Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“UNTUK MENCEGAH CVD ( JANZJJZJ) MELALUI


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dosen pengampu :
Ns. Putu Wahyu Sri JS,S.kep.,M.Kes

Disusun oleh :

Widiawati

1700001043

AKADEMI KEPERAWATAN RS.EFARINA


PURWAKARTA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

Materi Penyuluhan : CVD (


Pokok Bahasan : cvd/ stroke
Hari / Tanggal :21 Desember 2019
Tempat :
Waktu : 30 Menit
Sasaran : pasien

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat mengetahui dan
memahami bagaimana mencegah stroke.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dapat
mengetahui tentang :
1) Definisi Stroke
2) Penyebab Stroke
3) Tanda dan gejala Stroke
4) Cara Mencegah Stroke
5) Komplikasi Stroke
B. METODE PENYULUHAN

1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

C. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik
D. MATERI (URAIAN TERLAMPIR)

1. Definisi Stroke
2. Penyebab Stroke
3. Tanda dan gejala Stroke
4. Cara Mencegah Stroke
5. Komplikasi Stroke
E. PENGORGANISASIAN

1. Pemateri : widiawati

F. PELAKSANAAN KEGIATAN
No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Metode
Kegiatan Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Ceramah dan
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan Tanya jawab
3. Menjelaskan maksud keterangan
dan tujuan penyaji
penyuluhan 3. Menyampaikan
4. Menggali pengetahuan
pengetahuan peserta tentang materi
tentang materi yang yang
akan disampaikan. disampaikan
2 Pelaksanaan 15 1. Menjelaskan materi 1.Mendengarkan Ceramah dan
menit penyuluhan secara Tanya jawab
teratur dan berurutan
2. Pengertian Asma
2.Memperhatikan.
3. Penyebab Asma
4. Dampak Asma
5. Cara mencegah Asma.
3. Menyimak

3 Penutup 10 1. Memberi kesempatan 1. Mendengarkan. Ceramah dan


Menit pada keluarga untuk Tanya jawab
bertanya. 2. Memperhatikan.
2. Beri pujian
3. Menyimpulkan hasil 3. Menjawab salam
penyuluhan
4. Mengucapkan salam.

G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b. Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik.
c. Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak
pasien dan keluarga pasien.
2. Evaluasi proses
a. Pasien aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan.
b. Pasien aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c. Pasien mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri.
3. Evaluasi hasil
Pasien mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan
dengan benar melalui pertanyaan lisan meliputi pengertian Stroke , dan cara
penyebabnya.

H. SUMBER

1. Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC

2. Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI

3. Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persarafan.Jakarta: Salemba Medika

I. LAMPIRAN MATERI
1. Definisi Stroke

Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus


ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah
otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
 Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah
otak (Corwin, 2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan
fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak
sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun
2. Penyebab Stroke

Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):


1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema
dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang
sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.
Tanda dan gejala neurologis memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
2. Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan
dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta dan
arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh
darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi
melalui mekanisme berikut:
 Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
 Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis.
 Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan
thrombus (embolus).
 Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan
terjadi perdarahan.
b. Hyperkoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit meningkat
dapat melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
d. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di
jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut
berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan
dibawah ini dapat menimbulkan emboli:
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD).
b. Myokard infark
c. Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan
ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu
kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endocardium.
2. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat
terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah
otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat
mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga
terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
3. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia
4. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:
a. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain
3. Tanda dan gejala Stroke

Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi


(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa
karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.

a. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)

b. Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya hemiparesis)
yang timbul mendadak..

c. Tonus otot lemah atau kaku.

d. Menurun atau hilangnya rasa

e. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”

f. Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)

g. Disartria (bicara pelo atau cadel)

h. Gangguan persepsi

i. Gangguan status mental

j. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.

4. Cara Mencegah Stroke


a. Menjaga berat badan ideal
b. Berolahra secara rutin
c. Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat
d. Kurangi garam
e. Kurangi konsumsi alkohol
f. Berhenti merokok
g. Konsumsi kafein sesuai yang di anjurkan.
5. Komplikasi Stroke
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi,
komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi  infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis  nyeri pada daerah punggung,
dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak  epilepsi dan sakit kepala.
4. Hidrocephalus
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol respon
pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.
LEMBAR PENGESAHAN

Sasaran Purwakarta, Desember 2019

Pemberi Penyuluh

(..............................................) (...................................................)

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

(...............................................................)

Anda mungkin juga menyukai