Anda di halaman 1dari 10

MODEL TEORI KEPERAWATAN ALLENDER

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II

Dosen Pengampu : Ns. Angga SR, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.kom

Disusun Oleh :

1. Ade Putri Andani (130317447)


2. Athifah Fauziah Marjanah (130317452)
3. Heni Wulandari (130317458)
4. Maya Novita (130317865)
5. Nur Asiah (130317568)
6. Wulandari (130317474)

PROGRAM STUDI NERS SEMESTER VI

INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN

Jalan Raya Industri Pasir Gombong, JababekaCikarang - Bekasi

Telp. (021)8904160 (Hunting) Fax. (021) 8904159

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan adalah salah satu pelayanan dibidang kesehatan
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan saat ini sangat menjadi
perhatian masyarakat yang luas. Perhatian mereka tidak saja pada aspek
kuantitas, tetapi sekarang ini menyangkut aspek kualitas pelayanan kesehatan
itu sendiri. Pelayanan kesehatan tersebut diberikan oleh tenaga kesehatan
profesional yang diharapkan mampu memberikan pelayanan yang dibutuhkan
oleh masyarakat kapan dan dimanapun. Tenaga kesehatan atau health
professional tersebut misalnya tenaga keperawatan, kebidanan, kedokteran,
kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainya. Salah satu topik yang
sangat masih hangat dibicarakan, di diskusikan, dan terus dikembangkan
adalah tenaga keperawatan yang salah satu bidang atau areanya adalah
keperawatan kesehatan masyarakat.
Banyak sebutan tentang keperawatan kesehatan masyarakat. Ada yang
menyebut sebagai publich health nursing dan ada juga yang menyebutnya
dengan community health nursing. Khusus di indonesia sendiri, kita
mengenal perawatan kesehatan masyarakat atau yang disingkat dengan
perkesmas. Namun sekarang lebih cenderung sebutannya menjadi
keperawatan kesehatan komunitas. Hal tersebut tercantum dalam keputusan
mentri kesehatan (kepmenkes) R.I Nomor 279/Menkes/IV/2006 tentang
pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat
dipuskesmas. Namun, berdasarkan berbagai sumber tentang keperawatan
kesehatan komunitas, sebagian dari merekamenyebutnya public healt nursing.
Namun ada juga banyak buku yang menyebutkan community health nursing.
Keperawatan kesehatan komunitas memegang peranan penting dalam
memberikan pelayanan keperawatan di masyarakat. Banyak hal yang dapat
dilakukan guna ikut berperan aktif meningkatkan derajat kesehatan. Melalui
keperawatan kesehatan komunitas perawat dapat memberikan pelayanan
kesehatan primer, skunder dan tersier kepada masyarakat. Namun, pada sisi
lain keperawatan kesehatan komunitas di indonesia juga tidak terlepas dari
berbagai macam kendala dan isu penting terutama yang terkait dengan
kebijakan pemerintah, regulasi, dan permasalahan lainnya. Semua itu
sebaiknya dihadapi secara bijak dan melakukan berbagai macam perubahan
didalam diri perawat itu sendiri, termasuk organisasi profesi dan institusi
pendidikan keperawatan.
Perawat kesehatan komunitas, terutama yang ada di puskesmas juga
mengalami berbagai macam permasalahan. Mereka menyadari bahwa mereka
adalah para perawat yang memiliki kecakapan dibidangnya (keperawatan
kesehatan konunitas) akan tetapi, mereka tidak banyak melaksanakan tugas
profesi mereka tersebut dengan berbagai macam alasan. Sebenarnya,
keperawatan kesehatan komunitas adalah salah satu bidang yang sangat
strategis untuk dapat berperan aktif dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat.

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkanlatarbelakang di atasmakakelompok kami merumuskan


masalah Konsep keperawatan Komunitas Menurut Allender.

1.3 TujuanPenulisan

1.3.1 TujuanUmum
Mengetahuikonsep keperawatan komunitas
1.3.2 TujuanKhusus
Mengetahuikonsep keperawatan komunitas Menurut Allender

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Perawatan Kesehatan Masyarakat


1. Pengertian Perawatan Kesehatan Masyarakat
Perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok beresiko tinggi, dalam pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Allender &
Spradley, 2001)
Sementara itu, menurut Stanhope & Lancaster (1997), bahwa
keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu sintesa dari praktek
keperawatan dan praktek kesehatan komunitas yang diterapkan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk. Menurut peneliti
pengertian keperawatan kesehatan masyarakat yang lebih sesuai
dengan kondisi Indonesia adalah yang disampaikan oleh kelompok
kerja keperawatan CHS (1997) yaitu, suatu bentuk pelayanan
profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang
ditujukan terutama pada kelompok resiko tinggi dalam upaya
meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan
kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh komunitas dan
melibatkan komunitas sebagi mitra dalam pemberian pelayanan
keperawatan. klien dalam keperawatan kesehatan masyarakat adalah
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. (Allender & Spradley,
2001).
Kegiatan Perawat Puskesmas mencakup Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang
dilaksanakan perawat Puskesmas sesuai dengan kompetensi, peran dan
fungsinya pada semua tatanan pelayanan kesehatan strata pertama baik
di dalam gedung (poliklinik rawat jalan Puskesmas, ruang rawat inap
Puskesmas, Puskesmas Pembantu) maupun diluar gedung Puskesmas
(Puskesmas Keliling, Posyandu, Sekolah, Tempat Kerja, Panti, Rumah
Tahanan (Rutan) atau Lembaga Permasyarakatan (Lapas), Rumah
Keluarga) dengan prioritas upaya kesehatan wajib dan upaya
pengembangan yang wajib dilaksanakan di Kabupaten atau Kota
tertentu.(Kemenkes RI,2006)
Inti perkesmas adalah jasa diberikan dalam kerangka berbasis
masyarakat dan layanan berbasis masyarakat didorong oleh kebutuhan
dan sumber daya masyarakat dan lingkungannya, perawat menilai
masyarakat setiap hari saat bekerja dengan individu, keluarga,
kelompok dilingkungan sekolah tempat kerja dan rumah. ( Manitoba,
1998)
Ada dua istilah yang perlu diketahui sebelum membahas perawatan
kesehatan masyarakat, yaitu Public Health Nursing (PHN) dan
Community Health Nursing (CHN), kedua istilah tersebut bila
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai arti yang sama
yaitu Perawatan Kesehatan Masyarakat. Akan tetapi Freeman (1981),
tidak lagi mengunakan istilah public tetapi mengantinya dengan
community dikarenakan istilah public mengandung pengertian yang
sangat luas dan tidak terbatas. Perawatan kesehatan masyarakat
merupakan bidang khusus (spesialisasi ) dalam ilmu keperawatan.
(Ruth, 1981, 1961) Menurut beberapa ahli perkesmas adalah sebagai
berikut :
Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah lapangan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitatif, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar,
ditujukan kepada keluarga yang sehat, individu yang sakit dan tidak
dirawat di rumah sakit beserta keluarganya, kelompok masyarakat
khusus yang mempunyai masalah kesehatan dimana hal tersebut akan
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. ( Helvie 1998; Smith
& Maurer,1995 dan Hitchcock 1999).
2. Sasaran Parkemas
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga, kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan
dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. (Allender & Spradley,
2001) Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan
terkait dengan masalah kesehatan prioritas daerah, terutama : yang
belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas serta
jaringannya), atau sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
tetapi memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah.
Menurut Allender & Spradley (2001), sasaran priotitas individu
adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut, penderita
penyakit menular (antara lain : TB Paru, Kusta, Malaria, Demam
Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia), penderita penyakit degenerative.
Sebagai contoh, Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat pada
penderita TB Paru dibagi sesuai daerah binaan, asuhan keperawatan
lebih difokuskan pada individu yang sakit belum mencakup seluruh
anggota keluarga serta penekanan kegiatan pada aspek preventif dan
kuratif. Penemuan kasus dengan pasif promotif case fanding.
Kegagalan pengobatan karena kurangnya peran PMO, efek samping
obat dan pasien merasa sembuh pada fase lanjutan. (Saluk, 2003).
Sasaran keluarga, adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan atau risiko tinggi, dengan prioritas : keluarga
miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan, keluarga
miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai
masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan
balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular, keluarga tidak
termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas serta
belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan. (Allender &
Spradley, 2001).
Program perkesmas untuk keluarga miskin masih menjadi prioritas
di puskesmas karena konsep dasar perkesmas bertujuan untuk
melaksanakan ketiga level pencegahan penyakit dan kelompok sasaran
utamanya adalah keluarga miskin dan kelompok resiko tinggi dengan
berbagai kerentanannya terhadap masalah kesehatan. (CHS, 1997)
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang
rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat
maupun tidak terikat dalam suatu institusi. (Allender &Spradley,
2001) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi
antara lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil,
Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu,
kelompok pekerja informal, kelompok masyarakat khusus terikat
dalam suatu institusi, antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan,
panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan
(lapas).
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan,
diprioritaskan pada masyarakat di suatu wilayah (RT, RW,
Kelurahan/Desa) yang mempunyai jumlah bayi meninggal lebih
tinggi di bandingkan daerah lain, jumlah penderita penyakit tertentu
lebih tinggi dibandingkan daerah lain, cakupan pelayanan kesehatan
lebih rendah dari daerah lain. Selanjutnya adalah masyarakat di daerah
endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah, dan lain-
lain), masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau
akibat lainnya, masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit
antara lain daerah terpencil, daerah perbatasan, masyarakat di daerah
pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah transmigrasi.
(Allender & Spradley,2001)
Masyarakat seharusnya bukan dijadikan objek intervensi dari
pelayanan kesehatan melainkan merupakan mitra kerja dalam setiap
kegiatan yang di tujukan terhadap pelayanan kesehatan di masyarakat,
dari mulai perencanaan, pelaksanaan program sampai evaluasi
kegiatan dilakukan bersama masyarakat, kegiatan ini merupakan lahan
dari praktik keperawatan kesehatan masyarakat. (Anderson, 2007)
3. Indikator Kerja
Indikator kinerja perawat Puskesmas, menurut Kemenkes tahun
2006 meliputi indikator kinerja klinik (eksternal untuk mengukur
keberhasilan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang
dilakukan) dan fungsional (internal untuk mengukur pencapaian
angkakredit jabatan fungsionalnya
1) Indikator kinerja klinik
Yaitu indikator kinerja klinik perawatn Puskesmas dalam
melaksanakan kegiatan Perkesmas dan merupakan indikator
antara pencapaian inkator SPM Puskesmas/Kabupaten/Kota.
Indikator kinerja klinik perawat Puskesmas, meliputi input,
proses, output dan outcome. (Kemenkes, 2006)
Indikator input, meliputi tenaga perawat yang bekerja sudah
mendapat pelatihan Perkesmas. (Kemenkes, 2006) Pelatihan
menunjukkan adanya penambahan pengetahuan, keterampilan
petugas untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan
efektif, serta menyiapkan untuk pengembangan selanjutnya.
(Notoatmojo, 2003) Perawat tersebut harus memiliki rasa
Tanggung jawab dan akuntabilitas. (Soejadi,1994) Tersedianya
sarana berupa PHN kit, dukungan administrasi, transportrasi,
dana operasional,standar pedoman /SOP dan sistem
penghargaan. ( Kemenkes, 2006).
Indikator proses, adanya perencanaan kegiatan perawatan
perkesmas bulanan beserta rencana Asuhan Keperawatan,
dilakukannya kegiatan bimbingan oleh Kepala Puskesmas atau
perawat penyelia, kegiatan koordinasi dengan petugas
kesehatan lain, kegiatan monitoring, diskusi refleksi kasus,
Pertemuan strategik. (Kemenkes, 2006)
Indikator output meliputi peningkatan kesadaran staf
terhadap tugas dan tanggung jawab, peningkatan kinerja,
peningkatan motivasi, peningkatan keputusan kerja, persentasi
suspek kasus maupun kasus positif prioritas, persentasi
keluarga rawan kesehatan dan kelompok khusus yang di bina
dan persentasi pasien rawat inap Puskesmas dilakukan asuhan
keperawatan. (Kemenkes 2006).
Indikator outcome meliputi persentasi keluarga rawan
kesehatan mandiri memenuhi kebutuhan kesehatannya. Tingkat
kemandirian keluarga dicapai sebagai hasil (outcome) asuhan
keperawatan kesehatan masyarakat bekerjasama dengan lintas
program dan sektor. Tingkat kemandirian keluarga meliputi
keluarga mandiri Tingkat I (KM-I), Tngkat II (KM II), Tingkat
III (KM-III) dan tingkat IV (KM-IV). (Kemenkes, 2006)
2) Indikator Kinerja Fungsional
Yaitu indiktor kinerja perawat Puskesmas untuk mengukur
pencapaian angka kredit jabatan fungsional, yaitu jumlah angka
kredit yang dicapai sama dengan jumlah kegiatan Perawatan
dalam mencapai indikator kliniknya.(Kemenkes, 2006).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah membaca isi dari pembahasan makalah diatas maka kami menarik
suatu kesimpulan :
3.1.1 Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan merupakan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan dalam meningkatkan dedrajat
kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, dan
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana
hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
3.1.2 Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko
tinggi, antara lain: orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan,
daerah kumuh, dll.

3.2 Saran
Semogamakalahinidapatbermanfaatbagipembacaterutama,
mahasiswakeperawatanuntukmenjadibahanacuanpembelajaranbagimahasiswa
dandapatmenjadipokokbahasanberbagai forum diskusiterbuka.

Anda mungkin juga menyukai