Anda di halaman 1dari 17

Soal dan Jawaban Belajar dan Pembelajaran

1. Mengapa pembelajaran di Indonesia masih diwarnai oleh teori behaviorisme?


Jawab :
Sebelum kita mengetahui mengapa Indonesia masih menggunakan teiri tersebut, kta
harus mengetahui apa teori behaviorisme tersebut. Pembelajaran dengan memberi stimulus
kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubungan
stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa
menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi
(trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil. Karena mereka memiliki asumsi bahwa
manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku manusia dikuasai oleh stimulus
yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu perilaku manusia dapat dikontrol / dikendalikan
melalui pemanipulasian lingkungan. Teori ini memiliki ciri ciri sebagai berikut :
1. Mementingkan pengaruh lingkungan
2. Mementingkan bagian-bagian
3. Mementingkan peranan reaksi
4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
5. Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu
6. Mementingkan pembentukan kebiasaan
7. Dalam pemecahan masalah ciri khasnya adalah trial and error
Setelah kita mengetahui apa pengertian dan penjelasan tdari teori tersebut, maka kita
bisa melihat kenapa indonesia masih diwarnai oleh teori behaviorisme tersebut. Maka
pengaruh berbagai macam teori pendidikan dalam penentuan kebijakan tentu saja tidak dapat
dibantah lagi, termasuk pengaruh teori behaviorisme dalam penentuan kebijakan pendidikan
di Indonesia. Proses belajar Behavioristik mengutamakan tentang bagaimana memberikan
stimulus yang tepat dan pembentukan kebiasaan melalui proses latihan dan pengulangan
untuk menghasilkan respon yang diiharapkan. Proses pencarian stimulus yang tepat ini
tertuang secara jelas dalam sebuah kebijakan yang dinamakan kurikulum. Kurikulum yang di
artikan sebagai program pendidikan yang disediakan sekolah atau lembaga pendidikan bagi
siswa. Berdasarkan program tersebut siswa melakukan berbagai macam kegiatan belajar
sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhan sesuai tujuan pendidikan yang
diharapkan. Kurikulum penganut behavioris mengutamakan proses pembentukan kebiasaan
melalui proses latihan dan pengulangan. Kurikulum ini sangat cocok diterapkan untuk
melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka
mengulangi, suka meniru dan senang dengan bentuk penghargaan langsung seperti diberi
permen atau pujian. Pada hakekatnya teori behavioristik ini masih sangat kental terasa dalam
setiap kebijakan pendidikan, terutama di Indonesia. Hampir semua kebijakan pendidikan
yang ada selalu menekankan pada pembentukan perilaku dan pemberian stimulus yang cocok
untuk mencapai perilaku yang diinginkan
Jadi, Dalam penentuan kebijakan pendidikan di indonesia paham behavioris ini masih
mendominasi terutama pada kebijakan-kebijakan yang bersifat hakekat dan prinsip misalnya
adanya tujuan nasional pendidikan. Sedangkan kebijakan penetapan program kurikulum,
penyiapan tenaga guru yang kualifikatif, serta sistem penilaian yang baik merupakan sebuah
usaha untuk memberikan stimulus yang terbaik untuk menghasilkan respon yang diharapkan.

2. mengapa taksonomi bloom yang disusun berdasarkan teori behaviorisme tetap


dikembangkan diera pembelajaran berbasis konstruksionisme saat ini?
Jawab :
Kontruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang berusaha memahami
belajar sebagai suatu proses untuk membangun atau merekonstruksi pengetahuan yang
ditransformasikan oleh guru dengan pengalaman yang sudah ada sebelumnya, sehingga
timbullah pengetahuan yang lebih kompleks. Kontruktivisme menekankan pembelajaran pada
proses, sebab dalam pembelajaran bukan hanya nilai saja yang menjadi tujuan akhir dari
suatu pembelajaran, namun di dalam pembelajaran ada proses yang tidak bisa dipisahkan.
Nilai yang menjadi sasaran, namun nilai tersebut tidak akan diperoleh apabila suatu proses
pembelajarannya nihil, artinya tidak ada proses pembelajaran yang dilalui, maka nilai tidak
akan muncul dengan sendirinya. Jadi, proses belajar menentukan hasil akhir. Semua siswa
pasti memiliki pemahaman tersendiri terhadap fenomena kehidupan yang ia laluinya,
sehingga dalam merekonstruksi pengetahuan dengan pengalaman, maka hasilnya pun
berbeda-beda. Dalam teori konstruktivisme, siswa dianggap aktif, sehingga guru tidak perlu
lagi memberikan rangsangan kepada siswanya untuk melakukan pembelajaran, namun guru
dapat memberikan contoh kasus dalam suatu kelas, lalu siswa diberi kesempatan untuk
melakukan diskusi, sehingga di dalam kelas tersebut akan muncul perdebatan-perdebatan,
karena pemikiran masing-masing anak berbeda, sesuai dengan pengetahuannya masing-
masing. Guru mengarahkan dari permasalahan yang kecil hingga yang besar sekalipun,
namun siswa tetap akan terkontrol, sebab tugas guru mendidik siswa untuk memperoleh
pandangan dari yang kecil, hingga yang kompleks. Pemikiran-pemikiran siswa dalam suatu
kelas menjadi dinamis, sebab realita dalam kehidupan berbeda-beda sesuai waktunya, juga
mereka memiliki pengalaman tersendiri tentang sesuatu hal, sehingga pemikirannya berbeda-
beda. Setiap siswa memiliki skema tersendiri tentang apa yang menjadi pengalamannya,
sehingga guru hanya mentransferkan ilmu atau pengetahuan yang bersifat umum aja,
selebihnya siswa yang harus aktif mencari pengetahuan yang sifatnya khusus, tentunya
dengan pengalaman dalam kehidupannya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses
kognitif dimana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan
sehingga terbentuk suatu skema yang baru. Proses asimilasi yang terjadi dalam kelas tentang
pengetahuan merupakan pengetahuan-pengetahuan siswa yang berbeda yang diperdebatkan
atau didiskusikan dalam kelas, nantinya akan muncul pemahaman baru, tidak menerapkan
pemahaman salah satu dari pengalaman salah satu siswa, melainkan dari pengalaman siswa
yang dibicarakan atau didiskusikan akan tercipta pengalaman yang baru, sehingga apabila
diintegrasikan dengan pengetahuan, maka hasil pembelajaran baru akan tercipta. Demikian
pula dengan akomodasi, apabila dalam suatu kelas terdapat perbedaan pandangan, itu
memang sudah pasti, mengingat pengalaman siswa yang berbeda, serta siswa bersifat unik,
maka peran guru untuk menyatukan pandangan berbeda tersebut, adalah menengahi antara
perbedaan-perbedaan yang ada, sehingga antara siswa tidak merasa dirinyalah yang benar,
sedangkan yang lainnya salah.
Teori taksonomi Bloom yang disusun berdasarkan teori behaviorisme tetap dikembangkan di
era pembelajaran berbasis kontruktivisme saat ini karena dalam teori kontruktivisme,
pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi dan
akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru,
sedangkan pada teori taksonomi Bloom, terdapat tiga pilar yang menjadi titik fokus dalam
pandangannya, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif diperlukan dalam teori
behaviorisme, juga merupakan aspek yang ada dalam teori kontruktivisme. Yang menjadi
sorotan utama yaitu pengetahuan dalam aspek kognitif teori Taksonomi Bloom. Pengetahuan
dalam Taksonomi Bloom menjadi salah satu syarat dari aspek kognitif, sedangkan bagi teori
konstruktivisme, pengetahuan merupakan unsur yang diintegrasikan dengan pengetahuan.
Jadi, alasan mengapa pada pembelajaran dengan menggunakan teori konstruktivisme saat ini
masih menggunakan teori Taksonomi Bloom yang berpatokan pada teori Behaviorisme, yaitu
karena sama menggunakan aspek kognitif yang menerapkan pengetahuan dalam proses
pembelajaran.

3. guru memiliki peranan dalam acara pembelajaran, jeaskan !


Jawab :
Peran guru dalam acara pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Membuat desain pembelajaran secara tertulis, lengkap, dan menyeluruh.
b. Meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh.
c. Bertindak sebagai guru yang mendidik.
d. Meningkatkan profesionalitas keguruan.
e. Melakukan pembelajaran sesuai dengan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan
dengan kondisi siswa, bahan belajar, dan kondisi sekolah setempat dalam rangka peningkatan
mutu belajar.
f. Dalam berhadapan dengan siswa, guru berperan sebagai fasilitas belajar, pembimbing
belajar, dan pemberi balikan belajar. Dengan adanya peran-peran tersebut, maka sebagai
pembelajar guru adalah pembelajar sepanjang hayat (Winkel, 1991; Monks, Knoers, Siti
Rahayu, 1989; Biggs & Telfer, 1987).
peran dan tugas guru dalam acara proses pembelajaran, yaitu :
1) sebagai konservator (pemelihara) yaitu guru bertugas memelihara sistem nilai yang
merupakan sumber norma kedewasaan. Bukan hanya mentransformasikan pengetahuan
kepada peserta didik, namun guru juga berperan untuk mendidik peserta didik pada hal-hal
yang baik, yang sesuai dengan norma, apa yang dianggap baik oleh masyarakat. Dalam
sistem pembelajaran, guru merupakan figure bagi peserta didik dalam memelihara sistem
nilai. Tentunya, menjadi figure, bukanlah hal yang mudah, karena guru harus mampu
memberi contoh yang baik, karena peserta didik akan meniru segala tingkah lakunya, seperti
adab berpakaian (rapi dan tida senonoh), cara berbicara (harus tegas, lembut, sopan dan
santun), serta cara jalan yang tidak melenggak-lenggok, namun harus dengan penuh
kewibawaan. Dengan perannya sebagai konservator, guru sekaligus menjadi innovator
(pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikaji dalam sistem
pembelajaran itu. Jadi, guru bertugas bukan hanya memelihara sistem nilai tetapi juga
mengembangkannya kepada tataran yang lebiih luas dan lebih maju. Guru harus mampu
meningkatkan hasrat belajar para peserta didik, sehingga dalam pembelajaran, peserta didik
tidak merasa terpaksa dalam belajar, melainkan karena senang yang menjadi hobi serta
kebutuhan yang harus dipenuhi;
2) sebagai transmitor (penerus) sistem nilai-nilai yaitu guru selayaknya meneruskan sistem
nilai-nilai tersebut kepada peserta didik. Karena guru seharusnya mewariskan sistem nilai-
nilai tersebut kepada generasi selanjutnya yang akan melanjutkan sistem nilai yang telah ada.
Apa yang dianggap baik, perlu diterapkan, agar peserta didik dalam melakukan segala hal
berlandaskan pada kebenaran yang dianut oleh masyarakat. Guru harus meneruskan sistem
nilai, karena kesinambungan sistem nilai itu merupakan bagian dari pelaksanaan sistem
pendidikan. Sistem pendidikan nasional (sisdiknas) menyangkut sistem nilai yang relevan
dengan kehidupan di masyarakat, yang harus ditransferkan oleh guru terhadap peserta didik;
3) sebagai transformator (penerjemah) sistem nilai-nilai seperti yang sudah disebutkan, bahwa
dalam sisdiknas, penyaluran sistem nilai merupakan saatu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan dalam dunia pendidikan. untuk itu, peran guru sebagai penerjemah (transformator)
bertugas menerjemahkan sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan
perilakunya. Lewat proses interaksinya dengan peserta didik diharapkan pula sistem-sistem
nilai tersebut menjelma dalam pribadi peserta didiknya. Memberi contoh yang baik, misalnya
dalam berbicara untuk menyampaikan materi di depan kelas, harus dengan kata-kata yang
baik, misalnya tidak menyindir perbedaan ras, agama, suku dan antar etnis, karena memang
dalam masyarakat tumbuh berbagai perbedaan, hal itu memang wujud cerminan dari hakikat
manusia yang memiliki sifat unik, dengan begitu dengan tidak menyindir tentang SARA,
peserta didik akan merasa sama, tidak ada perbedaan perlakuan, walaupun mereka memiliki
latar belakang yang berbeda;
4) sebagai perencana (planner) seperti guru berperan mempersiapkan apa yang akan dilakukan
di dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru akan menuliskan silabus pembelajaran
ataupun RPP (Rencana Pelaksana pembelajaran), yang memuat tentang langkah-langkah
yang akan ditempuh agar pembelajaran di kelas berlangsung secara efektif. Rencana
pembelajaran yang dibuat merupakan wujud pembenahan tentang rencana pembelajaran yang
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, agar pendidikan lebih maju dengan segala
perubahan tentang rencana pembelajaran. Guru akan memilih alternatif yang lain, apabila
rencana pembelajaran yang dibuat tidak berhasil untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Misalnya, peserta didik sering tidak faham apabila menggunakan cara penyelesaian A, maka
guru akanmengganti pada rencana pembelajaran setelahnya dengan cara pembelajaran B,
begitu seterusnya hingga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru, rencana pembelajaran tersebut, untuk saat ini lebih dikenal dengan
sebutan Satuan Acara Pembelajaran (SAP);
5) sebagai manajer proses pembelajaran guru bertugas mengelola proses operasional
pembelajaran, mulai dari mempersiapkan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan
mengevaluasi proses pembelajaran. Karena semua proses pembelajaran berpatokan pada
guru, guru yang profesional akan menjadi manajer yang baik dalam pembelajaran. Guru akan
merasa memiliki suatu kelas tersebut, apabiloa memang jadwal mengajarnya. Untuk itu,
keberhasilan pembelajaran, ditentukan oleh bagaimana guru tersebut mengkondisikan suatu
kelas dengan kemampuannya sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar dan hasil yang
dicapai akan memenuhi standar pembelajaran yang sudah ditentukan;
6) sebagai pemandu (director) guru bertugas menunjukkan arah dari tujuan pembelajaran
kepada peserta didik, baik yang dirancang oleh guru maupun yang dirancang bersama peserta
didik. Biasanya pada awal pertemuan semester, guru akan memaparkan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kepada peserta didik, agar peserta didik mengetahui
materi-materi yang akan ditempuh selama semester tersebut, sehingga peserta didik akan siap
dari awal dalam menghadapi materi-materi yang akan ditempuh. Guru akan memandu
tentang bagaimana caranya untuk mencari materi serta proyeh pada setiap bab untuk
mendukung kelancaran pembelajaran;
7) sebagai organisator (penyelenggara) guru bertugas mengorganisasikan seluruh kegiatan
pembelajaran. Guru bertugas menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan
dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana. Guru akan menjadi
penengah dalam setiap diskusi, tidak memihak pada salah satu peserta didik. Sebagai
organisator, guru akan menyelenggarakan semaksimal mungkin pembelajaran yang
mengasyikkan bagi peserta didik sehingga peserta didik selalu terpuaskan dengan proses
atupun hasil pembelajaran yang dicapainya. Guru bertindak sebagai narasumber, konsultan,
pemipin yang bijaksana dalam arti demokrasi;
8) sebagai komunikator guru bertugas mengomunikasikan murid dengan berbagai sumber
belajar. Pada setiap awal semester, guru akan memberitahukan kepada para peserta didik
tentang informasi buku atau sumber bacaan yang menjadi pegangan guru, yang nantinya
siswa diharuskan memfotokopi, membeli atau meminjam di perpustakaan. Hal ini
dimaksudkan agar tercipta transparansi guru terhadap peserta didik tentang pembelajaran
yang akan ditempuh. Selain memberikan informasi tentang sumber bacaan, guru juga akan
memberikan kebebasan terhadap peserta didik untuk memilih tempat belajar, baik di kelas, di
taman sekolah, atupun melakukan studi banding agar pembelajaran berlangsung secara
kondusif, mengingat tempat merupakan penentu suksesnya suatu pekerjaan;
9) sebagai fasilitator guru bertugas menyediakan kemudahan-kemudahan belajar bagi siswa,
seperti memberikan informasi tentang cara belajar yang efektif, menyediakan buku sumber
yang cocok, memberikan pengarahan dalam pemecahan masalah dan pengembangan diri
peserta didik. Guru menjadi fasilitator, tidak selamanya guru hanya bertugas memberi
pengetahuan, namun disamping itu guru menyediakan fasilitas terhadap peserta didik apabila
menemui kesulitan belajar, misalnya memberikan pengarahan, menjadi pendamping dalam
diskusi, menjadi pembimbing konseling dan menjawab segala pertanyaan dari peserta didik
demi menjawab rasa penasaran dari peserta didik;
10) sebagai motivator guru bertugas memberikan dorongan belajar sehingga muncul hasrat yang
tinggi untuk belajar secara intrinsik. Misalnya dalam pembelajaran, siswanya kurang aktif,
maka untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, guru akan memberikan hadiah kepada
siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dari guru, atau mengajukan pertanyaan. Dengan
begitu, peserta didik akan terangsang untuk berusaha menjawab pertanyaan guru dengan
baik, atau mengajukan pertanyaan baru apabila kelas dalam keadaan vacum; dan
11) sebagai penilai (evaluator) guru bertugas mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis,
menafsirkan data yang benar, dan memberikan pertimbangan atas tingkat keberhasilan
pembelajaran tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai program, proses,
maupun hasilnya. Penilaian yang dilakukan bukan secara subjektif, namun secara objektif.
Misalnya, guru menyukai salah satu peserta didik karena sang peserta didik akrab dengan
guru tersebut, pada saat ulangan, peserta didik tersebut tidak mampu menjawab pertanyaan
dengan baik, namun karena guru sangat dekat dengan peserta didik tersebut, maka sang guru
memberikan nilai yang tinggi, padahal peserta didiknya tidak bisa mengerjkan ulangan. Hal
itu harus dihindari, karena proses belajar peserta didik memerlukan waktu yang panjang
dengan usaha yang besar pula, apabila guru memberikan nilai kepada peserta didik dengan
cuma-Cuma, dalam artian sesuai hati guru, maka akan terjadi ketidakadilan diantara peserta
didik mengenai nilai.

4. Mengapa prinsip prinsip belajar berimplikasi pada siswa dan guru ?


Jawab :
Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus menggunakan teori-teori dan
prinsip-prinsip belajar tertentu agar dapat membimbing aktifitas guru dalam merencanakan
dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Prinsip-prinsip belajar dapat digunakan untuk
mengungkapkan batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran sehingga guru dapat
melakukan tindakan yang tepat. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar guru juga
dapat memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan
belajar siswa. Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian
dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan,
balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Jadi bisa dikatakan bahwa siswa sebagai
pelaku utama dalam kegiatan pembelajaran dengan alasan apapun tidak dapat mengabaikan
begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar. Para siswa akan berhasil dalam pembelajaran, jika
mereka menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka. Dan implikasi
terhadap guru karena guru pun sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran
terimplikasi oleh adanya prinsip-prinsip belajar. Implikasi prinsip belajar bagi guru tertampak
pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan pembelajarannya sehingga
meningkatkan kualitas pembelajaran. itulah
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan indivudual. Prinsip-prinsip belajar
berimplikasi pada guru dan siswa, karena guru dan siswa merupakan subjek dalam kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses untuk menambah pengetahuan yang
ditransferkan oleh guru kepada siswa, dengan begitu yang menjadi sasaran dari pembelajaran
ialah siswa, sedangkan yang menjadi pemberi atau pentransfer ilmu adalah guru. Guru dan
siswa merupakan penggerak dari adanya pembelajaran. Bagi guru, prinsip pembelajaran
merupakan hal terpenting yang wajib diketahui oleh guru, sehingga guru dapat memahami
secara mendalam dalam membuat acuan yang tepat dalam pembelajaran. Dengan begitu,
pembelajaran yang dilakukan akan jauh lebih efektif serta bisa mencapai target tujuan yang
ingin dicapai. Selain itu, berguna untuk memilih tindakan yang tepat dalam mengatasi
berbagai permasalahan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru akan
melakukan tindakan yang sesuai dengan prinsip pembelajaran agar pembelajaran yang
dilaksanakan dapat diterima oleh siswa serta tidak melanggar prinsip-prinsip yang memang
sudah ditetapkan. Sedangkan untuk siswa, prinsip belajar dapat mengembangkan sikap yang
diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa. Sikap yang seharusnya dijalankan
oleh siswa dalam pembelajaran serta menyandang status sebagai siswa, dengan tujuan utama
belajar untuk mencapai target yang telah ditentukan. Siswa akan lebih mudah untuk
memahami berbagai materi yang disampaikan oleh guru, karena dengan prinsip belajar, akan
mengubah pemahaman siswa, dari yang awalnya sukar dimengerti, menjadi lebih mudah
untuk dimengerti. Segala aspek pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa.

5. apa perbedan sumber belajar dan bahan ajar ?


Jawab :
Dalam kegiatan penyusunan perangkat pembelajaran Sering dijumpai istilah bahan
ajar ataupun sumber belajar, sepintas kedua istilah tersebut sering di anggap memiliki
pengertian yang sama. Terdapat dua istilah yang sering digunakan untuk maksud yang sama
namun sebenarnya memiliki pengertian yang sedikit berbeda,. Untuk itu, maka berikut ini
akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian sumber belajar dan bahan ajar. Istilah
sumber belajar (learning resource), umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku
sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, dan benda
tertentu adalah termasuk sumber belajar. Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang
disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam
belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk
cetakan, video, format perangkat lunak atau kombkombinasi dari berbagai format yang dapat
digunakan oleh siswa ataupun guru. Sumber belajar memiliki beberapa jenis yaitu lingkungan
atau tempat, benda, orang, bahan, dan buku. Dari uraian tentang pengertian sumber belajar di
atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa Bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis.Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu
teaching atau mengajar dan material atau bahan. Dalam pengerian lain bahan ajar merupakan
seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu
kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Beberapa macam Bahan ajar yaitu :
1. Media tulis,
2. Audio visual, elektronik, dan
3. Interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagai medienverbund (bahasa jerman yang
berarti media terintegrasi) atau mediamix.

6. jelaskan metode metode yang dapat mengaktifkan siswa ?


Jawab :
Banyak metode yang dapar mengaktifkan siswa salah satunya adalah
1. Metode ceramah, Ceramah merupakan metode belajar tradisional di mana bahan disajikan
oleh guru secara monolog, sehingga pembicaraan lebih bersifat satu arah. Peran guru lebih
banyak dalam hal keaktifannya untuk memberikan materi pelajaran, sementara siswa
mendengarkan dengan teliti serta mencatat yang pokok-pokok dari pernyataan yang
dikemukakan oleh guru.
2. Metode Tanya jawab, ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan
yang perlu dijawab oleh siswa. Metode Tanya jawab ini diberikan untuk membantu agar
murid dapat memberikan tanggapan terhadap pertanyaan guru. Selama pelajaran berlangsung
guru harus mengusahakan agar siswa menerima informasi yang sesuai dengan ruang lingkup
permasalahan yang didiskusikan.
3. Metode diskusi merupakan cara lain dalam belajar-mengajar dimana guru dan murid,bahkan
antarmurid terlibat dalam suatu proses interaksi secara aktif dan timbal balik dari dua arah.
Metode ini merupakan interaksi antar murid atau murid dengan guru untuk menganalisa,
memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
4. Metode kerja kelompok merupakan salah satu metode mengajar , di mana murid di dalam
kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.
5. Metode pemberian tugas merupakan metode penyajian bahan di mana guru memberikan
tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan
bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit. Tugas yang dimaksud di sini tidak
sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.
6. Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada murid tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Metode demomstrasi dapat menyajikan bahan
pelajaran lebih konkret walaupun dalam prosesnya murid cenderung hanya sekedar
memperhatikan. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk
mendukung keberhasialan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
7. Metode eksperimen merupakan metode pemebrian kesempatan kepada siswa perseorangan
dan kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Metode ini dapat
dilakukan kepada murid setelah guru memberikan arahan , aba-aba atau petunjuk.
8. Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura pura atau berbuat seakan akan.
Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pengalaman
belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami suatu konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu. Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang
menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya.
9. Metode penemuan merupakan metode pembelajaran di mana guru menyajikan bahan
pelajaran yang tidak dalam bentuknya yang final. Muridlah yang diberikan kesempatan untuk
mencari dan menemukannnya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan
masalah. Secara garis besar prosedurnya yaitu stimulasi-perumusan masalah-pengumpulan
data-analisis data-verifikasi-generalisasi. Pada penerapan metode ini terjadi proses mental di
mana murid mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan
proses mental adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan.
10. Metode pengajaran unit merupakan metode pembelajaran di mana murid diberi
kesempatan belajar secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara belajar secara
unit.
Dari beberapa metode di atas, kita dapat membuat siswa aktif dalam pembelajar.
Semua metode memiliki kekurangan dan kelebiha tersendiri. Maka untuk mengefektifkan hal
tersebut kita bisa menggabungkan antara 2 atau 3 metode sekaligus dalam pengajaran yang
dilakukan. Dengan hal tersebut kita dapat atau lebih bisa mengaktifkan para siswa.

7. Apa yang kamu ketahui tentang kurikulum 2013 dan mengapa kurikulum selalu
berubah? Jelaskan menurut pendapat anda !
Jawab :
Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan pada aspek
afektif atau perubahan perilakku dan Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang
berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya
yang holistik dan menyenangkan. Kurikulum 2013 untuk SD, bersifat tematik integratif
dantingkat SMP & SMA (Kompetensi dikembangkan melalui: Mata pelajaran); sedangkan
tingkat SMK (Kompetensi dikembangkan melalui: vokasional). Semua mata pelajaran
menggunakan diajarkan dengan pendekatan yang sama yaitu menggunakan pendekatain
saintifik, yang menggunakan 5 M : Mengamati,Menanya, Mengumpulkan Informasi, Menalar
dan Mengkomunikasikan.
Hal yang abadi dan akan tetap berlangsung di dunia adalah perubahan. Perubahan
terjadi karena perkembangan peradaban manusianya itu sendiri. Begitu pula perkembangan
kurikulum pendidikan di Indonesia yang selalu berkembang dan terus dikembangkan dari
masa ke masa. Mari kita lihat lembaran-lembaran perkembangan dan perubahan kurikulum
pendidi Indonesia Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan
sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa
kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk
menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang
maksimal.
Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan
yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak
terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta seni dan budaya . Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan
sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan
masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Perubahan kurikulum yang terjadi di indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah
karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu tidak tetap. Selain itu, perubahan tersebut juga
dinilainya dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar,
dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada
gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus
berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat pendidikan di Indonesia
yang harus mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu bersifat dinamis bukan stasis,
kalau kurikulum bersifat statis maka itulah yang merupakan kurikulum yang tidak baik
Maka kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Karena zaman
berubah, maka kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan
semata.
Perubahan ini diputuskan dengan merujuk hasil survei internasional tentang kemampuan
siswa Indonesia.

8. Menurut anda apa keuntungan yang diperoleh jika mempunyai soft skill ?
Jawab :
Soft skill merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat
mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan
kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan lainnya. Keterampilan lunak ini merupakan
modal dasar peserta didik untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing.
Keuntungan yang diperoleh apabila seseorang memiliki soft skill yaitu :
1) dapat berpartisipasi dalam tim
dalam suatu tim atau organisasi apabila mengadakan pertemuan atau rapat, maka akan
menyumbangkan fikirannya walaupun keputusan akhirnya tidak menggunakan ide yang
diberikannya tersebut, namun setidaknya ada sumbangsih terhadap tim tersebut;
2) dapat mengajarkan orang lain
seseorang yang memiliki soft skill akan dapat dengan mudah untuk berbicara di depan
umum, dengan begitu apabila dalam kelas terdapat teman yang kurang faham tentang
penjelasan dari teman yang lain, maka ia akan menjelaskan terhadap temannya, dengan
mudah temannya akan lebih cepat memahaminya;
3) memberikan layanan
seseorang yang memiliki soft skill akan lebih mudah melayani seseorang yang bertanya
kepadanya, misalnya seseorang tersebut ditunjuk sebagai promotion, maka dengan senangnya
ia akan melayani segala macam pertanyaan dari pelanggan, karena berbicara di depan umum
menjadi hobi yang harus diterapkan sehari-harinya;
4) memimpin sebuah tim
pemimpin dalam suatu organisasi ialah yang dipilih adalah yang cakap berbicara, oleh
karena itu, apabila seseorang sudah memiliki soft skill, maka kemungkinan besar ia akan
terpilih menjadi pemimpin, karena kelihaiannya berbicara. Sosok pemimpin yang pandai
berbicara atau jiwa sosialnya tinggi yang menjadi pilihan semua anggota;
5) bernegosiasi
seseorang yang memiliki soft skill apabila akan melakukan transaksi atau perjanjian,
maka ia terlebih dahulu akan melakukan negosiasi agar dirinya dan kelompoknya tidak
mengalami kerugian yang banyak, serta mendatangkan keuntungan yang berlimpah;
6) menyatukan sebuah tim di tengah-tengah perbedaan budaya
dengan kecakapan berbicara, seseorang yang memiliki soft skill akan menengahkan
segala persoalan yang terbelit dalam masyarakat, misalnya perbedaan budaya, ia mampu
menjelaskan pentingnya perbedaan budaya, dengan keanekaragaman budaya menunjukkan
kekayaan suatu negara. Dengan begitu, para masyarakat akan lebih faham tentang perbedaan
tersebut serta mau menerimanya;
7) motivasi
motivator terkenal bukan karena faktor keturunan, namun karena kepandaian berbicara,
sehingga dapt menimbulkan motivasi terhadap orang lain untuk lebih baik;
8) mengambilan keputusan menggunakan keterampilan
dengan soft skill yang dimiliki, seseorang dapat dengan mudah mengambil keputusan,
sebab ia telah mengetahui mana yang lebih baik. Misalnya karyawan foto kopi, apabila ada
yang mau memfotokopi, tapi file nya ada di flash disk, akan difotokopi dalam lembaran yang
berwarna (memakai printer) dan lembaran hitam putih, (menggunakan mesin fotokopi). Ia
telah mengatahui mana yang akan bekerja cepat dan mesin yang bekerja lambat. Untuk itu ia
mengambil keputusan berdasarkan keterampilan yang dimilikinya, yaitu mencetak yang
berwarna terlebih dahulu, lalu yang hitam putih, karena untuk mencetak yang hitam putih
relatif lebih cepat dibanding yang berwarna-warni;
9) berhubungan dengan orang lain
orang yang memiliki keterampilan berbicara, maka ia akan berfikir dua kali apabila akan
berbicara dengan orang lain agar tidak menyinggung orang yang diajak atau menjadi lawan
bicaranya;
10) menjaga berarti percakapan (basa-basi)
untuk menjaga agar percakapan tidak vacum, maka seseorang yang memiliki soft skill
akan mengajak lawan berbicaranya berbicara apa saja, walaupun hanya basa-basi, tidak
terlalu penting untuk dibicarakan, ada saja yang dijadikan topik untuk dibicarakan;
11) menjaga percakapan bermakna (diskusi / perdebatan)
apabila dalam suatu diskusi/perdebatan, seseorang yang memiliki soft skill akan mudah
menengahi perdebatan dengan sesuatu yang lebih berguna, misalnya apabila anggota diskusi
sudah berada pada puncak penyelesaian diskusi, ia akan memanbahkan beberapa data yang
mendukung untuk penutupan diskusi;
12) menetralkan argumen dengan waktu, petunjuk dan sopan, bahasa singkat
karena kepandaian menjaga ucapan, seseorang tersebut tidak akan mudah tersulut emosi
dalam beradu argumen, walaupun ia benar, sedang lawannya salah, untuk meredam emosi, ia
akan berusaha menenangkan diri sendiri baru setelah itu menjelaskan pelan-pelan kepada
lawan bicara; dan
13) berpura-pura minat dan berbicara dengan cerdas tentang topik apapun
karena dianggap lihai dalam berkata-kata, dalam keadaan capek seperti apapun, apabila
dilakukan diskusi lagi, ia akan menampakkan keminatannya untuk melakukan diskusi lebih
lanjut, demi untuk menjaga kondisi dalam ruangan tersebut kondusif.

9. Bagaimana cara mengembangkan soft skill dalam pembelajaran ?


Jawab :
Softskill bisa didapatkan melalui pelatihan atau pengembangan kepribadian yang
dimulai dari diri sendiri. Karena soft skills ini tidak hanya bermanfaat dalam lingkungan
kerja, namun bermanfaat dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat. Tanyakan pada diri
Anda sendiri, apa kemampuan ini sudah ada dalam diri atau masih perlu dilatih lagi?. Berikut
ini adalah beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan soft skills :

1. Menjadi bagian dari suatu organisasi, untuk belajar menghargai orang lain
2. Minta pada salah seorang anggota keluarga untuk meneliti kepribadian Anda dan menulis sisi
baik dan buruk kepribadian Anda
3. Berusaha mengatur waktu dengan lebih baik
4. Berlatih menghadapi kritik
5. Berlatih cara memberi kritik dengan positif
6. Berusaha untuk hidup dengan lebih baik
Ada juga beberapa cara yang mudah untuk meningkatkan interpersonal skill, karena
bagaimanapun manusia pastinya akan berhubungan dengan manusia lainnya, yaitu :
1. Tersenyum, untuk meningkatkan energi positif.
2. Menghargai orang lain
3. Belajar mendengarkan orang lain
4. Berkomunikasi dengan jelas
5. Penuhi diri dengan rasa humor
6. Jangan sering mengeluh
Soft skills ini menjadi salah satu kunci kesuksesan di lingkungan kerja maupun
masyarakat. Dengan kemampuan soft skills yang baik, tentunya akan dapat mendatangkan
kebaikan dan membuat seseorang dapat lebih menonjol di lingkungan. Daripada katakanlah
seseorang yang pandai secara akademis,namun tidak mau menghargai orang lain. DI era
globalisasi dan teknologi seperti ini, tampaknya keramahan dan pengertian masih menjadi
faktor utama, yang menjadikan manusia tetap menjadi manusia yang sesungguhnya.

10. Menurut anda apa saja permasalahan pendidikan di Indonesia dan bagaiman solusinya
?
Jawab :
1. Masalah mendasar pendidikan di indonesia
Masalah pertama adalah bahwa pendidikan, khususnya di Indonesia, menghasilkan
manusia robot. Kami katakan demikian karena pendidikanyang diberikan ternyata berat
sebelah, dengan kata lain tidak seimbang.Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan,
kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa
(afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi.
Padahal belajar tidak hanya berfikir. Sebab ketika orang sedang belajar, maka orang yang
sedang belajar tersebut melakukan berbagai macam kegiatan, seperti mengamati,
membandingkan, meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya.
Masalah kedua adalah sistem pendidikan yang top-down (dari atas ke bawah) atau
kalau menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin)
adalah pendidikan gaya bank. Sistempendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para
peserta didik (murid) dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa Jadi hubungannya
adalah guru sebagai subyek dan murid sebagai obyek. Model pendidikan ini tidak
membebaskan karena sangat menindas para murid.
Yang ketiga, dari model pendidikan yang demikian maka manusia yang
dihasilkan pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya
bersikap kritis terhadap zamannya. Manusia sebagai objek (yang adalah wujud dari
dehumanisasi) merupakan fenomena yang justru bertolak belakang dengan visi humanisasi,
menyebabkan manusia tercerabut dari akar-akar budayanya (seperti di dunia Timur/Asia)

2. Kualitas pendidikan di Indonesia


a. Rendahnya sarana kualitas fisik
b. Rendahnya kualitas guru
c. Rendahnya kesejahteraan guru
d. Rendahnya prestasi siswa
e. Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan
f. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
g. Mahalnya biaya pendidikan
Untuk mengatasi masalah-masalah, seperti rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya
kualitas guru, dan lain-lain seperti yang telah dijelaskan diatas, secara garis besar ada dua
solusi yaitu:

a. Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan
sistem pendidikan. Seperti diketahui sistempendidikan sangat berkaitan dengan sistem
ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam
konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain
meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk
pendanaan pendidikan.
b. Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung
dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan
prestasi siswa. Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya
praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya,
di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai
guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai
pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi
solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat
peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.

Maka dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat


bangkit dari keterpurukannya, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang
berSDM tinggi, berkepribadian pancasila dan bermartabats.

Anda mungkin juga menyukai