Kes
MAKALAH KEPERAWATAN
“RECOVERY”
OLEH:
ZULKIFLI P201901036
YAMIN P201901014
UNIVERSITAS MANDALA
WALUYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan
Yang Maha Esa karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “RECOVERY” tepat pada
waktunya.
Saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya
menyadari bah wa makalah ini masih jauh dari sempurna baik da ri bentuk,
susunan kalimat, maupun cara penulisannya.
Oleh karena itu, saya sangat mengharap kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
Daftar Isi
Halaman Sampul…………………………............………………….……….......
Kata Pengatar…………………………………………………...........................
Daftar Isi…………………………………………………….………..……...…….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………….........….………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………….………
C. Tujuan Penulisan……………………………………………….….……….
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………..……..
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Recovery.………..………………………..…………….………..
B. Konsep Recovery………………………………………….……..…….....
C.Model Pemulihan Kesehatan Mental dan Model Pemulihan dalam
Perawatan Psikiatri……………………………………………………….
D. Manfaat & Peran Perawat dalam Pemberian Terapi pada Proses
Penyembuhan……………………………………..................................
E. Karakteristik Recovery…………………………………….....................
DAFTAR PUSTAKA………………………………..………….……..………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apa perbedaan antara gangguan jiwa dengan gangguan mental? Kedua
istilah ini sering dipakai secara bergantian. Penelusuran istilah gangguan jiwa
justru akan memunculkan mental illness atau mental disorder. Mental illness
atau sakit jiwa merupakan kondisi gangguan secara medis berkaitan dengan
proses berpikir, suasana hati, kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, dan fungsi sehari-hari sebagai individu (National Alliance on Mental
Illness, 2012). Sedangkan mental disorder atau gangguan mental menekankan
pada permasalahan yang lebih kompleks dari gangguan individu yakni
gangguan dari luar individu yang mempengaruhi individu seperti: keluarga,
budaya, ekonomi, dan masyarakat. Penggunaan istilah gangguan mental saat
ini sering digunakan karena lebih menekankan pada upaya kesehatan mental
(mulai tahun 1600) yang merupakan upaya penyembuhan, perawatan, dan
pemeliharaan pada permasalahan gangguan mental individu yang menyangkut
permasalahan pribadi maupun di luar diri individu termasauk keluarga dan
masyarakat sekitar.
Ketika mendengar kata gangguan mental maka yang terbersit dalam
pikiran adalah penderitaan atau perilaku aneh.Pemikiran tersebut menjadi hal
yang mudah diterima karena penderita gangguan mental cenderung
menampakkan perilaku aneh yang sulit diterima oleh akal sehat. Individu yang
mengalami gangguan mental cenderung sibuk dengan dirinya sendiri dan
terkadang perkataan atau cara berpikirnya sulit dimengerti oleh orang-orang di
sekitarnya. Penggambaran kondisi yang sulit dipahami ini menjadikan upaya
untuk penyembuhan menjadi tidak mudah karena beberapa hal.Dalam sejarah
perkembangan psikologi abnormal, pada zaman demonologi, orang yang
mengalami gangguan mental diyakini dipengaruhi oleh kuasa roh jahat atau
setan.Pemahaman menjadikan adanya stigma dalam masyarakat pula bahwa
keberadaan orang yang mengalami gangguan mental sulit atau bahkan tidak
bisa sembuh.
Stigma masyarakat ini berkaitan dengan upaya penyembuhan terhadap
gangguan mental.Perhatian dari kelompok-kelompok tertentu terhadap upaya
penyembuhan gangguan mental membutuhkan keterlibatan dari beberapa
pihak. Penelitian yang dilakukan di Pusat Pemberdayaan Nasional di Amerika
menunjukkan bahwa orang dapat sepenuhnya pulih dari penyakit mental yang
parah. Bahkan wawancara terhadap pasien skizofrenia menunjukkan bahwa
mereka akhirnya mampu menjalani kehidupan sehari-hari setelah dinyatakan
sembuh dari sakitnya dan tidak lagi tergantung pada obat-obatan. Upaya
lanjutan yang dilakukan setelah proses pengobatan adalah pemulihan gangguan
emosional, dukungan teman sebaya, dan lingkungan (Fisher, 2010). Di
samping itu berdasarkan hasil penelitian lintas budaya ditunjukkan bahwa
tingkat pemulihan penyakit mental parah jauh lebih berhasil di negara-negara
berkembang dibandingkan di negara maju karena adanya pandangan yang lebih
optimis terhadap upaya-upaya pemulihan melalui pendekatan holistik.
Hal inilah yang kemudian menarik perhatian peneliti untuk mengadakan
penelusuran terhadap para penderita gangguan mental yang telah dinyatakan
sembuh dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dan bekerja.
A. Rumusan Masalah
1. Apa definisi recovery?
2. Apa konsep recovery?
3. Apa saja model pemulihan kesehatan mental dan model pemulihan dalam
perawatan psikiatri?
4. Apa manfaat & bagaimana peran perawat dalam pemberian terapi pada
proses penyembuhan?
5. Apa itu Karakteristik Recovery?
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian recovery.
2. Untuk mengetahui tentang konsep recovery.
3. Untuk mengetahui tentang model pemulihan kesehatan mental dan model
pemulihan dalam perawatan psikiatri.
4. Untuk mengetahui tentang manfaat & bagaimana peran perawat dalam
pemberian terapi pada proses penyembuhan.
5. untuk mengetahui apa itu Karakteristik Recovery.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Recovery
Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan
transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang
dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart ,2013).
Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup,
bekerja, belajar, dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery
berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan.
( Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013)
Menurut National Consensus Statement on Mental Health Recovery –
SAMHSA 2006, mental health recovery adalah suatu perjalanan atau
transformasi penyembuhan dari seorang yang mengalami problem jiwa, menuju
kekehidupan yang bermakna didalam komunitas sesuai pilihannya dengan cara
mengupayakannya untuk mencapai seluruh potensinya (SAMHSA, 2008).
Kriteria obyektif rekoveri terutama “dapat hidup mandiri” menjadi hampir tidak
mungkin dicapai jika perumahan (housing) yang layak tidak tersedia. Housing
tidak hanya menjadi kebutuhan dasar dan fondasi dari stabilitas dalam
pencapaian tujuan recovery akan tetapi juga memungkinkan individu untuk
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. (O’Hara, 2007; Liberman,
2008).
B. Konsep Recovery
Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan
secaraindividual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang me
muaskan serta produktif. Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai
kesembuhan dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan
jiwa untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai
potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam. Stuart, 2013). Recovery
merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja,
belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery
berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan
(Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013).
Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang
berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery
didefinisikan oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan
kesehatan jiwa dan orang-orang yang sangat penting dalam kehidupannya
(Stuart, 2010). Individu menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang
didefinisikan sebagai rehabilitasi, yang merupakan proses menolong seseorang
kembali kepada level fungsi tertinggi yang dapat dicapai. Recovery gangguan
jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi, okupasi, perilaku dan
kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang dan memaksimalkan
kecukupan diri (Stuart, 2013).
Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan pemulihan
meliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen
dan pemulihan penyakit, tritmen terintegrasi untuk mendampingi kejadian
berulang gangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga,
manajemen pengobatan. Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa
meliputi bekerja dengan tim tritmen multidisiplin yang meliputi psikiater,
psikolog, pekerja sosial, konselor, terapis okupasi, pakar konsumen dan teman
sejawat,manajer kasus, pengacara keluarga, pakar pengambil kebijakan.
Dukungan ini juga membutuhkan perawat untuk berfokus pda tiga elemen yaitu :
individu, keluarga dan komunitas (Stuart, 2013).
E. Karakteristik Recovery
Recovery merupakan proses individu yang unik dimana proses ini
mengubah sikap, nilai-nilai, tujuan, kemampuan, dan peran seseorang.
Bagaimana seseorang menjalani hidupnya, harapannya meskipun ada dalam
keterbatasan. Bagaimana individu memaknai kehidupan barunya, bagaimana
individu mengatasi stigma, pengalaman mengatasi efek samping obat dll.
(Anthony, 1993).
Dari beberapa artikel antara lain Lapsley & Martyn tahun 2002 tentang
manajemen diri dalam proses recovery, Bellack tahun 2010 tentang karakteristik
recovery, Broadmann tahun 2002 tentang recovery bagi seluruh professional
kesehatan, Hanna tahun 2010 tentang patient centre care, Grandfield & Cloud
tahun 1999 tentang kekuatan diri (sumber internal & eksternal), Bobes at al
tahun 2009 tentang recovery pada pasien skizofrenia, Davidson tahun 2005
tentang recovery, Broadmann tahun 2010 tentang harapan dan peluang sembuh
bagi pasien dalam konteks recovery, Mead & Copeland tahun 2000 tentang
recovery dilihat dari perspective pasien sebagai konsumen, Andersen tahun 2002
tentang pengalaman pasien skizofrenia dalam proses recovery, Stewart tahun
2002 tentang pemberdayaan pasien sebagai sarana recovery.
Peran sesame pasien yang juga mengalami gangguan jiwa sangat penting
dalam memberikan support bagi klien. Orang tersebut mendukung, menjadi
orang terdekat, dan ada saat dibutuhkan. Memberi dukungan namun tidak
memaksa, mendengarkan, memahami ketika ada permasalahan. (Anthony,
1993). Menurut Ballack juga dijelaskan bahwa peer support bagi gangguan jiwa
membuat klien merasa dihargai (Bellack, 2010).
A. Kesimpulan
Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup,
bekerja, belajar, dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery
berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan.
( Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013)
Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan
transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang
dimilikinya. Sehingga, di perlukan beberapa terapi seperti yang sudah di
jelaskan.
B. Saran
Semoga makalah mengenai Konsep Recovery dapat bermanfaat untuk kita
semua. Besar harapan saya agar makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kita semua terutama dalam keperawatan jiwa serta menjadi
tambahan referensi dalam penyelesaian tugas dan tinjauan literature.
DAFTAR PUSTAKA
Caldwell, Barbara A., dkk. (2010). Psychiatric nursing practice & the
recovery model of care. Journal of Psychosocial Nursing &
Mental Health Services, 48(7), 42-48.
doi:http://dx.doi.org/10.3928/02793695- 20100504-03
Linquist, R.,Snyder, M.,Tracy, F. Mary. (2014). Complementary &
Alternative Therapies in Nursing. Springer Publishing Company
O'Connell, M., Tondora, J., Croog, G., Evans, A., & Davidson, L. (2005).
from rhetoric to routine: assessing perceptions of recovery-
oriented practices in a state mental health and addiction system.
Psychiatric Rehabilitation Journal, 28(4), 378-86.
Stuart, W. Gail. (2013). Principles of Psychiatric Nursing, 10 Edition.
ELSEVIERVarcarolis, M. Elizabeth. (2013). Essentials of
Psychiatric Mental Health Nursing; A Communication Approach
to Evidence-Based Care Second Edition. ELSEVIE