki kesenian tersebut. Sepanjang hubungan itu
memiliki keterkaitan yang kuat, kesenian tetap tumbuh sebagai bagian
dari kehidupan masyarakatnya.
2. Tari Gandrang Bulo merupakan cerminan identitas dari masyarakat suku
Makasar, gerak dalam tari ini pada umumnya sederhana dan berulang-
ulang. Gerak tari tersebut disusun sesuai dengan nilai-nilai yang
mencerminkan kehidupan masyarakatnya.
3. Seiring dengan perkembangan zaman, Tari Gandrang Bulo digunakan
sebagai media penyampaian kritik sosial. Di dalam pementasan ada unsur
percakapan yang membahas mengenai isu sosial politik hingga budaya.
Supaya bisa lebih diterima oleh penontonnya, pementasan dikemas dalam
suasana yang lucu dan menghibur. Penari pun harus tampak bahagia.
Misalkan saja kisah penari yang memerankan masyarakat lugu ketika
berhadapan dengan penguasa angkuh. Penari harus memastikan pesan
yang ingin mereka sampaikan bisa dipahami penonton, sehingga yang
menontonnya bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi di sisi
lain harus tetap menghibur penonton dengan lawakannya. Dahulu Tari
Gandrang Bulo hanya dipentaskan oleh orang dewasa. Namun kini lebih
sering dipentaskan oleh anak-anak. Tarian ini biasa diselenggarakan
dalam acara pernikahan, penyambutan tamu maupun acara pembukaan
berskala lokal dan nasional. Karena keunikannya, Tari Gandrang Bulo
pun kerap dipentaskan di festival mancanegara.

45
46

B. Saran
1. tari gandrang bulo di jadikan sebagai ektrakulikuler untuk anak muda
yang nantinya menjadi penerus generasi agar tarian gandrang bulo tidak
tergerus dan menghilang oleh zaman
2. Tari gandrang bulo anak muda sekaranglah yang harus belajar mulai dari
sekarang ikut dalam sanggar-sanggar untuk belajar dalam hal makna tari
gandrang bulo agar nantinya tarian ini di modernkan tatapi mengikuti
makna sesungguhnya dari tarian ini.
3. Menjadi suatu keharusan bahwa makna dan nilai-nilai yang terdapat pada tarian
tradisional gandrang bulo wajib diketahui dan dipertahankan oleh masyarakat
agar tidak kehilangan makna dan nilai-nilainya.
4. Dengan adanya perubahan kearah positif terkait pelaksaan tarian tradisional
gandrang bulo yang sudah dimodernisasi, diharapkan tarian tersebut tetap
dilestarikan agar tidak punah.
47

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. (2018). Makna Pesan Simbolik Tari Kajangki Di Wotu KAbupaten Luwu
Timur. Suatu.
Afidatul, A. (2018). The Massage Of Da’wah In The Pepe’pepeka Ri Makka Dance
To The People Of Paropo Village Makassar City.
Alex, S. (2003). Semiotika Komunikasi. PT.Remaja Rosdakarya.
Alo, L. (2003). Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Pustaka Belajar.
Dea, A. (2021). Makna Simbolik Prosesi Pengobatan Tradisional Ritual Salo
Paduppa Di Desa Karama Kabupaten Bulukumba. Univerasitas Hasannuddin.
Fransisco, B. (1992). Tafsir Kebudayaan. kanisius.
Huberman, M., & Milles, M. (2009). Analisis Data Kualitatif. Universitas
Indonesia.
https://seringjalan.com/asal-usul-dan-sejarah-tari-gandrang-bulo/
Juditih, H. ; dkk. (2013). Nonverbal Communication Germany.
Kasdiawati. (2021). Analisi Interpretasi Makna Rumah Adat Karampuang Di
Kabupaten Sinjai. Universitas Hasanuddin.
Marcel, D. (2004). Massage, Signs, and Meanings A Basic Textbook in Semiotic
And Communication. Cannadian Scholar’ Press Inc.
Masnaini. 2011. Gandrang Bulo Sebagai Bahan Ajar Seni Budaya Di Smp Negeri
4 Sungguminasa. Universitas Pendidikan Indonesia
Mufid, M. (2009). Etika Dan Filsafat Komunikasi. Kencana Prenada Media Group.
Nurdin, Syair, M. (2014). Gandrang Bulo Dance Art Studio. Universitas NEgeri
Makassar.
Nurdin S. 2014. Tari Ganrang Bulo Versi Sanggar Seni Mallessorang Di Kabupaten
Bulukumba Makassar: Universitas Negeri Makassar
Politik, F. I. S. dan. (n.d.). Analisis Semiotika Budaya. Universitas Hasanuddin.
Rulli, N. (2012). Komunikasi Antar Budaya Di Era Budaya Siber. Kencana.
Sidin, Nurul Chudaiwah. 2019. Eksistensi Gandrang Bulo Budaya di Kampung
Paropo Kota Makassar. Makassar: Universitas Negeri Makassar
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Alfa Beta.
48

Wolfgang, D. (2008). The International Encyclopedia Of Communication.


