Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“PERAN PROFESI KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI


COVID-19”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu

Dosen Pengampu: Dr. Laode Kamalia, M.Kes

Disusun Oleh:

Nama: Arista Gustiati Putri

Nim: P201901029

Kelas: T1 Keperawatan

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat profesional sebagai bagian dari tenaga kesehatan merupakan aspek
penting dalam pembangunan kesehatan. Hal tersebut menjadi penting karena profesi
perawat harus dapat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan berkualitas
dan profesional baik secara langsung maupun tidak langsung  kepada individu,
keluarga, dan masyarakat.

Dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 menjelaskan bahwa keperawatan


adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Dalam menjalankan perannya perawat harus mampu
memberikan pelayanan keperawatan secara profesional dan terintegrasi dengan
sasaran individu, keluarga, kelompok baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

Menjadi seorang perawat memang tidak mudah. Sabar, adalah hal mutlak yang
harus dimiliki dan akan benar-benar diuji. Memang, tidak semua orang mampu
menghadapi banyak pasien yang berbeda-beda karakter.

Tugas dan Tanggung jawab perawat Indonesia sedang diuji saat ini. Ya, di balik
hiruk pikuk penanganan wabah corona, ada yang bekerja dalam senyap. Dengan
perlindungan diri seadanya, mereka mempertaruhkan keselamatan demi menolong
pasien yang terjangkit virus corona. Karena itu, banyak sudah yang melontarkan
kekaguman, menyebut mereka pahlawan, walaupun tidak sedikit yang memberikan
stigma negatif bahkan sampai menolak jasadnya setelah mereka berjuang
mengabdikan dirinya di atas kepentingan pribadi. Sungguh hal yang ironis dan sangat
miris melihat fenomena tersebut.

Sebagai seorang perawat, tak boleh menolak tugas kemanusiaan, apa pun
risikonya, termasuk kemungkinan terpapar virus mematikan dari pasien yang
dirawatnya. Mereka mengatakan walaupun wajahnya terlihat memar selepas
mengenakan masker, dan juga mengungkapkan ketakutannya setiap kali bekerja,
namun tidak akan membuat dirinya maupun koleganya mengendur dalam menangani
merebaknya wabah Covid-19 

Perawat yang berada di garda terdepan dalam penanganan wabah Covid 19 sangat
paham betul dengan kondisi pasien yang dirawatnya. Tugas yang diemban ini
membuat mereka lebih berempati pada penderitaan dan ketakutan pasien yang
terindikasi corona. “Setiap kali dimasukkan ruang isolasi, wajah pasien sangat tegang
dan depresi. Bahkan ada yang nyaris bunuh diri karena stres,”.

Ironisnya, tugas berat perawat tersebut tak diimbangi dengan pemenuhan alat
perlindungan diri (APD) yang memadai. Padahal setiap saat perawat ini berpotensi
terpapar virus corona saat berinteraksi di ruang isolasi. Hal yang dilakukan perawat
terpaksa mengurangi intensitas keluar masuk ruang isolasi karena keterbatasan APD.
Di zona merah, APD hanya bisa dipakai sekali dan langsung dibuang.

Perawat yang menangani wabah Covid 19 tidak hanya mendapatkan stressor


selama merawat pasien, namun mereka juga mengalami tekanan mental di luar tempat
kerjanya sejak merawat pasien corona. Masyarakat banyak yang mengucilkan karena
dianggap bisa menularkan virus, bahkan juga memberikan label dan stigma negatif.
Masyarakat Indonesia harus banyak belajar tentang kemanusiaan yang sepertinya
sudah luntur.

Masih banyak stigma negative dan diskriminasi yang mereka dapatkan dari
masyarakat  pada tenaga Kesehatan yang telah banyak mengorbankan diri dalam
menangani pasien. Tenaga medis, termasuk perawat, menjadi garda terdepan di
tengah pandemi corona. Bukannya tak merasa cemas, tetapi besarnya rasa tanggung
jawab membuat nyali mereka tak gentar. Para perawat dan team medis lain berani
menanggung risiko yang mungkin saja bisa menimpa diri mereka di tengah pandemi.
Namun, tidak semua orang menyadari besarnya pengorbanan tersebut. Ironisnya,
stigma hingga tindakan tak menyenangkan yang mereka dapatkan sebagai imbalan
pengorbanan yang telah tenaga medis berikan untuk masyarakat. 
Kasus diskrimminasi lain terjadi pada tenaga medis di RS Persahabatan. Para staf
medis dan perawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan memilih
angkat kaki dari tempat kos mereka lantaran mendapat perlakuan diskriminatif.
Kuatnya stigma yang diberikan oleh tetangga indekos membuat perawat RSUP
Persahabatan memilih pergi. "Mereka tidak nyaman karena ada stigma, mereka
bekerja di RSUP Persahabatan sebagai rumah sakit infeksi,"(Kompas.com).
Selain itu kasus pemukulan perawat oleh keluarga pasien yang diingatkan untuk
menggunakan masker sampai dengan penolakan jenazah perawat yang menangani
Covid 19 juga menjadi bukti bahwa betapa rendahnya pemahaman masyarakat yang
sangat berdampak pada  lemahnya kepekaan dan rasa kemanusiaan mereka. 
Taat pada ketentuan standar operasional prosedur penanganan Covid-19 menjadi
hal wajib bagi para perawat dalam bekerja, tidak hanya untuk keselamatan pribadi,
tapi juga keluarga dan lingkungan mereka. Tidak dipungkiri, rasa takut juga
menghinggapi para dokter, perawat, dan seluruh tenaga kesehatan yang sedang
bekerja keras melayani dan merawat pasien terinfeksi Covid-19 di ruang isolasi.

Menghadapi persoalan tsb apa upaya dilakukan oleh perawat belum diuraikan
disini yakni adanya stigma dan pemukulan terhadap perawat?
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Profesi Keperawatan Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19?

Bagaimana peran profesi perawat dalam menghadapi stigma dan pemukulan terhadap
perawat dalam tugas menghadapi pandemic covid-19?

2. Apa Masalah Dan Hambatan Profesi Keperawatan Dalam Menghadapi Pandemi


Covid-19?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk Mengetahui Peran Profesi Keperawatan Dalam Menghadapi Pandemi Covid-
19.agar stigma dan pemukulan perawat tidak terjadi.
2. Untuk Mengetahui Masalah Dan Hambatan Profesi Keperawatan Dalam Menghadapi
Pandemi Covid-19.
D. Manfaat Penulisan
Agar masyarakat dan generasi sekarang dapat mengetahui pentingnya peran
profesi perawat dalam menghadapi pandemi covid-19 serta masalah dan hambatan yang
dialami profesi perawat dalam menghadapi pandemi covid-19.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Covid-19
a) Pengertian dan penyebab Covid-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-
2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus
ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan
pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih


dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular
ke manusia. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu
hamil dan ibu menyusui.

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan


pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini
menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk
Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk


memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di
Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk menekan penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti
flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia).

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan
virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh
virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki
beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan
penyebaran dan keparahan gejala.

b) Gejala Virus Corona (COVID-19)

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala
bisa memberat. Pasien bisa mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.

Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Yuk,
kenali gejala virus corona berikut ini :

 Hari 1- 3

Pasien mulai demam, kelelahan, nyeri otot, batuk kering dan kemungkinan
kecil potensi terjadi diare serta mual, yang sudah terjadi satu dua hari
sebelumnya. Gejalanya mirip dengan masuk angin. tidak lelah, makan dan
minum secara normal.

 Hari ke 4

Pasien mulai merasa Sakit tenggorokan sedikit, mabuk badan, Mulai Suara
Serak, Suhu tubuh berkisar 36,5 anoreksia , Sakit kepala ringan dan Diare
ringan.

 Hari ke-5
Pasien mulai alami kesulitan pernapasan, terutama buat mereka yang memiliki
riwayat kondisi kesehatan yang memburuk sebelumnya.

 Hari ke-6

Pasien akan mengalami Mulai demam ringan 36 derajat, Sesekali sulit


bernafas , Jari sakit yang teduh, Sesekali sulit bernafas, Diare , bisa muntah,
Kelelahan, mual.

 Hari ke-7 dan ke-8

Pasien sebaiknya di rujuk ke rumah sakit, Gejalanya seperti Demam lebih


tinggi dari 37,4 – 37,8. Batuk lebih banyak, dahak lebih banyak, Nyeri dan
nyeri tubuh, kepala terasa seperti batu, Frekuensi nafas pendek tetap sama,
Lebih banyak diare, Muntah.

 Hari ke-10

Gejala akan semakin parah dan tidak ada progres penyembuhan, pasien akan
masuk ke ruang ICU sebab akan alami turunnya nafsu makan dan sakit di
bagian abdominal. Tingkat kasus bukan lagi ringan, namun berat dengan
rerata tingkat kematian sampai saat ini di kisaran 2%.

 Hari ke-17

Secara umum, pasien akan mulai menunjukkan tanda penyembuhan setelah


2,5 pekan mendapat perawatan intensif. Dalam fase ini setidaknya peluang
untuk sehat bisa dilihat dan jika lebih yakin dibutuhkan untuk test kembali
bagi yang sebelumnya positif untuk dinyatakan apakah sembuh atau masih
positif.

c) Masa Inkubasi Virus Corona

Masa inkubasi adalah waktu dari mulai seseorang terpapar virus hingga
orang tersebut menimbulkan gejala penyakit.

World Health Organization menyatakan bahwa sebagian besar perkiraan


masa inkubasi Covid-19, yakni selama 1-14 hari atau rata-rata sekitar 5 hari.
Sementara, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), masa
inkubasi Covid-19 atau SARS-Cov-2 terjadi selama 2-14 hari setelah terpapar
virus.Sebuah hasil riset  lain mengemukakan bahwa sebanyak 97 persen orang
yang terpapar virus corona menunjukkan gejala penyakit dalam waktu 11,5
hari, dengan masa inkubasi Covid-19 sekitar 5 hari.

Sebenarnya, masa inkubasi virus Covid-19 di dalam tubuh manusia


tergolong bervariasi antara orang yang satu dengan orang lainnya. Maka dari
itu, orang yang terinfeksi virus corona ada yang tidak langsung menunjukkan
gejala apapun dan ada pula yang mengalami gejala coronavirus ringan. Akan
tetapi, perkiraan masa inkubasi Covid-19 mungkin akan diperbarui kembali
ketika ada lebih banyak data baru yang tersedia.

d) Patofisiologi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel


manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi
ekspresi gen yang mambantu adaptasi severe acute respiratory syndrome virus
corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan
menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak di kemudian
hari.severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) menggunakan
reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), yang ditemukan pada traktus
respiratori bawah manusia dan enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk.
Glikoprotein spike (S) virus melekat pada reseptor ACE2 pada pernukaan sel
manusia. Subunit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding
domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi dalam fusi membran antara sel
virus dan sel inang.Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam
sitoplasma sel inang. RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab
dan membentuk kompleks replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan
mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA yang mengodekan pembentukan
protein struktural dan tambahan.Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi,
genomik RNA, protein nukleokapsid, dan glikoprotein envelope akan membentuk
badan partikel virus. Virion kemudian akan berfusi ke membran plasma dan
dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis. Virus-virus yang
dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T, dan
traktus respiratori bawah, yang kemudian menyebakan gejala pada pasien.

e) Cara mencegah Covid-19

Virus corona COVID-19 menyebar dengan cepat dari orang ke orang melalui
tetesan bersin atau batuk yang keluar dari orang dengan infeksi COVID-19. Karena
cepatnya penyebaran virus ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan
untuk melakukan lima 5 ini demi mencegah penyebaran virus corona.

1) Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan Anda dengan sabun dan air atau
cairan berbasis alkohol. Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan
cairan berbasis alkohol membunuh virus yang mungkin ada di tangan Anda.

2) Pertahankan jarak fisik atau physical distancing setidaknya 1 meter (3 kaki) antara
Anda dan siapa saja yang batuk atau bersin. Ketika seseorang batuk atau bersin,
mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang
mungkin mengandung virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda bisa menghirup
tetesan air, termasuk virus COVID-19 jika orang tersebut menderita batuk.

3) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Tangan menyentuh banyak


permukaan dan virus dapat menempel. Setelah terkontaminasi, tangan dapat
memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut Anda. Dari sana, virus bisa
masuk ke tubuh Anda dan bisa membuat Anda sakit.

4) Pastikan Anda, dan orang-orang di sekitar Anda, menjaga kebersihan pernapasan.


Ini berarti menutupi mulut dan hidung Anda dengan siku atau anggota badan yang
tertekuk saat Anda batuk atau bersin. Kemudian segera buang tisu bekas yang
digunakan untuk menutupi bersih atau batuk. Tetesan yang keluar saat Anda
bersin atau batuk menyebarkan virus. Dengan mengikuti saran ini, Anda
melindungi orang-orang di sekitar Anda dari virus.
5) Tetap di rumah jika Anda merasa tidak sehat. Jika Anda mengalami demam,
batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi mereka terlebih
dahulu. Ikuti arahan otoritas kesehatan setempat Anda.

f) Cara mengatasi Covid-19

1. Social distancing

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), social


distancing adalah pencegahan kontak dekat antara orang yang sehat dengan
yang sakit untuk menghindari penularan penyakit.

Menurut CDC, banyak cara social distancing yang bisa kita terapkan.


Berikut ini di antaranya:

 Hindari pertemuan yang melibatkan banyak orang;


 Menjaga jarak minimal dua meter dari orang lain sebisa mungkin;
 Jangan berpelukan, bersalaman, cipika cipiki, dan kontak fisik lainnya;
 Hindari orang yang menunjukkan gejala sakit

2. work from home  atau bekerja dari rumah


adalah salah satu cara social distancing yang kini telah banyak diterapkan
untuk pekerja di Jabodetabek. Memang belum semuanya, tapi sudah cukup
banyak kantor yang memberlakukan kebijakan anjuran CDC. Bukan hanya
untuk pekerja, work from home juga berlaku untuk murid sekolah dan
mahasiswa. Bekerja dan belajar dari rumah merupakan langkah yang
seharusnya cukup efektif menurunkan risiko penularan virus corona. 
3. Sebaiknya tidak pergi ke luar kota dan luar negeri
4. Pertimbangan untuk Lockdown pada wilayah yang terinfeksi berat
Belakangan banyak orang yang khawatir terjadinya lockdown, yaitu
protokol darurat yang mencegah orang pergi dan masuk ke sebuah wilayah.
Kebijakan ini sempat terjadi di Wuhan (Tiongkok), Daegu (Korea Selatan),
dan yang terbaru adalah sejumlah kota di Italia. Saat lockdown terjadi
biasanya sekolah ditutup, pekerja diwajibkan untuk work from home, semua
acara dibatalkan, dan intinya semua orang tidak disarankan untuk keluar dari
rumah. Walaupun cara ini sering kali membuat warga stres, pengaruhnya
dalam memperlambat laju virus cukup signifikan. Menurut studi terbaru yang
diterbitkan oleh medRxiv, upaya lockdown kota Wuhan, Tiongkok berhasil
mengurangi 202 ribu kasus virus corona. Upaya ini juga berhasil mengurangi
polusi udara di negara tersebut secara drastis sehingga gejala pada pasien pun
mereda. 

g) Pandemic Covid-19

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pandemi adalah wabah yang


berjangkit serempak di mana-mana atau meliputi geografi yang luas. Artinya, virus
Corona telah diakui menyebar luas hampir ke seluruh dunia.

WHO sendiri mendefinisikan pandemi sebagai situasi ketika populasi seluruh


dunia ada kemungkinan akan terkena infeksi ini dan berpotensi sebagian dari mereka
jatuh sakit.

Sedangkan dilansir ABC News, pandemi adalah epidemi global. Epidemi sendiri


adalah wabah atau peningkatan kasus penyakit dengan skala yang lebih besar.
Walaupun virus Corona telah dinyatakan sebagai pandemi, WHO menegaskan bahwa
pandemi ini masih bisa dikendalikan.

B. Keperawatan
a) Pengertian Perawat
Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan
ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas kewenangan yang dimilikinya.
(PPNI, 1999 ; Chitty, 1997). 
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal 1 ayat 1)

b) Tugas Perawat
1) Care Giver
Perawat harus :
 Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus
memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan significant dari klien.
 Perawat menggunakan Nursing Process untuk mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah-nasalah
psikologis
 Peran utamanya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosa masalah yang terjadi
mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks.
2) Client Advocate
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.
Selain itu perawat harus mempertahankan dan melindungi hak-hak klien.
Hal ini harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim
kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, leh karena itu perawat harus
membela hak-hak klien.
3) Conselor
 Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya.
 Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan “Dasar” dalam merencanakan
metoda untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
 Konseling diberikan kepada idividu/keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
 Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah
perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi)

4) Educator
 Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team kesehatan lain, baik
secara spontan (sat interaksi) maupun formal (disiapkan).
 Tugas perawat adalah membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam
upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan
yang spesifik.
 Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP.
5) Coordinator
Peran perawat adalah mengarahkan, merencanakan, mengorganisasikan
pelayanan dari semua anggota team kesehatan. Karena klien menerima pelayanan
dari banyak profesioanl, misal; pemenuhan nutrisi. Aspek yang harus diperhatikan
adalah; jenisnya, jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara memberikan,
monitoring, motivasi, dedukasi dan sebagainya.
6) Collaborator
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain
berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang dipelukan klien, pemberian dukungan, paduan
keahlian dan keterampilan dari bebagai profesional pemberi pelayanan kesehatan.
7) Consultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini
dapat dikatakan perawatan adalah sumber informasi ang berkaitan dengan kondisi
spesifik klien.
8) Change Agent
Element ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dalam berhubungan denan klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien.

c) Fungsi Perawat
Ada tiga jenis fungsi perawat dalam melaksanaan perannya, yaitu;
1) Fungsi Independent
Dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri, tidak tergantung
pada orang lain.
Perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap aanya penyimpangan
atau tidak terpenuhinya kebutuahn dasar manusia (bio-psiko-sosial/kultural dan
spiritual), mulai dari tingkat indiovidu utuh, mencakup seluruh siklus kehidupan,
sampai pada tingkat masyarakat, yang jua tercermin pada tidak terpenuhinya
kebutuhan daar p[ada tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler.
Kegiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan perawat
bertangungjawab serta beranggung gugat ats rencana dan keputusan tindakannya.
2) Fungsi Dependent
Kegiatan ini dilaksanakan atas pesan atau intruksi dari orang lain.
3) Fungsi Interdependent
Fungsi ini berupa “kerja tim”, sifatnya saling ketergantungan baik dalam
keperawatan maupun kesehatan.
d) Hak Perawat
1) Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
2) Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan sosialisasi sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.
3) Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan serta standard dan kode etik profesi
4) Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau keluarganya
tentang keluhan kesehatan dan ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan.
5) Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan atau
kesehatan secara terus menerus.
6) Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi
pelayanan maupun klien.
7) Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang
dapat menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun stres emosional
8) Perawat berhak di ikut sertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan
pelayanan kesehatan.
9) Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh klien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.
10) Perawat berhak untuk menolak di pindahkan ketempat tugas yang lain, baik
melalui anjuran maupun pengumuman tertulis karna diperlukan, untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan
atau aturan perundang-undangan lainnya.
11) Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas
jasa profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang
berlaku di institusi pelayanan yang bersangkutan.
12) Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan untuk mengembangkan klien
sesuai dengan bidang profesinya.
e) Kewajiban Perawat
1) Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
2) Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan
standar profesi dan batas kegunaannya.
3) Perawat wajib menghormati hak klien.
4) Perawat wajib merujukkan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan
tidak dapat mengatasinya.
5) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan dengan
keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi
yang ada.
6) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan
ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama tidak
mengganggu klien yang lainnya.
7) Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait
lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada klien.
8) Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan
yang diberikan kepada klien atau keluarganya sesuai dengan batas
kemampuannya.
9) Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan
bersinambungan.
10) Perawat wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan atau kesehatan secara terus-menerus
11) Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tangan kemanusiaan sesuai
dengan batas kewenangannya.
12) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien,
kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
13) Perawat wajib mematuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah
dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja.

Perlu ada kajian Pustaka bagaimana upaya dilakukan jika masalah ancaman terhadap perawat
tidak terjadi, apalagi sudah terjadi pemukulan
Pada pembahasan ini belum menguraikan upaya mengatasi masalah stigma dan pemukulan
terhadap perawat

BAB III

PEMBAHASAN

A. Peran Profesi Keperawatan Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

World Health Organization (WHO) mengingatkan pentingnya peran perawat


sebagai garis depan dalam perawatan pasien COVID-19.

Peran utama perawat dalam penanganan pasien Covid-19 sebenarnya dapat


dibedakan menjadi tiga. Pertama, peran dalam memberikan komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) seputar kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat dalam memberikan
edukasi kepada masyarakat sangat diperlukan karena bisa membuat orang yang diberi
edukasi mengerti dengan informasi yang disampaikan. KIE yang dimaksudkan adalah
komunikasi risiko pemberdayaan masyarakat (KRPM). KPRM merupakan komponen
penting yang tidak terpisahkan dalam penanggulangan tanggap darurat kesehatan
masyarakat, baik secara lokal, nasional, maupun internasional.

Pesan kunci yang perlu disampaikan kepada masyarakat umum supaya siap
menghadapi wabah saat ini adalah: mengenali Covid-19 (penyebab, gejala, tanda,
penularan, pencegahan, dan pengobatan). Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain
health advice dan travel advice.

Kedua, peran dalam rapid assessment. Asesmen pada kasus Covid-19 yang sudah
ditetapkan sebagai krisis kesehatan dan bencana nasional termasuk di dunia. Perlu sekali
dipahami perawat dan tenaga kesehatan serta masyarakat mengenai pentingnya asesmen
cepat dalam penentuan kriteria prioritas Covid-19.
Deteksi dini dan pemilahan penderita yang berkaitan dengan infeksi Covid-19
harus dilakukan sejak pasien datang ke rumah sakit. Triase merupakan garda terdepan
dan titik awal bersentuhan dengan rumah sakit. Selain itu, pengendalian pencegahan
infeksi (PPI) merupakan bagian vital terintegrasi dalam manajemen klinis dan harus
diterapkan sejak triase dan selama perawatan pasien melalui isolasi pasien di rumah atau
rumah sakit.

Beberapa upaya pencegahan dan kontrol infeksi perlu diterapkan prinsip, yaitu
hand hygiene, penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah kontak langsung
dengan pasien (darah atau cairan tubuh lainnya), pencegahan tertusuk jarum serta benda
tajam, manajemen limbah medis, pembersihan dan disinfektan peralatan, serta
lingkungan di rumah sakit.

Ketiga, peran dalam pelayanan langsung kepada penderita. Peran inilah yang
utama dilakukan perawat. Penatalaksanaan Covid-19 dilakukan dengan memfokuskan
pada penanganan infeksi virus dengan meningkatkan imunitas tubuh penderita dan yang
belum terinfeksi agar tidak sampai menjadi penyakit. Sampai saat ini penyakit karena
Covid-19 belum ditemukan obat penangkalnya. Ilmuwan masih mempelajari karakteristik
virus dan mengujicobakan obat di laboratorium.

Terapi yang diperlukan untuk pasien yang sudah positif Covid-19 diprioritaskan
pada isolasi semua kasus. Pasien akan diberi bantuan respirasi, manajemen cairan, serta
demam dan antibiotik empiris. Pencegahan komplikasi harus dilakukan dengan
mengurangi durasi ventilasi mekanis, infeksi pada vena dan darah disebabkan
pemasangan kateter, ulkus decubitus, stress ulcer, dan perdarahan lambung.

Pendekatan psikososial harus dilakukan perawat. Penderita atau keluarga sering


mengalami ketakutan, kecemasan, dan depresi. Kondisi tersebut sangat membahayakan
dan menghambat penyembuhan penderita. Imunitas akan mengalami penurunan dan itu
berdampak terhadap kemampuan tubuh dalam melawan virus. Penderita sering
mengalami berbagai komplikasi dari penyakit penyerta lainnya dan justru itu yang
mengakibatkan prognosis penderita semakin jelek dan bahkan mempercepat kematian.
B. Masalah dan Hambatan Peran Profesi Keperawatan Dalam Menghadapi Pandemi
Covid-19

1. Masalah Peran Profesi Keperawatan Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 ialah:


a) Tinggalkan rumah
Banyak dari kalangan tenaga medis terpaksa meninggalkan rumah masing-
masing dalam pertempuran melawan virus corona. Hal itu karena mereka tak
ingin mengambil risiko pulang dengan membawa virus dan menulari orang-
orang tercinta di rumah.
b) Minim Tes
Dengan tugas selalu bersinggungan dengan pasien COVID-19, tenaga
medis semestinya membutuhkan pengujian kesehatan lebih sering.Alih-alih,
mereka hanya menjalani tes apabila sudah merasakan gejala seperti demam.
Tenaga medis biasanya menjalani prosedur seperti pengecekan suhu tubuh
pada awal dan akhir shift serta tes setiap minggu untuk memastikan mereka
tidak menjadi perantara penularan.
c) Isolasi Ekstrem
Tugas menangani pasien COVID-19 membuat tenaga medis kadang kala
juga harus menjalani isolasi, yang bahkan tergolong ekstrem. Hal itu mereka
lakukan demi memastikan tidak menjadi perantara penularan.Sekian waktu
lamanya mereka tak bisa meliat siapa pun selain pasien dan rekan satu shift,
tidak keluarga maupun kekasih. Saat mendapat istirahat di rumah sakit,
mereka tetap berusaha menjaga jarak satu sama lain.Sampai batas waktu
tertentu, tenaga medis seperti merasa rindu berada dalam lingkungan
normal.Terkadang, dalam perjalanan pulang atau berangkat bertugas, mereka
secara otomatis menjauhkan diri sebanyak mungkin dari orang-orang yang
mereka jumpai.
d) Lembur 
Di beberapa rumah sakit, sudah mulai menetapkan Kode Oranye. Kode itu
bisa diartikan bahwa staf medis diberi mandat untuk "menginap di rumah sakit
selama dianggap perlu".Hal lain, banyaknya pasien COVID-19 tidak
dibarengi ketersediaan tenaga medis yang mencukupi. Di beberapa negara,
pemerintah memberikan imbauan pada tenaga medis yang telah pensiun,
untuk kembali bertugas, membuktikan betapa mendesaknya kehadiran tenaga
medis.Dengan belum diketahui kapan pandemi ini akan berakhir, itu berarti
tenaga medis masih harus memenuhi panggilan tugasnya.Tenaga medis, yang
sudah banyak berkorban, kemungkinan akan perlu membuat lebih banyak
pengorbanan hingga beberapa minggu mendatang.Semua tetap memberikan
perawatan sepanjang waktu bagi mereka yang mengalami COVID-19.
2. Hambatan Peran Profesi Keperawatan Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

1. Sulitnya mendapatkan alat kesehatan terutama APD (alat pelindung diri) dan
masker yang karena ini memang diburu oleh seluruh dunia karena kita alami
bencana pandemi dunia

2. Tingginya beban kerja tenaga medis rumah sakit (RS) rujukan Covid-19. Hal itu
tidak lepas dari semakin banyaknya pasien yang tertular Covid-19 berdatangan ke
rumah sakit.

3. Adanya kesulitan dalam melakukan mobilisasi kesehatan antarfasilitas kesehatan.


Hambatan selanjutnya yaitu diperlukannya tempat khusus untuk karantina tenaga
kesehatan yang menangani Covid-19.

4. Tidak tersedianya vaksin virus khusus untuk Covid-19 jadi salah satu hambatan
dalam penangan Covid-19.
BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Tugas dan Tanggung jawab perawat Indonesia sedang diuji saat ini. Ya, di balik
hiruk pikuk penanganan wabah corona, ada yang bekerja dalam senyap. Dengan
perlindungan diri seadanya, mereka mempertaruhkan keselamatan demi menolong
pasien yang terjangkit virus corona. Karena itu, banyak sudah yang melontarkan
kekaguman, menyebut mereka pahlawan, walaupun tidak sedikit yang memberikan
stigma negatif bahkan sampai menolak jasadnya setelah mereka berjuang
mengabdikan dirinya di atas kepentingan pribadi. Sungguh hal yang ironis dan sangat
miris melihat fenomena tersebut.

Sebagai seorang perawat, tak boleh menolak tugas kemanusiaan, apa pun
risikonya, termasuk kemungkinan terpapar virus mematikan dari pasien yang
dirawatnya. Mereka mengatakan walaupun wajahnya terlihat memar selepas
mengenakan masker, dan juga mengungkapkan ketakutannya setiap kali bekerja,
namun tidak akan membuat dirinya maupun koleganya mengendur dalam menangani
merebaknya wabah Covid-19.

Ironisnya, tugas berat perawat tersebut tak diimbangi dengan pemenuhan alat
perlindungan diri (APD) yang memadai. Padahal setiap saat perawat ini berpotensi
terpapar virus corona saat berinteraksi di ruang isolasi. Hal yang dilakukan perawat
terpaksa mengurangi intensitas keluar masuk ruang isolasi karena keterbatasan APD.
Di zona merah, APD hanya bisa dipakai sekali dan langsung dibuang.

Perawat yang menangani wabah Covid 19 tidak hanya mendapatkan stressor selama
merawat pasien, namun mereka juga mengalami tekanan mental di luar tempat
kerjanya sejak merawat pasien corona. Masyarakat banyak yang mengucilkan karena
dianggap bisa menularkan virus, bahkan juga memberikan label dan stigma negatif.
Masyarakat Indonesia harus banyak belajar tentang kemanusiaan yang sepertinya
sudah luntur.

B. REKOMENDASI
Perlindungan tenaga kesehatan garis depan kita sangatlah penting dan APD harus
diprioritaskan bagi tenaga kesehatan dan orang-orang lain yang merawat pasien
COVID-19.
Petugas kesehatan harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker
medis,respirator, sarung tangan, pakaian (baju hazmat), dan penutup kepala serta
pelindung mata. APD sebenarnya tidak boleh digunakan berkali-kali, seharusnya
hanya digunakan sekali pakai dan segera dibuang. Kebutuhan APD sangat diperlukan
guna melindungi tenaga medis dari bahaya paparan virus yang ada di ruangan dan
saat bersentuhan dengan pasien, serta harus segera diganti untuk mencegah agar virus
tidak terbawa dan menyebabkan kontaminasi di tempat lain.
Perlu peningkatan edukasi atau penyuluhan masyarakat secara gencar dan
perlindungan pihak keamanan asgar tidak terjadi lagi penyiksaan terhadap petugas /
perawat
DAFTAR PUSTAKA

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/266032/perawat-dalam-tugas-kemanusiaan

http://www.jawapos.com/opini/09/04/2020/dilema-peran-perawat-saat-pandemi/

https://www.alodokter.com/virus-corona

https://www.sehatq.com/artikel/berapa-lama-masa-inkubasi-covid-19-di-tubuh-manusia

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/coronavirus-disease-2019-covid-19/
patofisiologi

https://idcloudhost.com/mengenal-virus-corona-asal-gejala-dan-mengatasi-virus-corona/

https://tirto.id/lakukan-5-hal-ini-untuk-mencegah-virus-corona-covid-19-eKpg

https://jateng.idntimes.com/health/medical/izza-namira-1/cara-mengatasi-wabah-virus-corona-
yang-terbukti-berhasil-regional-jateng

https://news.detik.com/berita/d-4935658/ini-arti-pandemi-yang-who-tetapkan-untuk-virus-
corona
http://drryeah.blogspot.com/2012/01/pengertian-tugas-fungsi-etika-hak-dan.html

http://dosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/sites/19/2016/02/jtptunimus-gdl-
masniarg2a-6121-3-babii.pdf

https://www.honestdocs.id/apd-tenaga-medis-dalam-menangani-pasien-covid-19

http://www.liputan6.com/bola/read/4218457/8-pengorbanan-tenaga-medis-untuk-lawan-corona-
covid-19-perlu-diapresiasi

http://kumparan.com/kumparannews/menkes-terawan-uangkap-5-hambatan-penanganan-virus-
corona-di-indonesia-1t95GItny0E

Anda mungkin juga menyukai