OLEH :
NI KOMANG LINDA RAHMAYANTI (17.321.2732)
A11-B
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS MYASTHENIA GRAVIS
DI RUANG MAWAR RSUD MELATI
TANGGAL 01-04 OKTOBER 2020
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.A
Umur : 26 thn
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Sahadewa No.9 Tegal Darmasaba Badung
Tanggal Masuk : 01 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian : 01 Oktober 2020
No. Register : 12345678
Diagnosa Medis : Myasthenia Gravis
2) Pernah dirawat
Keluarga px mengatakan bahwa px tidak pernah dirawat sebelumnya
3) Alergi
Keluarga px mengatakan bahwa px tidak mempunyai riwayat alergi
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit :
Px biasa makan 3 kali sehari dengan waktu teratur pagi, siang dan malam hari.
Komposisi makanan yang dikonsumsinya : nasi, lauk, sayur.. Pasien habis satu
piring makan (porsi sedang) pasien minum 5-6 gelas per hari, air putih dan teh,
pasien dapat makan sendiri tanpa disuapi.
2) BAK
Sebelum sakit :
Px BAK 4-5 kali sehari dan terkadang terbangun malam hari dengan warna
kekuningan, tidak ada darah dan tidak merasa nyeri saat BAK.
Saat sakit :
Px di pasang kateter dengan urin output 300 ml
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit
Px mampu melakukan ADL secara mandiri dan melakukan aktifitas menjadi
buruh pabrik dan melakukan pekerjaan rumah yg ringan seperti mencuci piring,
menyapu dll
Saat sakit
Px tidak mampu melakukan ADL secara mandiri karena merasa lemas dan di
bantu oleh keluarga
Kognitif :
keluarga pasien dan pasien mengatakan paham dengan penyakit yang dialaminya dan
percaya bahwa penyakit yang dialaminya bukan karena hal gaib
Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit pasien biasanya istirahat pada siang hari, dan tidur
pada pukul 22.00 wita dan bangun pada pagi harinya pukul 07.00 wita.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan dia berperan sebagai istri dan ibu dari 2 orang anak. Pasien
mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan anak
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan dia seorang perempuan dan memiliki 2 orang anak. Pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit reproduksi
Saat sakit :
Pasien mengatakan dia seorang perempuan dan memiliki 2 orang anak. Pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit reproduksi
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Px mengatakan ia beragama hindu dan melakukan persembahyangan 2 kali sehari
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan fisik
a. Keadaan umum : lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal: 3, motorik : 5 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 68x/mnt, Suhu = 38,3oc, TD =100/60 mmHg, RR =
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
Kepala :
Inspeksi : Bentuk simetris kanan kiri, tidak ada lesi, tidak ada serumen
yang mengering.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Hidung :
Inspeksi : Bentuk simetrs, tidak ada lesi, terdapat secret, tidak ada
pernafasan cuping hidung, memakai alat bantu nafas.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Mulut :
Inspeksi : Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada sanosis sentral,
tidak ada caries gigi, tidak ada sariawan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Leher :
b. Dada :
Paru
Inspeksi : Bentuk payudara simetris kanan kiri, tidak ada lesi pada payudara
dan ketiak.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
d. Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani.
Auskultasi : Bising usus terdengar 17x/menit.
e. Genetalia :
f. Ekstremitas :
Atas
Inspeksi : Warna kulit sawo mateng, tidak ada lesi, kulit elastis, terpasang
infus pada tangan kanan, tidak edema pada ke dua tangan.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, akral terba hangat.
Bawah
Inspeksi : Warna kulit sawo mateng, tidak ada lesi, kulit elastis, tidak
terdapat edema pada ke dua kaki, kaki lemas.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, akral terba hangat.
g. Neurologis :
Status mental dan emosi :
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak terkaji
2. Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji
3. Hasil konsultasi
Tidak terkaji
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
-
5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA Interpretasi MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
Ds: keluarga pasien Gangguan auto imun yang merusak Bersihan Jalan Nafas
mengatakan saat hari reseptor esetikolin Tidak Efektif
pertama dirawat pasien
sudah tidak mampu lagi Jumlah reseptor asetikolin
untuk bernafas sehingga berkurang pada membran postsinaps
harus dibantu dengan
menggunakan alat bantu Penurunan hubungan neuromuskular
nafas.
Do : pasien tampak lemas, Kelemahan otot pernafasan
terdapat sekret dengan
karakteristik berwarna Ketidakmampuan batuk efektif
kuning, pasien dipasangkan
alat bantu nafas atau Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
ventilator.
Ds : pasien mengatakan Gangguan auto imun yang merusak Gangguan Mobilitas Fisik
kakinya lemas sehingga tidak reseptor asetikolin
dapat melakukan aktivitas
apapun. Jumlah reseptor asetikolin
Do: pasien tampak lemas, berkurang pada membran postsinaps
pasien sulit untuk
menggerakan ektremitas, dan Penurunan hubungan neuromuskular
kekuatan otot menurun.
