Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR MENGAJAR

“pengalaman mahasiswa ketika menghadapi pembelajaran secara


daring”

OLEH :

NAMA : RICO ADRYAN


STAMBUK : D1E119059
KELAS : A

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah. Dalam
makalah ini kami memaparkan tentang pengalaman mahasiswa selama
kuliah daring dan bagaimana cara menyelesaikannya. Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,
tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada pembaca dari
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, olehnya
itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
perbaikan dan pembuatan makalah berikutnya.

Kendari, Januari 2021

Intan Marwant
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah Penulisan
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Kegunaan Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN


2.1 Pengalaman Mahasiswa Ketika Menghadapi Pembelajaran Secara Daring
Berdasarkan Teori belajar behavioristik.
2.2 Pengalaman Mahasiswa Ketika Menghadapi Pembelajaran Secara Daring
Berdasarkan Teori Belajar Kognitif.
2.3 Pengalaman Mahasiswa Ketika Menghadapi Pembelajaran Secara Daring
Berdasarkan Teori Belajar Humanistik.
2.4 Pengalaman Mahasiswa Ketika Menghadapi Pembelajaran Secara Daring
Berdasarkan Teori Belajar Konstruktivis.
2.5 Pengalaman Mahasiswa Ketika Menghadapi Pembelajaran Secara Daring
Berdasarkan Implikasi Teori Belajar Dalam Pembelajaran.
2.6 Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
2.7 Motivasi Pembelajaran
2.8 komuniasi Pembelajaran

BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu


mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan
perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan
dalam bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat
di dalamnya baik itu pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi
guru dan kualitas tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat
kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan mutu manajemen
pendidikan termasuk perubahan dalam metode dan strategi
pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan dan perbaikan
tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan Indonesia lebih
baik. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan
mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan
berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan
nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun
global (Mulyasa, 2006: 4).
Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran.
Belajar menurut Spears dalam Suprijono (2009:2) adalah mengamati,
membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah
tertentu. Jadi belajar adalah proses perubahan perilaku secara
aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu, proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses
berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati,
memahami sesuatu yang dipelajari Dalam proses belajar mengajar
guru dituntut untuk dapat mewujudkan dan menciptakan situasi yang
memungkinkan siswa untuk aktif dan kreatif. Pada sistem ini
diharapkan siswa dapat secara optimal melaksanakan aktivitas
belajar sehingga tujuan instruksional yang telah ditetapkan dapat
tercapai secara maksimal. Proses belajar adalah suatu proses yang
dengan sengaja di ciptakan untuk kepentingan siswa, agar senang
dan bergairah belajar. Guru berusaha menyediakan dan menggunakan
semua potensi dan upaya. Masalah motivasi adalah faktor yang
penting bagi peserta didik. Apakah artinya anak didik pergi ke
sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Hanya saja motivasi sangat
bervariasi dari segi tinggi rendahnya maupun jenisnya. Guna
mewujudkan tujuan itu bukan suatu hal yang mudah. Sehingga
sangatlah dibutuhkan sebuah tekad dari berbagai pihak 3 guna
meraih kebersamaan tujuan dan visi yang sama dalam menciptakan
keterpaduan pencapaian dalam tujuan pembelajaran.
B. Masalah Penulisan
Adapun masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara atau solusi menghadapi proses pembelajaran
daring?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana solusi menghadapi pembelajaran
daring
D. Kegunaan Penulisan
Kegunaan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
pengalaman mahasiswa selama pembelajaran daring dan bagaimana
cara menyelesaikan proses pembelajaran tersebut.

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
1. Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dianut
oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Beberapa ilmuwan yang termasuk pendiri dan
penganut teori ini antara lain adalah Thorndike, Watson, Hull,
Guthrie, dan Skinner. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan
teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon
atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Teori behavioristik banyak dikritik karena sering kali tidak
mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak
variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau
belajar yang dapat diubah menjadi sekadar hubungan stimulus dan
respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk
berpikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif.
Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan
atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target
tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi
dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang memengaruhi proses
belajar, proses belajar tidak sekadar pembentukan atau shaping.
2. Teori Belajar Kognitif
Secara bahasa kognitif berasal dari bahasa latin
”Cogitare” artinya berfikir.1 Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kognitif berarti segala sesuatu yang berhubungan atau
melibatkan kognisi, atau berdasarkan pengetahuan faktual yang
empiris.2 Dalam pekembangan selanjutnya, istilah kognitif ini
menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi, baik
psikologi perkembangan maupun psikologi pendidikan. Dalam
psikologi, kognitif mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi
setiap perilaku mental manusia yang berhubungan dengan masalah
pengertian, pemahaman, perhatian, menyangka, mempertimbangkan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
membayangkan, memperkirakan, berpikir, keyakinan dan sebaganya.
Dalam istilah pendidikan, kognitif disefinisikan sebagai
satu teori di antara teori-teori belajar yang memahami bahwa
belajar merupakan pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan
persepsi untuk memperoleh pemahaman.4 Dalam teori kognitif,
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya
tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Perubahan tingkah
laku seseorang sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan berfikir
internal yang terjadi selama proses belajar.
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang
lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Teori
kognitf pada awalnya dikemukakan oleh Dewwy, dilanjutkan oleh Jean
Piaget, Kohlberg, Damon, Mosher, Perry dan lain-lain,6 yang
membicarakan tentang perkembangan kognitif dalam kaitannya dengan
belajar. Kemudian dilanjutkan oleh Jerome Bruner, David Asubel,
Chr. Von Ehrenfels Koffka, Kohler, Wertheimer dan sebagainya.7
Bagi penganut aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antar stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar
melibatkan prinsip-prinsip dasar psikologi, yaitu belajar aktif,
belajar lewat interaksi sosial dan lewat pengalaman sendiri.
Teori belajar kognitif muncul dilatarbelakangi oleh ada
beberapa ahli yang belum merasa puas terhadap penemuan-penemuan
para ahli sebelumnya mengenai belajar, sebagaimana dikemukakan
oleh teori Behavior, yang menekankan pada hubungan stimulus-
responsreinforcement. Munculnya teori kognitif merupakan wujud
nyata dari kritik terhadap teori Behavior yang dianggap terlalu
naïf, sederhana, tidak masuk akal dan sulit dipertanggungjawabkan
secara psikologis.8 Menurut paham kognitif, tingkah laku seseorang
tidak hanya dikontrol oleh reward (ganjaran) dan reinforcement
(penguatan). Tingkahlaku seseorang senantiasa didasarkan pada
kognisi, yaitu tindakan untuk mengenal atau memikirkan situasi di
mana tingkahlaku itu terjadi. Dalam situasi belajar, seseorang
terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh pemahaman atau
insight untuk pemecahan masalah. Paham kognitifis berpandangan
bahwa, tingkahlaku seseorang sangat tergantung pada pemahaman atau
insight terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam suatu
situasi.
3. Teori Belajar Humanistik
Secara luas definisi teori belajar humanisitk ialah sebagai
aktivitas jasmani dan rohani guna memaksimalkan proses
perkembangan. Sedangkan secara sempit pembelajaran diartikan
sebagai upaya menguasai khazanah ilmu pengetahuan sebagai
rangkaian pembentukan kepribadian secara menyeluruh. Pertumbuhan
yang bersifat jasmaniyah tidak memberikan perkembangan tingkah
laku. Perubahan atau perkembangan hanya disebabkan oleh proses
pembelajaran seperti perubahan habit atau kebiasaan, berbagai
kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Dalam
pandangan humanism, manusia memegang kendali terhadap kehidupan
dan perilaku mereka, serta berhak untuk mengembangkan sikap dan
kepribadian mereka. Masih dalam pandangan humanism, belajar
bertujuan untuk menjadikan manusia selayaknya manusia,
keberhasilan belajar ditandai bila peserta didik mengenali dirinya
dan lingkungan sekitarnya dengan baik. Peserta didik dihadapkan
pada target untuk mencapai tingkat aktualisasi diri semaksimal
mungkin. Teori humanistic berupaya mengerti tingkah laku belajar
menurut pandangan peserta didik dan bukan dari pandangan pengamat.
Humanisme meyakini pusat belajar ada pada peserta didik dan
pendidik berperan hanya sebagai fasilitator. Sikap serta
pengetahuan merupakan syarat untuk mencapai tujuan
pengaktualisasian diri dalam lingkungan yang mendukung. Pada
dasarnya manusia adalah makhluk yang spesial, mereka mempunyai
potensi dan motivasi dalam pengembangan diri maupun perilaku, oleh
karenanya setiap individu adalah merdeka dalam upaya pengembangan
diri serta pengaktualisasiannya.
Penerapan teori humanistic pada kegiatan belajar hendaknya
pendidik menuntun peserta didik berpikir induktif, mengutamakan
praktik serta menekankan pentingnya partisipasi peserta didik
dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat diaplikasikan dengan
diskusi sehingga peserta didik mampu mengungkapkan pemikiran
mereka di hadapan audience. Pendidik mempersilakan peserta didik
menanyakan materi pelajaran yang kurang dimengerti. Proses belajar
menurut pandangan humanistic bersifat pengembangan kepribadian,
kerohanian, perkembangan tingkah laku serta mampu memahami
fenomena di masyarakat. Tanda kesuksesan penerapan tersebut yaitu
peserta didik merasa nyaman dan bersemangat dalam proses
pembelajaran serta adanya perubahan positif cara berpikir, tingkah
laku serta pengendalian diri

4. Teori Belajar Konstruktivis


Proses belajar konstuktivistik berupa “Constructing and
restructuring of knowledge and skills within the individual in a
complex network of increasing conceptual consistently”. Membangun
dan merestrukturisasi pengetahuan dan keterampilan individu dalam
lingkungan sosial dalam upaya peningkatan konseptual secara
konsisten. Oleh sebab itu pengelolaan pembelajaran harus
diutamakan pada pengelolaan peserta didik dalam memproses
gagasannya bukan semata-mata olahan peserta didik dan lingkungan
belajarnya bahkan prestasi belajarnya yang dikaitkan dengan sistem
penghargaan dari luar seperti nilai ijazah dan sebagainya.
Penerapan teori belajar Konstruktivisme sering digunaka pada model
pembelajaran pemecahan masalah (problem solving seperti
pembelajaran menemukan (discovery learning) dan pembelajaran
berbasis masalah (problem-based learning).
BAB III
PEMBAHASAN
Kuliah Online (Online Learning) adalah sistem perkuliahan
yang memanfaatkan akses internet sebagai media pembelajaran yang
dirancang dan ditampilkan dalam bentuk modul kuliah, rekaman
video, audio atau tulisan oleh pihak lembaga pendidikan / sekolah
/ perguruan tinggi (akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut,
universitas). Kuliah Online (Online Learning) sering dikenal juga
dengan istilah kuliah daring. Kuliah Online atau Kuliah
Daring pada mulanya merupakan solusi kuliah bagi karyawan yang
tidak memiliki waktu luang untuk kuliah. Namun seiring tuntutan
jaman dan gaya hidup, sistem perkuliahan online atau kuliah daring
menjadi salah satu solusi alternatif dalam pemerataan pendidikan
di seluruh wilayah Indonesia, yang sebelumnya terkendala oleh
jarak.

3.1 Pengalaman Mahasiswa Ketika Menghadapi Pembelajaran Secara

Daring Berdasarkan Teori belajar behavioristik.

Pengalaman saya selama menghadapi proses belajar secara daring (Online)


berdasarkan teori ini adalah mahasiswa mengikuti perkuliahan sekedar
berpartisipasi bukan karena niat dari hati yang sesungguhnya karena
mereka
berpikir bahwasanya dosen tidak memperhatikan semua mahasiswa
yang mengikuti perkuliahan itu.

Hal tersebut terjadi di karenakan pelajar maupun mahasiswabosan dang


tidak tertaik dengan mata kuliah yang mereka program. Dari situ kita sudah
melihat atau menarik kesimpulan bahwa pembelajaran secara daring dapat
mengubah tingkah laku seseorang.

Ini bisa kita ubah dengan cara dosen selalu memberi pertanyaaan
kepada mahasiswa ataua melakukan diskusi kepada mahasiswa dan sesekali
bermain game antar mahasiswa agar perhatian mahasiswa tertuju kepada proses
pembelajaran.

