Anda di halaman 1dari 13

(SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


“PENTINGNYA PENCEGAHAN DAN MENGENAL GEJALA STROKE”
DI POLIKLINIK SARAF RSUD KLUNGKUNG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik

Stase Ilmu Penyakit Saraf


Dosen Pembimbing :
dr. Putu Budi Muliawan, Sp.S

DI SUSUN OLEH:
1. I Putu Gunung (017.06.0001)
2. I Made Dedi Karismajaya (017.06.0013)
3. Putu Ramenda Garbi (017.06.0034)

PROGRAM KEPANITERAAN KLINIK MADYA


SMF ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KLUNGKUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2021
SATUAN ACARA

PENTINGNYA PENCEGAHAN DAN MENGENAL GEJALA STROKE


Pokok Bahasan : Pentingnya Pencegahan dan mengenal
gejala stroke
Pembawa Materi : I Putu Gunung

I Made Dedi Karismajaya

Putu Ramenda Garbi

Tempat : Poliklinik Saraf

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Waktu : Jumat, 10 Desember 2021

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya
pencegahan dan mengenali gejala stroke selama 30 menit diharapkan
pasien dan keluarga dapat mengetahui dan memahami serta
mengaplikasikan cara pencegahan dan pengetahuan dari gejala stroke.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya pencegahan dan
mengenali gejala stroke selama 30 menit diharapkan pasien dan keluarga
mampu :
a) Mengetahui definisi dan angka kejadian stroke.
b) Mengetahui faktor risiko penyebab stroke
c) Memahami gejala dan tanda stroke
d) Memahami strategi pengendalian stroke
B. STRATEGI
1. Ceramah
2. Tanya jawab

C. MEDIA
1. Leaflet
2. Materi SAP

D. MATERI
(Terlampir)

E. PENGORGANISASIAN PERAN
Pembawa materi : I Putu Gunung
Dokumentasi : I Made Dedi Karismajaya
Koordinator /Fasilitator : Putu Ramenda Garbi

F. DENAH/SETTING TEMPAT

Keterangan:
: Pembawa materi

: Fasilitator

: Audiens

Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan di Poliklinik penyakit saraf


RSUD Klungkung.
G. KEGIATAN

No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi


1. Pembukaan 5 menit 1. Memberikan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan maksud 3. Memperhatikan
dan tujuan 4. Memperhatikan
4. Kontrak waktu
5. Menyebutkan pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. Pelaksanaan 15 menit Menjelaskan materi Mendengarkan dan
penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur. dengan seksama
Materi :
1. Definisi dan angka
kejadian stroke.
2. Faktor risiko
penyebab stroke
3. Gejala dan tanda
stroke
4. Strategi
pengendalian stroke

3. Evaluasi 5 menit 1. Menyimpulkan isi dari Peserta bertanya dan


penyuluhan menjawab
2. Memberi kesempatan
untuk bertanya
3. Memberikan
kesempatan untuk
menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
4. Penutup 3 menit Terminasi : Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih
dan mengucapkan salam

H. EVALUASI STRUKTUR

1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Penutupan

I. EVALUASI PROSES

1. Hambatan dalam pelaksanaan


2. Masalah yang muncul dalam pelaksanaan

J. EVALUASI HASIL

1. Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab


2. Jenis pertanyaan : Lisan
3. Jumlah soal :
MATERI
PENTINGNYA PENCEGAHAN DAN MENGENAL GEJALA STROKE

1. Definisi Stroke
Suatu gangguan fungsi otak yang terjadi secara tiba-tiba berupa defisit
neurologi baik fokal maupun global yang bersifat progresif atau menetap
berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vascular (P2PTM Kemenkes
RI,2018).
2. Angka Kejadian Stroke
Prevalensi stroke di Indonesia pada tahun 2018 berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar 10,9 %, atau diperkirakan
sebanyak 2.120.362 orang. Provinsi Kalimantan (14,7%) dan DI Yogyakarta
(14,6%) merupakan provinsi dengan prevalensi tertinggi stroke di Indonesia.
Sementara itu, Papua dan Maluku utara memiliki prevalensi stroke terendah
dibandingkan provinsi lainnya yaitu 41% dan 4,6% (Pusat data dan Informasi
Kemenkes RI,2019).
3. Faktor Risiko Stroke
Terdapat faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke, faktor risiko
tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang tidak dapat dimodifikasi
dan yang dapat dimodifikasi (Puspitasari, 2020).
a. Faktor yang tidak dapat dikendalikan
1) Umur
Semakin tua umur seseorang (>50th) lebih meningkatkan risiko
terjadinya stroke, hal tersebut terkait dengan kekakuan pembuluh
darah. Namun stroke tidak hanya diderita oleh orang lanjut usia
saja, melainkan dapat mengenai semua usia. Pada usia anak-anak
hingga remaja paling sering di akibatkan oleh benturan di kepala,
hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya stroke hemoragik
yaitu stroke yang diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak.
2) Jenis kelamin
Laki-laki lebih sering terkena sroke dibandingkan perempuan, hal
ini dikarenakan perempuan memiliki hormon esterogen yang
berperan dalam mempertahankan kekebalan tubuh. Namun
setelah perempuan tersebut mengalami menopouse, risiko terkena
stroke antara laki-laki dan perempuan akan sama.
3) Ras dan etnis
Stroke lebih banyak menyerang orang berkulit hitam
dibandingkan orang berkulit putih, hal tersebut berkaitan dengan
konsumsi garam.
4) Genetik
Riwayat keluarga yang pernah terkena stroke meningkatkatkan risiko
seseorang terkena stroke
b. Faktor risiko yang dapat dikendalikan
1) Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah yang tinggi merupakan faktor resiko utama
penyebab stroke. Dapat menyebabkan arterosklerosis yang dapat
menyumbat pembuluh darah, dan juga dapat menyebabkan
pecahnya pembuluh darah di otak.
2) Obesitas
Obesitas lebih cepat terjadi dengan pola hidup pasif (kurang gerak
dan olahraga). Jika makanan yang dimakan banyak mengandung
lemak jahat (seperti kolestrol), maka ini dapat menyebabkan
penimbunan lemak disepanjang pembuluh darah. Kolestrol tidak
dapat langsung larut dalam darah dan cenderung menempel di
pembuluh darah, akibatnya kolestrol yang tinggi membentuk
bekuan dan plak yang menyumbat arteri ke otak. Penyempitan
pembuluh darah ini menyebabkan aliran darah kurang lancar dan
memicu terjadinya aterosklerosis atau penyumbatan dalam
pembuluh darah yang pada akhirnya berisiko terserang stroke.
3) Stress
Stress juga dapat meningkatkan kekentalan darah yang akan
berakibat pada tidak stabilnya tekanan darah. Jika darah tersebut
menuju pembuluh darah halus diotak untuk memasok oksigen ke
otak dan pembuluh darah tidak lentur dan tersumbat, maka hal ini
dapat mengakibatkan risiko terkena serangan stroke.
4) Penyakit kardiovaskuler
Beberapa penyakit jantung, antara lain fibrilasi atrial (salah satu
jenis gangguan irama jantung), penyakit jantung koroner,
penyakit jantung rematik, dan orang yang melakukan pemasangan
katub jantung buatan akan meningkatkan risiko stroke. Pada
fibrilasi atrium menyebabkan penurunan CO², sehingga perfusi
darah keotak menurun, maka otak akan kekurangan oksigen yang
akhirnya dapat terjadi stroke.
5) Diabetes melitus
Penyakit diabetes mellitus dapat mempercepat timbulnya plak
pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan resiko terjadinya
stroke iskemik. Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus
jika pemeriksaan gula darah puasa > 140 mg/dL, atau
pemeriksaan 2 jam post prandial > 200 mg/dL Penderita diabetes
cenderung menderita obesitas, obesitas dapat mengakibatkan
hipertensi dan tingginya kadar kolesterol.
6) Merokok
Perokok lebih rentan mengalami stroke dibandingkan bukan
perokok. Nikotin dalam rokok membuat jantung bekerja keras
karena frekuensi denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
Pada perokok akan timbul plak pada pembuluh darah oleh nikotin
sehingga memungkinkan penumpukan arterosklerosis dan
kemudian berakibat pada stroke.
7) Alkoholik
Pada alkoholik dapat menyebabkan hipertensi, penurunan aliran
darah ke otak dan kardiak aritmia serta kelainan motilitas
pembuluh darah sehingga terjadi emboli serebral.

4. Gejala dan Tanda Stroke


Berdasarkan buku mini medical note (2021) gejala stroke yakni sebgai berikut
 Stroke perdarahan:
- Gejala peningkatan tekanan intrakranial lebih menonjol
- Nyeri kepala mendadak dan hebat
- Mual dan muntah
- Penurunan kesadaran
- Kejang
 Stroke iskemik:
- Gejala lateralisasi fokal lebih menonjol
- Kelemahan gerak satu sisi
- Afasia
- Gangguan memori
- Kelumpuhan nervus cranial (bicara pelo, mulut mencong, baal seisi
wajah, kesulitan menelan)
Secara geris besar gejala dan tanda stroke menurut Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia yakni :
- Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan
air minum secara tiba-tiba
- Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
- Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat berbicara atau tidak mengerti
kata-kata atau berbicara tidak nyambung
- Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh
- Rabun, pandangan satu mata kabur terjadi secara tiba-tiba
- Sakit kepala hebat yang muncul secara tiba-tiba dan tidak pernah
dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa
berputar, gerakan sulit koordinasi (Sulistyowati, 2017).

5. Strategi Pencegahan dan Pengendalian Stroke


Rendahnya kesadaran akan faktor risiko stroke, kurang dikenalinya gejala
stroke, belum optimalnya pelayanan stroke dan ketaatan terhadap program terapi
untuk pencegahan stroke ulang yang rendah merupakan permasalahan yang
muncul pada pelayanan stroke di Indonesia. Keempat hal tersebut berkontribusi
terhadap peningkatan kejadian stroke baru, tingginya angka kematian akibat
stroke, dan tingginya kejadian stroke ulang di Indonesia (Kementerian Kesehatan
RI, 2013).
Berdasarkan kasus yang semakin meningkat, hal ini menyebabkan
perlunya suatu strategi dalam pencegahan dan pengendalian stroke. World Health
Organization (WHO) menjelaskan ada 10 langkah yang bisa dilakukan untuk
mencegah terjadinya stroke antara lain : (Amilia et al, 2018)

1) Olahraga secara teratur


Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah
bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menjaga kadar kolesterol, berat
badan, dan tekanan darah pada tingkat yang normal. Aktivitas aerobik
yang dapat dipilih antara lain jalan cepat atau bersepeda. Sementara,
latihan kekuatan yang dapat dipilih adalah angkat beban, yoga, push-up,
dan sit-up yang dapat di lakukan selama 30 menit setidaknya 3 kali dalam
seminggu jika lebih maka lebih bagus. Namun, bagi penderita stroke yang
baru sembuh, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
sebelum memulai kegiatan olahraga.
2) Pola makan sehat
Konsumsi makanan rendah lemak dan kolesterol serta perbanyak
konsumsi buah dan sayur dapat mencegah terjadinya stroke. Anjuran lain
berupa menambah asupan kalium, mengurangi asupan natrium, dan
utamakan makan yang mengandung polisakarida dibandingkan dengan
yang mengandung gula (monosakarida dan disakarida).
3) Hindari konsumsi minuman beralkohol dan merokok
Minuman beralkohol mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi secara
berlebihan, minuman ini dapat menimbulkan berbagai penyakit pemicu
stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Mengonsumsi minuman beralkohol
juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur. Rokok dapat
mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal.
Disarankan untuk berhenti mengkonsumsi alkohol dan rokok, selain dapat
mencegah stroke juga dapat mencegah terjadinya penyakit lain seperti
serangan jantung, gagal ginjal, penyakit paru-paru dan yang lainnya.
4) Penderita diabetes sangat berisiko terkena stroke, dianjurkan konsultasi
rutin dengan dokter dan mengkonsumsi obat secara teratur juga menjaga
pola makan.
5) Hindari depresi, stress dan istirahat yang cukup
Tidur yang teratur antara 6 – 8 jam sehari dan mengendalikan stres dengan
cara berpikir positif sesuai dengan jiwa sehat menurut WHO. Stres yang
kronis dapat meningkatkan tekanan darah. Penanganan stres dapat
menghasilkan respons relaksasi yang menurunkan tekanan darah dan
denyut jantung. Berdasarkan penelitian terdapat 1 dari 6 kasus stroke
terkait dengan kesehatan jiwa.
6) Kontrol tekanan darah dengan pola makan sehat atau pengobatan medis
7) Kontrol kolesterol dengan pola makan sehat dan olahraga teratur, 1 dari 4
kasus stroke terkait kolesterol tinggi.
8) Kontrol berat badan dengan pola makan sehat dan olahraga
9) Cek kesehatan jantung, orang dengan atrial fibrilation (detak jantung tidak
teratur).
10) Dapatkan pengetahuan tentang stroke
Berdasarkan anjuran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(2018) menganjurkan peningkatan gaya hidup sehat dengan menerapkan perilaku
“Cerdik”.
 Cek kesehatan secara berkala
 Enyahkan asap rokok
 Rajin aktivitas fisik
 Diet sehat dengan gizi seimbang
 Istirahat yang cukup
 Kelola stress
DAFTAR PUSTAKA
Amilia, Janno Sinaga dan Evarina Sembiring. 2018 ‘Pencegahan
Stroke Berulang Melalui Pemberdayaan Keluarga dan Modifikasi
Gaya Hidup’, Abdimas, 22 (2).
Kementerian Kesehatan RI 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta
: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018 ‘Kebijakan Dan
Strategi Pencegahan dan Pengendalian Stroke di Indonesia’.
Kemenkes RI. 2019 ‘Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular (P2PTM)’.
Mini Medical Note. 2021. Neurology. Jakarta: Mini Medical Note
Production.
Puspitasari, Puti Nadhirah. 2020 ‘Hubungan Hipertensi Terhadap
Kejadian Stroke Association Between Hipertension and Stroke’,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 12(12), Volume 12, pp
922-926.
Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan Indonesia.
2018. Edukasi Stroke. GERMAS Kemenkes RI
Pusat Data dan Informasi (Infodatin) Kementerian Kesehatan RI. 2019.
Stroke dont be the one. Kemenkes RI
Sulistyowati LS. 2017. Kebijakan Dan Strategi Pencegahan Dan
Pengendalian Stroke Di Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai