Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Bagaimana Proses Penularan dan Pencegahan Covid-19


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawataan II
Dosen : Prinawatie, S.Kep.

Disusun Oleh :

Nama : Alvina Putri


Nim : 2019.C.11a.0998

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan kita panjatkan kehadirat-Nya atas segala berkat, karunia dan penyertaan-Nya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, meskipun penulis tau masih ada kekurangan
dalam pembuatan makalah ini, tetapi penulis sangat-sangat bersyukur bisa menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Bagaimana Proses Penularan dan Pencegahan Covid-19” untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II.
Dalam penulisan makalah ini saya sebagai penulis sangat-sangat berterima kasih kepada pihak
yang sudah menyediakan materi dalam membantu saya menyelesaikan makalah ini walaupun
dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangannya, dengan itu saya harapkan kritik dan
sarannya yang membangun untuk saya kedepannya bisa lebih baik dalam pembuatan makalah
berikutnya.

Palangka Raya, 12 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1 Bagaimana proses penyebaran COVID-19................................................................................3
2.1.1. Pengertian COVID-19.....................................................................................................3
2.1.2. Gejala COVID-19.............................................................................................................6
2.1.3. Penyebaran COVID-19.....................................................................................................8
2.2 Pencegahan COVID-19...........................................................................................................12
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................20

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


WABAH VIRUS CORONA (coronavirusses Covid-19) dilaporkan telah menyebar lebih di 102
negara di dunia dengan total kasus positif mencapai 110.000-an orang.
Hal itu mengutip Tribunnews.com yang dilansir dari peta persebaran Covid-19, Coronavirus
Covid-19 Global Cases by John Hopkins CSSE. Sejak pada Senin (9/3/2020), setidaknya ada
102 negara yang mengkonfirmasi kasus Covid-19 di wilayahnya.
Penyebaran besar awalnya terjadi wilayah daratan China yakni 80.735, disusul Korea Selatan
7.382 kasus, Italia 7.375, Iran 6.566 kasus, dan kini di Indonesia 309 kasus (belum di-update).
Sementara, kasus kematian mencapai 3.825 orang, masih didominasi terjadi di pusat epicentrum
virus yakni di kota Wuhan yakni 3.007 orang. Disusul oleh Itali 366 orang, Iran 194 orang, dan
50 di Korea Selatan, dan Indonesia 25 orang. Sementara angka penyembuhan pasien Covid-19
menunjukan arah yang signifikan yaitu 61.982 orang. Bahkan, di China dilaporkan, sudah mulai
pulih di seluruh wilayahnya.
Corona virus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa
hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan (MERS-CoV) dan Sindrom
Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV).
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus
yang paling baru ditemukan.
Virus dan penyakit baru ini diketahui setelah menyebar yang kemunculannya dimulai di Wuhan,
Cina, pada bulan Desember 2019. Penyakit jenis baru ini belum pernah diidentifikasi pada
manusia.
Virus corona adalah zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Jika virus SARS-
CoV ditularkan dari kucing luwak ke manusia dan MERS-CoV dari unta dromedaris ke manusia.
Kini, coronavirus Covid-19 yang dikenal beredar pada hewan yang belum menginfeksi manusia.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus
yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus
Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan
nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih
banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-
anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

1
Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk
Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown
dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.
Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak
kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini
adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-
East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama,
yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara
lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses penyebaran COVID-19?
2. Bagaimana pencegahan COVID-19?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang proses COVID-19.
2. Untuk mengetahui tentang pencegahan COVID-19.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana proses penyebaran COVID-19

2.1.1. Pengertian COVID-19

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau
manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia
mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang
ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum
terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.
Istilah-Istilah yang Berkaitan dengan COVID-19
'Social distancing' hanyalah salah satu dari sekian banyak istilah terkait virus Corona yang
bermunculan dalam pandemi COVID-19. Untuk lebih memahami istilah-istilah yang
berhubungan dengan COVID-19 tersebut, simak ulasan berikut:
1. Social distancing
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), arti istilah ‘social distancing’ atau
‘pembatasan sosial’ adalah menghindari tempat umum, menjauhi keramaian, dan menjaga jarak
optimal 2 meter dari orang lain. Dengan adanya jarak, penyebaran penyakit ini diharapkan dapat
berkurang.
2. Isolasi dan karantina
Kedua istilah terkait virus Corona ini merujuk pada tindakan untuk mencegah penularan virus
Corona dari orang yang sudah terpapar virus ini ke orang lain yang belum.

3
Perbedaannya, isolasi memisahkan orang yang sudah sakit dengan orang yang tidak sakit untuk
mencegah penyebaran virus Corona, sedangkan karantina memisahkan dan membatasi kegiatan
orang yang sudah terpapar virus Corona namun belum menunjukkan gejala.
Berbagai pakar menganjurkan untuk melakukan karantina di rumah atau isolasi mandiri selama
setidaknya 14 hari. Selama karantina, Anda dianjurkan untuk tinggal di rumah sambil menjalani
pola hidup bersih dan sehat, tidak bertemu orang lain, dan menjaga jarak setidaknya 2 meter dari
orang-orang yang tinggal serumah.
3. Lockdown
Istilah ‘lockdown’ berarti karantina wilayah, yaitu pembatasan pergerakan penduduk dalam suatu
wilayah, termasuk menutup akses masuk dan keluar wilayah. Penutupan jalur keluar masuk serta
pembatasan pergerakan penduduk ini dilakukan untuk mengurangi kontaminasi dan penyebaran
penyakit COVID-19.
4. Flattening the curve
‘Flattening the curve’ atau ‘pelandaian kurva’ merupakan istilah di bidang epidemiologi untuk
upaya memperlambat penyebaran penyakit menular yang dalam hal ini adalah COVID-19,
sehingga fasilitas kesehatan memiliki sumber daya yang memadai bagi para penderita.
Pelandaian kurva ini dapat dilakukan dengan social distancing, karantina, dan isolasi.
Kurva menggambarkan prediksi jumlah orang yang terinfeksi virus Corona dalam rentang waktu
tertentu. Jumlah penderita yang meningkat drastis dalam periode yang sangat singkat, misalnya
hanya dalam waktu beberapa hari, digambarkan sebagai kurva tinggi yang sempit.
Jumlah penderita yang membeludak membuat penanganan tidak bisa dilakukan secara optimal.
Hal ini karena jumlah penderita melampaui kemampuan dan kapasitas fasilitas kesehatan,
misalnya jumlah tempat tidur dan alat yang tersedia di rumah sakit tidak cukup untuk menangani
semua pasien.
Kondisi tersebut menyebabkan tingkat kematian menjadi sangat tinggi, tidak hanya pada pasien
COVID-19, namun juga pada pasien penyakit lain yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Meskipun jumlah penderitanya sama, namun jika laju pertambahannya lebih lambat
(digambarkan oleh kurva yang lebih panjang dan landai), fasilitas kesehatan memiliki
kesempatan untuk menangani penderita dengan sarana dan prasarana yang memadai.
5. Pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP)
PDP dan ODP merupakan definisi yang digunakan untuk mengelompokkan individu
berdasarkan:
Gejala demam dan/atau gangguan pernapasan
Riwayat perjalanan ke daerah pandemi infeksi virus Corona atau tinggal di daerah tersebut
selama 14 hari terakhir sebelum gejala timbul

4
Riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi atau diduga terinfeksi COVID-19 dalam 14 hari
terakhir sebelum gejala timbul
Secara umum, ODP dan PDP bisa dibedakan dari gejala yang dialami. Pada ODP, gejala yang
muncul hanya salah satu antara demam atau gangguan pernapasan, seperti batuk, pilek, sakit
tenggorokan, dan sesak napas. Sedangkan pada PDP, sudah ada gejala demam maupun gangguan
pernapasan.
Terhadap PDP, dilakukan rawat inap terisolasi di rumah sakit, pemeriksaan laboratorium, dan
pemantauan pada orang lain yang memiliki kontak erat dengan PDP tersebut. Sementara ODP
harus menjalani isolasi di rumah dan kondisinya akan dipantau setiap hari selama 2 minggu,
menggunakan formulir khusus.
Jika kondisi ODP mengalami perburukan dan sudah memenuhi kriteria PDP atau hasil
laboratoriumnya positif terinfeksi virus Corona, maka ODP tersebut harus dibawa ke rumah
sakit.
6. Herd immunity
Secara harfiah, istilah ‘herd immunity’ berarti kekebalan kelompok. Herd immunity terhadap
suatu penyakit bisa dicapai dengan pemberian vaksin secara meluas atau bila sudah terbentuk
kekebalan alami pada sebagian besar orang dalam suatu kelompok setelah mereka terpapar dan
sembuh dari penyakit tersebut.
Di tengah pandemi COVID-19, sebagian ahli percaya bahwa penularan virus Corona akan
menurun atau bahkan berhenti sama sekali bila sudah ada banyak orang yang sembuh dan
menjadi kebal terhadap infeksi ini.
Meski begitu, hingga saat ini belum ada vaksin untuk COVID-19 dan untuk menunggu hingga
tercapai herd immunity secara alami pun sangat berisiko karena penyakit ini dapat berakibat
fatal.
Nah, itu dia berbagai istilah terkait infeksi virus Corona atau COVID-19. Untuk meminimalkan
risiko Anda terjangkit penyakit ini, patuhilah anjuran dokter dan pemerintah. Selain mencuci
tangan, memakai masker, serta menjalani pola hidup bersih dan sehat, hindari tempat-tempat
yang ramai atau berkumpul dengan banyak orang.
Pandemi COVID-19 memang mengkhawatirkan, tetapi setiap orang dapat membantu
meringkankan kondisi ini dengan melakukan perannya masing-masing.
perannya masing-masing.
a) Asal virus corona tipe baru
Virus corona sebenarnya umum terjadi pada hewan dan jarang hewan dapat menularkannya
kepada manusia. Ada banyak jenis virus corona, yang beberapa di antaranya dapat menyebabkan
pilek atau penyakit pernapasan ringan, yakni gangguan di hidung, tenggorokan, paru.
b) Virus penyebab Covid-19 dinamakan sebagai corona

5
Penamaan virus itu terinspirasi dari bentuk dari virusnya. Jika dilihat dari bawah mikroskop, ia
tampak dikelilingi oleh struktur-struktur runcing seperti halnya mahkota. Corona juga berasal
dari kata yang berarti bagian paling luar atmosfer matahari.

2.1.2. Gejala COVID-19

Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek, batuk kering,
sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa mengalam
demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala
tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu:

1) Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)

2) Batuk

3) Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
terpapar virus Corona.

Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering.
Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit
tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara
bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa
sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan
khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan
bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah
ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya
kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius. Mereka yang mengalami demam, batuk
dan kesulitan bernapas sebaiknya mencari pertolongan medis.

6
a. Apa Ciri-Ciri Awal Penderita Corona Covid-19?

Gejala awal virus corona COVID-19 yang dirasakan para pasien adalah demam, batuk, pilek,
gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih, dan lesu. Namun, sebagian pasien Covid-19
hanya mengalami gejala sakit ringan, dan bahkan sama sekali tidak mengalami gejala infeksi.
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Berdasarkan informasi di laman lembaga kesehatan
AS, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), lansia dan mereka yang memiliki
riwayat gangguan kesehatan seperti diabetes, asma, atau penyakit jantung, memiliki resiko lebih
tinggi, saat terinfeksi virus corona.

b. Gejala Corona Covid-19 dari Hari ke Hari

Business Insider melaporkan sebuah studi yang menganalisis gangguan kesehatan pada 140
pasien Covid-19. Penelitian ini mencatat 80 persen pasien tergolong kasus ringan, 15 persen
termasuk kasus parah dan 5 persen sakit kritis. Mayoritas atau 99 persen pasien itu mengalami
demam tinggi. Lebih dari separuhnya mengalami kelelahan dan batuk kering. Sekitar sepertiga
pasien juga mengalami nyeri otot dan sulit bernapas. Berdasarkan hasil riset di Wuhan tersebut,
berikut perkembangan kemunculan gejala sakit Covid-19 yang tampak dari hari ke hari ketika
infeksi virus corona sudah terjadi.

Hari 1: Pasien mengalami demam. Beberapa di antara mereka juga mengalami kelelahan, nyeri
otot, dan batuk kering. Sementara, sebagian kecil lainnya mengalami diare atau mual satu atau
dua hari sebelumnya.

Hari 5: Pasien bisa mengalami kesulitan bernapas, terutama jika mereka lansia atau memiliki
gangguan kesehatan sebelumnya.

Hari 7: Pada hari ke tujuh ini, gejala di atas muncul dan rata-rata pasien belum dirawat di rumah
sakit

Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen) mengalami sindrom gangguan
pernapasan akut, atau ketika cairan menumpuk di paru-paru. Kejadian ini sering berakibat fatal.

Hari 10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini adalah waktu ketika penyakit Covid-19
membuat pasien harus dirawat di ICU. Pasien-pasien yang mengalami kondisi ini lebih mungkin
memiliki sakit perut memburuk dan kehilangan nafsu makan ketimbang mereka yang termasuk
kasus ringan. Pada fase ini, tingkat kematian ditemukan hanya sekitar 2 persen.

Hari 17: Rata-rata, pasian yang pulih bisa keluar dari rumah sakit setelah 14-18 hari perawatan.
Gejala covid-19 dapat mirip dengan pneumonia. Akan tetapi, ahli radiologi di Universitas
Thomas Jefferson Paras Lakhani mengatakan bahwa kondisi pasien yang terjangkit Covid-19
dapat menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Ini lah yang dapat membedakan pneumonia
dengan virus Corona tersebut. "Pneumonia biasanya tidak berkembang pesat," kata Lakhani.

7
"Biasanya, sebagian besar rumah sakit akan mengobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil
dan kemudian mulai membaik,” lanjutnya dikutip dari Business Insider.

c. Perbedaan orang yang sakit akibat Virus Corona (2019-nCoV) dengan influenza biasa

Orang yang terinfeksi 2019-nCoV dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran
pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Meski gejalanya sama, tetapi virus
penyebabnya bisa berbeda. Kemiripan gejala tersebut membuat identifikasi infeksi Virus Corona
tidak mudah dilakukan. Perlu ada pemeriksaan laboratorium untuk mengonfirmasi indikasi
seseorang tertular Virus Corona. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan agar setiap orang
yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas mencari pengobatan sejak dini. Mereka pun
perlu memberitahu petugas kesehatan soal riwayat perjalanannya dalam 14 hari terakhir sebelum
gejala muncul. Informasi lainnya ialah riwayat kontak mereka dengan seseorang yang sedang
menderita infeksi saluran pernafasan.

d. Berapa Lama waktu inkubasi Virus Corona (2019-nCov)

Waktu yang diperlukan sejak tertular atau terinfeksi hingga muncul gejala disebut masa inkubasi.
Saat ini masa inkubasi Virus Corona (2019-nCoV) diperkirakan antara 21 hari, dan perkiraan ini
dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus. Jika merujuk data kasus penyakit
akibat coronavirus sebelumnya, seperti MERS dan SARS, masa inkubasi 2019-nCoV juga bisa
mencapai 14 hari. Setiap orang berisiko terkena virus corona COVID-19, tetapi risikonya
tergantung pada tempat tinggal atau tempat yang dikunjungi baru-baru ini. Risiko infeksi lebih
tinggi di daerah di mana sejumlah orang telah didiagnosis dengan COVID-19. Hingga saat ini,
sudah dipastikan ada penularan antar-manusia. Biasanya, penularan dapat terjadi setelah ada
kontak erat dengan pasien terinfeksi Virus Corona, seperti di tempat kerja, rumah atau fasilitas
pelayanan kesehatan dan lainnya. Lebih dari 95% dari semua kasus COVID-19 terjadi di Cina,
dengan sebagian besar di Provinsi Hubei. Untuk orang-orang di sebagian besar belahan dunia
lainnya, risiko Anda terkena COVID-19 saat ini rendah, tetapi, penting untuk mengetahui situasi
dan upaya kesiapsiagaan di wilayah masing-masing. Orang dapat tertular virus COVID-19 dari
orang lain yang memiliki virus. Penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui cairan
dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang dengan COVID-19 batuk atau bersin.
Cairan ini mendarat pada benda dan permukaan di sekitar orang tersebut. Orang lain kemudian
kena COVID-19 dengan menyentuh benda atau permukaan ini, kemudian menyentuh mata,
hidung, atau mulut mereka.

2.1.3. Penyebaran COVID-19

Bagaimana cara COVID-19 menyebar?

Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-19 dapat
menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat
orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini
kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang menyentuh
benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit
COVID-19. Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar

8
dari batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan
penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.

a. Apakah virus penyebab COVID-19 ini dapat menular melalui udara?

Menurut penelitian sejauh ini, virus penyebab COVID-19 ini umumnya menular melalui kontak
dengan percikan dari saluran pernapasan, bukan melalui udara. Lihat jawaban sebelumnya
tentang “Bagaimana cara COVID-19 menyebar?”

b. Apakah COVID-19 dapat menular dari orang yang tidak menunjukkan gejala?

Cara utama penyebaran penyakit ini adalah melalui percikan saluran pernapasan yang dihasilkan
saat batuk. Risiko penularan COVID-19 dari orang yang tidak ada gejala sama sekali sangatlah
rendah. Namun, banyak orang yang terjangkit COVID-19 hanya mengalami gejala-gejala ringan,
terutama pada tahap-tahap awal. Karena itu, COVID-19 dapat menular dari orang yang,
misalnya, hanya batuk ringan tetapi merasa sehat. WHO terus mengkaji perkembangan
penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.

c. Apakah saya dapat tertular COVID-19 dari feses orang yang terjangkit penyakit ini?

Risiko penularan COVID-19 dari feses orang yang terinfeksi COVID-19 adalah kecil. Penelitian
awal memang mengindikasikan bahwa dalam kasus-kasus tertentu virus ini bisa ada di feses,
tetapi dalam konteks wabah yang sedang terjadi ini, rute penularan ini tidak menjadi
kekhawatiran. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-
19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru. Namun demikian, karena risiko tetap ada
(walaupun kecil), hal ini memperkuat alasan mengapa kita harus rajin mencuci tangan setelah
menggunakan kamar mandi dan sebelum makan.