Blackwell.
49

LAMPIRAN
50

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Juni Juli Agustus


No. Rencana Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV

1 persiapan

2 Pengumpulan Data
Pengelolahan dan
3
analis data

4 Penulisan Skripsi

5 Penggandaan
51

RENCANA BIAYA PENELITIAN

No. Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan

1 Pembelian Bahan Habis Pakai Rp. 200.000,00

2 Akomodasi Rp. 250.000,00

3 Perjalanan Rp. 250.000,00

4 Sewa Peralatan Rp. 150.000,00

5 Pengeluaran Lainnya Rp. 300.000,00

Total Rp. 1.150.000,00


52

HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN

Nama : Daeng Usman


Usia : 50 tahun
Tempat : Sanggar Remaja Paropo

No Pertanyaan Jawaban

1 Tari gandrang bulo ilalah tarian lelucon


Apa arti Tarian Adat Tradisional Gandrang tari yang dikenal sebagai tarian adat
Bulo menurut anda? tradisonal kota makassar . tarian ini
dimainkan dengan menggunakan
gendang dan bambu, gandrang yang
berarti pukulan dan bulo berarti bambu

2 Bagaimana keeradaan Tari Gandrang Bulo di Tarian gandrang bulo diera sekarang,
Era sekarang menurut anda? masyarakat sulsel mungin tidak asing lagi
sama ini tari gandrang bulo , ini tarian
termasuk salah satu kesenian tradisional
yang saat ini masih du lestarikan
3 Apa yang unik atau yang Tarian gandrang bulo ini merupakan
membedakan Tari Gandrang Bulo simbol keceriaan lantaran di dalamnya di
dengan Tarian yang lainnya? selibkan berbagai humor yang membuat
para penonton tertawa , oleh karena itulah
maka para penari yang membawakan
tarian ini harus bahagia. Sedangkan tarian
lainnya menggunakan gerakan yang
sesuai dengan musiknya.

4 Bagaimana komunikasi penari Dengan mengeluarkan formasi piramida


perahu diatas laut. Riasan kumis dan
dengan penonton sehingga membuat
jenggot palsu yang membuat tampilan
penonton terhibur dengan lelucon anak-anak ini semakin kocak, sedangkan
penari dewasa atau orang tua giginya
dari tarian ini?
sudah tiada sehingga itu yang buat orang
terhibur dan penarinya juga seakan-akan
menjadi cacat tau pincang

5 Tarian Gandrang Bulo paling sering Tari gandrang bulo di yakini sebagai
dipentaskan pada acara apa? tarian lelucon sehingga wakti
pementasannya tidak untuk acara
berdukja, hanya bisa dipentaskan pada
53

No Pertanyaan Jawaban

acara formal sebagai simbol bahwa tarian


ini sebagai bentuk pernghargaan kepada
para pejuang terdahulu. Gandrang bulo
sering dipentaskan diacara pernikahan,
17an dan penjemputan/sambutan tamu
penting.

6 Pesan nonverbal yang ada, seperti pesan moral nonverbal yang ada pada
Ekspresi Wajah, Gerakan Tarian, itu gerakan inin, barisan yang satu jongkok
bermakna apa? dan satu pengitari penari yang jongkok,
maknanya ialah gerakan mengitari ini
sebagai bentuk kehidupan
7 Apa saja gerakan dari Tarian Gandrang Bulo? 1. Gerakan Samposamperua
2. Gerakan Ammiseng
3. Gerakan Kallude
4. Gerakan Ammasi
5. Gerakan Abbeso
6. Gerakan Batlle

8 Bagaimana makna pesan nonverbal - Gerakan samposaperua


dari setiap gerakan dari Tarian adalah gerakan pukul sampai
dua kali pada tarian gandrang
Gandrang Bulo?
bulo sebagai bentuk
penghormatan para pekerja
ketika di siksa dan di paksa
penjajah jepang
- Gerakan Ammiseng berarti
memikul beban, pada gerakan
ini diartikan sebagai bentuk
keresahan para pejuang yang
lelah, bosan dan malas
ditekan dan disuruh oleh
penjajah , pejuang sudah
muak akan kekejaman kerja
paksa dari penjajah jepang.
- Gerakan Kallude, gerakan ini
seperti meniup seruling
sebagai penghibur dikala
waktu istirahat, makna dari
54

No Pertanyaan Jawaban

gerakan kallude ini seperti


meniup seruling dari batang
padi yang dibungkus oleh
daun kelapa diyakini bahwa
pejuang membuat alat suling
dari batang padi yang di
bungkus dengan daun kelapa
lalu dimainkan dengan ditiup
sebagai penghibur diri dari
kerja paksa penjajah.
- Gerakan Ammasi sepertin
gerakan gotong royong para
pejanjah bergerak bersama-
sama, makna gerakan ammasi
para pejuang saling
menggunakan satu sama lain
dengan bekerja sama
melakukan pekerjaan
walaupun lesu. Diyakini
gerakan ammasi gerakan
gotong royong yang saling
membantu dan menguatkan
satu sama lain
- Gerakan Abesso berarti
manarik gerakan ini seperti
gerakan pembangunan bambu
menggunakan alat gergeji2
orang yang saling manrik
untuk memotong bambu,
gerakan ini ditandai dengan
gerakan saling tarik mearik
dengan adanya pengawasan
kolonel . makna yang di
yakini abbeso pemaksaan
bekerja yang setiap saat
dilakukan oleh penjajah
55

No Pertanyaan Jawaban

- Gerakan Battle seperti gerakan yang


saling menunjukkan gerakan seperti
permainan tradisonal zaman dahulu,
makna gerakan battle mnunjukkan
bahwa permainan tradisional masih
terus akan di ingat walaupun telah
memasuki ers modern , diyakini bahwa
permainan tradisional zaman dahulu
akan terus ada walaupun zaman sudah
berganti.
9 Apa pesan atau harapan anda untuk Tari gandrang bulo anak muda
sekaranglah yang harus belajar mulai dari
Eksistensi Tari Gandrang Bulo di
sekarang ikut dalam sanggar-sanggar
Kota Makassar? untuk belajar dalam hal makna tari
gandrang bulo agar nantinya tarian ini di
modernkan tatapi mengikuti makna
sesungguhnya dari tarian ini.
56

HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN


Nama : Ibu Hariyati
Usia : 37 tahun
Tempat : sanggar seni turikale paropo

No Pertanyaan Jawaban

1 Tari gandrang bulo ilalah adat makassar


Apa arti Tarian Adat Tradisional yang dikenal pada masa penjajahan nenek
Gandrang Bulo menurut anda? moyang. Pada saat itu muncul gerakan-
gerakan dari pendahulu kita gerakan itu
dijadikan sebagai penghubir diri dari
kekejaman penjajah dengan segala
lelucon-lelucon dengan mempergerakan
bagaimana cara jepang saat itu
memaksakan untuk bekerja

2 Bagaimana keeradaan Tari Gandrang Keberadaan tari gandrang bulo saat ini
Bulo di Era sekarang menurut anda? seriring perkembangan zaman diera
sakarang kebradaan tari gandrang bulo
tari ini kini jarang di jumpai karna adanya
covid

3 Apa yang unik atau yang Tarian gandrang bulo ini cukup unik
membedakan Tari Gandrang menghibur , karena mengandung unsur
Bulo dengan Tarian yang humor atau lawakan yang dianggap
mampu menghipnotis penonton untuk
lainnya?
tertawa bersama sepanjang pementasan
tari gandrang bulo, sedangkan tari lainnya
biasanya ada yang memgangi gerakan
yang dia ikuti.

4 Bagaimana komunikasi penari Penari gandrang bulo mengeluarkan


mimik muka yang sangat lucu seperti
dengan penonton sehingga
orang cacat atau biasa disebut orang yang
membuat penonton terhibur tidak sempurna sehingga penonton bisa
terhubur karna para penari ini seakan akan
dengan lelucon dari tarian ini?
mengeluarkan lelucon untuk mengejek
jepang pada zaman penjajahan
57

No Pertanyaan Jawaban

5 Tarian Gandrang Bulo paling sering Tari gandrang bulo dimpentaskan


dipentaskan pada acara apa? pada saat acara upacara
pemerintahkan ,acra
penjemputan tamu terhormat
seperti bupati,pejabat,presiolen
dan acara pernikahan sakral

6 Pesan nonverbal yang ada, seperti Formasi mengitari ini adalah fase lanjutan
Ekspresi Wajah, Gerakan Tarian, dari gerakan sebelumnya. Pada gerakan
itu bermakna apa? ini barisan yang satu jongkok yang satu
mengikuti penari yang jongkok , makna
dari gerakan mengitari ini sebagau bentuk
kehidupan, alam semesta yang berputar
layaknya matahari memutaru bumi , siang
dan malam , terbit dan tenggelam
matahari, konsep kehidupan bahwa segala
sesuatu berputar pada porosnya layaknya
matahari dan bumi yang menciptksn siang
dan malam

7 Apa saja gerakan dari Tarian Gandrang Para penari gandrang bulo saat tampil
Bulo? memposisikan dirinya melingkar dan
berputar
8 Bagaimana makna pesan - Gerakan Samposamperua,
yang berarti pukulan dan
nonverbal dari setiap gerakan samperua artinya dua kali
dari Tarian Gandrang Bulo? mengartikan bahwa keresahan
kerja paksa oleh jepang ,
pejuang disiksa dengan
pukulan dan tendangan
sebanyak 2 kali , gerakan
samposamperua mengisahkan
kekejaman penjajah jepang
saat kerja paksa.
- Gerakan Ammisang berarti memikul,
pada gerakan ini diartikan sebagai
bentuk kesalahan para pejuang yang
lelah , bosan,malas di tekan dan
disuruh oleh penjajah, pejuang yang
58

No Pertanyaan Jawaban

sudah muak akan kekejaman kerja


paksa dari penjajahan jepang.

9 Apa pesan atau harapan anda Saya berharap tari gandrang bulo di
jadikan sebagai ektrakulikuler untuk anak
untuk Eksistensi Tari Gandrang
muda yang nantinya menjadi penerus
Bulo di Kota Makassar? generasi agar tarian gandrang bulo tidak
tergerus dan menghilang oleh zaman
59

HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN


Nama : daeng baharu (Penari)
Usia : 53 tahun
Pekerjaan : Pembersih makam

No Pertanyaan Jawaban

1 Tari gandrang bulo tabuhan dari bambu,


Apa arti Tarian Adat Tradisional gendang yang di tabuh dan bambu yang
Gandrang Bulo menurut anda? dimainkan sebagai penghibur tari ini
merupakan tariam tradisional dari kota
makassar. Dimaiankan diacara
upacara,penjemputan, serta pernikahan .
tarian ini tarian yang lucu membuat
penonton yang menyaksikan tarian ini
selalu tertawa dan merasa terhibur setiap
pementasan tari gandrang bulo
2 Apa saja gerakan tari gandrang bulo Gerakan samposamperua
,ammisang,kallude,ammasi,abbeso dan
battle

3 Apa harapan dan pesan anda Tarian gandrang bulo kedepannya


untuk eksitensi tari gandrang penerus tetap mempertahankan tari ini
bulo ? sesuai dengan tradisi dan memulai
mengajarkan pada anak-anak usia dini.
60

HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN


Nama : Saudari Winda
Usia : 22 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa

No Pertanyaan Jawaban

1 Tari gandrang bulo adalah tari yang


Apa arti Tarian Adat Tradisional dimainkan sesuai kreasi, tarian ini
Gandrang Bulo menurut anda? mengandung unsur musik, dialog dan
tarian yang di gendangkan. Musik yang
tercipta dari gendang dan bambu yang
dimainkan serta suara sorakan dari penari
yang membantu keunikan suara dari
gendang dan penari dengan disispkan
pesan-pesan humor ataupun lelucon yang
ada dalam tarian gandrang bulo
2 Apa harapan dan pesan anda Tari gandrang bulo terkhusus anak muda
untuk eksitensi tari gandrang kota makassar di harapkan lebih aktif
bulo di kota makassar? masuk dalam sanggar-sanggar, karena
jika bukan anak muda yangtetap
mempertahankan tarian adat maka aka
mungkin terjadi tarian tersebut hilang
tergerus seiring dengan zaman.
61
62
63
64
65
66
67
68

DOKUMENTASI WAWANCARA DAN KEGIATAN

Wawancara ketua sanggar remaja paropo


69

Wawancara di sanggar seni turikale paropo


70

Kegiatan tari gandrang


bulo di salah satu acara
71

RIWAYAT HIDUP

Annisa, yang akrab dipanggil ica, lahir pada tanggal 9


Juni 1999 di Makassar,Kota Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan. Penulis merupakan anak kedua dari 5 bersaudara
dari pasangan Mansur Daeng Nangga dan Miluwati Bacce
Daeng kenna. Penulis pertama kali masuk pendidikan
formal di SDN Sipala 1 Makassar pada tahun 2006 dan
tamat pada tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan ke SMPN 35 Makassar dan tamat pada tahun 2015. Setelah
tamat, penulis melanjut pendidikan ke SMAN 18 Makassar pada tahun 2015 dan
tamat pada tahun 2018. Sekarang sedang melanjutkan pendidikan di Universitas
Negeri Makassar yang di terima pada tahun 2018 melalui jalur SNMPTN pada
program studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum.

Anda mungkin juga menyukai