Anda di halaman 1dari 17

STROKE

CEREBROVASKULER
ACCIDENT

KELOMPOK 3

AHMAD IRFAN RIFAI (10213001)


NINGLINDA ROHANIA
(10213008)
NICHO EKA SAKTI
(10213009)
ANDINNA FAUZIAH
(10213020)
LILIS SUGIARTI
(10213025)
BOGAS MUHAMMAD A.F (10213032)
FIDELIS SOARES R
(10213034)

PENGERTIAN
Suatu gangguan fungsional otak
yang terjadi secara mendadak
dengan tanda dan gejala klinik baik
fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam, atau
dapat menimbulkan kematian,
disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak.

ETIOLOGI
Trombosis (bekuan darah di dalam
pembuluh darah otak atau leher)
Embolisme serebral (bekuan darah atau
material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain)
Iskemia (penurunan aliran darah ke otak)
Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh
darah serebral dengan perdarahan ke
dalam jaringan otak atau sekitar otak)

KLASIFIKASI

STROKE
HEMORAGIK

STROKE NON
HEMORAGIK

PATOLOGI DAN GEJALA KLINISNYA

STROKE HEMORAGIK

Merupakan perdarahan serebral dan


mungkin perdarahan subaraknoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak pada daerah otak
tertentu. Biasanya kejadiannya saat
melakukan aktivitas atau saat aktif,
namun bisa juga terjadi saat
istirahat. Kesadaran pasien
umumnya menurun.

Dapat berupa iskemia atau emboli


dan trombosis serebral, biasanya
terjadi saat setelah lama beristirahat,
baru bangun tidur atau di pagi hari.
Tidak terjadi perdarahan namun
terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat
timbul edema sekunder. Kesadaran
umumnya baik.
STROKE NON
HEMORAGIK

PERJALANAN PENYAKIT ATAU


STADIUMNYA
TIA (Trans Iskemik Attacak) atau
serangan iskemik transien merupakan
gangguan neurologis setempat yang
terjadi selama beberapa menit sampai
beberapa jam saja. Gejala yang timbul
akan hilang dengan spontan dan
sempurna dalam waktu kurang 24 jam.
Stroke involusi merupakan stroke
yang terjadi masih terus
berkembang dimana gangguan
neurologis terlihat semakin berat
dan bertambah buruk. Proses
dapat berjalan 24 jam atau
beberapa hari.
Stroke komplit yaitu dimana
gangguan neurologi yang
timbul sudah menetap atau
permanen. Sesuai dengan
istilahnya stroke komplit dapat
diawali oleh serangan TIA

Skema Mekanisme Stroke


Oklusi
Penurunan perfusi jaringan
serebral
Iskemia
Metabolisme
anaerob
Asam laktat

Nekrosis jaringan
otak
Volume cairan
bertambah
TIK meningkat
Edema serebral

Aktifitas elektrolit
terganggu
Pompa Na dan K
gagal

PATOFISIOLOGI
Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan
otak terputus selama 15 sampai 20 menit, akan
terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu
diingat bahwa oklusi di suatu arteri tidak selalu
menyebabkan infark di daerah otak yang
diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasannya
adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi
kolateral yang memadai ke daerah tersebut.
Proses patologik yang mendasari mungkin salah
satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam
pembuluh darah yang memperdarahi otak.

EX

..
.
T

Patologinya dapat berupa :


Keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri,
seperti pada aterosklerosis dan trombosis,
robeknya dinding pembuluh, atau peradangan.
Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran
darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah.
Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus
infeksi yang berasal dari jantung atau pembuluh
ekstrakranium.
Ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang
subaraknoid.

TANDA DAN GEJALA


Menurut Price & Wilson (2006) tanda utama stroke atau
cerebrovaskuler accident (CVA) adalah munculnya secara
mendadak satu atau lebih defisit neurologik fokal. Defisit tersebut
mungkin mengalami perbaikan dengan cepat, mengalami
perburukan progresif, atau menetap. Aktivitas kejang biasanya
bukan merupakan gambaran stroke. Gejala umum berupa :
Baal atau lemas mendadak di wajah, lengan, atau tungkai,
terutama di salah satu sisi tubuh.
Gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda atau kesulitan
melihat pada satu atau kedua mata.
Bingung mendadak.
Tersandung selagi berjalan, pusing bergoyang, hilangnya
keseimbangan atau koordinasi.
Nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas.

Pemeriksaan Fisik
Pasien stroke harus menjalani pemeriksaan fisik lengkap
seperti :
Sistem pembuluh perifer. Lakukan auskultasi pada
arteria karotis untuk mencari adanya bising dan periksa
tekanan darah di kedua lengan untuk dibandingkan.
Jantung. Perlu dilakukan pemeriksaan jantung yang
lengkap, dimulai dengan auskultasi dan EKG 12sadapan. Murmur dan distritmia merupakan hal yang
harus dicari, karena pasien dengan fibrilasi atrium,
infark miokardium akut, atau penyakit katup jantung
dapat mengalami embolus obstruktif.
Retina. Periksa ada tidaknya cupping diskus optikus,
perdarahan retina, kelainan diabetes.

N E X T ..

Ekstremitas. Evaluasi ada tidaknya


sianosis dan infark sebagai tandatanda embolus perifer.
Pemeriksaan neurologik. Sifat
intactness diperlukan untuk
mengetahui letak dan luas suatu
stroke.

Pemeriksaan Diagnostik

Angiografi serebral
CT scan
Pungsi lumbal
MRI (Magnetic Resonanse Imaging)
Ultrasonografi Doppler
EEG (Electroencephalography)
Sinar X thoraks

Anda mungkin juga menyukai