Proses Penyebaran Virus, Kuman atau Bakteri

CDC's Public Health Image Library/ ilustrasi

Dilansir dari laman hellosehat, virus, kuman atau bakteri penyebab penyakit dapat ditularkan
melalui berbagai cara. Dalam dunia medis, proses penularan virus, kuman atau bakteri dari satu

9
orang ke orang lain sering disebut dengan transmisi. Transmisi virus, kuman dan bakteri
penyakit ini bisa ditularkan melalui kontak langsung, makanan, hewan, hingga melalui udara.

Penyebaran virus, kuman dan bakteri melalui udara ini masih dibagi menjadi dua yaitu, secara
langsung atau airborne dan droplets. Kedua macam penularan ini sering dipahami sebagai satu
hal yang sama oleh kebanyakan orang. Padalah sebenarnya airborne dan droplets adalah dua
macam penularan yang berbeda.

Penularan melalui udara secara langsung atau airborne, berarti virus, kuman juga bakteri dapat
menyebar dengan mudah melalui udara meskipun penderita tidak melakukan kontak langsung
dengan orang lain. Virus, kuman dan bakteri tersebut dapat keluar dari batuk atau bersin si
penderita, yang kemudian terbang dan menempel pada mata, mulut atau hidung orang yang
sehat.

Sedangkan penularan melalui droplets, terjadi ketika seorang penderita yang bersin atau batuk
kemudian keluar percikan (droplets) yang mengandung virus, kuman maupun bakteri penyebab
penyakit. Jika percikan ini keluar dan memasuki mata, mulut atau hidung seseorang yang sehat,
maka Ia bisa tertular.

Virus Corona Menular Melalui Droplet

Penularan melalui droplets inilah yang terjadi pada wabah COVID-19. Bukan hanya itu,
penularan droplets ini juga memungkinkan melalui permukaan benda-benda yang terkena
percikan berisi virus corona.
Apabila seorang penderita bersin atau batuk yang tidak ditutup, kemudian percikan tersebut
mengenai permukaan benda di sekitarnya, maka orang lain yang telah menyentuh benda tersebut
kemudian menyentuh bagian mata, mulut atau hidung akan dengan mudah tertular virus
penyebab COVID-19.
Seperti yang tercantum dalam laman corona.jogjaprov.go.id, cara penularan COVID-19 ialah
melalui kontak dengan droplet saluran napas penderita. Droplet merupakan partikel kecil dari

10
mulut penderita yang mengandung kuman penyakit, yang dihasilkan pada saat batuk, bersin, atau
berbicara.
Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter). Droplet juga bisa menempel di
pakaian atau benda di sekitar penderita pada saat batuk atau bersin.
Namun, partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau mengendap di udara
dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, orang yang sedang sakit, diwajibkan untuk
menggunakan masker untuk mencegah penyebaran droplet.
Mencuci tangan sesering mungkin juga bisa menjadi upaya pencegahan yang wajib dilakukan
oleh setiap individu. Menjaga semua anggota badan tetap bersih dan sehat adalah hal penting
untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas.
Detail Penularan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para pakar kesehatan banyak mengulas tentang cara
penularan virus corona.
Bagaimana detail dan sifat penularannya? Mari kita urai satu per satu.
1. Penularan Langsung
Ludah yang bermuatan virus corona bisa saja menular langsung dari satu orang ke orang lainnya,
saat mereka berdekatan.
Misalnya si A yang sudah terpapar virus corona bicara, menguap, batuk, bersin atau meludah,
lalu percikan ludah, baik disengaja atau tidak menyembur ke wajah orang lain dan tepat masuk
ke mata, lubang hidup, atau mulut orang itu.
Oleh air mata, ingus, dan ludah yang ketelan, virus dibawa masuk ke tenggorokan, karena
ketiganya punya jalur yang saling terhubung.
Mungkin bisa saja percikan ludah dari si penderita hanya nempel di bibir. Tapi karena ada yang
"hobi" menjilat bibir sendiri lalu menelan ludah sendiri, terangkutlah virus corona ke
tenggorokan.
Di tenggorokan virus menemukan tempat yang nyaman. Dia betah, dan terus berkembang.
Merusak paru-paru kita, kalau daya tahan tubuh kita tidak bagus dan tidak mampu
mengalahkannya.
Penularan secara langsung ini tidak saja terjadi saat diam berdekatan. Bisa saja saat kita naik
motor, mobil atau kendaraan lain.
Tiba-tiba ada penderita corona yang lagi naik motor, mobil dengan kaca terbuka, atau jalan kaki.
Sambil jalan dia bicara, menguap, batuk, bersin atau meludah, lalu tanpa sadar kena di mata,
hidung atau mulut orang yang sedang naik motor/mobil yang kacanya terbuka, atau mengenai
orang yang sedang duduk atau berdiri di pinggir jalan. Maka, menularlah virus itu.

