Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem integumen adalah sistem yang sangat penting dalam tubuh dan merupakan
sistem terbesar dalam tubuh yang tediri dari kulit, rambut, kuku dan hal yang berkaitan dalam
kulit. Sistem integumen merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang sistem kulit.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai definisi dari sistem integumen, ciri-ciri, fungsi
dll.

B. Rumusan Masalah

1. Megetahui definisi sistem integumen


2. Mengetahui ciri-ciri sistem integumen
3. Mengetahui lapaisan-lapisan pada kulit
4. Mengetahui fungsi-fungsi sistem integumen
5. Mengetahui gangguan yang terjadi pada sistem integumen

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
kepada pembaca tentang sistem integumen serta seluk-beluknya. Serta ingin berbagi ilmu
tentang ini.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Integumen
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh. Sistem integumen
merupakan sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan,
mencegah dehidrasi, lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga
membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam
pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama
pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mik- roba lainnya. Hal ini juga membantu untuk
memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ
sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan,
tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar
minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem
yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan
jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis atau subcutis).

Ciri-Ciri Kulit :
1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 – 1,75 m.
4. Tebal rata – rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5
mm.pada daerah penis.

Lapisan-Lapisan pada kulit :


1. Epidermis
2. Dermis
3. Endodermis

1. Epidermis

 Terbentuk dari epitel-epitel skuamous yang terstratifikasi


 Terdapat sedikit suplay darah & reseptor saraf (hanya pada lapisan yang plg dkt
dermis)
 Membentuk lapisan paling luar dengan ketebalan ± 0,1 – 5 mm.
 Lapisan eksternalnya tersusun dari keratinosit (zat tanduk)
 Lapisan eksternal ini akan diganti setiap 3-4 minggu sekali.
 Epidermis terbagiani menjadi 5 lapisan (korneum, lusidum, granulosum, spinosum &
germinativum)

1). Stratum Korneum (Lapisan tanduk)

 Merupakan lapisan epidermis terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng
yang mati & tidak berinti & protoplasma telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
 Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan permukaan
luar, terutama pada tangan & kaki.

2). Stratum Lusidum

 Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti.


 Lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan & kaki.

3). Stratum Granulosum

 2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar.
 Mukosa tidak punya lapisan inti.

4). Stratum Spinosum (lapisan malphigi)


Terdapat beberapa lapis sel berbentuk polyangona & besar karena terdapat proses mitosis
(pembelahan sel).
5). Stratum Germinativum (Basale)

 Lapisan sel berbentuk kubus/kolumnar & vertikal yang merupakan perbatasan dengan
dermis, tersusun seperti pagar, mengadakan mitosis.
 Pada sitoplasmanya mengandung melanin.

Persambungan antara epidermis & dermis menghasilkan kerutan pada permukaan kulit. Pada
ujung2 jaringani tangan, kerutan ini dinamakan sidik jaringani (fingerprints).

2. Dermis
Lapisan bawah epidermis adalah dermis. Ini adalah lapisan tebal kulit menyusun hampir
90 persen dari ketebalannya. Lapisan ini mengandung sel-sel khusus yang membantu
mengatur suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel
khusus dari dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan
fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:
* Pembuluh darah - transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan mengeluarkan produk sampah.
Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.
* Pembuluh getah bening - bening pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel darah putih
dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.
* Kelenjar Keringat - mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke permukaan kulit di
mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
* Sebasea (minyak) kelenjar - Minyak rahasia yang membantu untuk kulit tahan air dan
melindungi terhadap mikroba membangun-up. Mereka melekat pada folikel rambut.
* Folikel rambut - rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut dan memberikan
nutrisi pada rambut.
* Sensory reseptor - syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan intensitas
panas ke otak.
* Kolagen - protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat dan
memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
* Elastin - protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang. Hal ini
juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.

3. Endodermis/ Subcutans/ Hipodermis


* Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
* Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot
dan tulang.
* Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
* Sebagai bantalan terhadap trauma.
* Tempat penumpukan energi.

4. Rambut

Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari
tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).

Fungsi rambut
1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
2. menyarig udara.
3. serta berfungsi sebagai pengatur suhu,
4. pendorong penguapan kerngat dan
5. indera peraba yang sensitive.

Rambut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin )
Bagian dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :
1. fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela.
Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun.
90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu
saat.
2. Fase Istirahat( Telogen)

● Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan


● 50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya.
● Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi.
● Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin .
● Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah,
janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen.
● Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin.
● Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).

5. Kuku
● Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras
dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.
● Berfungsi mengangkat benda – benda kecil.
● Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku
kaki: 12- 18 bulan.

B. Jenis-jenis Kelenjar Pada Kulit


Kelenjar kulit terdapat di dalam dermis, terdiri dari 3 jenis, yaitu : Glandula Sudorifera
(kelenjar keringat), glandula Sebasea (kelenjar minyak), dan kelenjar Seruminus.

a. Glandula Sudorifera (kelenjar keringat)

Ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh, kecuali glans penis, bagian tepi
bibir, telinga luar & dasar kuku.

Terutama terdapat pada telapak tangan & kaki.

Terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kelenjar ekrin & apokrin.

1). Kelenjar Ekrin


Ditemukan pada semua daerah kulit

Saluranya bermuara langsung ke permukaan kulit.

2). Kelenjarn Apokrin

Berukuran lebih besar.

Terdapat diaksila, anus, skrotum & labia mayora.

Saluran kelenjarnya bermuara ke dalam folikel rambut.

Menjadi aktif setelah pubertas, & merproduksi odorius sekret (sekret yang berbau khas).

b. Glandula Sebasea (kelenjar minyak)

Kelenjar minyak mensekresi substansi yang berminyak yang disebut sebum (tersusun atas
trigliserida, asam lemak bebas & kolesterol) ke folikel rambut, shg kelenjar ini melubrikasi
folikel & batang rambut.

Terdapat pada hampir setiap folikel rambut, kecuali pada papila mamae, labia minora, &
sudut mulut.

c. Kelenjar Seruminosa

Merupakan kelenjar apokrin yang khusus, yang hanya terdapat pada meatus auditorius
contohternal tempat kelenjar tersebut memproduksi serumen (waxy).

C. Fungsi Kulit

a.Perlindungan terhadap dehidariasi


Keratin yang ada pada epidermis & sebum merupakan jaringan hidariopobik yang dapat
mencegah keluarnya cairan & elektrolit.

Trauma pada epidermis yang luas akibat luka bakar/injuri/temperatur ruangan terlalu
tinggi dapat menyebabkan dehidariasi.

b. Perlindungan terhadap gangguan fisik & mekanik

Bagianian stratum korneum epidermis merupakan barier yang paling efektif terhadap
berbagai faktor lingungan seperti bahan-bahan kimia, sinar matahari (UV), virus, bakteri,
fungus, gigitan serangga, & gangguan fisik/mekanik baik tekanan, gesekan, tarikan & infeksi
luar.
c. Persepsi (penerima rangsang)

Kulit bertanggung jawab sebagai indaria terhadap rangsangan dari luar (tekanan, raba,
suhu & nyeri)

Reseptor rangsangan pada kulit :

Raba : Benda Meissner, Diskus Merkelenjaringanl & korpuskulum Golgi


Tekanan : Korpuskulum Pacini
Suhu panas : korpuskulum Ruffini
Suhu dingin : Benda Krauss
Nyeri : Nervous End Plate.
d. Pengatur Suhu Tubuh
Dua reflek pusat yang ada di Hypothalamus bertanggung jawab terhadap kontrol
temperatur. Satu indaria peningkatan Core Temperatur & satu indaria penurunan.

Core temperatur adalah temperatur yang ada pada darah, dalam dada, abdomen &
kepala.
Produksi panas > kehilangan panas = Core temperatur naik.
Produksi panas < kehilangan panas = Core temperatur turun.
Idealnya : produksi panas = kehilangan panas.
Ketika core temperatur turun, tubuh akan menggigil & vasokonstriksi pembuluh darah.
Ketika core temperatur naik maka terjadi vasodilatasi pembuluh darah.
e. Pengeluaran (Eksresi)
Kulit membantu organ-organ utama sistem eksresi seperti hati, ginjal & usus untuk
menyingkirkan sisa-sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh.
Keringat mengandung urea dengan konsentrasi 1/130 dari urea urin.
Proses pembentukan keringat :
Suhu tubuh / lingkungat meningkat menyebabkan pembuluh darah di kulit akan melebar,
maka semakin banyak darah mengalir kedaerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat
b.d pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam & sedikit urea oleh kelenjar
keringat kemudian keringat keluar melalui pori-pori kulit.

f. Sintesis Vitamin D
Kulit dapat merbuat vit D dari bahan baku 7-dihidarioksi kolesterol dengan bantuan sinar
matahari (UV).
Vit D merupakan unsur esensial untuk mercegah penyakit riketsia (suatu keadaan yang
terjadi akibat defisiensi vitamin D, kalium serta fosfor yang menyebabkan deformitas tulang).
g. Absorbsi
Material yang larut dalam lemak, mudah diabsorbsi kulit.
Sejumlah obat juga dapat diserap mell kulit, contoh : salep.
D. Pemeriksaan Diagnostik Gangguan Sistem Integumen

1. BIOPSI KULIT.
Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi dengan
scalpel atau alat penusuk khusus ( skin punch) dengan mengambil bagian tengah jaringan.
INDIKASI
Pada nodul yang asal nya tidak jelas untuk mencegah malignitas. Dengan warna dan bentuk
yang tidak lazim.
Pembentukan lepuh.

2. PATCH TEST
Untuk mengenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah plester khusus (
exclusive putches )
INDKASI
Dermatitis, gejalak kemerahan, tonjolan halus, gatal- gatal. Reaksi + lemah.
Blister yang halus, papula dan gatal –gatal yang hebat reaksi + sedang.
Blister/bullae, nyeri, ulserasi reaksi + kuat.

Penjelasan pada pasien sebelum dan sesudah pelaksanaan patch test.


Jangan menggunakan obat jenis kortison selam satu minggu sebelum tanggal pelaksanaan.
Sample masing – masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan pada plester
berbentuk cakaram kemudian ditempel pada punggung,dengan jumlah ynag bervariasi.( 20 –
30 buah.)
Pertahankan agar daerah punggung tetap kering pada saat plester masih menempel.
Prosedur dilaksanakan dalam waktu 30 menit.
2- 3 hari setelah tes plester dilepas kemudian lokasi dievaluasi.

3. PENGEROKAN KULIT.
Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, yang dicurigai.dengan menggunakan skatpel
yang sudah dibasahi dengan minyak sehingga jaringan yang dikerok menempel pada mata
pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup dengan kaca objek dan dipriksa dengan
mikroskop.
4. PEMERIKSAAN CAHAYA WOOD ( LIGHT WOOD).
Menggunakan cahaya UV gelombang panjang yang disebut black light yang akan
menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang khas.cahaya akan terlihat jelas
pada ruangan yang gelap, digunakan untuk memebedakan lesi epidermis dengan dermis dan
hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi.

5. APUS TZANCK.
Untuk memeriksa sel – sel kulit yang mengalami pelepuhan.
INDIKASI
Herpes zoster,varisella, herpes simplek dan semua bentuk pemfigus.
Secret dari lesi yang dicurigai dioleskan pada slide kaca diwarnai dan periksa.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh. Sistem integumen
merupakan sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan,
mencegah dehidrasi, lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Sistem integumen
terdiri dari beberapa komponen. Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh yang terdiri
dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan subcutis. Masing-masing lapisan mempunyai
fungsi sendiri-sendiri dalam tubuh. Komponen lain sistem integumen adalah kuku, kelenjar-
kelenjar pada kulit, dan rambut. Pemeriksaan diasnotik gangguan sistem integumen yaitu
biopsi kulit, pengerokan kulit, apus tzanck, patch test, dan light wood.

B. Saran
Sistem integumen merupakan sistem yang sangat penting dalam tubuh. Dalam sistem
banyak dibahas mengenai kulit, kuku, rambut dan kelenjar-kelenjar pada kulit. Makalah ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan serta informasi mengenai sisitem integumen.

DAFTAR PUSTAKA

● http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2229854-pengertian-sistem-
integumen/#ixzz28OLHsxPK
● http://id.scribd.com/doc/10837738/Sistem-Integumen

● http://www.anneahira.com/anatomi-fisiologi-sistem-integumen.htm

● http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2229854-pengertian-sistem-integumen/

●http://www.google.co.id/imgres?q=sistem+integumen&um=1&hl=id&sa=N&noj=1&tbm=i
sch&tbnid=Py-
1_HL8OxrCNM:&imgrefurl=http://miauwme.wordpress.com/2010/03/03/anatomi-sistem-
integumen/&docid=-
j4ptKWk0JSnuM&imgurl=http://miauwme.files.wordpress.com/2010/03/anfis-
kulit1.jpg&w=476&h=380&ei=xd9yUNT8AoPJrAf60ICoCg&zoom=1&iact=hc&vpx=368&
vpy=196&dur=1755&hovh=201&hovw=251&tx=166&ty=107&sig=1152597396647738493
67&page=1&tbnh=163&tbnw=204&start=0&ndsp=9&ved=1t:429,r:1,s:0,i:74&biw=1252&b
ih=583
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Biopsi kulit. Mengambil contoh jaringan dari kulit yang terdapat lesi. Apabila jaringan yang
diambil cukup dalam, kita perlu menggunakan anestesi local. Digunakan untuk menentukan
ada keganasan atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
Uji kultur dan sensitivitas. Untuk mengetahui adanya virus, bakteri, atau jamur pada kulit
yang diduga mengalami kelainan. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui mikroorganisme
tersebut resisten terhadap obat-obatan tertentu. Cara pengambilan bahan untuk uji kultur
adalah dengan mengambil eksudat yang terdapat pada permukaan lesi. Alat yang digunakan
untuk mengambil eksudat harus steril.
Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus. Mempersiapkan lingkungan
pemeriksaan dengan pencahayaan khusus sesuai dengan kasus yang dihadapi. Hindari
ruangan pemeriksaan yang menggunakan lampu berwarna-warni karena hal ini akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Pada kasus tertentu, pencahayaan dengan menggunakan
sinar matahari (sinar untraviolet) justru sangat membantu dalam menentukan jenis lesi kulit.
Uji temple. Dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi untuk mengetahui apakah lesi
tersebut ada kaitannya dengan faktor imunologis, juga untuk mengidentifikasi respon
alerginya. Misalnya, untuk membedakan apakah klien menderita dermatitis kontak alergi atau
dermatitis kontak iritan. Uji ini menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit.
Selanjutnya, kita lihat bagaimana reaksi local yang ditibulkan. Apabila ditemukan kelainan
atau ada perubahan pada kulit, hasil uji ini positif.
Jenis Pemeriksaan Diagnostik pada Kulit (Integumen)
1. Pemeriksaan tes alergi kulit
2. Biopsi Kulit
3. Imunofluoresensi (IF)
4. Pemeriksaan Apus Tzanck
5. Pemeriksaan Cahaya Wood
1) Pemeriksaan Tes Alergi Kulit
Fungsi : Pengujian dilakukan untuk mengetahui penyebab alergi kulit.
Hasil uji kulit bukanlah penentu diagnosis, namun alat diagnosis dan banyak disukai
penderita.
Terdapat beberapa tes alergi kulit :
 Uji Tempel
 Uji Tusuk
 Uji Gores
a. Patch Test (Uji Tempel

https://dokumen.tips/documents/pemeriks
aan-diagnostik-untuk-sistem-
integumen.html

http://akatsuki-
ners.blogspot.com/2011/05/pemeriksaan-
fisik-sistem-integumen.html

Anda mungkin juga menyukai