Anda di halaman 1dari 20

PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN PASCA

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN LABORATORIUM


PADA MASALAH GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN”
Dosen pengampu :Ns. Mila Sartika, S.Kep, M.Kep
Matakuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Kelompok 3 :
Alfi Aula Sofyanni (130317449)
Chatrine Caroline(130317455)
Devi Ayu Anggraeni(130317456)
Dzatilah Fitri (130317457)
Heni Wulandari(130317458)
Melisa Ayu Lestari(130317466)
Nur Asiah(130317468)
Tria Pradita(130317473)
Sistem Endokrin?

Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk


digunanakan dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap
beredar dan bekerja didalam tubuh.
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan
mikroskopis sangat sederhana.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui
saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pembuluh darah. Selanjutnya
hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek
hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran
khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.
Lanjutan…….

Fungsi Sisttem Endokrin Gangguan Sistem Endokrin:


■ Membedakan sistem saraf dan sistem ■ Penyakit endokrin yang terjadi
reproduktif pada janin yang sedang
berkembang ketika kelenjar memproduksi
terlalu banyak atau terlalu
■ Menstimulasi urutan perkembangan
sedikit
■ Mengkoordinasi sistem reproduktif
■ Memelihara
■ Penyakit endokrin karena
lingkungan internal
optimal perkembangan lesi
■ Melakukan respons korektif dan adaptif
ketika terjadi situasi darurat.
Peningkatan atau penurunan kadar hormon endokrin
dapat disebabkan oleh:

1. Masalah dengan sistem umpan balik endokrin


2. Penyakit
3. Kegagalan kelenjar untuk merangsang kelenjar lain untuk melepaskan hormon (misalnya,
masalah dengan hipotalamus dapat mengganggu produksi hormon di kelenjar pituitari)
4. Kelainan genetik, seperti beberapa endokrin meoplasia (MEN) atau hipotiroidisme
kongenital
5. Infeksi
6. Cedera kelenjar endokrin
7. Tumor kelenjar endokrin
Macam-Macam Penyakit Sistem Endokrin

■ Insufisiensi adrenal
■ Penyakit Cushing
■ Gigantisme (akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya
■ Hipertiroidisme
■ Hipotiroidisme
■ Hipopituitarisme
■ Multiple Neoplasia Endokrin I dan II
■ Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
■ Pubertas prekoks (dini)
■ Penyakit Graves
■ Hashimoto’s Thyroiditis
■ Prolaktinoma
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
SISTEM ENDOKRIN
A. Kelenjar Tiroid
1. Ultrasonografi Tiroid
a. Pengertian
Merupakan pemeriksaan yang mampu memberikan keakuratan sebesar 85%
dalam menentukan ukuran dan struktur kelenjar tiroid. Prosedur ini dapat
membedakan antara kista dan tumor2 dan dapat menentukan kedalaman serta
dimensi nodul tiroid.
foto nuklir merupakan uji pilihan untuk keadaan tiroid yang patologi
b. Nilai normal
Tidak menunjukkan adanya tumor tiroid (Benigna atau maligna) gondok atau
kista tiroid.

c. Tujuan
Untuk mengevaluasi ukuran, struktur dan posisi organ, aliran darah di arteri
dan vena serta untuk mendeteksi kista tiroid, tumor tiroid dan kalkuli.

d. Prosedur
1. Minta klien untuk menandatangani formulir persetujuan tindakan.
2. Pramedikasi jangan diberikan, kecuali jika klien mengalami ketakutan yang
berlebihan atau klien mengalami mual dan muntah.
3. Posisi klien terlentang.
4. Minyak atau jelly dioleskan ke permukaan yang akan diperiksa
5. waktu untuk prosedur ini rata-rata 30 menit.
6. Klien sebaiknya tidak merokok atau mengunyah permen karet sebelum uji
dilakukan guna mencegah penelanan udara.
LANJUTAN…

2. Scan Nuklir Tiroid

a. Pengertian
Pengobatan nuklir adalah lahan klinik yang disertai dengan penggunaan-
penggunaan isotop radioaktif, diagnostik terapeutik. Sebuah radioaktif isotop
radioaktif adalah isotop yang tidak stabil yang hilang atau hancur, yang
memancarkan radiasi. Radioisotop, dikenal sebagai radionuklir terkonsentrasi
di organ-organ tubuh tertentu dan didistribusikan dengan lebih mudah dalam
jaringan yaang sakit atau rusak.
b. Nilai normal
Detektor kamera skintilasi (gamma) digunakan untuk memberikan gambaran
imaging. Distribusi warna abu-abu yaang sama adalah normal atau tidak
adanya patologis.
c. Tujuan
1. Untuk mendeteksi massa tiroid (tumor) penyakit kelenjar tiroid.
2. Menentukan ukuran, struktur dan posisi kelenjar
3. Untuk mengevaluasi fungsi tiroid yang diakibatkan oleh hipertiroidisme
dan hipotiroidisme.
d. Prosedur
1. Radio nukleid (radioisotop) diberikan secara oral atau IV. Utuk tujuan
diagnostik, dosis radionukleid lebih rendah <30 mCi
2. Radionukleid: natrium yodium I-131, I-123, I-125 parteknetat – Tc-99m
3. Pemberian I-123, I-125, I-131 diberikan peroral. I-123 memiliki waktu
paruh ysang pendek dan merupakan radionukleoid pilihan. Parteknetat – Tc-
99m 30 menit.
4. Setelah penyuntikan I-123, I-125, dan I-131 24 jam : Parteknetat- Tc-99m
30 menit
5. Tidak makan pagi dan pembatasan makanan dan cairan selama 2 jam
setelah diberikan yodium per oral. Hindari makanan laut dan garam.
6. Pasien berbaring tenang selama pemeriksaan.
3. Kadar Kalsitonin (serum)

a. Pengertian
Kalsitonin adalah hormon ampuh yang disekresikan oleh sel C yang berasal
dari kelenjar tiroid, membantu dalam mempertahankan kadar kalsium dan
fosfor serum normal. Kalsitosin bertindak sebagai abtagonis hormon
paratiroid dan vitamin D.
Sekresi kadar kalsitonin yang berlebihan terjadi pada kasus karsinoma
medular.
b. Nilai normal
Dewasa : Pria : < 40 pg/ml
Wanita : <25 pg/ml

Anak : < 70 pg/ml


Bayi baru lahir : Biasanya lebih tinggi dari pada dewasa
c. Tujuan
1. Untuk membantu dalam mendiagnosis karsinoma medular tiroid atau
hiperplasia paratiroid atau adenoma.
d. Proedur

1. Klien harus dipuaskan setelah tengah malam. Boleh minum sedikit jika
dibutuhkan
2. Kumpulkan 5-7 ml darah vena dalam tabung tertutup hijau atau lembayung
atau dalam tabung tertutup merah yang sebelumnya didinginkan. Cegah
hemolisis. Kirim spesimen segera ke laboraturium untuk dianalisis
3. Berikan kalsium per IV (15 mg/kg) selama 5 sampai 10 detik.
4. Atau berikan pentagastrin per IV (0,5 g/kg selama 5-10 detik)
5. Setelah pemberian kalsium per IV ukur kadar kalsitonin serum saat 3
sampai 4 jam pasca pemberian infus. Setelah Infus Pentagastrin, ukur kadar
kalsium serum pada menit ke dua ke lima dan menit ke 10.
B. Kelenjar Paratiroid
1. Hormon Paratiroid (PTH) (serum)
a. Pengertian
Hormon paratiroid (PTH) disekresikan oleh kelenjar tiroid, mengatur
konsentrasi kalsium dan serum didalam cairan ekstraseluler.
b. Nilai normal
Dewasa : PTH utuh = 11-54 pg/ml
PTH Terminal C = 50-330 pg/ml
PTH Termial N = 8-24 pg/ml

c. Tujuan
1) Untuk mengidentifikasi keberadaan hipo atau hiper paratiroidisme
2) Untuk memantau respons klien terhadap terapi PTH
d. Prosedur
1. Klien harus puasa 8 jam sebelum uji dilakukan
2. Kumpulkan 5-7 ml darah vena dalam tabung tertutup merah di pagi hari.
PTH dalam pagi hari biasanya ada pada titik rendah.
3. Cegah terjadinya hemolisis. Mungkin diperlukan 2 jenis tabung untuk
setiap jenis PTH. PTH terminal N bersifat tidak stabil dan perlu didinginkan
atau dibekukan jika uji tersebut tidak perlu dilakukan.

4. Kadar PTH terminal N menurun selama proses hemodialisis oleh karna itu,
kumpulkan spesimen darah sebelum dialisis.
C. Kelenjar Pankreas
1. Pemeriksaan anti bodi insulin, insulin (serum)
a. Pengertian
Insulin merupakan hormon dari sel-sel getah pankreas yang esensial dalam
transportasi glukosa ke sel-sel. Peningkatan nilai glukosa menstimulasi
pengeluaran insulin. Nilai insulin serum dan gulla darah dibandingkan untuk
menentukan gangguan glukosa. Niali-nilai ini dapat dievaluasi dalam
diagnose insulinoma (sle-sel tumor islet) ddan hiperplasia sel-sel islet, dan
dalam mengevaluasi prosuksi insulin pada DM. Nilai insulin lebih membantu
selama OGTT (pemeriksaan toleransi glukosa oral) untuk mendiagnosa
keadaan awal prahiperglikemi DM. Nilai normal insulin dan peningkatan
yang lambat dalam kurva GTT sering terjadi pada individu dengan diabetes
ringan. Pada insulinoma, insulin serum tinggi dan gula darah <30 mg/dl
b. Nilai-nilai normal
Insulin serum: 5-25 uuU/mL, 10-250 Uiu/Ml
Pemeriksaan antibodi insulin < 4% ikatan serum yang berasal dari sapi dan
babi.
c. Masalah-masalah klinis
Penurunan kadar: Diabetes Mellitus (insulin-independent diabetes mellitus
[IDDM] atau Tipe I), hipopituitarisme.
Peningkatan kadar: insulinoma non insulin, dependent diabetes mellitus
(NIDDM atau Tipe II), penyakit hepar. Sindrom Chusing’s (hiperaktip
korteks adrenal), akromegali obesitas (dapat menggandakan nilainya)
d. Prosedur
1. puasa selama 8 sampai 12 jam kecuali air. Sekresi insulin mencapai
puncaknya dalam 30 menit sampai 12 jam setelah makan.

2. tampung 7ml darah vena dan masukkan kedalam tabung bertutup merah.
Hindari hemolisis. Jika pemeriksaan ini bersama dengan OGTT ambil darah
untuk serum insulin sebelum memasukkan glukosa.

3. tunda pemberian obat yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, seperti


insulin dan kortison sampai selesai pemeriksaan.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai