Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Hari / Tanggal : Jumat, 27 Oktober 2023


Waktu : 30 Menit
Pokok Bahasan : Gagal Jantung
Sasaran : Keluarga pasien rawat inap ruang ICVCU
Penyuluh : Mahasiswa Program Profesi Ners STIKes Eka
Harap Palangka Raya
Tempat : Ruang ICVCU RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang gagal jantung, diharapkan
keluarga dapat mengerti dan dapat menerapkan bagaimana perawatan di
rumah agar kekambuhan dapat dicegah
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan
keluarga mampu :
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian gagal jantung
2. Peserta dapat menjelaskan penyebab gagal jantung
3. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala gagal jantung
4. Peserta dapat menjelaskan Perawatan gagal jantung
C. Materi
1. Pengertian gagal jantung
2. Penyebab gagal jantung
3. Tanda dan gejala gagal jantung
4. Perawatan gagal jantung
D. Metode
1. Ceramah
E. Media
1. Leaflet
2. Poster
F. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan Menjawab salam,
a. Mengucapkan salam dan mendengarkan
terima kasih atas kedatangan dengan seksama
para peserta.
b. Memperkenalkan diri dan
Menjelaskan tujuan
penyuluhan
c. menyebutkan materi/ pokok
bahasan yang akan
disampaikan .

2 15 menit
Pelaksanaan Kegiatan Menyimak,
Penyuluhan memperhatikan, dan
a. Pengertian gagal jantung memperaktikkan
b. Penyebab gagal jantung
c. Tanda dan gejala gagal
jantung
d. Perawatan gagal jantung

3 10 menit Penutup Peserta


a. Menyimpulkan atau memperhatikan dan
merangkum hasil penyuluhan mempraktikkan cara
b. Mengevaluasi hasil kegiatan mencuci tangan yang
dan meminta salah satu dari benar.
peserta untuk mengulangi evaluasi.
menjelaskan kembali Menjawab salam
bagaimana perawatan gagal
Jantung.
c. Memberi salam dan meminta
maaf bila ada kesalahan
MATERI

A. Definisi
Gagal jantung kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat
jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian
ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2013). Kegagalan jantung kongestif adalah suatu
kegagalan pemompaan (di mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan
metabolik tubuh), hal ini mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan
jantung, pembuluh darah atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang
mengakibatkan jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada berbagai
organ (Ni Luh Gede Yasmin, 2016).

B. Etiologi
Menurut Wajan Juni Udjianti (2016) penyebab dari gagal jantung
kongestive adalah sebagai berikut:
1. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
yang berdampak pada menurunnya kontraktilitas jantung.
2. Aterosklerosis Koroner
Kelainan ini mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukkan asam laktat). Infark miokardium biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.
3. Hipertensi Sistemik Atau Hipertensi Pulmonal
Gangguan ini menyebabkan meningkatnya beban kerja jantung dan pada
gilirannya juga turut mengakibatkan hipeertrofi serabut otot jantung.
4. Peradangan Atau Penyakit Miokardium Degeneratif
Gangguan kesehatan ini berhubungan dengan gaggal jantung karena kondisi
ini secara langsung dapat merusak serabut jantung dan menyebabkan
kontraktilitas jantung menurun.
5. Penyakit Jantung Yang Lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai penyakit jantung yang sebenarnya tidak
secara lansung mempengaruhi organ jantung misalnya stenosis katup
semiluner.

C. Manifestasi klinis
Menurut Mansjoer (2016) manifestasi klinis congestive heart failure adalah
sebagai berikut :
1. Gagal Jantung Kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri
tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan
dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru.
Manifestasi klinis yang dapat terjadi meliputi : dispnea, ortopnea, batuk, mudah
lelah, takikardia, insomnia.
a. Dispnea
Dapat terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu
pertukaran gas. Dispnea bahkan dapat terjadi pada saat istirahat atau
dicetuskan oleh gerakan minimal atau sedang.
b. Ortopnea
Kesulitan bernafas saat berbaring, beberapa pasien hanya mengalami
ortopnea pada malam hari, hal ini terjadi bila pasien, yang sebelumnya
duduk lama dengan posisi kaki dan tangan di bawah, pergi berbaring ke
tempat tidur. Setelah beberapa jam cairan yang tertimbun diekstremitas yang
sebelumnya berada di bawah mulai diabsorbsi, dan ventrikel kiri yang
sudah terganggu, tidak mampu mengosongkan peningkatan volume dengan
adekuat. Akibatnya tekanan dalam sirkulasi paru meningkat dan lebih lanjut,
cairan berpindah ke alveoli.
c. Batuk
Batuk yang berhubungan dengan ventrikel kiri bisa kering dan tidak
produktif, tetapi yang tersering adalah batuk basah yaitu batuk yang
menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah yang banyak, yang kadang
disertai bercak darah.
d. Mudah lelah
Mudah lelah dapat terjadi akibat curah jantung yang kurang menghambat
jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan
sisa hasil katabolisme, juga terjadi akibat meningkatnya energi yang
digunakan untuk bernapas.
e. Insomnia
Insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk.
2. Gagal Jantung Kanan
Manifestasi klinis yang tampak dapat meliputi edema ekstremitas bawah,
peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena leher, asites, anoreksia,
mual dan nokturia.
a. Edema
Edema dimulai pada kaki dan tumit juga secara bertahap bertambah ke
tungkai, paha dan akhirnya ke genetalia eksterna serta tubuh bagian bawah.
b. Hepatomegali
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang, maka tekanan
dalam pembuluh darah portal meningkat sehingga cairan terdorong keluar
rongga abdomen, suatu kondisi yang dinamakan ascites. Pengumpulan cairan
dalam rongga abdomen ini dapat menyebabkan tekanan pada diafragma dan
distress pernafasan.
c. Anoreksia
Anoreksia dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen.
d. Nokturia
Nokturia terjadi karena perfusi renal yang didukung oleh posisi penderita
pada saat berbaring. Diuresis terjadi paling sering pada malam hari karena
curah jantung membaik saat istirahat.
e. Kelemahan
Kelemahan yang menyertai gagal jantung sisi kanan disebabkan karena
menurunnya curah jantung, gangguan sirkulasi, dan pembuangan produk
sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan.

D. Perawatan gagal jantung


1. Istirahat cukup
2. Olahraga sesuai kemampuan jalan pagi minimal 30 menit/ hari
3. Diet rendah kolesterol
4. Konsumsi protein cukup (kacang-kacangan seperti buncis, wortel, kacang
panjang, tahu, tempe, ikan, telur, daging sapi atau ayam dengan lemak rendah)
5. Pembatasan konsumsi garam 2-3g/hari jika disertai hipertensi atau bengkak.
6. Serat cukup untuk menghindari konstipasi (sayur, buah-buahan)
7. Terapi medis (obat-obatan)
8. Pembatasan asupan cairan dibutuhkan pada penderita gagal jantung yang parah.
Kontrol kepelayanan kesehatan minimal 2 minggu sekali untuk mengetahui
perkembangan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 volume


2.
Cetakan I. Jakarta: EGC

Ni Luh Gede Yasmin. 2016. Keperawatan Medikal Bedah Klien Dengan


Gangguan Pernafasan. Cetakan Pertama. Jakarta : EGC

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta :


Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai