Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Penyakit Stroke

Sub Pokok Pembahasan : Deteksi Dini Stroke Dengan Metode FAST Dan
Terapi Yang Diberikan Pada Penderita Stroke

Peserta/Sasaran : Keluarga Pasien

Hari/tanggal : Senin, 29 Oktober 2021

Tempat : Neuro RSUD Prof Dr. H. Aloei Saboe

Waktu Pelaksanaan : Pukul 13.00 WITA

Waktu : 30 Menit

Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners UNG Kelompok 4

1. Latar Belakang
Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat
diseluruh dunia, hal ini disebabkan karena serangan stroke yang mendadak
dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia
produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011). Stroke adalah kondisi yang
terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat
penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke
hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen
dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini
menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak
tidak dapat berfungsi dengan baik (Savira, 2018).
Terdapat dua jenis stroke yaitu stroke hemoragik atau pecahnya
pembuluh darah dan stroke iskemik atau kondisi yang terjadi ketika
pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan,
sekitar 85% dari semua penderita stroke bersifat iskemik, dan 15%
hemoragik (Perna, 2015).
Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya stroke maka
pengetahuan keluarga dan pasien perlu ditingkatkan, agar berbagai faktor
resiko yang dapat menimbulkan kejadian stroke dapat dicegah atau di
hindari, salah satunya melalui penyuluhan kesehatan. Adapun metode
yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini stroke adalah dengan metode
FAST.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan
peserta dapat memahami dan mengetahui pengertian, penyebab, tanda
gejala stroke, terapi, serta cara mendeteksi dini stroke dengan metode
FAST.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat :
1) Menyebutkan kembali pengertian, penyebab, tanda gejala stroke
dan terapi
2) Menyebutkan cara mendeteksi dini stroke dengan metode FAST
3. Materi Penyuluhan
(Terlampir)
4. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Media
a. Leaflet
6. Proses Kegiatan
NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN MEDIA METODE
PENYULUHAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan : Ceramah
1. Membuka 1. Menjawab salam
kegiatan dengan
mengucapakan
salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan
diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan
tujuan dari 4. Memperhatikan
penyuluhan
4. Kontrak waktu

2. 20 menit Pelaksanaan : Leaflet Ceramah,


1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan tanya
pengertian, jawab
penyebab, tanda
dan gejala stroke,
2. Mendengarkan
dan terapi
2. Menjelaskan
tentang cara
mendeteksi dini
stroke dengan
3. Bertanya
metode FAST
3. Memberi
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
3. 5 menit Terminasi : Ceramah
1. Melakukan 1. Menjawab
evaluasi
2. Menyimpulkan 2. Memperhatikan

materi yang telah


disampaikan
3. Menjawab salam
3. Membagikan
leaflet kepada
semua peserta
dan
mengucapkan
salam penutup

7. Evaluasi
a. Peserta mengetahui tentang pengertian, penyebab dan tanda gejala
stroke
b. Peserta mampu menyebutkan kembali cara mendeteksi dini stroke
dengan metode FAST
8. Setting Tempat

Penyuluh

Keterangan :
:CI Klinik : Pasien
: CI Akademik
(Lampiran)

DETEKSI DINI STROKE DENGAN METODE FAST

1. Definisi Stroke
Stroke adalah kondisi dimana otak kehilangan fungsinya yang
diakibatkan berkurangnya aliran darah ke otak karena terdapat sumbatan
atau pecahnya pembuluh darah pada otak sehingga otak akan mengalami
kerusakan (Dharma, 2018).
2. Penyebab Stroke
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol diantaranya :
1) Usia
Setiap manusia akan bertambah umurnya, dengan demikian
kemungkinan terjadinya stroke lebih besar. Pada umumnya resiko
terjadinya stroke mulai usia 35 tahun dan meningkat setiap
tahunnya.
2) Jenis kelamin
Pria memiliki kecenderungan lebih besar terkena serangan stroke
dibanding perempuan.
3) Ras/suku bangsa
4) Genetik/keturunan
Seseorang yang mempunyai riwayat stroke dalam keluarganya,
menjadi seseorang yang beresiko tinggi terkena serangan stroke.
b. Faktor resiko yang dapat dikontrol atau dikendalikan
diantaranya :
1) Hipertensi
2) Diabetes mellitus
3) Penyakit jantung
4) Riwayat stroke sebelumnya
5) Merokok
6) Kolesterol tinggi
7) Obesitas
8) Minuman Alkohol
3. Tanda dan Gejala Stroke
Menurut Dourman, 2013 tanda dan gejala stroke terdiri dari :
a. Defisit lapang penglihatan
1) Hemianopsia homonim (kehilangan setengah lapang penglihatan) :
Tidak menyadari orang atau objek ditempat kehilangan
penglihatan, mengabaikan salah satu sisi tubuh, kesulitan menilai
jarak.
2) Kehilangan penglihatan perifer : kesulitan melihat pada malam
hari, tidak menyadari objek atau batas objek
3) Diplopia, penglihatan ganda
b. Defisit Motorik
1) Hemiparesis : kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang
sama.
2) Paralisis wajah (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan)
3) Ataksia : Berjalan tidak mantap, tegak tidak mampu menyatukan
kaki, perlu dasar berdiri yang luas
4) Disastria : kesulitan dalam membentuk kata
5) Disfagia : kesulitan dalam menelan.
c. Defisit Verbal
1) Afasia ekspresif : Tidak mampu membentuk kata yang dapat
dipahami,
2) Afasia reseptif : Tidak mampu memahami kata.
4. Deteksi Dini dengan metode Fast
Untuk memudahkan deteksi dini risiko stroke digunakan istilah
FAST. FAST merupakan metode deteksi dini pasien stroke yang bisa
dilakukan dengan mudah oleh banyak orang. FAST terdiri dari Facial
movement, Arm movement, Speech dan Time.
a. Facial movement, penilaian pada otot wajah. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan tahapan berikut :
 Minta pasien untuk tersenyum atau menunjukkan giginya
 Amati simetrisitas dari bibir pasien
 Identifikasi sisi sebelah mana yang tertinggal atau tampak
tertarik.
b. Arm movement, penilaian pergerakan lengan untuk menentukan
apakah terdapat kelemahan pada ekstremitas. Pemeriksaannya
dilakukan dengan tahapan berikut :
 Angkat kedua lengan keatas pasien bersamaan dengan sudut 900
pasien duduk dan 450 bila pasien terlentang. Dan minta pasien
menahannya selama 5 detik
 Amati apakah ada lengan yang lebih dulu terjatuh dibanding
lengan lainnya
c. Speech, penilaian bicara yang meliputi cara dan kualitas bicara.
Berikut langkah pemeriksaannya, perhatikan jika pasien berusaha
untuk mengucapkan sesuatu
 Nilai apakah ada gangguan dalam berbicara
 Dengarkan apakah ada suara pelo
 Dengarkan apakah ada kesulitan untuk mengungkapkan atau
menemukan kata-kata. Bisa meminta pasien untuk menyebutkan
benda-benda disekitarnya seperti pulpen, gelas, piring dan lain-
lain.
 Apabila pasien terdapat gangguan penglihatan, letakkan barang
tersebut ditangan pasien dan meminta pasien menyebutkan nama
benda tersebut.
d. Time, jika hasil FAS positif, segeralah meminta bantuan tenaga medis
terdekat atau langsung menuju ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan tindakan/intervensi yang tepat.
5. Terapi yang Diberikan Pada Penderita Stroke
1) Mobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk memperbaiki fungsi neurologis dan
mencegah terjadinya kekakuan pada sendi.
melalui terapi
Berbaring telentang
a) Posisi kepala, leher, dan punggung harus lurus. Posisi kepala,
leher, dan punggung harus lurus
b) Letakkan bantal dibawah lengan yang lemah/lumpuh secara
berhati-hati, sehingga terangkat keatas dengan lengan agak
ditinggikan dan memutar kearah luar, siku dan pergelangan
tangan agak ditinggikan.
c) pula bantal di bawah paha yang lemah/lumpuh, dengan posisi
agak memutar ke arah dalam, dan lutut agak ditekuk.
a. Miring kesisi yang sehat
a) Bahu yang lumpuh harus menghadap kedepan
b) Lengan yang lumpuh memeluk bantal dengan siku diluruskan
c) Kaki yang lumpuh diletakkan didepan
d) Dibawah paha dan tungkai diganjal
e) Lutut ditekuk
b. Miring kesisi yang lumpuh/Lemah
a) Lengan yang lumpuh menghadap kedepan, pastikan bahu
pasien memutar secara berlebihan
b) Tungkai agak ditekuk, tungkai yang sehat menyilang di atas
tungkai lumpuh/lemah dengan diganjal bantal.
2) Latihan Gerak Aktif dan Pasif atau Range Of Motion ( ROM )
c. Pengertian
Adalah tindakan atau latihan otot persendian yang di berikan
kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit,
diabilitas atau trauma. Pergerakan (ROM) meliputi:
a) Aktif
Yaitu latihan pada tulang dan sendi yang dapat dilakukan sendiri
tanpa bantuan perawat atau keluarga
b) Pasif
Mobilisasi pasif adalah latihan yang diberikan pada klien yang
mengalami kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa
latihan pada tulang dan sendi dimana klien tidak dapat
melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan
perawat atau keluarga. Mobilisasi Pasif ini sebaiknya dilakukan
sejak hari pertama klien tidak diperkenankan meninggalkan
tempat tidur atau klien yang jarang bergerak sehingga terjadi
kekakuan pada otot, maka dalam hal ini dilakukan mobilisasi
pasif

d. Indikasi
a) PROM
1. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang
apabila dilakukan pergerakan aktif akan menghambat
proses penyembuhan.
2. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk
bergerak aktif pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya
keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total.
b) AROM
1. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara
aktif dan menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan
atau tidak.
2. ROM dapat digunakan untuk program latihan aerobic
3. AROM digunakan untuk memelihara mobilisasi daerah
yang tidak dapat bergerak.
e. Prosedur ROM
a. Latihan ROM Kepala dan Leher
a) fleksi :gerakkan kepala dengan dagu menempel ke dada
(rentang 45°)
b) ekstensi :atur posisi kepala ke posisi tegak (rentang 45°)
c) hiperekstensi :tekuk kepala pasien kebelakang sejauh
mungkin (rentang 40-45°)
d) fleksi lateral :miringkan kepala sejauh mungkin kearah sisi
kiri dan kanan (rentang 40-45°)
e) rotasi kepala :putar kepala sejauh mungkin dengan gerakan
sirkuler (rentang 180°)
b. Latihan ROM Ektermitas Atas
a) fleksi bahu : naikkan lengan dari samping keatas kepala
(rentang 180°)
b) ekstensi bahu : kembalikan lengan kesamping tubuh (rentang
180°)
c) hiperekstensi : rentangkan lengan kebelakang tubuh dengan
siku tetap lurus (rentang 45-60°)
d) abduksi : rentangkan lengan keposisi samping (rentang 90°)
e) aduksi : silangkan lengan kesisi/bagian tubuh yang lain
(rentang 90°)
f) rotasi internal : putar bahu dengan siku fleksi kearah dalam
(rentang 90°)
g) rotasi eksternal : putarbahu dengan siku fleksi kearah luar
(rentang 90°)
h) sirkumduksi : putar lengan dengan lingkaran penuh (rentang
360°)
i) fleksi siku : gerakkan siku kedepan dengan tangan sejajar
bahu (rentang 150°)
j) ekstensi siku : luruskan siku ke posisi semula (rentang 150°)
k) pronasi : putar lengan bawah dengan telapak tangan
menghadap ke bawah (rentang 70-90°)
l) supinasi : putar lengan bawah dengan telapak tangan
menghadap ke atas (rentang 70-90°)
m)fleksi : gerakkan telapak tangan kesisi bagian dalam (rentang
80-90°)
n) ekstensi : gerakkan telapak tangan sehingga sejajar dengan
tangan dan lengan bawah (rentang 80-90°)
o) adduksi : tekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari
(rentang 30°)
p) abduksi : tekuk pergelangan tangan miring kelima jari
(rentang 30-50°)
c. latihan rom ektermitas bawah
a. fleksi ekstensi paha : angkat kaki kearah perut, tekuk lutut.
luruskan keposisi semula (rentang 90°)
b. rotasi pangkal paha : pegaang lutut dengan pergelangan
tangan, putar menjauhi dan mengarah ke sisi perawat
(rentang 360°)
c. abduksi dan adduksi pangkal paha : angkat kaki 8 cm,
gerakkan kaki menjauhi dan mendekati badan pasien
(rentang 45°)
d. fleksi ekstensi lutut : tekuk lutut kearah paha, angkat dan
luruskan tungkai kaki. kembalikan kaki keposisi semula
(rentang 90°)
e. inversi dan eversi pergelangan kaki : putar kaki mengarah
kaki yang lain, kembalikan ke posisi semula. putar kaki
mengarah keluar (rentang 30°)
f. fleksi ekstensi jari-jari kaki : tekuk jari-jari kaki kebawah.
kemudian luruskan dan dorong kebelakang (rentang 15-
30°)
g. abduksi adduksi jari-jari kaki : rapatkan semua jari-jari kaki
selanjutnya regangkan seluruh jari-jari kaki
3) Latihan Motorik Oral
Oral Motor Exercis (OME) atau bisa juga disebut dengan senam mulut
berguna untuk meningkatkan respons fungsional gerakan mulut atau
melatih keterampilan berbicara yang tepat dan mengatasi feeding
problem (Ananda, 2018)
a. Tujuan :
a) Untuk menguatkan lidah
b) Untuk meningkatkan koordinasi oral motor
c) Untuk meningkatkan gerak dan koordinasi lidah
d) Untuk meningkatkan kekuatan lidah
e) Untuk menguatkan lidah bagian belakang
f) Untuk menstimulasi otot rahang
g) Untuk meningkatkan stimulasi dan kesadaran oral
h) Untuk meningkatkan kekuatan bibir
i) Untuk meningkatkan kekuatan oral motor
b. Cara Latihan Motorik Oral
Latihan motorik oral/latihan bibir dan lidah dilakukan dua kali
sehari selama satu minggu
a) Bentuklah bibiranda menjadi seperti huruf “O”.
b) Tersenyumlah.
c) Berganti-ganti membentuk bibir seperti huruf “O”dan
tersenyumlah,seolah-olah anda mengucapkan “oo-ee”.
d) Bukalah mulut lebar-lebar,kemudian gerakan bibir seolah-olah
hendak mencium.
e) Lemparkan ciuman.
f) Tutuplah bibir erat-erat seakan anda berkata “mm”.
g) Ucapkan “ma ma ma ma”secepat mungkin.
h) Ucapakan “mi mi mi mi”secepat mungkin.
i) Katupkan bibir anda rapat-rapat dan gembungkan pipi dengan
udara, tahanlah udara didalam pipi selama lima detik dan
kemudian keluarkan.
j) Cobalah sentuh dagu anda dengan ujung lidah.
k) Cobalah sentuh hidung anda dengan ujung lidah.
l) Julurkan lidah anda sejauh mungkin,tahanlah selama tiga
detik,dan kemudian tariklah kembali kedalam mulut.
m)Sentuhlah sudut-sudut mulut anda dengan lidah,gerakkan lidah
anda dengan cepat dari kanan ke kiri dan kembali lagi.
n) Usapkan lidah anda mengelilingi bibir anda.
o) Ucapkan suara “ta ta ta”dengan kecepatan yang semakin
meningkat
p) Tekanlah lidah anda ke gusi bagian atas,kemudian ke gusi
bagian bawah.
q) “Sikat”lah gigi dengan lidah.
r) Doronglah lidah anda sekuat mungkin ke pipi kanan dan
kemudian pipi kiri.
DAFTAR PUSTAKA

Dharma, K.K.2018. Pemberdayaan Keluarga Untuk Mengoptimalkan Kualitas


Hidup Pasien Pasca Stroke. Deepublish. Yogyakarta
Dourman, M.S. 2013. Waspadai Usia Muda.Cerdas Sehat. Jakarta
Junaidi. I. 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. ANDI. Yogyakarta
Perna. R. J. 2015. Rehabilitation Outcomes: Ischemic Versus Hemorrhagic Strokes.
Institut Rehabilitasi dan Penelitian, Houston.
Savira. J. 2018. Hubungan Antara Dukungan Social Dan Kualitas Hidup Pada
Pasien Stroke.Skripsi. Program Studi Psikologi Universitas Islam
Indonesia.Yogyakarta
Ananda, V. 2018. Pengaruh Latihan Motorik Oral Terhadap Kemampuan Bicara
Pada Pasien Stroke Di Ruang Neurologi Rsud dr.Achmad Mochtar bukit
tinggi. Penelitian Keperawatan Medikal Bedah. Stikes Perintis Padang.
Liputo, G.P. 2020. Deteksi Dini Risiko Stroke Dengan Metode FAST.
https://gustinerz.com/deteksi-dini-risiko-stroke-dengan-metode-fast. 26
Oktober 2020. 13.42

Anda mungkin juga menyukai