3.2 Pengalaman Mahasiswa Ketika Menghadapi Pembelajaran Secara

Daring Berdasarkan Teori Belajar Kognitif

Pengalaman saya ketika menghadapi pembelajaran secara daring


(Online) berdasarkan teori ini sangatlah banyak mahasiswa yang lebih
mengutamakan atau mementingkan proses belajar tanpa mempertimbangkan
konsekuensi yang akan didapati kedepannya entah itu akan berpengaruh dengan
nilai mereka tapi hahasiswa acuh dengan itu karena kurang nya perhatian
yag diberikan dosen kepada mahasiswa.

Hal ini dapat kita cegah dengan mengadakan kntrak kuliah antara mahasiswa
dan dosen agar perkuliahan dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Dan
mahasiswa juga mampu menagkap, memahami dan menganalisa materi-
materi yang diberikan dosen selama perkuliahan.

3.3 Pengalaman Mahasiswa Ketika Menghadapi Pembelajaran Secara

Daring Berdasarkan Teori Belajar Humanistik


Pengalaman saya ketika mengikuti pembelajaran secara daring (Online)
berdasarkan teori humanistik ini saya rasa semua masih terlihat baik-baik saja,
karena sejauh ini saya belum melihat teman-teman saya mengeluh berdasarkan
teori ini

3.4 Pengalaman Mahasiswa Ketika Menghadapi Pembelajaran Secara

Daring Berdasarkan Teori Belajar Konstruktivis

Pengalaman saya ketika menghadapi pembelajaran secara daring


(Online) berdasarkan teori Konstruktivis ini dapat saya katakan bahwa tidak
banyak mahasiswa yang memahami materi yang diberikan oleh dosen. Dapat kita
;ihat sendiri selama perkuliahan daring ini mahasiswa masih ketergantungan
terhadap power point dari dosen tanpa adanya rasa keginginan yang timbul untuk
mencari atau menambah materi yang berhubungan teori

3.5 Pengalaman Mahasiswa Ketika Menghadapi Pembelajaran Secara

Daring Berdasarkan Implikasi Teori Belajar Dalam Pembelajaran

Pengalaman saya ketika menghadapi pembelajaran secara daring


(Online) mempunya implikasi yang sangat besar terhadap pembelajarn salah satu
implikasi yang terjadi yaitu kita sebagai mahasiswa maupun dosen hanya
mengandalkan android atau laptop untuk belajar dan menerima materi yang di
bawakan dari dosen.

3.6 Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran

Selama saya mengikuti proses pembelajaran secara daring (Online)


dapat saya simpulkan bahwa mahasiswa sudah memanfaatkan teknologi
pembelajaran dengan sangat baik di mana mereka menggunakan alat-alat
teknologi seperti android, laptop. Ini sangat bergantung dengan teknologi
3.7 Motivasi Belajar

Motivasi yang saya dapatkan dari proses belajar yang saya lakukan secara
daring (Online) yaitu untuk tidak mudah menyerah dalam hal apapun selalu
semangat walaupun ekspektasi tak sesuai denga realita semua perlu perjuangan
dengan keras melawan segala bentuk yang menghalangi kita untuk
berkembang.

3.8 Komunikasi Pembelajaran

Selama saya mengikuti proses pembelajaran secara daring (Online)


komunikasi saya terbatasi baik kepada dosen namun kepada teman teman saya
semua terjalin lacar dan baik-baik saja

Berikut beberapa tips yang bisa membantu kamu melakukan


kuliah secara online dengan lebih efektif.
1. Buat Reminder Jadwal Kuliah
Kuliah di rumah bukan berarti kamu bisa bermalas-malasan dan
lupa akan kewajibanmu sebagai mahasiswa, ya! Kamu harus
mengingat dan mencatat jadwal kuliah secara online yang udah
disepakati oleh dosenmu. Biasanya, setiap
perkuliahan online dosen akan mewajibkan mahasiswanya untuk
absensi agar bisa dilihat kehadiranmu dalam perkuliahannya.
Jadi, jangan menganggapnya sepele, kalau kamu
menyepelekannya bisa-bisa kamu akan dapat teguran atau
dianggap nggak hadir oleh dosenmu.
2. Disiplin Waktu Dalam Mengumpulkan Tugas
Selain kamu harus mengecek jadwal kuliah secara online-mu,
kamu juga harus mencatat jadwal pengumpulan tugas yang
diberikan oleh dosenmu. Biasanya, saat kamu melakukan kuliah
secara online, kamu harus tepat waktu dalam mengumpulkan
tugas tersebut. Nggak ada toleransi saat kamu telat
mengumpulkan tugas, karena semuanya tercatat secara online.
3. Perhatikan Materi Kuliah Dengan Baik
Kuliah di rumah bukan berarti juga kamu bisa seenaknya
sendiri dalam perkuliahan. Baik kuliah biasa ataupun kuliah
secara online di rumah, kamu harus perhatikan materi kuliah
yang disampaikan oleh dosenmu. Nggak cuma itu, kamu juga
harus fokus pada perkuliahannya agar kuliah secara. online-
mu berjalan efektif.
4. Catat Poin Penting Dari Materi Perkuliahan
Nggak cuma memperhatikan aja, kamu juga harus mencatat poin-
poin penting dari materi perkuliahan yang dijelaskan oleh
dosenmu. Meskipun kamu kuliah di rumah, usahakan untuk tetap
aktif dalam kuliah secara online dan aktif bertanya untuk
materi yang nggak kamu mengerti
5. Carilah Tempat yang Nyaman
Namanya juga kuliah di rumah, pasti ada aja kendala yang
kamu alami saat melakukannya. Mulai dari tiba-tiba ibumu
memanggil, suara kendaraan atau suara berisik dari luar
rumah, sampai hal-hal lain yang bisa mengganggu kuliahmu
yang akhirnya kamu nggak bisa berkonsentrasi. Maka dari itu,
carilah tempat yang nyaman di rumahmu agar memudahkan kamu
untuk berkonsentrasi saat sedang kuliah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada saat menjalani pembelajaran daring atau sering kita
sebut dengan kuliah online tentu sangat banyak kendala yang
dihadapi terutama masalah jaringan karena setiap daerah mahasiswa
mempunyai jaringan yang berbeda, maka sering menjadi kendala utama
saat kuliah online. Selain kendala jaringan masih banyak lagi
kendala yang lainnya tetapi disisi lain ada juga keuntungan dalam
melakukan kuliah online contohnya belajar tentang teknologi lebih
jauh, bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Kuliah online juga
merupakan alternatif atau jalan terbaik melakukan kuliah di masa
pandemi Covid-19 ini.
B. Saran
Adapun saran saya pada penulisan makalah ini yaitu kita
sebagai mahasiswa tidak boleh putus asa dalam menjalankan
kewajiban dalam kuliah dan belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arbayah. (2013). Model Pembelajaran Humanistik. Dinamika Ilmu Vol


13. No. 2, Desember, 205
Baharuddin, M. M. (2009). Pendidikan Humanistik, Konsep, Teori dan
Aplikasi Praktis dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: AR-Ruzz
Media.
Baskoro Adi Prayitno dan Bowo Sugiharto Komparasi Model
Pembelajaran Konstruktivis Metakognitif Dan Konstruktivis
Novick Terhadap Berpikir Kritis Ditinjau Dari Kemampuan
Akademik. INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan.
Vol. 11, No.1, Juni 2017, 26
Hiayati. 2010. Pengembangan Pembelajaran IPS SD. Dirjen Pendidika : Jakarta.

http://otaksakti.wordpress.com/2010/12/10/perubahan-sosial-di-
lingkungan- masyarakat, pada Tanggal 28/Januari/2021, Jam 09 :
23.
Helmy, Abdullah. 2011. ”Teori Kognitif dan Aplikasinya dalam Pembelajaran
Bahasa”. Malang: Jurnal Linguistik Terapan.
Santoso, S dan Hamijoyo. 2010. Indonesia Pendidikan. IKIP :
Bandung.
Sanyata, S. (2012). Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik
dalam Konseling. Jurnal Paradigma. 14 Th. VII, Juli 2012.

Suharti dan Sri Sunarti. 2009. Sosiologi 3. Departemen Pendidikan Nasional


: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai