Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

NUTRISI PADA PASIEN STROKE

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Terlampir

INSTITUT MEDIK Drg. SUHERMAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Institut Medika Drg. SUHERMAN
Mata Ajar : Promosi Kesehatan dan pendidikan kesehatan

Pokok Bahasan : Stroke

Sub pokok bahasan : Perawatan pasien stroke

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Januari 2019

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Tunggu Unit Stroke RS Medika

Sasaran/audiens : Keluarga Pasien Rawat Inap Ruang Unit Stroke RS


Medika

Penyuluh : Terlampir

I. Tujuan Instruksional umum/ Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah keluarga pasien mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan dapat
menerapkan tentang perawatan stroke.

II. Tujuan Intruksional Khusus/ Tujuan Pembelajaran khusus


Setelah keluarga pasien mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan:
1. Keluarga pasien mampu menyebutkan definisi penyakit stroke dengan
menggunakan kata-kata sendiri dengan benar.
2. Keluarga pasien mampu menyebutkan satu penyebab penyakit stroke
dengan benar.
3. Keluarga pasien mampu menyebutkan tentang faktor resiko terjadinya
stroke dengan benar.
4. Keluarga pasien mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakit stroke
5. Keluarga mampu mampu menyebutkan tentang rehabilitasi pasca stroke
III. Materi Pembelajaran (terlampir)
 Definisi penyakit Stroke
 Penyebab penyakit stroke
 Faktor resiko terjadinya stroke
 Tanda dan Gejala penyakit stroke
 Rehabilitasi pasca Stroke

IV. Kegiatan Pembelajaran


a. Metode : Ceramah
b. Tanya jawab

V. Media
Media : Leaflet
VI. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan klien metode waktu


Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam Ceramah 5 menit
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri dan
3. Melakukan memperhatikan
kontrak waktu 3. Menyetujui
4. Menjelaskan kontrak waktu
tujuan penyuluhan 4. Mendengarkan
5. Mengenali dan
pengetahuan memperhatikan
keluarga pasien 5. Menjawab
tentang Demam pertanyaan
Berdarah Dengue
Kegiatan 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan 20 menit
inti tentang dan
 Definisi memperhatikan
penyakit penjelasan
Stroke Penyuluh
 Penyebab
penyakit
stroke
 Faktor
resiko
terjadinya
stroke
 Tanda dan
Gejala
penyakit
stroke
 Rehabilitas 2. Aktif bertanya

i pasca
Stroke
2. Memberikan 3. Mendengarkan

kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab
petanyaan peserta
Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan 5 menit
materi yang dan
disampaikan oleh memperhatikan
penyuluh
2. Mengevaluasi
peserta atas 2. Menjawab
penjelasan yang pertanyaan yang
disampaikan dan diberikan
penyuluh
menanyakan
kembali mengenai
materi penyuluhan
3. Salam penutup
3. Menjawab salam

VII. Evaluasi
1. Apa Definisi penyakit stroke?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya Stroke?
3. Apa saja faktor resiko terjadinya stroke?
4. Sebutkan tanda dan Gejala penyakit stroke?
5. Bagaimana cara rehabilitasi pasca stroke?

VIII. Materi
Terlampir

IX. Daftar pustaka

Henger, Barbara R. (2003). Asuhan Keperawatan : Suatu


Pendekatan Proses Keperawatan. EGC:Jakarta

Hudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawatan Kritis. Pendekatan


holistic Edisi VI vol II. EGC:Jakarta

Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media


Aesculapius

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Persyarafan. Salemba medika:Jakarta.

CVA (Cerebro Vascular Accident) atau Stroke


A. Pengertian

CVA (Cerebro Vascular Accident) atau sering disebut stroke


merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak yang
bisa terjadi pada siapa saaja dan kapan saja dengan gejala-gejala
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan cacat
berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir,
daya ingat dan bentuk-bentuk keecacatan lain hingga menyebabkan
kematian (Muttaqin, 2008 : 234).

B. Penyebab
a. pendarahan Intraserebral

Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, hal ini terjadi


karena aterosklerosis, aneurisma, dan hipertensi. Keadaan ini pada
umumnya terjadi pada usia 50 tahun akibat pecahnya pembuluh darah
arteri otak.

b. Trombosis serebri

Terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga


menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan edema
dan kongesti disekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua
yang sedang tidur atau bangun tidur. Terjadi karena penurunan
aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah. Trombosis serebri ini
disebabkan karena adanya :

 Aterosklerostis : mengerasnya berkurangnya kelenturan


dan elastisitas dinding pembuluh darah
 Hiperkoagulasi : Darah yang bertambah kental yang
akan menyebabkan iskositas atau hematoktrit meningkat
sehingga dapat melambatkan aliran darah celebral arteritis
radang pada arteri
c. Emboli

Dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan


darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Biasanya emboli
berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem
arteri serebri. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan emboli :

 Penyakit jantung reumatik


 Infark miokardium
 Fibrilasi dan keadaan aritmia : dapat membentuk gumpalan-
gumpalan kecil yang dapat menyebabkan emboli serebri
 Endokarditis : menyebabkan gangguan pada endocardium

Faktor Resiko yang dapat dimodifikasi Faktor Resiko yang tidak dapat
domodifikasi
 Tekanan Darah Tinggi  Usia tua
 Merokok  Jenis kelamin (banyak terjadi
 Diabetes Melitus pada laki-laki)
 Aterosklerosis  Herediter/genetic
 Atrial fibrilasi  Riwayat stroke atau serangan
 Penyakit jantung lain jantung sebelumnya

 Transient ischemic attack


 Kolestrol tinggi
 Obesitas
 Intake alcohol yang tinggi
 Penggunaan obat-obatan ilegal

C. Tanda dan Gejala


Menurut Hudak dan Gallo dalam buku keperawatn Kritis (1996: 258-
260) yaitu :

1. Lobus Frontal
a. Defeit Kognitif : kehilangan memori, rentang perhatian
singkat, peningkatan distraktibilitas (mudah bayar)
penilaian buruk, tidak mampu menghitung, memberi
alasan atau berpikir abstrak.
b. Defeit Motorik : hemiparese, hemiplegia, distria
(Kerusakan otot-otot bicara) disfagia (kerusakan otot-
otot menelan).
c. Defeit aktifitas mental dan psikologi antara lain :
labilitas emosional, kehilangan control diri dan
hambatan soaial, penurunan toleransi terhadap stress,
ketakutan, permusuhan frustasi, marah, kekacuan
mental dan keputusasaan, menarik diri, isolasi, depresi.

2. Lobus Parietal
a. Dominan
1) Defisit sensori antara lain deficit visual (jaras
visual terpotong sebagian besar pada hemisfer
serebri), hilangnya respon sensai superfisial
(sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin),
hilangnya respon terhadap proprioresepsi
(pengetahuan tentang posisi dalam tubuh)
2) Defisit Bahasa atau komunikasi afasia ekspresif
(kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-
pola bicara yang dapat di pahami.
 Afasia reseptif ( kerusakan kelengkapan
kata yang diucapkan )
 Afasia global ( tidak mampu
berkomunikasi pada setiap tingkat)
 Aleksia (ketidak mampuan untuk
mengerti kata yang di tuliskan )
 Agrafasia ( ketidak mampuan untuk
mengekspresikan ide-ide dalam tulisan)
b. Non dominan
Defisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan
tepat dan menginterpretasi diri/lingkungan) antara lain:
1) Gangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau
menyangkal terhadap ekstremitas yang
mengalami paralise)
2) Disorientasi (waktu, tempat dan orang)
3) Apraksia (kehilangan kemampuan untuk
menggunakan obyak-obyak dengan tepat)
4) Agnosia (ketidak mampuan untuk
mengidentifikasi lingkungan melalui indra)
5) Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam
ruangan
6) Kerusakan memori untuk mengingat letak
spasial obyek atau tempat
7) Disorientasi kanan kiri
3. Lobus Occipital : defisit lapang penglihatan penurunan
ketajaman penglihatan, diplopia (penglihatan ganda), buta.
4. Lobus Temporal : defisit pendengaran, gangguan
keseimbangan tubuh.

D. Pencegahan Stroke
a. Kontrol tekanan darah secara teratur
b. Menghentikan merokok
c. Mengurangi konsumsi kolesterol
d. Mempertahankan kadar gula normal
e. Latihan fisik (senam) secara teratur
E. Rehabilitasi Pasca Stroke

Rehabilitasi sebenarnya dimulai di rumah sakit sesegera


mungkin setelah stroke. Pada pasien yang stabil, rehabilitasi dapat
dimulai dalam waktu dua hari setelah stroke telah terjadi dan harus
dilanjutkan sebagai diperlukan setelah keluar dari rumah sakit.
Lamanya rehabilitasi stroke tergantung pada tingkat keparahan dan
komplikasi stroke. Sementara beberapa penderita stroke dapat cepat
sembuh, sedangkan ada beberapa penderita stroke yang membutuhkan
waktu jangka panjang untuk rehabilitasi stroke mungkin berbulan-
bulan atau bertahun-tahun, setelah mendapat serangan stroke. Menurut
WHO, tujuan Rehabilitasi penderita stroke adalah :

 Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi


lain yang terganggu.
 Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan
interpesonal dan aktivitas sosial.
 Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari

Pemilihan jenis terapi yang diperlukan disesuaikan dengan


kondisi pasien dan apa yang dibutuhkan supaya pasien dapat mandiri.
Rehabilitasi tidak dapat menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan
akibat serangan stroke, namun dapat membantu penderita untuk
mengoptimalkan fungsi tubuhnya.

Tim rehabilitasi medis yang terdiri dari dokter spesialis


rehabilitasi medis, perawat, fisioterapis, terapis wicara, terapis
okupasi, dokter spesialis gizi dan psikiater, akan melakukan
pengkajian dan menentukan perencanaan terapi yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pasien.

Terapi dimulai secara bertahap yaitu berlatih mulai dari


duduk, berdiri, berjalan sendiri. Pasien juga dilatih melakukan
kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, buang air, berpakaian dan
berdandan.

Beberapa latihan yang dapat diberikan kepada pasien stroke


sebagai berikut :

1. Program latihan di tempat tidur


2. Program latihan duduk
3. Program latihan berdiri dan berjalan
4. Program latihan keseimbangan dan berdiri
5. Terapi wicara

Perawatan bersama dengan Tim Rehabilitasi sejak awal


bertujuan sebagai berikut:

 Pada fase awal (akut) terutama adalah pencegahan


komplikasi yang ditimbulkan akibat tirah baring
(bedrest) lama, seperti :
o Mencegah ulkus dekubitus (luka daerah yang
punggung pantat yang selalu mendapat tekanan
saat tidur)
o Mencegah penumpukan sputum (dahak) untuk
mencegah infeksi saluran pernapasan
o Mencegah kekakuan sendi
o Mencegah atrofi otot (pengecilan massa otot)
o Mencegah hipotensi ortostatik, osteoporosis,
dll.
 Pada fase lanjut (rehabilitasi)
o Meminimalkan gejala sisa (sequede) dan
kecacatan akibat stroke
o Memaksimalkan kemandirian dalam perawatan
diri dan aktifitas sehari-hari
o Kembali ke pekerjaan (back to work) sehingga
diharapkan dapat berperan aktif dalam
kehidupan seperti sedia kala
Nama Penyuluh :

1. Devi Ayu Anggraeni (130317456)


2. Heni Wulandari (130317458)
3. Maya Novita (130317465)
4. Melisa Ayu Lestari (130317466)
5. Nur Asiah (130317467)
6. Nurfadilah (130317468)
7. Wulandari (130317474)

Anda mungkin juga menyukai