Oleh :
Wildan Firhansyah K. (
Kiki Okta Firizka (
Moch. Diyan Hermanto (
Wulandari (
Riski Setiyo Budi A. (
Ismaul Faizah (
DISAHKAN PADA
......................................................
Mengetahui
Kepala Ruang ICU/ICCU
SATUAN ACARA PENYULUHAN
2. Tujuan Khusus
a. Menyebutkan pengertian IMA (Infark Miokard Akut)
b. Menyebutkan faktor penyebab terjadinya IMA dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit IMA (Infark Miokard Akut)
c. Menyebutkan jenis pemeriksaan yang dapat digunakan dalam mengurangi resiko
terjadinya IMA (Infark Miokard Akut)
d. Menyebutkan cara mencegah terjadinya IMA
e. Dapat memahami pentingnya cara penanganan IMA.
3. Kegiatan Belajar Mengajar
Respon Pasien/
No Tahap Kegiatan Waktu
Keluarga
1. Pendahuluan 1. Memberi salam
2. Menyampaikan
pokok bahasan
Menjawab Salam
3. Menyampaikan 3 menit
Menyimak
tujuan
4. Melakukan
apersepsi
2. Pelaksanaan Penyampaian materi
tentang:
1. Definisi Infark
Miokard Akut
(IMA)
2. Etiologi dan faktor
predisposisi Infark
Miokard Akut
(IMA)
Menyimak 12 menit
3. Tanda dan gejala
Infark Miokard
Akut (IMA)
4. Dampak infark
miokard akut
5. Cara pencegahan
Infark Miokard
Akut (IMA)
3. Penutup 1. Diskusi 1. Aktif bertanya
2. Kesimpulan 2. Memperhatikan
3. Evaluasi 3. Menjawab
5 menit
4. Memberi salam pertanyaan
penutup 4. Menjawab
salam
4. Pokok Materi
a. Pengertian Infrak Miokard Akut.
b. Penyebab Infrak Miokard Akut.
c. Tanda dan gejala Infrak Miokard Akut.
d. Pencegahan Infark Miokard Akut.
e. Penanganan Infrak Miokard Akut.
5. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya-jawab.
7. Organisasi
Pembimbing : Susy Amik N.H
Moderator : Wulandari
Pemateri : Wildan Firhansyah K.
Kiki Okta Firizka
Fasilitator : Moch. Diyan Hermanto
Riski Setiyo Budi A.
Ismaul Faizah
8. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana.
2) 60 % peserta menghadiri penyuluhan.
3) Tempat, media, dan alat penyuluhan sesuai rencana.
b. Evaluasi Proses
1) Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
2) Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan.
3) 70 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.
4) 70 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
Peserta mampu:
1) Menyebutkan pengertian IMA (Infark Miokard Akut)
2) Menyebutkan faktor penyebab terjadinya IMA dan gejala-gejala yang ditimbulkan
oleh penyakit IMA (Infark Miokard Akut)
3) Menyebutkan jenis pemeriksaan yang dapat digunakan dalam mengurangi resiko
terjadinya IMA (Infark Miokard Akut)
4) Menyebutkan cara mencegah terjadinya IMA
5) Dapat memahami pentingnya cara penanganan IMA.
9. Daftar Pustaka
Materi Penyuluhan
b. Takhikardi
Keringat banyak sekali
Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal yang
disalurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro intestina.
c. Dispnea
Abnormal Pada pemeriksaan EKG (pelajari buku tentang EKG).
Mayoritas pasien IMA (90%) datang dengan keluhan nyeri dada. Perbedaan dengan nyeri
pada angina adalah nyeri pada IMA lebih panjang yaitu minimal 30 menit, sedangkan pada
angina kurang dari itu. Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan hilang dengan istirahat
akan tetapi pada infark tidak.
Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa disertai dengan keluarnya keringat dingin atau
perasaan takut.
Meskipun IMA memiliki cirri nyeri yang khas yaitu menjalar ke lengan kiri, bahu, leher
sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya sedikit. Hal
tersebut biasanya terjadi pada manula, atau penderita DM berkaitan dengan neuropathy.
d. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir diastolic ventrikel
kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan hipervenntilasi.
Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda adanya disfungsi ventrikel
kiri yang bermakna
e. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya lebih sering pada
infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior juga bisa menyebabkan cegukan
f. Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel, dan gejala akibat emboli
arteri (misalnya stroke, iskemia ekstrimitas
4. Pencegahan IMA
a. Hindari: merokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-
obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
b. Kurangi: kolesterol, lemak dalam makanan.
c. Anjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur.
d. Kurangi berat badan bila overweigh atau obesitas.
e. Kurangi stress.
5. Penatalaksanaan IMA
Infark Miokard Akut (IMA) dibagi 2 berdasar gambaran EKG yaitu IMA dengan
elevasi segmen ST dan IMA dengan non elevasi segmen ST. Pada IMA dengan elevasi ST
mempunyai indikasi untuk dilakukan obat trombolitik sedangkan yang non elevasi ST obat
trombolitik tidak indikasi.
Terapi Trombolitik
Obat intravena trombolitik mempunyai keuntungan karena dapat diberikan melaluin veana
perifer. Sehingga terapi ini dapat diberikan seawal mungkin, dikerjakan dimanapun (rumah,
mobil ambulan, helikopter dan unit gawat darurat) dan relatif murah.
Mekanisme kerja obat trombolitik melalui konversi inactive plasmin zymogen (plasminogen)
menjadi enzim fibrinolitik (plasmin). Plasmin mempunyai spesifitas lemah terhadap fibrin
dan dapat melakukan degradasi terhadap beberapa protein yang mempunyai ikatan arginyl-
lysyl seperti fibrinogen. Karena itu plasmin dapat menyebabkan fibrin (nogen) lisis (systemic
lytic state) yang menyebabkan kecenderungan perdarahan sistemik. Dalam pengembangan
obat trombolitik dibuat obat trombolitik generasi kedua yang mempunyai sifat spesifik
terhadap fibrin yang bekerja pada permukaan fibrin. Plasmin hanya bekerja pada klot fibrin
dengan melalui hambatan alpha2-antiplasmin.
Direkomendasikan penderita infark miokard akut <12 jam yang mempunyai elevasi segmen
ST atau left bundle branch block (LBBB) deberikan IV fibrinolitik jika tanpa kontra indikasi.
Sedangkan penderita yang mempunyai riwayat perdarahan intra kranial, stroke atau
perdarahan aktif tidak diberikan terapi fibrinolitik. Dosis streptokinase diberikan 1,5 juta IU
diberikan dalam tempo 30-60 menit.
PTCA Primer
Pada penderita IMA, angioplasty primer secara khusus dengan stenting koroner dan
pemberian glikoprotein IIb/IIIa inhibitor akan memberikan hasil baik. Beberapa penelitian
random, kontrol mendukung bahwa PTCA primer lebih efektif dibanding trombolitik.
Rekomendasi PTCA primer sebagai alternatif terhadap terapi trombolitik dilakukan pada
pusat PTCA yang lengkap dan didukung ahli dalam prosedur PTCA primer dengan
pengalaman mencukupi. Di Amerika Serikat kurang dari 20% rumah sakit mampu melakukan
PTCA primer. Komite memberikan perhatian karena belum rutinya prosedur PTCA sehingga
jangan sampai menimbulkan keterlambatan reperfusi karena menyiapkan prosedur PTCA
primer.
Terapi Antiplatelet
Aspirin
Pemberian aspirin untuk penghambatan agregasi platelet diberikan dosis awal paling sedikit
160 mg dan dilanjutkan dosis 80-325 mg per hari. pemberian dosis aspirin yang lebih besar
akan mengakibatkan perdarahan pada gastrointestinal. Aspirin mempunyai keterbatasan pada
agregasi platelet karena lemah menghambat aktivasi platelet oleh adenosine dipospat dan
kolagen.
Tiklopidin
Tiklopidin merupakan derivat tienopiridin yang efektif sebagai pengganti aspirin untuk
pengobatan angina tidak stabil. Mekanismenya berbeda dengan aspirin. Tiklopidin
menghambat agregasi platelet yang dirangsang ADP dan menghambat transformasi reseptor
fibrinogen platelet menjadi bentuk afinitas tinggi.
Clopidogrel
Strategi reperfusi
Pada onset IMA kurang atau 12 jam :
- Terapi trombolitik atau PTCA primer ditentukan oleh kriteria pasien dan institusi
- Door-to-balloon inflation (PCI) target 90 mnt
- Door-to-needle (fibrinolisis) target 30 mnt
Lanjutkan terapi tambahan:
ACE inhibitors/angiotensin receptor blocker (ARB) diberikan dalam 24 jam sejak
gejala muncul
HMG CoA reductase inhibitor (terapi statin)
Pada IMA lebih dari 12 jam :
Pasien risiko tinggi:
Nyeri dada iskemik yg berulang
Deviasi ST yg berulang/persisten
VT
Hemodinamik tdk stabil
Tanda gagal pompa
Strategi invasif awal, termasuk kateterisasi dan revaskularisasi untuk syok dalam 48
jam setelah AMI
Lanjutkan ASA, heparin, dan terapi lain spt diindikasikan.
Penghambat ACE/ARB
HMG CoA reductase inhibitor (terapi statin)