Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS TEORI BELAJAR, TEORI PSIKOLOGI, DAN MODEL

PEMBELAJARAN DI LAB SCHOOL UNESA


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
Septiana Mulia Rahmawati
K7120242
5A

PROGRAM STUDI S-1 PGSD SURAKARTA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAKARTA
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat,Taufiq, dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tanpa
ada halangan maupun rintangan yang menghadang.
Tidak lupa ucapan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang senantiasa
mendukung dan membantu, baik dalam bentuk material maupun non material. Terima kasih
kepada dosen pembimbing yang tak henti-hentinya memberikan ilmu yang nantinya dapat
bermanfaat bagi kami. Tugas analisi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.
Kami menyadari akan kekurangan dan kesempurnaan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan.

Surakarta, 31 Oktober 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori pembelajaran sudah banyak sejak dalam sejarah peradaban manusia, mulai dari
yang pertama yaitu teori belajar behaviorisme sampai dengan teori belajar humanistik.
Seiring dengan perkembangan waktu hal ini sejalan dengan hukum dinamisme
kehidupan, sebuah teori pembelajaran akan terus mengalami peningkatan. Teori
belajar merupakan prinsip terkemuka dan merupakan prinsip saling berkaitan serta
mendapat kejelasan atas semua jumlah bukti dan penemuan yang sangat terkait dalam
kegiatan belajar mengajar. Teori belajar adalah suatu pengabungan aspek yang saling
terkait dalam pengertian seluruh bukti serta penemuan saling terkait dalam kegiatan
belajar mengajar.Pelaksanaan teori belajar menggunakan langkah perkembangan yang
baik dan pemilihan submateri pembelajaran dan menggunakan kreasi pesan yang
layak sehingga memberikan kelancaran pada peserta didik dalam melakukan suatu
yang sedang dipelajari..
Proses pembelajaran dapat berlangsung karena adanya siswa, guru, kurikulum,
satu dengan yang lain saling terkait atau saling berhubungan. Siswa dapat belajar
denganbaik jika sarana dan prasarana untuk belajar memadai, model pembelajaran
guru menarik, siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak
merasa jenuh atau bosan ketika mengikuti pembelajaran di kelas. Proses
pembelajaran di dalam kelas merupakan bagian yang sangat penting dari pendidikan.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengembangkan model, metode, dan media pembelajaran. Model pembelajaran
yang tidak sesuai dapat menyebabkan proses pembelajaran tidak maksimal.
Model pembelajaran hendaknya berorientasi pada peningkatan intensitas
keterlibatan siswa secara efektif di dalamproses pembelajaran. Peran siswa yang
pasif selama proses pembelajaran dapat menyebabkan hasil belajar menjadi
menurun.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, model pembelajaran tidak bisa luput dari
pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan model
pembelajaran merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap
kegiatan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teori Belajar yang digunakan di SD Lab School Unesa ?
2. Bagaimana Teori Psikologi yang digunakan di SD Lab School Unesa ?
3. Bagaimana Model Pembelajaran yang digunakan di SD Lab School Unesa ?
4. Bagaiamana penerapan apersepsi, efisiensi, efektivitas, permainan, motivasi,
dan peragaan dalam pembelajaran di Lab School Unesa ?
C. Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui teori belajar, teori psikologi,
model pembelajaran yang diguanakan di Lab School Unesa. Selain itu, laporan ini
bertujuan untuk mengetahui penerapan apersepsi, efisiensi, efektivitas, permainan,
motivasi, dan peragaan dalam pembelajaran di Lab School Unesa.
BAB II
PEMBAHASAN

1. TEORI BELAJAR YANG DIGUNAKAN DI SD LABSCHOOL UNESA


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Lab School Unesa, teori yang
digunakan dalam pembelajaran antara lain :
a) Teori Behavioristik
Teori behavioristik digunakan dalam pembelajaran di SD Labschool Unesa.
Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014).
Sehingga, dapat kita pahami bahwa belajar merupakan bentuk dari suatu
perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus
dan respon. Peserta didik dianggap telah melakukan belajar jika dapat
menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Contohnya, di SD Lab School
Unesa peserta didik dapat dikatakan bisa membaca jika ia mampu
menunjukkan kemampuan membacanya dengan baik. Guru di SD Lab School
Unesa sudah melakukan peranan dalam proses pembelajaran yang
mencerminkan teori behavioritik, yaitu membentuk kebiasaan peserta didik
dan tidak membentuk kebiasaan yang nantinya harus diubah, karena
mengubah kebiasaan yang telah terbentuk adalah hal yang sangat sulit.
b) Teori Kognitif
Teori kognitif digunakan dalam pembelajaran di SD Labschool Unesa. Teori
kognitif menekankan pada proses perkembangan peserta didik. Meskipun
proses perkembangan peserta didik mengikuti urutan yang sama, tetapi
kecepatan dan pertumbuhan dalam proses perkembangan itu berbeda. Dalam
proses pembelajaran, perbedaan kecepatan perkembangan mempengaruhi
kecepatan belajar peserta didik, oleh sebab itu interaksi dalam bentuk diskusi
tidak dapat dihindarkan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SD Lab
School Unesa mengikuti prisip-prinsip yang mencerminkan teori kognitif
antara lain :
1) Peserta didik bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses
berpikirnya
2) Anak usia para sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar
dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkrit.
3) Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam belajar amat
dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan peserta didik maka
proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat
terjadi dengan baik.
4) Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu
mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan setruktur
kognitif yang telah dimiliki si belajar.
5) Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun
dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke
kompleks.
c) Teori Konstruktivistik
Teori Konstruktivistik digunakan dalam pembelajaran di SD Labschool
Unesa.
Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan
usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui
asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya,
memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh karena itu
pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses
pembentukan tersebut secara optimal pada diri peserta didik. Pembelajaran di
SD Lab School Unesa memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengembangkan ide-idenya secara luas. Sementara peranan guru dalam
belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian
pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer
pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk
membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan
pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.
d) Teori Humanistik
Teori Humanistik digunakan dalam pembelajaran di SD Labschool Unesa.
Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahmai lingkungan dan
dirinya sendiri. Teori humanistik bersifat eleksitk, maksudnya toeri ini dapat
memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai.Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan di SD Lab School Unesa cenderung mendorong siswa untuk
berpikir induktif. Guru juga memperhatikan bagaimana perkembangan peserta
didik dalam mengaktualisasikan dirinya, pemahaman terhadap dirinya, serta
realisasi diri.
2. TEORI PSIKOLOGI YANG DIGUNAKAN DI SD LABSCHOOL UNESA
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Lab School Unesa, teori
Psikologi yang digunakan dalam pembelajaran salah satunya yaitu teori psikologi
mental lewin. Menurut teori ini belajar berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk
mencapai tujuan. Kurikulum di SD Lab School Unesa dengan segala macam
tuntutannya, berupa kegiatan belajar di dalam kelas, laboratorium, di workshop, di
luar sekolah, penyelesaian tugas-tugas, ujian, ulangan dan lain-lain, pada dasarnya
merupakan hambatan yang harus diatasi. Tantangan yang dihadapi dalam bahan
belajar membuat siswa SD Lab School Unesa tertarik untuk mengatasinya. Bahan
belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah membuat siswa tertantang
untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk
menemukan konsep-konsep, prinsip- prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan
siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
generalisasi tersebut. Bahan belajar yang telah diolah secara tuntas oleh guru sehingga
tinggal menelan saja kurang menarik bagi siswa. Penggunaan metode eksperimen,
inkuiri, diskoveri juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara
optimal.Selain itu, teori psikologi gestalt juga digunakan dalam kegiatan
pembelajaran di SD Lab School Unesa.
3. PENERAPAN APERSEPSI, EFISIENSI, EFEKTIVITAS, PERMAINAN,
MOTIVASI DAN PERAGAAN DI SD LABSCHOOL UNESA
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Lab School Unesa, kegiatan
pembelajaran sudah menerapkan prinsip apresiasi, efisiensi, efektivitas. Selain itu,
sekolah ini juga menerapkan Lab skill, peserta didik dapat berlatih bercocok tanam,
berkebun, berternak dll. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah menerapkan
motivasi. Dalam menerapkan motivasi, disini motivasi sebagai dorongan kepada
peserta didik. Hukuman dalam hal ini dihindari, tetpai jika sudah melanggar terlalu
berat biasanya hukuman diberikan dalam bentuk hal yang positif seperti mengerjakan
tugas dll. Kegiatan pembelajaran juga menerapkan prinsip permainan. Prinsip
permainan digunakan di SD Lab School Unesa biasanya digunakan saat pembelajaran
jarak jauh. Namun, menurut guru di sekolah tersbut prinsip permainan kurang efektif
diterapkan saat pembelajaran.

4. MODEL PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN DI SD LABSCHOOL UNESA


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Lab School Unesa, model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah Project based learning dan
problem based learning. Melalui Project Based Learning atau pembelajaran berbasis
proyek sesuai tema pembelajaran seperti halnya merawat anak ayam sampai bertelur,
mendesain kandang, merawat tumbuhan, menanam dengan teknik hidroponik,
membuat buku, membuat Album pengetahuan dan proyek sosial mengundang anak
yatim untuk bermain tradisional bersama dan berbagi dengan kerja keras mereka dan
masih banyak yang sudah dan akan kami lakukan. dan yang paling penting lagi media
pembelajaran virtual online, bahkan di saat pandemi Covid-19 seperti ini. Ini bukan
jadi alasan untuk berhenti belajar bersama. Kami tetap hadir untuk anak-anak melalui
aplikasi virtual online zoom, kami manfaatkan juga google class, quizizz dan berbagai
media lain sehingga proses pembelajaran pun tetap terlaksana dengan kolaborasi
antara guru dan orang tua di rumah. Selain media, kami juga menggunakan berbagai
strategi dan model pembelajaran menarik di kelas. Kami juga memiliki tenaga
pendidik yang bekerja cerdas agar pendidikan, pengajaran di sekolah kami belajar
seacara efektif dan efisien.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Lab School Unesa :
1) Teori pembelajaran yang digunakan di SD Lab School Unesa hampir
menggunakan semua teori belajar, antara lain teori belajar behavioristik, teori
kognitif, teori kontruktivisme, dan teori humanisme. Kegiatan pembelajaran di
SD Lab School terlihat sudah mengimplementasikan prinsip-prinsip teori
tersebut.
2) Teori psikologi yang digunakan di SD Lab School Unesa salah satunya yaitu
yaitu teori psikologi mental lewin. Menurut teori ini belajar berusaha
mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan. Kurikulum di SD Lab
School Unesa dengan segala macam tuntutannya, berupa kegiatan belajar di
dalam kelas, laboratorium, di workshop, di luar sekolah, penyelesaian tugas-
tugas, ujian, ulangan dan lain-lain, pada dasarnya merupakan hambatan yang
harus diatasi.
3) Kegiatan pembelajaran di SD Lab School Unesa sudah menerapkan prinsip
motivasi, apresiasi, efektivitas, efisiensi, dan peragaan. Selain itu, sekolah ini
juga menyediakan Lab Skill yang digunakan untuk pembelajaran seperti
berkebun, bercocok tanam, berternak dll.
4) Model atau strategi pembelajaran yang digunakan di SD Lab School Unesa
salah satunya adalah project based learning. Melalui Project Based Learning
atau pembelajaran berbasis proyek sesuai tema pembelajaran seperti halnya
merawat anak ayam sampai bertelur, mendesain kandang, merawat tumbuhan,
menanam dengan teknik hidroponik, membuat buku, membuat Album
pengetahuan dan proyek sosial mengundang anak yatim untuk bermain
tradisional bersama dan berbagi dengan kerja keras mereka dan masih banyak
yang sudah dan akan kami lakukan.

Anda mungkin juga menyukai