11
Teknisnya bisa macam-macam, tapi pada prinsipnya ludah bermuatan corona berpindah secara
langsung dari penderita ke mata, lubang hidung dan mulut orang lain yang sehat, di mana saja,
kapan saja dan dalam situasi apa saja serba memungkinkan.
2. Penularan Tidak Langsung
Ketika ada orang bicara, menguap, batuk, bersin atau meludah, percikan ludah bermuatan virus
corona akan terlempar keluar.
Mungkin tidak mengenai mata, lubang hidung, atau mulut orang lain.
Tapi percikan ludah bermuatan virus itu bisa menempel di permukaan benda padat apa saja.
Bisa di baju kita, bisa di.meja, kursi, kain, kaca, dinding mobil, tangki motor, sayuran, kantong
plastik dan jutaan permukaan benda lain yang nggak bisa saya uraikan satu-satu. Tergantung di
mana, saat apa, dan kapan orang itu bicara, menguap, batuk, bersin atau meludah.
Bisa di toko, kantor, swalayan, mall, mobil, motor, pesawat, kapal, lapangan, sekolah, tempat
ibadah, hotel, bengkel, restauran dan banyak tempat lainnya.
Karena sifat virus corona mampu bertahan di permukaan benda-benda padat hingga hitungan
jam, maka potensi penyebarannya makin sulit dilacak dan tidak terkendali.
Cara menularnya sederhana. Saat kita tanpa sengaja memegang benda yang terkena percikan
ludah itu di mana saja dan entah oleh siapa saja, lalu kita tanpa sadar memasukkan jari ke hidung
(ngupil), ke mulut atau mengusap mata kita, pada saat bersamaan virus corona akan masuk ke
tubuh kita melalui mata, lubang hidung dan mulut kita itu.
Jadi dalam hal ini, jari-jari tangan kita paling potensial menjadi sarana masuknya virus corona
dari permukaan benda-benda ke tubuh kita yang bersifat tidak langsung.
Sampai tahap ini, mudah dipahami kalau penyebaran virus corona sangat cepat, masif dan seperti
sulit dikontrol.
Semoga sampai di sini, juga bisa dipahami.

2.2 Pencegahan COVID-19


Cara memeriksakan diri Pasien dengan gejala ringan seperti batuk terus menerus atau memiliki
suhu tubuh di atas 37,8 derajat celsius harus mengisolasi diri di rumah. Adapun metode yang
direkomendasikan untuk memeriksa suhu tubuh adalah sebagai berikut: Ketiak Tempatkan ujung
termometer di tengah ketiak Lipatkan lengan ke tubuh selama satu menit Ambil dan periksa suhu
Mulut Tempatkan ujung termometer di bawah lidah Biarkan selama sekitar satu menit Ambil dan
periksa suhu Telinga Tarik dengan lembut telinga untuk meluruskan saluran telinga Masukkan
termometer telinga digital ke dalam saluran telinga Himpitkan dan tekan tombol selama satu
detik Ambil dan periksa suhu
Untuk mencegah agar kita tidak tertular virus corona Covid-19, berikut panduan lengkapnya dari
WHO :

12
1. Cuci tangan sesering mungkin
Cuci tangan secara teratur dan sesering mungkin dengan sabun dan air atau bahan mengandung
alkohol akan membunuh virus yang mungkin ada di tangan kamu.

2. Terapkan social distancing


Jaga jarak minimal 1 meter dengan mereka yang batuk atau bersih. Alasannya, ketika seseorang
batuk atau bersin atau bersih, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut
mereka yang mungkin mengandung virus. Jika terlalu dekat, kamu bisa menghirup tetesan air
yang mungkin saja mengandung virus COVID-19.

3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut


Tangan menyentuh banyak permukaan dan virus mungkin menempel di sana. Setelah
terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut kamu. Dari sana,
virus bisa masuk ke tubuh dan bisa membuat sakit.

13
4. Lakukan aturan bersin yang benar
Pastikan kamu, dan orang-orang di sekitar untuk selalu menutupi mulut dan menutupi hidung
dengan siku tangan yang ditekut ketika batuk atau bersih. Kemudian segera buang tisu bekasnya.
Alasannya, tetesan menyebarkan virus.

5. Jika mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segeralah berobat


Tetap di rumah jika Anda merasa tidak sehat. Jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan
bernapas, cari bantuan medis dan ikuti arahan otoritas kesehatan setempat. Otoritas nasional dan
lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah Anda.
10 Cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona adalah:

14
1) Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem
imunitas/kekebalan tubuh meningkat.
2) Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub
berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin
ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah.
Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan
tangan adalah hal yang sangat penting.
3) Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian
dalam (bukan dengan telapak tangan).
4) Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
5) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal
yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan
yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
6) Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau
saat berada di tempat umum.
7) Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah
tangan Anda.
8) Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.
9) Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda merasa
demam, batuk, dan sulit bernapas. Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah
bantuan mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah
melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak erat dengan orang
yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.
10) Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat. Ikuti arahan
dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari sumber
yang tepat dapat membantu Anda melindungi diri Anda dari penularan dan penyebaran
penyakit ini.
Pencegahan Corona
Dalam upaya mencegah penyebaran virus semakin meluas, setiap individu perlu menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Langkah-langkah pencegahan virus corona bisa dilakukan sebagai berikut.
 Lakukan etika bersin dan batuk yang baik dan benar. Tutup mulut ketika sesegera
mungkin ketika merasa ingin bersin maupun batuk. Cara ini bisa dilakukan dengan
menggunakan tisu, lalu segera membuang tisu ke tempat sampah setelahnya. Atau bisa
juga dengan cara menutup mulut dengan menggunakan lengan baju bagian dalam dengan
posisi lengan ditekuk ke dalam.
 Sering mencuci tangan dengan baik dan benar sesuai aturan. Pastikan setiap bagian
tangan, termasuk jari dan kuku terjangkau dengan baik saat mencuci tangan. Lakukan
cuci tangan dengan durasi minimal 20 detik. Ketika berada di tempat yang tidak
terjangkau air, bisa dengan menggunakan gel antiseptik yang praktis dibawa ke mana
pun. Gunakan gel antiseptic ini sebelum dan setelah mengerjakan sesuatu.

15
 Bersihkan permukaan barang yang sehari-hari dipakai dengan menggunakan alkohol atau
disinfektan. Seperti smartphone, kunci kendaraan, dompet, gagang pintu dan lain
sebagainya. Usahakan untuk membersihkan barang-barang tersebut sesering mungkin.
 Terapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi. Selain itu,
cukupi kebutuhan air setiap hari dengan baik agar hidrasi tetap terjaga. Selain itu,
olahraga juga perlu dilakukan agar kekebalan tubuh semakin meningkat dan tidak mudah
terserang penyakit.
Hal yang tidak boleh dilakukan :
 Dekat dengan orang yang sedang sakit, batuk, atau bersin.
 Sembarang menyentuh hidung, mulut atau mata dengan tangan yang tidak dicuci bersih.
 Berpergian ke luar saat sedang sakit yang menunjukkan gejala COVID-19.
Apa yang dapat saya lakukan untuk melindungi diri saya dan mencegah penyebaran penyakit
ini?
Perlindungan untuk semua orang
Tetap ikuti informasi terbaru tentang wabah COVID-19 yang tersedia di situs web WHO dan
melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah Anda. Di banyak negara di dunia,
kasus dan bahkan wabah COVID-19 telah terjadi. Pemerintah Tiongkok dan pemerintah
beberapa negara lain telah berhasil memperlambat atau menghentikan wabah yang terjadi di
wilayahnya. Namun, situasi yang ada masih sulit diprediksi. Karena itu, tetaplah ikuti berita
terbaru.
Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan
beberapa langkah pencegahan:
1. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda demam, batuk dan kesulitan
bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap memberitahukan kondisi Anda terlebih
dahulu. Ikuti arahan Dinas Kesehatan setempat Anda. Mengapa? Kementerian Kesehatan dan
Dinas Kesehatan daerah akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di wilayah Anda.
Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan yang akan merawat
Anda dapat segera mengarahkan Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini
juga melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
2. Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota atau daerah di mana
COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut –
terutama jika Anda sudah berusia lanjut atau mengidap diabetes, sakit jantung atau paru-paru
Mengapa? Kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi di tempat-tempat tersebut.
Perlindungan jika sedang berada di atau pernah berkunjung ke (dalam waktu 14 hari
terakhir) wilayah di mana COVID-19 menyebar
1. Ikuti panduan di atas (Perlindungan untuk semua orang)

16
2. Lakukan isolasi diri dengan cara tetap tinggal di rumah jika Anda mulai merasa kurang sehat,
bahkan jika gejalanya ringan seperti sakit kepala, demam berskala rendah (37.3 C atau lebih) dan
pilek ringan, sampai Anda sembuh.
Jika orang lain harus membawakan Anda persediaan atau jika Anda harus keluar, misal untuk
membeli makanan, kenakanlah masker agar tidak menginfeksi orang lain.
Mengapa? Jika Anda tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain dan tidak mengunjungi
fasilitas medis, diri Anda dan orang lain akan terlindung dari virus COVID-19 dan lainnya dan
fasilitas kesehatan akan dapat beroperasi lebih efektif.
Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segera minta nasihat dokter karena kondisi ini
bisa jadi dikarenakan infeksi saluran pernapasan atau kondisi serius lainnya. Jika Anda sudah
memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan dapat lebih cepat
mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat. Hal ini juga membantu mencegah
kemungkinan penyebaran COVID-19 dan virus-virus lainnya.
Seberapa besar kemungkinan saya tertular COVID-19?
Risiko tertular tergantung lokasi Anda – lebih tepatnya, apakah sedang terjadi wabah COVID-19
di sana. Di sebagian besar lokasi, risiko tertular COVID-19 masih rendah. Namun, ada tempat-
tempat (kota atau wilayah) di seluruh dunia di mana penyakit ini menyebar. Orang yang tinggal
di atau mengunjungi wilayah-wilayah ini lebih berisiko tertular COVID-19. Pemerintah-
pemerintah dan otoritas kesehatan mengambil tindakan tegas setiap kali kasus COVID-19 baru
teridentifikasi. Patuhilah larangan-larangan perjalanan, pergerakan atau pertemuan dengan
jumlah peserta yang besar yang diberlakukan di tempat Anda berada. Bekerja sama dengan
upaya-upaya pengendalian penyakit akan menurunkan risiko Anda tertular atau menyebarkan
COVID-19.
Wabah dan penularan COVID-19 dapat ditahan dan dihentikan, seperti yang terjadi di Tiongkok
dan beberapa negara lain. Sayangnya, wabah-wabah baru terjadi dengan cepat. Anda perlu
mengetahui situasi di tempat Anda berada atau yang akan Anda kunjungi. WHO
mempublikasikan laporan terbaru tentang situasi COVID-19 di seluruh dunia setiap harinya.

17
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, mulai flu
biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MEST) dan
Sindrom Pernafasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus
jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan China,
pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Corona Virus Disease-2019
(COVID-19).
COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus
yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya.
Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding
(kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus covid-19 jauh lebih banyak disbanding SARS.
Covid-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding
SARS.
Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat
batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda disekitarnya. Kemudian jika
ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu
orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat
terinfeksi COVID-19, arau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja
menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak
hingga kurang lebih satu meter dari orang sakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus
melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara

18
penularannya. Tetap pantau sumber informasi akurat dan resmi mengenai perkembangan
penyakit ini.
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti berapa lama covid-19 mampu bertahan
dipermukaan suatu benda, meskipun studi awal menunjukkan bahwa covid-19 dapat bertahan
hingga beberapa jam, tergantung jenis permukaan, suhu, atau kelembapan lingkungan.
Namun disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut sehingga tidak mungkin
menginfeksi orang lagi. Dan membiasakan cuci tangan dengan air dan sabun, atau hand-rub
berbasis alkohol, serta hindari menyentuh mata, mulut atau hidung (segitiga wajah) lebih
efektif melindungi diri anda.
Orang yang tinggal atau bepergian didaerah dimana virus covid-19 bersirkulasi sangat
mungkin berisiko terinfeksi. Mereka yang terinfeksi adalah orang-orang yang dalam 14 hari
sebelummuncul gejala melakukan perjalanan dari negara atau daerah yang terjangkit atau
yang kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan kerja atau tenaga medis yang merawat
pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi covid-19. Petugas Kesehatan yang
merawat pasien yang terinfeksi covid-19 berisiko lebih tinggi dan harus konsisten
melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang
tepat.
Pemeriksaan medis yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan
untuk menginformasi apakah seseorang terinfeksi covid-19.

3.2 Saran
Tidak ada batasan usia orang-orang yang dapat terinfeksi oleh corona virus ini. Jadi saran
saya untuk masyarakat dimanapun kalian berada jangan panik, tetap ikuti anjuran pemerintah
dengan dirumah saja, sering-sering mencuci tangan, gunakan masker ketika keluar rumah,
dan jangan lupa untuk terapkan sosial distancing agar kita bisa memutus rantai penyebaran
corona virus ini.

19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports

https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/

https://www.alodokter.com/virus-corona

20

Anda mungkin juga menyukai