Kelemahan otot
Otot volunter
5. Untuk membantu
6. Kolaborasi dengan tim
mengeluarkan scret
medis dalam pemberian
nebulizer
6. Untuk membantu
meluruhkan secret
yang menghambat
jalan napas
2 Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen
asuhan keperawatan Hipertermi
selama 3x24jam
1. Identifikasi penyebab
diharapkan suhu tubuh 1. Dengan
hipertermia (mis dehidrasi,
pasien kembali normal mengidentifikasi
terpapar lingkungan panas)
dengan kriteria hasil: penyebab hipertermi
maka akan mudah
SLKI : Termoregulasi
dalam merencanakan
- Suhu tubuh pasien tindakan terapeutik
2. Monitor suhu tubuh
kembali normal
2. Agar mengetahui
(36,0 0C- 37,50C)
peningkatan suhu
- Kemerahan pada tubuh, memudahkan
kulit pasien intervensi
berkurang
3. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
3. Memnerikan rasa
nyaman dan pakaian
yang longgar dan tipis
mudah menyerap
keringat dan tidak
4. Lakukan kompres (mis
merangsang
kompres air biasa)
peningkatan suhu
tubuh
6. Anjurkan minum 8
gelas/hari
5. Dengan minum air 8
gelas perhari akan
memenuhi kebutuhan
cairan
6. Mendeteksi dini
kekurangan cairan
serta mengetahui
7. Kolaborasi pemberian keseimbangan cairan
cairan cairan dan elektrolit dan elektrolit dalam
intravena jika perlu tubuh. Tanda vital
merupakan acuan
untuk mengetahui
keadaan umum pasien
7. Dengan pemberian
cairan secara
intravena akan
mempercepat
penyerapan cairan
oleh tubuh
3 Setelah dilakukan tindakan SIKI : Promosi
asuhan keperawatan Komunikasi : Defisit Bicara
selama 3x24jam
1. Monitor proses kognitif,
diharapkan px mampu 1. Mengetahui hambatan
anatomis dan fisiologis
berkomunikasi dengan dalam berbicara pasien
yang berkaitan dengan
kriteria hasil :
bicara ( mis memori,
SLKI : Komunikasi pendengaran dan bahasa)
Verbal
2. Gunakan metode
- Klien mampu
komunikasi alternative 2. Mempermudah
berbicara
(mis menulis, mata komunikasi antar
- Kesesuaian ekspresi
berkedip, papan perawat dengan klien
wajah/tubuh
komunikasi dengan maupun klien dengan
gambar dan huruf keluarga
dengan baik
- Kekuatan otot
kembali dengan
baik 2. Memfasilitasi dengan
- Rentang gerak 3. Jelaskan tujuan dan alat bantu seperti
(ROM) kembali prosedure mobilisasi pagar pembatas
dengan baik tempat tidur dapat
mengurangi resiko
jatuh pada klien
4. Ajarkan mobilisasi dengan gangguan
sederhana yang harus mobilitas
dilakukan (mis duduk di
tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari 3. Menjelaskan tujuan
tempat tidur ke kursi) dan prosedur
mobilisasi untuk
dapat memberikan
5. Kolaboasi dengan informasi kepada
keluarga untuk keluarga dan klien
pemenuhan ADL pasien
4. Mempertahankan
fungsi sendi dan
mencegah penurunan
kekuatan otot
5. Membantu dalam
pemenuhan
kebutuhan secara
individual
D. Implementasi Keperawatan
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam
Kamis, 1 - Mengobservasi vital sign DS : -
01 oktober (respirasi, suhu, nadi DO :
2020 tekanan darah) Tekanan darah 100/60 mmhg
14.00 Frekuensi nadi : 68x/menit,
Frekuensi napas : -
Suhu 38,30C
- Membantu mengeluarkan
- Mengidentifikasi penyebab
DS : -
hipertermia (mis dehidrasi,
14.30 2 DO: penyebab px hipertermi
terpapar lingkungan panas) adalah proses penyakit
DS : -
2 DO: suhu tubuh pasien 38,30C
15. 00
- Menganjurkan pasien
berbicara perlahan DS : -
DO: Px tampak mampu
16. 00 3 berbicara perlahan namun kata
- Menggunakan metode yg di keluarkan kurang jelas
18. 30 4
3 DS : -
13.15 - Menganjurkan batuk efektif DO: Pasien tampak mampu
untuk duduk di tempat tidur
DS : -
DO: px tidak mampu
- Menggunakan metode sepenuhnya melalukan batuk
komunikasi alternative (mis efektif karena kelemahan otot
Sabtu, 1 menulis, mata berkedip, pernafasan
03 oktober
papan komunikasi dengan
2020 DS : -
gambar dan huruf
19.00 DO: suhu tubuh pasien 37,8 oc
- Menganjurkan pasien
1 berbicara perlahan
20.00 DS : -
DO: px tampak menggunakan
pakaian yg tipis dan menyerap
keringat
DS : -
DO: Pasien tampak mampu
untuk duduk di tempat tidur
21.30 3
DS : -
DO: keluarga px tampak
membantu ADL px
4
07.00
07.30
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTd
Jam
1 Sabtu, 1 S: pasien mengatakan bahwa masih
03 oktober 2020 sulit bernapas
07.30 O: Terdapat secret, terdapat suara
napas tambahan wheezing, px
tampak dipasang
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
2
2 Sabtu, S: pasien mengatakan bahwa suhu
03 oktober 2020 tubuhnya sudah turun dari 38,3oc
07.30 menjadi 37,8 oc
O: akral teraba hangat, dengan TTV :
110/70 mmHg, N : 72 X/menit , S :
37,8 oc
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi